Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA Ade Firmansyah Tanjung; Arina Ruzanna; Fadhliani; Asih Makarti Muktitama; Anis Nugrahawati; Ahmad Rizki Harahap
Jurnal SOMASI (Sosial Humaniora Komunikasi) Vol. 3 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : CERED Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/js.v3i2.821

Abstract

Perkembangan kemajuan ekonomi pedesaan tergantung pada daya dukung serta keberagaman komoditas pertanian yang ada. Tantangan dan hambatan sektor pertanian di pedesaan masih menjadi masalah yang paling prioritas untuk segera diselesaikan. Upaya keberadaan dari sektor pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang meluas bagi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan.Tujuan penelitian untuk menganalisis determinan pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah petani padi. Metode analisis data dalam penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian dalam menganalisis determinan pendapatan petani padi sawah, ada beberapa faktor yang secara signifikan mempengaruhi pendapatan petani padi yaitu luas panen, hasil produksi dan biaya produksi.
PENDAMPINGAN KEGIATAN PEKARANGAN PANGAN LESTARI (P2L) DI LINGKUNGAN POLSEK MEURAH MULIA Cut Rozana Sari; Ade Firmansyah Tanjung; Fadhliani Fadhliani; Septiarini Zuliati; Anis Nugrahawati; Sakral Hasby Puarada
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3658-3664

Abstract

Setiap warga negara mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan bukan menjadi kekhawatiran terkait dengan kedaulatan atau ketersediaan pangan. Pemerintah harus mempunyai rencana untuk menjamin ketahanan, kemandirian, dan kecukupan pangannya sendiri dan meramalkan perubahan yang akan terjadi baik secara domestik maupun global. Pangan berkembang seiring dengan kesempatan dan pergantian peristiwa secara mekanis. Tujuan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Polsek Meurah Mulia di Kabupaten Aceh Utara adalah untuk meningkatkan produktivitas pekarangan dan pemanfaatan tanaman pangan, khususnya tanaman cabai dan brokoli. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2023. Alat yang digunakan adalah cangkul, garpu, gunting, dan polibag. Kegiatan P2L diikuti oleh anggota kepolisian di Polsek Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara sehingga anggota kepolisian di Polsek Meurah Mulia dapat memahami teknik budidaya pertanian, khususnya tanaman cabai yang merupakan komoditas andalan Indonesia. Tahapan kegiatan meliputi (1) memberikan pemaparan tentang program P2L terhadap ketahanan pangan dan (2) memberikan demonstrasi dan pelatihan P2L. Peserta sangat antusias dan berperan aktif ketika mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pengabdian. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi memanfaatkan lahan pekarangan menjadi pekarangan pangan lestari demi mewujudkan ketahanan pangan di masyarakat.
Coffee Grounds and Coconut Husk in Layered Filter Treatment for Efficiency Removal and Degradation Capacity of Pollution Parameters in North Aceh Waters Cut Meurah Nurul 'Akla; Arina Ruzanna; Anis Nugrahawati; Rahma Fitria; Rian Firdaus; Imanullah Imanullah; Aldo Dermawan; Afif Tri Putra; Andi Saputra Simanjuntak; Ichsan Kamil Mandhay
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i4.19528

Abstract

Polluted estuaries can result in oxygen depletion, accumulation of toxic substances and heavy metals, and become a source of pathogens that are threaten for cultivated aquatic biota and coastal tourists. This research aims to analyze 1) pollution index; 2) status of water pollution in Bangka Jaya and Tanoh Anoe Regencies; and 3) testing the level of effectiveness of Layered Filtered Treatment (LFT) using analysis of removal efficiency and degradation capacity on water quality. LTF is a filtration media that composed of coconut husk, membrane and coffee grounds made into briquettes, LFT used to filter polluted estuary waters. The pollution parameters analyzed at Bangka Jaya were nitrate, phosphate, Escherichia coli bacteria and ammonia, while the pollution parameters at Tanoh Anoe were heavy metals Pb and Cd. The research results showed that the pollution status of Bangka Jaya estuary (A1) and Bangka Jaya coastal waters (A2) are moderately polluted, with indices at stations A1, A2 and A3 respectively is 9.19; 8.42; and 8.42. Meanwhile, the water pollution status in Tanoh Anoe estuary are heavily polluted (station B1) and moderately polluted (station B2) with the pollution index at each station being 14.07 and 9.36. The conclusion of this research is that LFT has not been proven capable of removing and degrading the pollutant parameters nitrate, phosphate, E.coli bacteria and ammonia, however the LFT method has been proven capable of increasing dissolved oxygen, stabilizing sea acid, temperature and also water salinity. LFT has also been proven to be able to prevent ocean acidification with a degradation capacity percentage of 6.60%.
Keanekaragaman Zooplankton sebagai Bioindikator Pada Perairan Sungai Krueng Pasee, Aceh Utara Rinaldi, Rinaldi; Yanto, Nopri; Nugrahawati, Anis; Sari, Cut Rozana; Muktitama, Asih Makarti; Muliari, Muliari
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 4 No 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v4i1.539

Abstract

Kandungan nutrient pada suatu perairan dapat dilihat dengan komunitas zooplankton yang berada pada ekosistem perairan sehingga zooplankton dapat dikatakan sebagai bioindicator tingkat kesuburan perairan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel air pada perairan sungai di daerah krueng pasee dan selanjutnya dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian ini didapati tingkat keanekaragaman zooplankton yang sedang dan stabil, serta keseragaman zooplankton yang tinggi akan kelimpahan spesies pada perairan dan tidak ada spesies yang mendominansi perairan Krueng Pasee.
Struktur Komunitas dan Kelimpahan Zooplankton Terhadap Kualitas Perairan Di Sungai Keureuto di Sungai Keureuto, Kecamatan Lhoksukon Rinaldi; Muktitama, Asih Makarti; Nugrahawati, Anis; Yanto, Nopri; Sari, Cut Rozana
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 4 No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v4i3.632

Abstract

Zooplankton merupakan biota perairan yang memiliki peranan penting didalam ekosistem perairan dan memanfaatkan fitoplankton sebagai sumber makanan serta dapat dijadikan bioindikator biologi untuk menjelaskan kondisi perairan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel air pada perairan sungai di daerah sungai keureuto dengan menggunakan planktonnet. Sampel air yang diambil dimasukkan ke dalam botol koleksi dan diberi cairan lugol sebagai pengawet dan dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa keanekaragaman zooplankton sedang dengan tingkat keseragaman yang tinggi sehingga tidak ada spesies yang dominan pada perairan sungai, hal ini menandakan bahwa Sungai Keureuto masih subur dan masih rendah terhadap pencemaran perairan
The Effect of Different Compost Fertilizers on Production and Nutritional Content of Azolla caroliniana anis nugrahawati; Muktitama, Asih Makarti
Jurnal Intek Akuakultur Vol. 7 No. 2 (2023): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/intek.v7i2.6135

Abstract

Azolla caroliniana Wild. merupakan kelompok pteridophyta yang tumbuh di permukaan air yang subur. A. caroliniana memiliki potensi sebagai pakan alternatif bagi ikan, namun belum banyak dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap produksi dan kandungan nutrisi A. caroliniana. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan P1 (tanah), P2 (kompos sapi), P3 (kompos ayam), P4 (kompos kambing). A. caroliniana dipelihara selama 15 hari dan diberi pupuk dengan dosis 250 g/m2. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi, laju pertumbuhan relatif (RGR), doubling time (DT), dan kadar hara pada A. caroliniana. Hasil penelitian menunjukkan produksi A. caroliniana perlakuan 3 dan 4 tidak berbeda (P>0,05), akan tetapi berbeda dengan perlakuan 1 dan 2. A. caroliniana produksi P1 (0,55 g), P2 (2,07 g), P3 (3,82 g), P4 (4,45 g). RGR berkisar 0,01-0,04 g/hari, DT berkisar 17,19-68,30 hari. Kadar protein awal P (26,79), P1 (19,68), P2 (22,98), P3 (23,19), P4 (23,34), dan kadar serat awal P (7,38), P1 (12,43), P2 (14,92), P3 (13,65), P4 (9,14). Pemberian jenis pupuk kompos ayam dan pupuk kompos kambing memiliki respon yang sama terhadap produksi A. caroliniana.
Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus yang Diberi Dosis Total CaO 100 mg/L dengan Frekuensi Berbeda Asih Makarti Muktitama; Nugrahawati, Anis; Rinaldi, Rinaldi
Jurnal Intek Akuakultur Vol. 7 No. 2 (2023): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/intek.v7i2.6136

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan frekuensi pemberian kapur yang tepat dengan dosis total 100 mg/L agar kontinuitas kalsium dalam wadah pemeliharaan dapat terus terjaga sehingga mampu mendukung stadia pendederan lobster air tawar. Lobster yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot rata rata 1,14±0.08 g dan panjang rata rata 3,48±0.06 cm. Wadah akuriumyang digunakan berdimensi 50x30x30 cm3. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari dan pakan diberikan secara at satiation dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari. Perlakuan pemberian CaO terbagi menjadi 4 yakni, permberian CaO diawal permeliharan sebanyak 100 mg/L, pemberian CaO setiap sepuluh hari sekali dengan dosis 33,34mg/L, pemberian CaO setiap lima hari sekali dengan dosis 16,67 mg/L, dan perlakuan kontrol tanpa pemberian kapur. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa pemberian kapur dengan dosis 16,67 mg/L memberikan tingkat laju pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 1,64% dibanding perlakuan lain. Berdasarkan hasil parameter penelitian didapatkan bahwa pemberikan CaO sebaiknya di lakukan setiap lima hari sekali agar kontinuitas kalsium pada media pemeliharaan lobster air tawar Cherax quadricarinatus tetap terjaga.
Efektifitas Sistem Dekapsulasi Dengan Salinitas Berbeda Terhadap Daya Tetas (Hatching Rate) Siste Artemia Izwar, Akmal; Anis Nugrahawati; Irfannur; Yusrizal Akmal; Asih Makarti Muktitama; Rossy Azhar; Syahirman Hakim; Rahma Mulyani
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v19i1.15940

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap daya tetas artemia dekapsulasi. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A artemia dekapsulasi dengan salinitas 20 ppt Perlakuan B artemia dekapsulasi dengan salinitas 25 ppt, perlakuan C artemia dekapsulasi salinitas 30 ppt dan kontrol penetasan artemia non dekapsulasi salinitas 30 ppt. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan. Daya tetas tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu Artemia dekapsulasi dengan salinitas 30 ppt sebesar 88,55%, daya tetas perlakuan B sebesar 68,51%, daya tetas perlakuan A sebesar 54,98%, dan kontrol menunjukkan daya tetas paling rendah yaitu sebesar 51,51%. Proses dekapsulasi dengan kadar Salinitas berbeda dalam proses penetasan siste artemia mempengaruhi daya tetas artemia. Artemia dekapsulasi dengan media penetasan bersalinitas 30 ppt mampu meningkatkan daya tetas sebesar 37,04% dari perlakuan kontrol.   This study aims to determine the effect of salinity on the hatching rate of decapsulated Artemia. The research design used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Treatment A of decapsulated artemia with a salinity of 20 ppt. Treatment B of decapsulated artemia with a salinity of 25 ppt, treatment C of decapsulated artemia with a salinity of 30 ppt and kontrol non-decapsulated artemia hatching with a salinity of 30 ppt. The research results showed that there were differences between treatments. The highest hatching rate was in treatment C, namely decapsulated Artemia with a salinity of 30 ppt of 88.55%, the hatching rate of treatment B was 68.51%, the hatching rate of treatment A was 54.98%, and the kontrol showed the lowest hatching rate of 51 .51%. The decapsulation process with different levels of salinity in the hatching process of the artemia system affects the hatching rate of artemia. Artemia decapsulation with hatching media with a salinity of 30 ppt was able to increase hatching rate by 37.04% from the kontrol treatment.  
FOOD SECURITY UNDERSTANDING COLLABORATION AT MEURAH MULIA POLICE STATION, NORTH ACEH DISTRICT Anis Nugrahawati; Nopri Yanto; Cut Rozana Sari; Asih Makarti Muktitama; Eva Ayuzar; Rinaldi Rinaldi
ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/abdimu.v3i1.1972

Abstract

Ketersediaan pangan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Masalah ketahanan, kedaulatan, dan kemandirian pangan terkait aspek kedaulatan pangan, Indonesia sejatinya telah memiliki kedaulatan pangan yang kuat. Hanya saja, masih lemah pada aspek kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Kemandirian pangan dalam rumah tangga dapat terwujud apabila dimanfaatkannya lahan pekarangan rumah. Melalui pendampingan pemahaman ketahanan pangan di wilayah  Polsek  Meurah mulia, diharapkan  dapat bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, pengalaman diperoleh masyarakat baik dalam aspek ilmu dan bahan pangan yang bernilai gizi dan ekonomi tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktifitas dan pemanfaatan lahan pekarang Polsek meurah Muliah dengan salah satu tanaman pangan yaitu tanaman brokoli. Kegiatan pengabdian dilakukan di lingkungan Polsek Meurah Muliah pada bulan Januari 2023. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung di lingkungan Polsek Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara. kolaborasi pemahaman ketahanan pangan telah terlaksana dengan baik, lancar dan terstruktur. Kegiatan pengabdian ini terdiri dari dua tahapan kegiatan yaitu pemaparan materi dan praktek langsung di lahan pekarangan. Peserta  sangat  antusias  dan  berperan  aktif  ketika  mengikuti  seluruh  rangkaian kegiatan pengabdian
Sintasan, Kondisi Pertumbuhan, Pertumbuhan Penciri dan Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kepiting Portunus pelagicus (Decapoda: Portunidae) di Ekosistem Mangrove Desa Kuala Langsa Putriningtias, Andika; Sinaga, Sorbakti; Faisal, Teuku Muhammad; Nugrahawati, Anis; Hatta, Muhammad; Syahrial, Syahrial; Manullang, Irma Warny Lamberta; Sihite, Fitri Suxes; Jamil, Muhammad
Jurnal Kelautan Tropis Vol 27, No 1 (2024): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v27i1.19136

Abstract

The study was conducted in May - June 2018 in the water bodies of the mangrove ecosystem of Kuala Langsa Village with the aim of knowing survival, growth conditions, growth characteristics and environmental factors that affect the growth of Portunus pelagicus crabs while in the mangrove ecosystem. The method used was a one-factor completely randomized design with 4 treatment levels, where environmental parameters were collected in situ and ex situ with statistical analysis using ANOVA, orthogonal polynomials and PCA. The results of the study showed that the pH of the water ranged from 7.40 - 7.57, salinity 26.17 - 28.87‰, DO 4.92 - 5.88 mg/L, temperature 29.89 - 30.71°C, TDS 338.54 - 358.64 mg/L, pH H2O 4.43 - 4.51, pH KCL 2.96 - 3.59, C-organic 3.03 - 6.52%, N-total 0.19 - 0.26%, C/N 16.09 - 26.10 and P-available 19.12 - 21.52 ppm. In addition, survival ranged from 41.60 - 88.80%, absolute growth of carapace 13.80 - 30.80 cm, relative carapace 0.56 - 1.02 cm, absolute weight 16.10 - 18.50 gr, daily length 0.46 - 0.65 cm, daily width 0.36 - 0.59 cm and daily weight 0.72 - 0.93 gr. PCA analysis showed that the growth characteristics of P. pelagicus crabs in the mangrove ecosystem waters of Kuala Langsa Village were absolute length growth and daily length growth, while environmental factors that influenced their growth were C/N sediment parameters, C-organic sediments and water temperature.  Kajian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2018 di badan perairan ekosistem mangrove Desa Kuala Langsa dengan tujuan untuk mengetahui sintasan, kondisi pertumbuhan, pertumbuhan penciri dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kepiting Portunus pelagicus saat berada di ekosistem mangrove. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap satu faktor dengan 4 taraf perlakuan, dimana parameter lingkungan dikumpulkan secara in situ dan ex situ dengan analisis statistik yang digunakan adalah ANOVA, polinomial ortogonal dan PCA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pH air berkisar antara 7.40 - 7.57, salinitas 26.17 - 28.87‰, DO 4.92 - 5.88 mg/L, suhu 29.89 - 30.71°C, TDS 338.54 - 358.64 mg/L, pH H2O 4.43 - 4.51, pH KCL 2.96 - 3.59, C-organik 3.03 - 6.52%, N-total 0.19 - 0.26%, C/N 16.09 - 26.10 dan P-tersedia 19.12 - 21.52 ppm. Selain itu, untuk sintasan berkisar antara 41.60 - 88.80%, pertumbuhan mutlak karapas 13.80 - 30.80 cm, nisbi karapas 0.56 - 1.02 cm, berat mutlak 16.10 - 18.50 gr, panjang harian 0.46 - 0.65 cm, lebar harian 0.36 - 0.59 cm dan berat harian 0.72 - 0.93 gr. Untuk analisis PCA menunjukkan bahwa penciri pertumbuhan kepiting P. pelagicus di perairan ekosistem mangrove Desa Kuala Langsa adalah pertumbuhan panjang mutlak dan pertumbuhan panjang harian, sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhannya adalah parameter C/N sedimen, C-organik sedimen dan suhu air.