Abstrak. Arsitektur vernakular merupakan manifestasi harmonis antara manusia, lingkungan, dan nilai budaya yang diwariskan lintas generasi. Dalam konteks Indonesia, rumah tradisional Toraja atau Tongkonan menjadi representasi paling kuat dari kearifan lokal yang mengintegrasikan aspek sosial, spiritual, dan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara nilai budaya dan prinsip keberlanjutan dalam arsitektur Tongkonan, dengan menyoroti bagaimana transformasi material dan fungsi ruang mencerminkan adaptasi terhadap modernitas tanpa kehilangan makna simbolik. Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif melalui studi pustaka dan analisis tematik terhadap berbagai literatur mengenai arsitektur vernakular, nilai budaya, serta desain berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tongkonan berfungsi sebagai sistem pengetahuan hidup yang mengatur tatanan sosial dan spiritual masyarakat Toraja, sekaligus menerapkan prinsip arsitektur hijau melalui ventilasi alami, penggunaan bahan lokal, serta orientasi ruang yang responsif terhadap iklim tropis. Transformasi yang terjadi bukanlah degradasi budaya, melainkan bentuk pelestarian dinamis yang memungkinkan inovasi berbasis nilai lokal. Dengan demikian, Tongkonan tidak hanya menjadi artefak tradisional, tetapi juga model konseptual bagi praktik arsitektur berkelanjutan yang menyatukan efisiensi ekologis dan ketahanan budaya dalam satu kesatuan harmonis.Kata Kunci: Arsitektur Vernakular, Tongkonan, Kearifan Lokal, Keberlanjutan, Nilai Spiritual