Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Archipelago Engineering

PEMILIHAN ALTERNATIF BAHAN BAKAR MESIN PEMBANGKIT PLTD MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING Billy J Camerling
ALE Proceeding Vol 2 (2019): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.2.2019.261-268

Abstract

Abstrak Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) atau solar. Dengan digunakannya bahan bakar konvensional selain dilihat dari sisi kadar polusi pada gas buang kemungkinan pembangkit ini sulit untuk dioperasikan di masa mendatang dikarenakan persediaan minyak bumi dunia yang semakin menipis. Selain itu pasar minyak dunia yang tidak stabil menjadikan bahan bakar utama PLTD ini semakin mahal. Padahal di sisi lain, PLN dipaksa untuk menjual energi listrik dengan harga yang murah dan ramah lingkungan. Apabila hal ini tidak diantisipasi maka PLN akan mengalami kerugian serta mendapat label sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Saat ini PLTD Namlea dihadapkan terhadap lima pilihan alternatif bahan bakar. Penelitian ini mencoba untuk menganalisa keputusan pemilihan alternatif bahan bakar menggunakan metode Value Engineering sehingga bahan bakar terpilih merupakan alternatif bahan bakar terbaik yang digunakan PLN khususnya PLTD Namlea dalam proses produksi energi listrik. Dari ke lima pilihan alternatif bahan bakar tersebut, alternatif bahan bakar terpilih adalah alternatif ke 4 yaitu Penggunaan Bio Solar (B20) + Thermol D yang memiliki performansi 58.2249387440 dan value 1.13270657 atau lebih unggul dari alternatif awal (Campuran HSD dan Bio Solar) serta terbukti dapat menurunkan biaya pokok produksi sebesar Rp. 54,- per kWh dan subsidi pemerintah sebesar Rp. 1.229,- per kWh dari alternatif awal yang sedang digunakan saat ini.
MENGGUNAKAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQIREMENTS PLANNING) TERHADAP KEBUTUHAN MINYAK SOLAR DARI PENYALUR KE AGEN DAN SUB AGEN Billy J Camerling
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.144-155

Abstract

Abstrak Suatu sistim distribusi yang baik perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen melalui jalur distribusi yang ada.Sistim distribusi terpadu yaitu suatu sistim yang menangani distribusi mulai dari tingkat yang paling rendah sampai dengan ke pabrik atau perusahaan. Dengan mengunakan analisis DRP (Distribution Requirements Planning) dapat diketahui jedwal pengiriman minyak solar pada agen – agen dari distributor PT Linda baik pada agen-agen yang terdapat dalam level 2 dan level 1. Adapun jumlah yang harus dikirim untuk masing-masing agen antara lain ; agen Piru sebesar 273 kiloliter/tahun dengan 2 bulan per satu kali pengiriman, agen Kairatu sebesar 273 Kiloliter/tahun dengan 3 bulan per satu kali pengiriman, agen Saparua sebesar 1.613 Kiloliter/tahun dengan 2 bulan per satu kali pengiriman, agen Taniwel sebesar 612 Kiloloiter/tahun dengan 3 bulan per satu kali pengiriman. Besar biaya distribusi selama periode perencanaan meliputi ; biaya Ordering Cost sebesar Rp. 12.409.153,-/tahun ; Biaya Holding Cost sebesar Rp.35.750.000.-/tahun. Dari analisa dengan mengunakan DRP maka dengan mengunakan jalur distribusi minyak solar yang diusulkan akan diperoleh biaya operasional sebesar Rp.159.524.420.- Per tahun. Dengan demikian maka akan terjadi pengehematan biaya operasional apabila perusahaan menggunakan jalur distribusi yang diusulkan, dengan besarnya biaya penghematan tersebut sebesar Rp.264.209.392,50 per tahun atau sebear 62,35 % per tahun.
AKSES TRANSPORTASI DALAM PENURUNAN BIAYA LOGISTIK KEPULAUAN BERBASIS KOMODITI UNGGULAN LOKAL Marcus Tukan; Hozairi Hozairi; Billy J. Camerling
ALE Proceeding Vol 4 (2021): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.4.2021.89-95

Abstract

Smooth access to ships and ports can reduce logistics costs, therefore transportation is seen as the lifeblood of the regional economy. The decrease in logistics costs (B_L) is a function of ship visits (Call) with available loading and unloading capacity (Q_bongkar), unloading performance (K_B/M) is the ability and efficiency of the use of loading and unloading labor (TKBM) at the port including loading and unloading equipment. loading at a port in an area, the efficiency of logisticBL logistics transport costs can improve the transportation performance of the archipelago and this condition will have a derivative impact on the purchasing power of the people in the islands. The results of the study obtained parameters 0 = -1.102, 1 = 0.001046, 2 = 0.00005, 4 = + 08970, 4 = 0.000000 where the increase in logistics costs can affect Call, Q_bongkar, Performance_B/M, GRDP_unggulan, if B_L increases by 1% will have an impact also for all existing parameters. if performance_B/M = + 08970. then B_L has a fairly good correlation with improved loading and unloading performance at the port and has a significant effect on cargo which has a strong impact on price declines in encouraging purchasing power and economic growth
PEMILIHAN MODEL DAN OPTIMASI KAPAL IKAN UNTUK JENIS TANGKAPAN DI PERAIRAN PULAU AMBON Billy Jhones Camerling; Sefnath J. E. Sarwuna; Cendy S. E. Tupamahu
ALE Proceeding Vol 5 (2022): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.5.2022.12-17

Abstract

Kapal penangkap ikan yang dipergunakan di perairan Maluku dapat diklasifikasi ada empat jenis yang sangat produktif yatu kapal long line, kapal pole and line, kapal purse sine dan kapal pancing tonda/troll line. Dari data yang ada kapal tangkap jenis purse siner menghasilkan rata-rata hasil tangkapan 17.290 ton/tahun ; 4509 trip/tahun dan CPUE 9 ton/tahun , sedangkan kapal long line dan kapal pole and line menghasilkan rata-rata hasil tangkapan 58,535 ton/tahun ; 40 trip/tahun ; CPUE 42,761 ton/tahun. Data ini mengindikasikan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara jumlah armada yang ada dengan sumber daya yang tersedia terutama pada jenis kapal tangkap purse siner. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model pemilihan, analisis sensitifitas dan model optimasi alat penangkapan ikan tuna dan cakalang dari empat jenis armada penangkapan ikan tuna yang ada . Model yang dikembangkan adalah proses hirarki analitik untuk pemilihan dan programasi tujuan ganda untuk optimasi alat penangkapan ikan. Dari hasil perhitungan dengan Expert Choice Version 9.0 diperoleh tipe alat penangkapan Ikan tuna dan cakalang yang paling sesuai untuk jenis tangkapan ikan tuna dan cakalang di perairan pulau Ambon adalah Pole and line. Selanjutnya jenis armada yang dapat dioptimalkan jumlahnya yaitu kapal jenis pole and line sebesar 125 kapal, long line 39 kapal, purse siner sebesar 47 kapal dan harus dibatasi dan tidak perlu diadakan lagi yaitu troll and line atau pancing tonda yang jumlahnya sudah sangat bayak karena memberikan nilai 0 kapal dari hasil optimasi. sedangkan jumlah tenaga kerja yang bisa diserap dari keseluruhan jumlah armada hasil optimasi sebanyak 211 kapal yaitu 5235 ABK. Hasil optimasi juga diperoleh bahwa dana pemerintah untuk membantu pengoptialan armada dapat dimanfaatkan semua secara optimal.
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Farid Abdullah; Daniel Bunga Paillin; Billy Jhones Camerling; Johan Marcus Tupan
ALE Proceeding Vol 5 (2022): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.5.2022.85-91

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pemilihan supplier bahan baku kayu pada CV Fifa Pratama Mebel dengan menggunakan pendekatan AHP. Hasil pengolahan data dengan metode AHP dapat diperoleh lima kriteria dengan tingkat kepentingan secara berurutan yaitu kriteria harga menjadi prioritas pertama dalam pemilihan Supplier ini dengan bobot nilai (0,395), kemudian kriteria berikutnya yaitu kualitas dengan bobot (0,267), prioritas kriteria ketiga yaitu pengiriman mempunyai bobot kriteria (0,144), dan yang keempat kriteria pelayanan dengan bobot (0,098) kemudian prioritas terakhir yaitu kriteria ketetapan jumlah dengan bobot (0,097). Kemudian dengan AHP pula diperoleh bahwa Supplier yang direkomendasikan untuk diprioritaskan dengan memperhatikan kriteria-kriteria diatas adalah Supplier terpilih pertama yaitu Supplier A dengan bobot prioritas (0,351) kemudian urutan prioritas kedua Supplier C dengan bobot (0,346) dan prioritas ketiga yaitu Supplier B dengan bobot (0,306).
PENGARUH BIAYA KOMPONEN NONTEKNIS TERHADAP BIAYA LOGISTIK PELABUHAN WILAYAH KEPULAUAN Marcus Tukan; Hozairi Hozairi; Roland Koswara; Billy J Camerling
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.162-166

Abstract

Tingginya biaya logistik di pelabuhan wilayah kepulauan merupakan permasalahan transportasi laut yang hingga saat ini masih sulit untuk diselesaikan, berangkat dari hal ini biaya container perlu dievaluasi. Kajian ini bertujuan mengevaluasi komponen pembiayaan nonteknis yang mempengaruhi biaya logistik di sektor transportasi laut khususnya untuk kegiatan kepelabuhanan. Dengan studi komparatif yang dilakukan guna memahami perilaku tarif biaya nonteknis dan dengan metode Multi Attribute Decision Making (MADM) ditemukan biaya tenaga kerja bongkar muat (TKBM) dan biaya pengamanan container yang dikirim keluar pelabuhan cukup tinggi mencapai 21,84% sehingga berdampak terhadap efisiensi dan multiplayer efek terhadap kinerja pelabuhan dan pertumbuhan ekonomi wilayah hinterland.