Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

EDUKASI TENTANG PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS PANGAN LOKAL: PORANG DAN JAGUNG Nurlela Nurlela; Mia Azizah; Anak Agung Eka Suwarnata
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.2.241-248.2021

Abstract

Indonesia kaya akan sumber bahan pangan dengan kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi olahan pangan fungsional yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Bahan pangan lokal tersebut adalah porang (Amorphophallus muelleri Blume) yang mengandung serat pangan tinggi dan jagung yang mengandung β-karoten dan bebas gluten. Dalam upaya memanfaatkan porang dan jagung, serta kondisi pandemi COVID-19 yang menuntut masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan, mendorong kami untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menyebabkan kegiatan pengabdian masyarakat diadakan secara virtual yang dikemas dalam bentuk webinar menggunakan aplikasi zoom dan youtube. Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi: edukasi berupa pemaparan materi dan pemutaran video praktek pembuatan mi berbahan baku tepung porang dan jagung, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Kegiatan berjalan lancar dan antusiasme yang luar biasa dari peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Implikasi dari kegiatan ini adalah peserta memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai budidaya porang, teknologi pengolahan jagung dan porang menjadi bahan pangan fungsional. Kata kunci: serat pangan, gluten, beta karoten, pangan fungsional, covid-19 ABSTRACT Indonesia is rich in food sources containing bioactive components that have the potential to be developed into functional food, which provide health benefits. That local food sources are porang (Amorphophallus muelleri Blume) which contains high dietary fiber and corn which contains β-carotene and is gluten free. To take the advantages of porang and corn, also the COVID-19 pandemic condition which requires the public to pay more attention to health, it encourages us to conduct this community service activity. The Policy of Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) causes community service activities to be carried out virtually such as webinar using zoom and youtube applications. The implementation methods include: presentation and video playback of the practice of making noodles made from porang flour and corn, followed by a discussion session. The activity was successful and there was great enthusiasm from participants from various background. The implication of this activity is the participants gain knowledge and insight about porang cultivation, corn and porang processing technology into functional food ingredients. Keywords: dietary fiber, gluten, beta carotene, functional food, covid-19
KAJIAN EKONOMI USAHATANI HORTIKULTURA PADA KELOMPOK WANITA TANI PERKOTAAN DI BOGOR Anak Agung Eka Suwarnata; Nia Sonani; Agista Rosiana
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i1.4666

Abstract

The role of farmer groups in urban areas is very much needed in the development of horticultural commodities because it is estimated that the demand for horticultural commodities will increase as the population increases. This is certainly a good business opportunity for urban farmers, especially urban female farmer groups (KWT). The purpose of this research is to examine economically horticultural farming in urban KWT in Bogor in terms of income aspects and the efficiency of using farm costs. The research location was at 52 KWT Bogor City from June-November 2020. Collecting data using questionnaires, survey techniques, interview observation, and documentation study. The study used farm income analysis, while the efficiency analysis was measured by the R/C ratio. The results of the economic study showed that the average cash income of horticultural farming at KWT in Bogor per year per area of 487 m2 was IDR 3,514,080.75 or equivalent to IDR 7,203,865.55 / year / 10 are, while the average total income worth IDR 1,190,686.16 per 487 m2 or equivalent to IDR 2,440,906.62 / year / 10 are. The R / C value of the ratio of cash costs is 4.24, and the R / C ratio of total costs, the value is 1.37, which means that horticultural farming in KWT in Bogor is efficient to run because the targeted input compared to the actual input is greater or equal to one. 
KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SEBELUM DAN SETELAH BENCANA DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Anak Agung Eka Suwarnata; Sari Anggarawati
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 1, No 2 (2018): MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v1i2.462

Abstract

Gempa bumi dan tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengakibatkan korban jiwa, kerugian materi, terganggunya kehidupan masyarakat, rusaknya tatanan lingkungan sosial maupun fisik. Bencana ini juga mengakibatkan kerugian pada sub-sektor perkebunan dan perikanan yang merupakan sumber perekonomian masyarakat di Kepulauan Mentawai. Pemerintah melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi di daerah terdampak bencana. Terkait dengan situasi tersebut, peneliti ingin mengukur perbedaan kondisi sosial ekonomi pada petani sebelum bencana dan setelah ada kegiatan rehabilitasi serta rekonstruksi saat dilakukan penelitian. Pengumpulan data dengan cara survei, wawancara, pengamatan, serta dari dokumen-dokumen yang tersedia. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan alat analisis statistik SPSS 21 untuk analisis uji beda. Hasil penelitian diperoleh kondisi sosial ekonomi petani yang dinilai dengan persentase yaitu nilai kepemilikan asset rumah, luas tanah, luas lahan sawah, luas lahan kebun, kepemilikan ternak dan luas kandang, kepemilikan alat transportasi, kepemilikan usaha sampingan, pendapatan keluarga, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya rata-rata mengalami perubahan secara signifikan setelah program rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini dibuktikan dengan analisis Uji Beda menggunakan SPSS 21, dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Disarankan adanya pembinaan sosial ekonomi yang berkelanjutan khususnya tentang pertanian untuk memulihkan kembali kondisi sosial ekonomi pada petani yang terdampak bencana. Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Petani, Bencana
Strategi Pemasaran Kangkung Tanpa Pestisida (Studi Kasus di Kelompok Tani Putra Tani Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor) Dyah Budibruri Wibaningwati; Anak Agung Eka Suwarnata; Syavira Kurnia Afifah
AGRIFITIA : Journal of Agribusiness Plantation Vol. 2 No. 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis INSTIPER Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/aft.v2i2.277

Abstract

One of the locations for harvesting water spinach in West Java is from the Putra Tani Farmers Group in Kemang Village, Bogor Regency, which was established in 2009. The Putra Tani Farmers Group produces water spinach and markets it in Bogor Regency and Bogor City. Marketing of water spinach by farmer groups is considered not optimal, so it is necessary to formulate an appropriate marketing strategy by analysing internal factors (strengths and weaknesses) and external factors (opportunities and threats) of water spinach marketing. This type of research is a qualitative descriptive study with 25 respondents who are members of the Putra Tani Farmers' Group using non-probability sampling. The analytical method adopts SWOT. From this, several alternative marketing strategies for water spinach were obtained, namely maintaining the quality of water spinach first so that the price is higher than water spinach, which is applied with chemical fertilizers and pesticides. Second, participating in exhibitions or establishing independent markets to expand product promotion. The third is to improve the packaging quality and reduce water spinach damage, thereby increasing the price. Fourth, expanding sales to various restaurants. Fifth, increase product promotion through the market (online market) to meet consumer needs for a healthy lifestyle. Keywords: strategy; marketing; water spinach; SWOT
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENINGKATAN KOMODITAS UNGGULAN HORTIKULTURA PADA KELOMPOK WANITA TANI DI KOTA BOGOR Anak Agung Eka Suwarnata; Nia Sonani; Agista Rosiana
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i1.9364

Abstract

Various methods have been implemented to encourage the increase of horticultural commodities, especially KWT in Bogor, such as assistance with production facilities, increasing the competence of farmers and extension officers, and post-harvest processing and marketing. Nevertheless, efforts to expand horticultural commodities still need to overcome various obstacles. Identifying strengths, weaknesses, opportunities and threats from horticultural farming activities, especially KWT in Bogor, is necessary right strategy is obtained to increase only horticultural commodities that have economic value and are highly competitive, sustainable, able to improve farmers' welfare, and in line with the economic concept of green (Green Economy). Starting from this idea, it is necessary to research the identification of superior horticultural commodities and know the strengths, weaknesses, opportunities and threats of superior horticultural commodities at KWT in Bogor so that agricultural development in Bogor is right on target. The study results showed that the commodity with the highest LQ value was the ornamental plant Aglaonema, worth 274.33. The results of the SWOT analysis obtained a strategy to increase superior commodities, namely collaboration with garden decoration services or ornamental plant lovers to introduce seller brands, as well as increase promotion through social media, exhibition meetings or events, or the aglaonema ornamental plant hobbyist community, with a QSPM value of 4.364 each and 4,236.
Feasibility Analysis of Rumah Produksi Bersama (RPB) for Chili Commodities as Investment Promotion in Batubara Regency, North Sumatra Susanto, Heri; Suwarnata, Anak Agung Eka; Ariesta, Nina; Maad, Faizal
Jurnal Logistik Indonesia Vol. 8 No. 1: April 2024
Publisher : Institut Ilmu Sosial dan Manajemen Stiami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31334/logistik.v8i1.3836

Abstract

Chili is a strategic agricultural commodity that has high economic value and makes a real contribution to the national economy. The biggest problem in the chili trade system is price stabilization. Unstable prices occur when there is a change in supply volume. Based on BPS data in 2021, North Sumatra is the largest chili center outside Java with a contribution of 14.16%. Followed by West Sumatra and Aceh contributing 8.27% and 4.6% respectively. The center for red chili production in North Sumatra Province is Batu Bara Regency, which has an area of 982 ha with a productivity of 8 tons/hectare for red chilies, apart from Karo, Simalungun and Dairi. One way to overcome the chili problem in Batu Bara Regency is with the Rumah Produksi Bersama (RPB) program, which is a place for micro and small business actors to carry out joint production activities with similar product commodities, dependence on similar workforce skills, or the use of complementary technologies. Apart from that, RPB is a promotion for regional government investment in developing their region (Regional Branding) in addition to differentiating products and increasing value. For this reason, a Feasibility Study Method for the RPB KUKM for chili commodities in Batu Bara Regency, North Sumatra Province is needed, including through location, Production, Marketing, Financial and Management analysis as well as reviewing the regional image. Based on the results of the feasibility study, it was found that the location of the RPB is in chili, Lubuk Cuik Village, Limapuluh Pesisir District, Batu Bara Regency, North Sumatra Province, which is not far from the chili center in Batu Bara Regency. To achieve feasibility in accordance with the capabilities of RPB cutlery, it must be able to produce a minimum of 20 tons per month or around 240 tons per year with this production NPV, IRR and PP can be said to be feasible. Meanwhile, marketing is carried out B2B and B2C for potential offtakers, apart from building public-private partnerships and involving all key stakeholders, with the main player being the government.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN TEKNOLOGI PASCAPANEN KOPI DI DESA CINTA RAKYAT, KECAMATAN MERDEKA, KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA Jannah, Asmanur; Anggarawati , Sari; Wibaningwati, Dyah Budibruri; Suwarnata, Anak Agung Eka; Hasibuan, Ratna Sari
Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jai.v4i1.850

Abstract

Abstract Tanah Karo, at the foot of Mount Sinabung, is known as a producer of Arabica coffee. Coffee harvests can still be increased in quantity and quality through good post-harvest handling. Farmers can use to produce quality coffee by providing counseling and training in post-harvest handling of coffee so that the products produced are of high quality and can increase farmers' income. Counseling and training were attended by 20 coffee farmers from Cinta Rakyat Village, and counseling materials were provided on the stages of post-harvest activities, including selecting ripe cherry fruit, processing it with a pulper, fermentation, and drying it. Then, continued training using a pulper to peel the skin and coffee fruit, soak in water, wash, and dry in the sun until the water content is 15% -16% to be stored before being sold. The results of the evaluation of training participants who felt very satisfied were 55% stated that they were satisfied by 45% and participants were able to understand the material given by 85%. Keywords: arabica coffee, Tanah Karo, post-harvest, farmer training, counseling Abstrak Tanah Karo di kaki Gunung Sinabung dikenal sebagai penghasil kopi Arabika. Hasil panen kopi masih dapat ditingkatkan baik kuantitas dan kualitas melalui penanganan pascapanen yang baik. Cara yang dapat dilakukan oleh petani untuk menghasilkan kopi yang berkualitas, yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam penanganan pascapanen kopi agar produk yang dihasilkan berkualitas dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Penyuluhan  dan pelatihan diikuti 20 petani kopi dari Desa Cinta Rakyat dengan materi penyuluhan tentang tahapan kegiatan pascapanen meliputi pemilihan buah Cherry masak pohon, pengolahan dengan pulper, fermentasi dan pengeringan. Lalu, dilanjutkan dengan pelatihan menggunakan pulper untuk mengupas kulit dan buah kopi, merendam d alam air, mencuci dan mengeringkan di bawah sinar matahari sampai didapatkan kadar air nya sebesar 15%-16% untuk bisa disimpan sebelum dijual. Hasil evaluasi terhadap peserta pelatihan yang merasa sangat puas sebesar 55%, menyatakan puas sebesar 45% dan peserta dapat memahami materi yang diberikan sebesar 85%. Kata Kunci: kopi arabika, Tanah Karo, pascapanen, pelatihan petani, penyuluhan
AGRIBISNIS JAMBU METE DI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Anggarawati, Sari; Suwarnata, Anak Agung Eka
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.274

Abstract

Jambu mete merupakan tanaman pilihan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang beriklim kering. Di sisi lain, permintaan pasar dunia cukup tinggi dan harga cenderung naik.  Sampel penelitian ini adalah 30 petani dan 10 lembaga pemasaran.  Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan diskusi terfokus dalam kelompok, kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif (Kelayakan Usahatani: NPV, IRR, Sensitivity dan Margin Pemasaran) serta Analisis SWOT (IFAS, EFAS dan Matrik SWOT).  Hasil analisis diperoleh agribisnis jambu mete di Kabupaten TTU terdiri dari subsitem agroinput, subsistem agroproduksi, subsistem agroindustri dan subsistem agroniaga serta lembaga penunjang (infrastruktur, kelompok tani; penyuluh; dan KUD).  Kelayakan usahatani memiliki nilai Net B/C 1,925; NPV Rp32.659.705,-; dan IRR 37,05. Terdapat 3 saluran tataniaga, dengan lembaga tataniaga terdiri dari pengumpul desa, pedagang besar kupang/atambua, besar/grosir dan pedagang pengecer. Hasil analisis IFAS dan EFAS dengan menggunakan metode SWOT, diperoleh alternatif strategi S – O dalam pengembangan jambu mete, yaitu meningkatkan produksi dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam bantuan bibit unggul; integrase tanaman jambu mete – ternak sapi sebagai upaya perbaikan kesuburan tanah; menguatkan bargaining position melalui kelompok tani; dan penganekaragaman produk olahan kacang mete.
Nilai Strategis Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Anggarawati, Sari; Suwarnata, Anak Agung Eka
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.523 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.287

Abstract

Sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan masih merupakan ujung tombak pembangunan perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.  Dalam rencanaan pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) diperlukan identifikasi dan analisis potensi komoditas unggulan daerah perdesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan penilaian kontribusi produksi hasil komoditas unggulan dibandingkan komoditas lainnya, melakukan analisis peluang penyerapan tenaga kerja pada komoditas unggulan dan melakukan analisis studi kelayakan dalam peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan.  Metode penilaian yang digunakan adalah membandingkan dua kondisi, yaitu saat sebelum ada RPKP dan setelah ada kegiatan RPKP.  Sebelum ada kegiatan RPKP, pertumbuhan ekonomi kawasan mengikuti kondisi alamiah yang telah ada tanpa ada campur tangan.  Sedangkan kondisi setelah RPKP adalah kondisi ekonomi kawasan setelah ada upaya bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Nilai produksi komoditas menunjukkan bahwa ternak sapi, tanaman pangan padi, tanaman hortikultura cabai dan perkebunan kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai kontribusi ekonomi tertinggi di masing-masing kelompok komoditas. Tanaman pangan memberikan kontribusi tertinggi senilai Rp2.608.210.710.000,00 tahun 2022, juga dalam serapan tenaga khususnya pertanian tanaman pangan.  Hasil perhitungan kelayakan investasi pengemukan sapi membutuhkan biaya operasional dalam satu tahun adalah sebesar Rp110.272.000,00, nilai NPV sebesar Rp67.212.930,00, R/C rasio sebesar 2,56, dan Net B/C menunjukkan angka sebesar 1,56 selama umur usaha 5 tahun.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH PUCUK HARUM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSA BANGSA) Tekege, Anna Clara; Anggarawati, Sari; Suwarnata, Anak Agung Eka
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.298 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.288

Abstract

Meningkatnya konsumsi minuman ringan terutama di industri teh siap minum yang terjadi di pasar Indonesia membuktikan bahwa pasar teh siap minum memiliki prospek yang cerah. PT Mayora sebagai produsen dengan merek Teh Pucuk Harum melihat peluang tersebut, dan memproduksi teh siap minum dalam kemasan. Salah satu target konsumen Teh Pucuk Harum adalah mahasiswa di lingkungan kampus. Sebagai upaya meningkatkan penjualan, tentu perlu memahami perilaku konsumen sehingga perusahaan mengetahui dan memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengetahui proses pengambilan keputusan membeli, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Teh Pucuk Harum. Penelitian ini dilakukan di Universitas Nusa Bangsa. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Kemudian dianalisis menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, uang bulanan, pendapatan, pengeluaran per bulan, sumber dana, asal daerah dan tempat tinggal. Pada proses keputusan pembelian, atribut produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan inisiatif sendiri dan harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian berdasarkan hasil analisis faktor adalah faktor produk dan faktor promosi.