Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan pesan yang terkandung dalam pupujian Gusti Urang Sararea, yang sarat makna tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan penanaman nilai-nilai keislaman. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis semiotik Roland Barthes, mencakup lima kode yaitu hermeneutik, semik, simbolik, proaretik, dan kultural. Data penelitian berupa pupujian Gusti Urang Sararea yang terdiri dari 100 bait. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, membaca, menerjemahkan, dan menelaah pupujian Gusti Urang Sararea, serta mencatat setiap larik dan bait yang sesuai dengan unsur-unsur pembangun puisi dan lima kode semiotika Roland Barthes. Temuan menunjukkan kode kultural dan semik paling dominan, memperkuat narasi budaya Islam, Arab, dan Sunda, serta menyampaikan nilai luhur, ajaran agama, dan pesan keimanan secara konotatif melalui diksi dan simbol-simbol budaya. Amanat syair memberikan pembelajaran moral dan spiritual bagi pembaca, menjadikannya relevan sebagai sumber pembentukan karakter dan penanaman nilai keagamaan. Dengan demikian, syair ini bernilai sastra sekaligus edukatif. Kata-kata Kunci: bahan ajar, puisi, pupujian, semiotika Abstract This study aims to examine the meaning and message contained in the praise of Gusti Urang Sararea, which is full of meaning about the life journey of the Prophet Muhammad SAW and the instilling of Islamic values. The study uses a qualitative descriptive method with Roland Barthes' semiotic analysis, covering five codes, namely hermeneutic, semic, symbolic, proaretic, and cultural. The research data is in the form of praise of Gusti Urang Sararea which consists of 100 stanzas. Data collection was carried out by reviewing relevant previous studies, reading, translating, and analyzing the praise of Gusti Urang Sararea, and noting each line and stanza that corresponds to the elements of poetry construction and Roland Barthes' five semiotic codes. The findings show that cultural and semic codes are the most dominant, strengthening the narrative of Islamic, Arabic, and Sundanese cultures, and conveying noble values, religious teachings, and messages of faith connotatively through diction and cultural symbols. The message of the poem provides moral and spiritual learning for readers, making it relevant as a source of character building and instilling religious values. Thus, this poem has both literary and educational value.