Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Toxicity test of LC-50 (Lethal Concentration) surfactant LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate) against white snapper (Lates calcarifer) fingerlings on a laboratory scale Anggi Mayulina Daulay; Erniati Erniati; Cut Meurah Nurul ‘Akla; Erlangga Erlangga; Imamshadiqin Imamshadiqin
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 3 (December, 2022)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v9i3.6780

Abstract

LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate) surfactants are the main cleaning agents from the anionic group found in detergents that are widely used in Indonesia. LAS decomposes in surface water for 1-2 days, in sediments it decomposes for 1-3 days, in marine and estuarine systems it decomposes for 5-10 days. LAS is generally degraded by as much as 90% within 3 months, with a time ranging from 5-30 days (World Health Organization, 1996). LAS surfactants can cause damage to the gill epithelium and blockage of branchiola channels in fish. This study aims to determine the toxic effect of LAS surfactant on the survival of white snapper (Lates calcarifer) fry and to determine the toxicity value of LC50 (Lethal Concentration) of LAS surfactant to white snapper (Lates calcarifer) fry on a laboratory scale. This research was carried out on September 21 – October 04, 2021 at the Marine Science Laboratory, Faculty of Agriculture, Malikussaleh University using laboratory experimental methods with 5 treatments, namely: control treatment A (0 ppm), B (0.83 ppm), C (1.58 ppm). ), D (2.16 ppm), and E (2.91 ppm). The results of this study cause barramundi to experience irregular movements, mouth opening and operculum tend to be fast and irregular, scales are pale and peeling, and cause death, LAS surfactants affect water quality such as pH and dissolved oxygen, but have no effect on salinity and temperature. The 24-hour LC50 value is 1.95 ppm, the 48-hour LC50 value is 1.86 ppm, the 72-hour LC50 value is 1.70 ppm, and the 96-hour LC50 value is 1.58 ppm.Key words: LAS surfactant; LC50; toxicity; white snapper
Coffee Grounds and Coconut Husk in Layered Filter Treatment for Efficiency Removal and Degradation Capacity of Pollution Parameters in North Aceh Waters Cut Meurah Nurul 'Akla; Arina Ruzanna; Anis Nugrahawati; Rahma Fitria; Rian Firdaus; Imanullah Imanullah; Aldo Dermawan; Afif Tri Putra; Andi Saputra Simanjuntak; Ichsan Kamil Mandhay
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i4.19528

Abstract

Polluted estuaries can result in oxygen depletion, accumulation of toxic substances and heavy metals, and become a source of pathogens that are threaten for cultivated aquatic biota and coastal tourists. This research aims to analyze 1) pollution index; 2) status of water pollution in Bangka Jaya and Tanoh Anoe Regencies; and 3) testing the level of effectiveness of Layered Filtered Treatment (LFT) using analysis of removal efficiency and degradation capacity on water quality. LTF is a filtration media that composed of coconut husk, membrane and coffee grounds made into briquettes, LFT used to filter polluted estuary waters. The pollution parameters analyzed at Bangka Jaya were nitrate, phosphate, Escherichia coli bacteria and ammonia, while the pollution parameters at Tanoh Anoe were heavy metals Pb and Cd. The research results showed that the pollution status of Bangka Jaya estuary (A1) and Bangka Jaya coastal waters (A2) are moderately polluted, with indices at stations A1, A2 and A3 respectively is 9.19; 8.42; and 8.42. Meanwhile, the water pollution status in Tanoh Anoe estuary are heavily polluted (station B1) and moderately polluted (station B2) with the pollution index at each station being 14.07 and 9.36. The conclusion of this research is that LFT has not been proven capable of removing and degrading the pollutant parameters nitrate, phosphate, E.coli bacteria and ammonia, however the LFT method has been proven capable of increasing dissolved oxygen, stabilizing sea acid, temperature and also water salinity. LFT has also been proven to be able to prevent ocean acidification with a degradation capacity percentage of 6.60%.
Edukasi Strategi Pengelolaan dan Manajemen Sampah Laut dalam Upaya Pengembangan Wisata Pantai Berkelanjutan di Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe Yudho Andika; Erniati Erniati; Imanullah Imanullah; Cut Meurah Nurul 'Akla; Rahmad Rahmad; Toha Ali Tauladan; M. Afif Tri Putra
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Dikara Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Ujong Blang merupakan salah satu dari empat desa yang terdapat di Desa Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Pada tahun 2012 Pantai Ujong Blang telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata oleh Kementerian Pariwisata RI. Wisatawan yang berwisata seharian penuh memerlukan kebutuhan untuk makan dan lainnya sehingga akan meninggalkan sampah. Sampah merupakan suatu permasalahan umum yang sering terjadi di wilayah pesisir pantai. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat pengelola wisata pantai Ujong Blang Desa Ujong Blang serta pemahaman mengenai pentingnya mengelola dan memanajemen sampah laut. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada Oktober 2023 yaitu edukasi strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut dalam upaya pengembangan wisata pantai berkelanjutan di Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe. Acara edukasi strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut terdiri dari dua tahap kegiatan, yaitu tahap 1: Penyerahan tong sampah. Tahap 2: Pemaparan materi dan diskusi tentang strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut dalam upaya pengembangan wisata pantai berkelanjutan. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi pengelolaan dan manajemen sampah laut di kawasan wisata Pantai Ujong Blang terlaksana dengan baik, terstruktur, lancar serta sukses. Penyerahan tong sampah dan FGD memberikan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya mengelola dan memanajemen sampah laut sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Harapan dari pengabdian ini adalah bentuk implementasi yang diterapkan sacara nyata sehingga berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.
Sosialisasi Penggunaan Rumpon Tradisional untuk Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Desa Cot Seurani Aceh Utara Salmarika Salmarika; Muliari Muliari; Cut Meurah Nurul 'Akla; Arina Ruzanna
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Dikara Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Cot Seurani merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara yang memiliki potensi perikanan tangkap. Nelayan merupakan menjadi salah satu profesi yang dominan khususnya di Desa Cot Seurani. Hasil tangkapan nelayan berbeda-beda atau beranekaragam tergantung faktor cuaca, musim dan lokasi penangkapan ikan yang tidak tepat. Sejauh ini nelayan di Desa Cot Seurani cenderung melakukan penangkapan secara tradisional dengan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun. Hasil tangkapan yang diperoleh juga tidak menentu karena terbatasnya alat bantu penangkapan ikan untuk meningkatkan hasil tangkapan.  Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan melalui sosialisasi tentang penggunaan alat bantu penangkapan tradisional berupa rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan dan kesejahteraan nelayan di Desa Cot Seurani. Metode pengabdian ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat dan cara merakit komponen rumpon. Sehingga diperoleh hasil akhir meningkatnya pengetahuan dan keterampilan nelayan di Desa Cot Seurani dalam memanfaatkan rumpon sebagai alat bantu penangkapan guna meningkatkan jumlah tangkapan ikan dan kesejahteraan secara berkelanjutan.
Pedampingan Petani Dengan Aplikasi BS (Buying and Selling) Farmer Untuk Meningkatkan Promosi dan Pemasaran di Gampong Ulee Pulo Kecamatan Dewantara Aceh Utara Ananda Faridhatul Ulva; Fadhliani; Nurhasanah; Wulandari; Cut Meurah Nurul 'Akla; Nur Alimul Haq; Bahrul Ulumul Haq
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i3.12969

Abstract

Background: Dengan komiditi hasil panen dan luas area lahan pertanian yang cukup luas di Desa Ulee Pulo Kecamatan Dewantara Aceh Utara, banyak permasalahan yang menjadi situasi yang ada di daerah Desa Ulee Pulo Kecamatan Dewantara. Salah satunya adalah minimnya kemampuan petani dalam berwirausaha terhadap hasil pertaniannya, dan petani banyak menjual hasil pertanian ke tengkulak. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu penerapan IPTEKs di Masyarakat dalam penggunaan teknologi dengan produk berupa aplikasi  marketplace untuk pertanian dengan nama aplikasi BS (Buying and Selling) Farmers. Metode: Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah petani-petani yang ada di Desa Ulee Pulo Aceh Utara, dengan berjumlah sebanyak 30 petani. Metode kegiatan pengabdian ini yaitu disfusi ipteks, pedampingan, pelatihan dan evaluasi kegiatan. Teknik pengambilan data observasi dan wawancara. Hasil: Hasil kegiatan pengabdian ini tersedianya aplikasi BS (Buying and Selling) Farmers yaitu sebagai penerapan Ipteks dalam kegiatan Pengabdian kepada petani untuk meningkatkan promosi dan pemasaran hasil pertanian di Desa Ulee Pulo Aceh Utara. Sehingga para petani dapat memasarkan secara langsung hasil pertanian yang telah mereka hasilkan kepada pasar dengan cepat dan akurat. Kesimpulan: Kegiatan Pengabdian ini meningkatkan daya saing pasar sebanyak 5% dan para petani menjadi cakap teknologi dikarenakan adanya aplikasi BS (Buying and Selling) Farmers dalam kegiata pemasaran dan promosi hasil pertanian.
Mangrove Vegetation Mapping with Remote Sensing Approach (Citra Landsat 8) in Lhokseumawe City Imamshadiqin, Imamshadiqin; Nurmayana, Nurmayana; Imanullah, Imanullah; Syahrial, Syahrial; 'Akla, Cut Meurah Nurul; Salmarika, Salmarika; Fuadi, Afdhal
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 5 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v5i1.9609

Abstract

One of the best potential mangrove forests is located in Lhokseumawe City. Mangrove forests function as protected areas in coastal areas and are used as vegetation whose existence must be maintained. Efforts to protect it can be carried out by mapping the distribution of mangrove forest areas as a database in Lhokseumawe City. Mapping the distribution of mangrove forest areas can be done using remote sensing. This research was conducted in October - November 2022 in Lhokseumawe City. The method used in this study is the visual interpretation of remote sensing imagery and field surveys. Visual interpretation techniques are used to find out the extent of information from satellite imagery in 2022 which has been geometrically corrected regarding mangrove forest vegetation. Field surveys are needed to obtain more accurate data results. The results of research on mangrove vegetation in Lhokseumawe City are found in 4 sub-districts, namely: Muara Satu District, Banda Sakti District, Muara Dua District, and Blang Mangat District with a total area of ± 65.74 Ha. The results of the density level of mangroves in Lhokseumawe City are dominantly rare with a value of 0.32 m2