Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

The Bacterial Susceptibility of Levofloxacin for Urinary Tract Infections Bacteria in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Zulfikar Dwi Kiswahyu Nindo; Mahyarudin Mahyarudin; Mardhia Mardhia; Andriani Andriani
Health Science Journal of Indonesia Vol 13 No 2 (2022): (In Press)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v13i2.6469

Abstract

Abstract Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia, and can be associated with long term organ damage, organ dysfunction, and multiple organ failure. Type 2 DM causes high glucose levels in urine and suppression of the immune system, as in result it becomes a predisposing factor for urinary tract infections (UTIs). The antibiotic therapies that can be given in UTIs is levofloxacin which is effective against many types of bacteria that cause UTIs.This study aimed to determine the pattern of levofloxacin sensitivity against the bacteria that cause UTIs patients with type 2 DM. Methods: The study used a descriptive method with a total sample of 22 bacterial isolates that had been isolated from UTIs patients with type 2 DM . The bacterial isolates were collections of the Microbiology Laboratory, Faculty of Medicine, Tanjungpura University. The study was conducted from June to October 2019. The antibiotic sensitivity test used the disc diffusion method and interpretation based on the Clinical & Laboratory Standards Institute (CLSI). Results: levofloxacin was sensitive to UTIs bacteria by 95,45% with a total of 21 isolates from 22 isolates. The levofloxacin sensitivity pattern which was sensitive to types of bacteria such as Escherichia coli (100%), Pseudomonas aeruginosa (100%), Enterobacter aerogenes (66,67%), Klebsiella sp. (100%), and Shigella sp. (100%). Conclusion: levofloxacin is sensitive against bacteria that cause UTIs in type 2 DM patients with a percentage of 95,45%. Keywords: Diabetes mellitus; Urinary Tract Infections; Levofloxacin. Abstrak Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia, kondisi ini dapat berkaitan dengan kerusakan organ jangka panjang, disfungsi organ, dan kegagalan berbagai organ dalam tubuh. DM tipe 2 mengakibatkan tingginya kadar glukosa dalam urin dan penekanan sistem imun, sehingga dapat menjadi faktor predisposisi terhadap infeksi saluran kemih (ISK). Terapi antibiotik yang dapat diberikan pada ISK adalah levofloksasin yang efektif terhadap banyak jenis bakteri penyebab ISK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sensitivitas antibiotic levofloksasin terhadap bakteri penyebab infeksi saluran kemih pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan total sampel sebanyak 22 isolat bakteri yang telah diisolasi dari pasien ISK dengan DM tipe 2. Isolat bakteri merupakan koleksi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Oktober 2019. Pengujian sensitivitas antibiotik menggunakan metode difusi cakram dan menggunakan tabel Clinical & Laboratory Standards Institute (CLSI) sebagai panduan kriteria. Hasil: levofloksasin sensitif terhadap bakteri ISK sebesar 95,45% dengan jumlah isolat sebanyak 21 dari 22 isolat uji. Pola sensitivitas levofloksasin yang bersifat sensitif pada jenis bakteri yaitu Escherichia coli (100%), Pseudomonas aeruginosa (100%), Enterobacter aerogenes (66,67%), Klebsiella sp. (100%), dan Shigella sp. (100%). Kesimpulan: levofloksasin sensitif terhadap bakteri penyebab ISK pada pasien DM tipe 2 dengan persentase sebesar 95,45%. Kata kunci: Diabetes Melitus; Infeksi Saluran Kemih; Levofloksasin.
Hubungan Albuminuria dan Laju Filtrasi Glomerulus pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol Vinny Vania Parinding; Muhammad In'am Ilmiawan; Iit Fitrianingrum; Heru Fajar Trianto; Mardhia Mardhia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 11, No 2 (2022): Online July 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v11i2.1994

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia. Patients with diabetes mellitus require optimal glycemic control. Poorly controlled diabetes mellitus is at risk for complications, such as diabetic nephropathy. Diabetic nephropathy is characterized by albuminuria and can lead to decreased Glomerular Filtration Rate (GFR). Objectives: To determined the relationship between albuminuria and GFR in a patient with poorly controlled type 2 diabetes mellitus. Methods: This research was conducted at the Pontianak Branch of Prodia Health Clinic Laboratory in March 2021, using secondary data of laboratory examination results from DM patients in the 2020 period. This research was observational analytics with a cross-sectional approach. The number of samples that comply with the research criteria was 273 people. Bivariate analysis using Spearman’s correlation test. Results: Spearman's correlation test results showed significance (p=0.001) and correlation coefficient (r=0.209). Conclusion: Albuminuria and GFR in a patient with poorly controlled type 2 diabetes mellitus are significantly and positively correlated.Keywords:  albuminuria, poorly controlled type 2 diabetes mellitus, glomerular filtration rate
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak terhadap Histologi Tumor Payudara Tikus Putih Betina Sprague Dawley Teguh Rinjaya; Muhammad In’am Ilmiawan; Mardhia Mardhia
Cermin Dunia Kedokteran Vol. 49 No. 9 (2022): Neurologi
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i9.292

Abstract

Kanker payudara merupakan kasus kanker tertinggi pada wanita di seluruh dunia dan penyebab kematian terbesar akibat kanker. Salah satu tanaman yang diketahui dapat bersifat sebagai anti-kanker adalah daun sirsak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirsak terhadap histologi sel tumor payudara pada tikus betina galur Sprague Dawley. Penelitian eksperimental dengan desain post-test only control group. Proses induksi tumor payudara dengan pemberian 7,12 dimetilbenz(α)antracene (DMBA) dan estrogen. Total subjek penelitian adalah 30 ekor tikus betina galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu normal, kontrol negatif (DMSO 5%), kontrol positif (tamoxifen per oral 50 mg/kgBB/hari), perlakuan I (ekstrak daun sirsak per oral 75 mg/kg/hari), perlakuan II (ekstrak daun sirsak per oral 150 mg/kgBB/hari), dan perlakuan III (ekstrak daun sirsak per oral 300 mg/kgBB/hari); perlakuan diberikan selama 9 hari. Uji statistik Fischer exact test menunjukkan tidak terdapat perbedaan gambaran jaringan histologi secara bermakna antar kelompok perlakuan. Ekstrak etanol daun sirsak dosis 300 mg/kgBB/hari tidak memengaruhi histologi tumor payudara.   Breast cancer is the most frequent cancer and cause of cancer death in women worldwide. Soursop leaf has been known to have anti-cancer properties. This study aimed to determine the effect of soursop leaf ethanol extract on the histology of breast tumor in female Sprague Dawley rats. This is an experimental study with a post-test only control group design. Breast tumor was induced by 7,12 dimethylbenz(α)anthracene (DMBA) and estrogen injection. The total subjects were 30 female rats Sprague Dawley divided into 6 groups: normal, negative control (DMSO 5%), positive control (tamoxifen oral 50 mg/kgBW/day), treatment I (soursop leaf extract oral 75 mg/kgBW/day, treatment II (soursop leaf extract oral 150 mg/kgBW/day), and treatment III (soursop leaf extract oral 300 mg/kgBW/day). Each treatment was for 9 days. Analysis with Fischer exact test resulted in no significant difference in histological characteritics among the treatment groups. Ethanol extract of soursop leaves at a dose of 300 mg/kgBW/day did not affect the histology of breast tumor.
Ekstrak Etanol Daun Sirsak Tidak Menghambat Pertumbuhan Jaringan Tumor Payudara Tikus Rattus norvegicus Betina galur Sprague-Dawley Akibat Paparan 7,12-Dimethylbenz(α)anthracene dan Estrogen Nurani Takwim; Muhammad In’am Ilmiawan; Mardhia Mardhia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 50 No 1 (2023): Oftalmologi
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v50i1.332

Abstract

Pendahuluan: Sirsak (Annona muricata Linn) merupakan tanaman herbal yang dipercaya masyarakat Indonesia memiliki efek antikanker. Daun sirsak memiliki kandungan acetogenins selektif yang hanya menyerang sel kanker. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain posttest-only control group menggunakan 24 tikus Rattus norvegicus galur Sprague-Dawley, dibagi acak menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif (tamoxifen), kelompok kontrol negatif (DMSO 5%), kelompok perlakuan I (ekstrak daun sirsak 75 mg/kgBB), kelompok perlakuan II (ekstrak daun sirsak 150 mg/kgBB), dan kelompok perlakuan III (ekstrak daun sirsak 300 mg/kgBB). Hewan uji kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dibuat mengidap tumor payudara dengan diinjeksi DMBA dan estrogen. Hasil: Efek hambatan ekstrak etanol daun sirsak terhadap pertumbuhan tumor payudara tidak bermakna (p>0,05). Berat tikus yang diberi ekstrak etanol daun sirsak, tidak berbeda bermakna (uji Mann-Whitney, p>0,05) dengan berat tikus kelompok tanpa perlakuan, kontrol negatif, dan kontrol positif. Simpulan: Ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) tidak mempunyai daya hambat terhadap diameter, berat dan volume tumor payudara, serta tidak berefek terhadap berat tikus betina Sprague-Dawley yang mengidap tumor payudara. Introduction: Soursop (Annona muricata Linn) is an Indonesian herbal plant. Soursop leaves contain acetogenins which selectively attack cancer cells. Methods: Experimental study with a posttest-only control group design. The study used 24 Sprague-Dawley Rattus norvegicus rats, randomly divided into 6 groups: no intervention group, positive control group (tamoxifen), negative control group (5% DMSO), treatment I group (soursop leaf extract 75 mg/kgBW), treatment II group (soursop leaf extract 150 mg/kgBW), and treatment III group (soursop leaf extract 300 mg/kgBW). All subjects were induced to have breast tumors by DMBA and estrogen injection. Results: Ethanol extract of soursop leaves (Annona muricata Linn) has no significant effect (p> 0.05) on inhibiting breast tumor growth. The weight of rats in soursop leaf ethanol extract group had no significant difference as compared with the any intervention, negative control, and positive control group (Mann-Whitney test, p > 0.05). Conclusion: The ethanol extract of soursop leaves has no inhibitory effect on breast tumor’s diameter, weight, and volume; also has no effect on the weight of Sprague-Dawley female rats with breast tumors
Gambaran Angka Bakteri di Laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Nur Atirah; Mardhia Mardhia; Delima Fajar Liana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 2 (2023): Online April 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i2.p282-294.2023

Abstract

Tujuan: Mengetahui angka dan jenis bakteri udara, lantai, dan meja berdasarkan pewarnaan Gram di laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metode: Penelitian ini menggunakan metode settling plate, selama 15 menit dengan media agar darah untuk sampel bakteri udara. Sampel lantai dan meja diambil menggunakan swab lidi kapas steril dengan cairan buffer phospate, kemudian digores pada media agar darah. Semua media sampel diinkubasi pada suhu 36℃ selama 24 jam, kemudian dilakukan penghitungan koloni serta pewarnaan Gram untuk melihat variasi jenis bakterinya. Hasil: Angka bakteri udara tertinggi adalah 208,33 CFU/m3, dan yang paling rendah 52,08 CFU/m3.  Dari pewarnaan Gram, bentuk morfologi bakteri udara yaitu kokkus Gram positif dan negatif, serta basil Gram negatif. Sedangkan angka bakteri swab permukaan lantai dan meja yang paling tinggi adalah 200 CFU/m2, terendah adalah 18 CFU/m2. Morfologi bakteri permukaan lantai dan meja yang paling banyak yaitu diplobasil Gram negatif. Kesimpulan: Rata – rata angka bakteri udara laboratorium Mikroskopik adalah 52,08 CFU/m3, dan masih memenuhi standar nilai batas yang ditetapkan. Rata-rata angka bakteri swab permukaan adalah 64 CFU/m2 yang cukup tinggi, melebihi standar nilai batas permukaan dinding dan lantai ruang perawatan yang ditetapkan oleh Kepmenkes.Kata kunci: Angka Bakteri; Laboratorium; CFU; Settling Plate; Swab
Gambaran Angka Bakteri Di Laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Nur - Atirah; Mardhia Mardhia; Delima Fajar Liana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 2 (2023): Online April 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i2.p232-244.2023

Abstract

Tujuan: Mengetahui angka dan jenis bakteri udara, lantai, dan meja berdasarkan pewarnaan Gram di laboratorium Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metode: Penelitian ini menggunakan metode settling plate, selama 15 menit dengan media agar darah untuk sampel bakteri udara. Sampel lantai dan meja diambil menggunakan swab lidi kapas steril dengan cairan buffer phospate, kemudian digores pada media agar darah. Semua media sampel diinkubasi pada suhu 36℃ selama 24 jam, kemudian dilakukan penghitungan koloni serta pewarnaan Gram untuk melihat variasi jenis bakterinya. Hasil: Angka bakteri udara tertinggi adalah 208,33 CFU/m3, dan yang paling rendah 52,08 CFU/m3.  Dari pewarnaan Gram, bentuk morfologi bakteri udara yaitu kokkus Gram positif dan negatif, serta basil Gram negatif. Sedangkan angka bakteri swab permukaan lantai dan meja yang paling tinggi adalah 200 CFU/m2, terendah adalah 18 CFU/m2. Morfologi bakteri permukaan lantai dan meja yang paling banyak yaitu diplobasil Gram negatif. Kesimpulan: Rata – rata angka bakteri udara laboratorium Mikroskopik adalah 52,08 CFU/m3, dan masih memenuhi standar nilai batas yang ditetapkan. Rata-rata angka bakteri swab permukaan adalah 64 CFU/m2 yang cukup tinggi, melebihi standar nilai batas permukaan dinding dan lantai ruang perawatan yang ditetapkan oleh Kepmenkes.
Antibiotic Sensitivity Pattern Among Diabetic Outpatients with Urinary Tract infection in Pontianak Mardhia Mardhia; Mahyarudin Mahyarudin; Abror Irsan
Microbiology Indonesia Vol. 14 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.13 KB) | DOI: 10.5454/mi.14.3.1

Abstract

Diabetic patients are associated with a higher risk of infection. The research purposed to identify antibiotic susceptibility patterns among diabetic outpatients with urinary tract infection in Pontianak. An experimental study was performed for 13 bacterial isolates of diabetic outpatients with urinary tract infection in the Clinic of Diabetes Mellitus, Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Hospital, Pontianak. The disc diffusion method was used to perform the susceptibility of antibiotics to the bacterial isolates. Among 13 isolates, the most common causative agent of urinary tract infection was Escherichia coli (53.85%), followed by Pseudomonas aeruginosa (30.77%). Klebsiella spp and Enterobacter aerogenes were 7.69%. Most isolates of bacteria of the study had a high sensitivity to Cefepime (92.31%), then followed by Levofloxacin, Amikacin, and Meropenem for 84.62%. The study revealed low sensitivity of bacteria to Amoxicillin/Clavulanate, Co-Trimoxazole, Cefazoline and Ceftriaxone (30.77%, 23.08 %, 23.08%, 23.08%, respectively). All bacterial isolates had high resistance to Ampicillin. Moreover, multidrug resistance observed among bacterial isolates. Keywords: antibiotic susceptibility, diabetes, urinary tract infections
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Terhadap Pencegahan Kanker Serviks di Kecamatan Singkawang Barat Kota Singkawang popy Puspidawati; Mardhia Mardhia; Ita Armyanti
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 1 No. 7 (2023): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v1i8.54

Abstract

Latar belakang: Kanker serviks menempati urutan kedua sebagai kanker yang paling umum pada wanita usia subur di Indonesia. Kota singkawang memiliki jumlah IVA positif sebanyak 36 orang, didapatkan 26 dari 36 orang berada di wilayah Singkawang Barat. Sikap yang baik diperlukan agar wanita memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri dan menjauhi faktor risiko yang berhubungan dengan kanker serviks. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode cross-sectional. Cara pemilihan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan cluster sampling. Sebanyak 70 wanita berusia 15-49 tahun diwawancarai dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan uji Chi-Square. Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur (p=0,527). Kesimpulan: Tidak terdapat terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap pencegahan kanker serviks di Kecamatan Singkawang Barat Kota Singkawang.
Pengetahuan dan Perilaku Kebersihan Wajah Terhadap Timbulnya Akne Vulgaris pada Pelajar SMP di Mempawah Hilir Khairunnisa; Ambar Rialita; Mardhia
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v8i1.160

Abstract

Akne vulgaris adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya akne vulgaris salah satu diantaranya, yaitu tingkat pengetahuan dan perilaku kebersihan wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan akne dan perilaku kebersihan wajah terhadap timbulnya akne vulgaris. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan rancangan penelitian cross-sectional. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 84 orang. Responden merupakan pelajar SMPN 2 Mempawah Hilir. Variabel pada penelitian ini adalah kondisi akne vulgaris, tingkat pengetahuan dan perilaku kebersihan wajah. Didapat dari hasil penelitian ini responden dengan akne vulgaris sebanyak 39,3%, responden dengan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 9,5%. Dan responden dengan perilaku kebersihan wajah yang baik sebanyak 4,8% Hasil statistik antara timbulnya akne vulgaris dengan tingkat pengetahuan (p=0,436), dan perilaku kebersihan wajah (p=0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku kebersihan wajah terhadap timbulnya akne vulgaris pada pelajar SMPN 2 Mempawah Hilir
Pola sensitivitas kotrimoksazol terhadap bakteri penyebab infeksi saluran kemih pada pasien diabetes melitus tipe 2 Shafira Kurnia Warianti; Mardhia Mardhia; Mahyarudin Mahyarudin
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 7 (2023): Supplementary December 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i7.p1144-1151.2023

Abstract

Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui sensitifitas kotrimoksazol terhadap bakteri penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian dilakukan pada isolat bakteri penyebab ISK tersimpan dengan total 22 isolat bakteri. Uji sensitivitas antibiotik menggunakan metode difusi cakram dengan panduan dari  Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Hasil uji sensitivitas dikategorikan sebagai sensitif (diameter ≥16 mm), intermediet (diameter 11-15 mm), dan resisten (diameter ≤10 mm). Hasil: Penelitian ini mendapatkan data bahwa bakteri penyebab ISK mengalami resistensi terhadap kotrimoksazol sebesar 59,09% dengan jumlah isolat sebanyak 15 dari 22 isolat uji. Resistensi kotrimoksazol ditemukan pada bakteri Escherichia coli (46,15%;6/13), Pseudomonas aeruginosa (80%;4/5), Enterobacter aerogenes (100%;2/2), Klebsiella (100%;1/1), dan sensitif terhadap Shigella (100%;1/1). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bakteri penyebab ISK pada pasien DM tipe 2 mengalami resistensi terhadap kotrimoksazol dengan persentase sebesar 46,15%-100%.