Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemberdayaan Wanita Tani dalam Penyediaan Benih untuk Mendukung Urban Farming di Kelurahan Balumbang Jaya, Kota Bogor Asmanur Jannah; Astryani Rosyad; Andi Masnang; Sari Anggarawati; Yunus Arifien; Dyah Budibruri Wibaningwati; Anna Fitriani; Faizal Maad; Agista Rosiana; Refatria Febrian Rhamdiani; Abi Bakri; Muhammad Jono
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i2.2437

Abstract

The Department of Agriculture and Food Security of Bogor City encourages its residents to be able to maximize agricultural potential even though the available land is limited in order to improve food security and family welfare. Optimal use of any agricultural land by using superior seeds and appropriate technology through a production process that meets quality assurance standards and is environmentally sound. The availability of seeds is an important factor in the development of urban farming because seeds are one of the main production facilities in plant cultivation activities. Extension activities and seed production training for 15 members of the Dalima and Lestari Women's Farmer Group, Balumbang Jaya Village, West Bogor District, are expected to be able to increase the ability of farmer groups to be able to produce seeds independently both for their own and commercial needs. Extension activities on understanding the quality of seeds and training on good seed production methods, starting from selecting the level of fruit maturity in accordance with the criteria to be used as seeds, pre-processing, cleaning, sorting and drying seeds, as well as packaging and storing seeds are very enthusiastic to be followed by the women's group. farmers in Balumbang Jaya Village. The response of the women farmer groups to this activity was very satisfied and asked that this activity be developed into other commodities.
KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SEBELUM DAN SETELAH BENCANA DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Anak Agung Eka Suwarnata; Sari Anggarawati
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 1, No 2 (2018): MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v1i2.462

Abstract

Gempa bumi dan tsunami pada tanggal 25 Oktober 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengakibatkan korban jiwa, kerugian materi, terganggunya kehidupan masyarakat, rusaknya tatanan lingkungan sosial maupun fisik. Bencana ini juga mengakibatkan kerugian pada sub-sektor perkebunan dan perikanan yang merupakan sumber perekonomian masyarakat di Kepulauan Mentawai. Pemerintah melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi di daerah terdampak bencana. Terkait dengan situasi tersebut, peneliti ingin mengukur perbedaan kondisi sosial ekonomi pada petani sebelum bencana dan setelah ada kegiatan rehabilitasi serta rekonstruksi saat dilakukan penelitian. Pengumpulan data dengan cara survei, wawancara, pengamatan, serta dari dokumen-dokumen yang tersedia. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan alat analisis statistik SPSS 21 untuk analisis uji beda. Hasil penelitian diperoleh kondisi sosial ekonomi petani yang dinilai dengan persentase yaitu nilai kepemilikan asset rumah, luas tanah, luas lahan sawah, luas lahan kebun, kepemilikan ternak dan luas kandang, kepemilikan alat transportasi, kepemilikan usaha sampingan, pendapatan keluarga, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya rata-rata mengalami perubahan secara signifikan setelah program rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini dibuktikan dengan analisis Uji Beda menggunakan SPSS 21, dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Disarankan adanya pembinaan sosial ekonomi yang berkelanjutan khususnya tentang pertanian untuk memulihkan kembali kondisi sosial ekonomi pada petani yang terdampak bencana. Kata Kunci : Sosial, Ekonomi, Petani, Bencana
Department of Agricultural Economics; University of Dschang, West Region, Cameroon P O Box: 222 FASA Tchumela Tchoupua Cédric University of Dschang, Cameroon Sari Anggarawati; Yunus Arifien; Dyah Budibruri Wibaningwati
Agricultural Science Vol. 4 No. 1 (2020): September
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The disaster in Karo District due to the eruption of Mount Sinabung on September 15, 2013 has claimed lives, damage to homes, agricultural land and property. This affected the economic and social conditions of affected farmers, so the government intervened to improve these conditions through a rehabilitation and reconstruction program. The purpose of this study is to compare the economic and social conditions of the community before and after the eruption of Mount Sinabung due to rehabilitation and reconstruction activities and examine community participation in recovery activities. The analytical method uses the non-parametric Wilcoxon Signed Rank Test, with two related samples namely the measurement of conditions before the disaster and after the post-disaster rehabilitation-reconstruction are not mutually free. The results show that the land owned by respondents after the disaster was reduced, but land tenure by respondents increased because they rented land elsewhere. The types and number of livestock have decreased such as buffalos and chickens, but cattle have increased due to the aid in purchasing cattle. Money capital has increased because of the provision of financial assistance from the private sector or government. The number of kiosks and sales turnover increased with the change of the area around the disaster into a tourist destination. Likewise, farm family income has increased with the new arable land in Siosar which is planted with vegetables in addition to the results of coffee on the old land that is ready to harvest. Resilience of respondent faces disaster and willingness to rise from disaster in the category of vulnerable and increasing. Work ethic in the high category increases, but in the medium category it actually decreases. The dependency of aid from the government in the high category increases, but in the low category it decreases.
Characteristics of Soil Fertility Affecting the Rice Fields Productivity in Bogor Regency Yunus Arifien; Sari Anggarawati
Agrotech Journal Vol 4, No 2 (2019): Agrotech Journal (ATJ)
Publisher : Universitas Sembilanbelas November Kolaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31327/atj.v4i2.1083

Abstract

The purpose of this study was to determine the parameters of soil fertility in rice fields and the effect of soil fertility on paddy productivity in Bogor Regency. This research was conducted in the districts of Cileungsi, Darmaga and Leuwiliang, Bogor Regency. The location selection was done deliberately based on the location of rice production facilities with Ciherang and Inpari varieties. Sampling was conducted at several sampling points at each location. Each sub-district was taken 8 samples or 24 in total, then analyzed in the laboratory. Data processing using multiple regression with a dummy. The results showed that the soil in Bogor Regency was generally acidic, where soil fertility characteristics with organic C content were low to moderate, nitrogen was very low to moderate, P was low to high, K was very low to moderate, CEC was moderate to high, and saturation bases (KB) are moderate to high. Soil biology, namely total bacteria, total fungi, total solvent P bacteria, Azotobacter sp., And Rhizobium sp. Are generally low to moderate. Variable characteristics of soil fertility in the form of organic C, Nitrogen (N), K2O HCl 25%, and CEC significantly influence rice productivity. Soil fertility in the three districts is almost the same and does not affect the productivity of rice fields. While the productivity of rice fields with Inpari varieties is higher than those grown by Ciherang varieties. To increase the productivity of rice fields in Bogor Regency, it is recommended to plant Inpari variety rice by applying N fertilizer
Perbedaan Cara Petik Buah Kopi Terhadap Pendapatan dan Nilai Tambah di Gapoktan Jaya Bakti Kecamatan Pamijahan - Kabupaten Bogor Sari Anggarawati; Mustopa Mustopa; Anak Agung Eka Suwarnata
JURNAL PERTANIAN Vol 14, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v14i1.3134

Abstract

Komoditas kopi telah menjadi primadona di sektor perkebunan, menjamurnya kafe-kafe coffe telah mendorong petani, kelompok tani maupun GAPOKTAN melakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah. Bahan baku buah kopi yang diperoleh GAPOKTAN berasal dari petani anggota, dengan dua cara pemetikan buah, yaitu petik asalan dan petik merah merata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan nilai tambah dari pengolahan kopi robusta (Coffea canephora) berdasarkan bahan baku petik asalan dan petik merah. Penelitian dilaksanakan di GAPOKTAN Jaya Bakti, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Analisis penelitian ini menggunakan komponen-komponen perhitungan pendapatan dan nilai tambah metode Hayami. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan yang diperoleh setelah melakukan pengolahan dari buah kopi petik asalan menjadi kopi beras (green bean) sebesar sebesar Rp 5.549.444,-  kopi sangrai (rosting) sebesar Rp 21.284.888,- dan kopi bubuk sebesar Rp 26.160.322,-. Sedangkan yang berasal dari  buah kopi petik merah menjadi kopi beras (green bean) sebesar Rp 2.229.555,- sangrai (rosting) sebesar Rp 5.169.910,- dan menjadi  kopi bubuk sebesar Rp 6.202.265,-.  Nilai tambah yang diperoleh GAPOKTAN Jaya Bakti dalam kegiatan pengolahan kopi dari hasil petik asalan, yaitu kopi beras sebesar Rp 59.500,- sangrai sebesar Rp 558.200,- bubuk kopi sebesar Rp 1.070.200. Nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan kopi petik merah, yaitu kopi beras sebesar Rp 55.000,- sangrai sebesar Rp 324.500,- kopi bubuk sebesar Rp 644.500,-.Kata kunci : Kopi, Petik Asalan, Petik Merah, Pendapatan, Nilai Tambah
Persepsi Petani terhadap Burung Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis) sebagai Predator Alami di Kawasan Persawahan Pulau Dua, Teluk Banten Anggarawati, Sari; Rizki, Fathan Hadyan
AGRIFITIA : Journal of Agribusiness Plantation Vol. 3 No. 2 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis INSTIPER Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/aft.v3i2.731

Abstract

Around the Dua Island area is a fertile rice field area, many flocks of egrets are found in the rice fields looking for food. The existence of the buffalo egret (Bubulcus ibis) as a natural predator in eradicating plant pests, is also an important component in the wetland ecosystem. This study aims to determine farmers' perceptions of the function and existence of the buffalo egret (Bubulcus ibis) and analyze the factors that influence farmers' perceptions of the buffalo egret (Bubulcus ibis) in the Pulau Dua Nature Reserve, Banten Bay. Methods of data analysis using tabulations to describe the factors that influence the perceptions and perceptions of farmers, while analysis of canonical correlation to determine the relationship between perceptions with the factors that influence farmer's perceptions. The results showed that most of the farmer respondents had a low level of education, control over land area and limited information sources and did not participate in farmer groups, however, their understanding of the function and existence of the buffalo egret (Bubulcus ibis) was very good. While the canonical correlation results show that farmers' perceptions of egrets are influenced by gender, age, status in the family, level of education, land area, participation in farmer groups and sources of information. Of the seven variables, there are two of the strongest variables, namely age and level of education.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI PUSPA SARI, KOTA BOGOR DALAM UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK TANAMAN OBAT KELUARGA Jannah, Asmanur; Fitriani, Anna; Humaira, Linar; Rosiana, Agista; Anggarawati, Sari; Rizki, Fathan Hadyan; Febriyanti, Putri Reska; Aldiansyah, Aldiansyah
Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.401 KB) | DOI: 10.31938/jai.v1i2.417

Abstract

The Women Farmers Group (KWT) Puspa Sari is one of the KWTs in Bogor that has succeeded in empowering members and the surrounding community to use vacant land to be productive. Currently, KWT Puspa Sari in Bogor City has business activities, including plant production, medicinal plant processing, marketing processed medicinal plants and microfinance businesses. However, some of the problems faced by KWT include the lack of knowledge related to postharvest handling of medicinal plants into ready-to-sell products. For this reason, it is necessary to increase the knowledge and skills of the management and members of KWT as well as the community around handling harvests, especially TOGA, so that they have added value and increased the selling price. Increased value added can be done by utilizing postharvest technology such as making simplicia followed by packaging and labelling. Packaging equipped with labelling will make the product more durable and attractive. This service activity consists of several stages, including the preparation stage, which provides surveys, targeting, and preparation of materials/materials and tools. The implementation stage includes exposure to material and practice and the training evaluation stage through satisfaction questionnaires and measurement of training activities before and after questionnaires training. This community service activity showed an increase in knowledge and skills in TOGA postharvest management by 18.60 percent after this training. Based on the satisfaction questionnaire distributed to the training participants, 80.31 percent were satisfied with this training activity. Hopefully, with this training, it is hoped that KWT Puspa Sari Bogor City can increase the added value of TOGA and can develop the marketing of cultivation products and postharvest handling of TOGA.Key words : Postharvest, the added value, TOGA, KWTAbstrakKelompok Wanita Tani (KWT) Puspa Sari merupakan salah satu KWT di Kota Bogor yang berhasil memberdayakan anggota dan masyarakat di sekitarnya dalam memanfaatkan lahan kosong menjadi produktif. Saat ini KWT Puspa Sari Kota Bogor memiliki kegiatan usaha meliputi produksi tanaman, pengolahan tanaman obat, pemasaran hasil olahan tanaman obat, dan usaha keuangan mikro. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi KWT diantaranya masih minimnya pengetahuan terkait penanganan pascapanen tanaman obat menjadi produk siap dijual. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengurus dan anggota KWT serta masyarakat sekitar tentang penanganan pascapanen khususnya tanaman obat keluarga agar memiliki nilai tambah dan meningkatkan harga jualnya. Peningkatan nilai tambah dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pascapanen seperti pembuatan simplisia yang dilanjutkan dengan pengemasan dan pelabelan. Pengemasan yang dilengkapi dengan pelabelan akan menjadikan produk lebih awet dan lebih menarik. Kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa tahap diantaranya : tahap persiapan yang meliputi survei, penentuan sasaran, penyusunan bahan / materi, dan persiapan alat, tahap pelaksanaan meliputi paparan materi dan praktek. Tahap evaluasi pelatihan melalui angket kepuasan dan pengukuran kegiatan pelatihan melalui kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap penanganan pascapanen tanaman obat keluarga (TOGA) sebesar 18,60 % setelah adanya pelatihan ini. Berdasarkan angket kepuasan yang disebarkan kepada peserta pelatihan menunjukkan bahwa 80,31 % dengan adanya kegiatan pelatihan ini. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini KWT Puspa Sari Kota Bogor dapat meningkatkan nilai tambah TOGA dan dapat mengembangkan pemasaran hasil budidaya dan pengelolaan pascapanen TOGA.Kata Kunci : Pascapanen, nilai tambah, TOGA, KWT
STRATEGI USAHA TERNAK MANDIRI DI DESA CIMAHPAR, KAMPUNG BELENTUK KECAMATAN BOGOR UTARA Fauzi, Ichsan; Wibaningwati, Dyah Budibruri; Anggarawati, Sari
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.271

Abstract

Usaha peternakan yang banyak diminati adalah peternakan ayam broiler karena memiliki permintaan yang tinggi. Kota Bogor merupakan salah satu daerah sentra produksi daging ayam broiler di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Melakukan analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial (2) Mengidentifikasi permasalahan dalam usahatani peternakan ayam broiler menggunakan Analisis SWOT (3) Strategi keberlangsungan usaha. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2019 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif, dimana analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif menggambarkan sistem usaha dan aspek nonfinansial serta analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis kelayakan finansial. Berdasarkan hasil analisis Matrik SWOT peternakan ayam potong broiler SGF88 berada di posisi Kuadrant IV, dimana dalam posisi tersebut strategi yang dianjurkan adalah melakukan penyelamatan secepatnya sehingga tidak menimbulkan kerugian yang semakin membesar. Aspek finansial usaha peternakan ayam broiler SGF88 tidak layak untuk dilanjutkan, karena dilihat dari nilai R/C rasio sebesar minus 0,02, Net B/C sebesar 0,98, dan PP sebesar minus 52,24 periode. Hasil analisis switching value menunjukkan usaha peternakan ayam broiler sangat sensitif terhadap penurunan harga pakan sebesar 1% dibandingkan dengan sensitifitas kenaikan harga jual sebesar 18%.
AGRIBISNIS JAMBU METE DI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Anggarawati, Sari; Suwarnata, Anak Agung Eka
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.294 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i1.274

Abstract

Jambu mete merupakan tanaman pilihan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang beriklim kering. Di sisi lain, permintaan pasar dunia cukup tinggi dan harga cenderung naik.  Sampel penelitian ini adalah 30 petani dan 10 lembaga pemasaran.  Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan diskusi terfokus dalam kelompok, kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif (Kelayakan Usahatani: NPV, IRR, Sensitivity dan Margin Pemasaran) serta Analisis SWOT (IFAS, EFAS dan Matrik SWOT).  Hasil analisis diperoleh agribisnis jambu mete di Kabupaten TTU terdiri dari subsitem agroinput, subsistem agroproduksi, subsistem agroindustri dan subsistem agroniaga serta lembaga penunjang (infrastruktur, kelompok tani; penyuluh; dan KUD).  Kelayakan usahatani memiliki nilai Net B/C 1,925; NPV Rp32.659.705,-; dan IRR 37,05. Terdapat 3 saluran tataniaga, dengan lembaga tataniaga terdiri dari pengumpul desa, pedagang besar kupang/atambua, besar/grosir dan pedagang pengecer. Hasil analisis IFAS dan EFAS dengan menggunakan metode SWOT, diperoleh alternatif strategi S – O dalam pengembangan jambu mete, yaitu meningkatkan produksi dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam bantuan bibit unggul; integrase tanaman jambu mete – ternak sapi sebagai upaya perbaikan kesuburan tanah; menguatkan bargaining position melalui kelompok tani; dan penganekaragaman produk olahan kacang mete.
Nilai Strategis Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Anggarawati, Sari; Suwarnata, Anak Agung Eka
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 1 No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.523 KB) | DOI: 10.31938/agrisintech.v1i2.287

Abstract

Sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan masih merupakan ujung tombak pembangunan perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.  Dalam rencanaan pembangunan kawasan perdesaan (RPKP) diperlukan identifikasi dan analisis potensi komoditas unggulan daerah perdesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan penilaian kontribusi produksi hasil komoditas unggulan dibandingkan komoditas lainnya, melakukan analisis peluang penyerapan tenaga kerja pada komoditas unggulan dan melakukan analisis studi kelayakan dalam peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan.  Metode penilaian yang digunakan adalah membandingkan dua kondisi, yaitu saat sebelum ada RPKP dan setelah ada kegiatan RPKP.  Sebelum ada kegiatan RPKP, pertumbuhan ekonomi kawasan mengikuti kondisi alamiah yang telah ada tanpa ada campur tangan.  Sedangkan kondisi setelah RPKP adalah kondisi ekonomi kawasan setelah ada upaya bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Nilai produksi komoditas menunjukkan bahwa ternak sapi, tanaman pangan padi, tanaman hortikultura cabai dan perkebunan kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai kontribusi ekonomi tertinggi di masing-masing kelompok komoditas. Tanaman pangan memberikan kontribusi tertinggi senilai Rp2.608.210.710.000,00 tahun 2022, juga dalam serapan tenaga khususnya pertanian tanaman pangan.  Hasil perhitungan kelayakan investasi pengemukan sapi membutuhkan biaya operasional dalam satu tahun adalah sebesar Rp110.272.000,00, nilai NPV sebesar Rp67.212.930,00, R/C rasio sebesar 2,56, dan Net B/C menunjukkan angka sebesar 1,56 selama umur usaha 5 tahun.