Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Analisis Deskriptif Persepsi Pelaku UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah Purwanto Widodo; Faizi Faizi; Airlangga Surya Kusuma; Salma Asla Salsabila Praza; Hafizh Fadhilah Atmadja
Journal of Economic, Bussines and Accounting (COSTING) Vol 7 No 2 (2024): COSTING : Journal of Economic, Bussines and Accounting
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/costing.v7i3.7564

Abstract

Due to their significant role in economic growth, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are currently the center of attention of the government and the general public. MSMEs serve as a means to create jobs, drive economic progress, and create a private sector, so the development of MSMEs plays an important role in economic development. However, in reality, MSMEs still face many internal and external challenges, one of which is a lack of capital. Therefore, Islamic microfinance is present to assist MSME capital. The main objective of this study is to determine the extent to which MSME actors' perceptions of Islamic microfinance facilities provided by Islamic Financial Institutions (LKS). From the results of the descriptive analysis of this study, it can be seen that the majority of respondents (62%) already know or have heard about Islamic financial products. Even so, this knowledge does not move the majority of respondents to utilize Islamic financial products, where only 34% of respondents have or have had an Islamic bank account, and only 34% of respondents have or are applying for Islamic microfinance. Of the 34% or 61 respondents who have or are applying for Islamic microfinance, the nominal amount applied for by the majority is not too large, which is below 10 million rupiah. Keywords: MSMEs, Sharia Microfinance
Maqashid Sharia Analysis of Islamic Business Offensive Marketing: A Case Study of Rabbani Wiryanto, Fadhli Suko; Kusuma, Airlangga Surya; Widodo, Purwanto; Atmadja, Hafizh Fadhilah; Arkaan Sunyoto, Muhammad Faturrohman
JURNAL EKONOMI SYARIAH Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jes.v8i2.7397

Abstract

Background: Businesses that carry out Islamic marketing must carry out their marketing activities in accordance with Islamic values, such as providing halal products, serving consumers honestly and fairly, and avoiding promotional activities that are deceptive (tadlis),  On the other hand, often companies carry out marketing activities that are not in accordance with Islamic values, such as offensive marketing. Offensive marketing is a marketing activity that is controversial and offensive to certain groups of people.Purpose of Study: Analyze the Offensive Marketing carried out by Rabbani and its relation to the maqasid of sharia.Design/Methodology/Approach: This research is a qualitative descriptive research.Findings: In adopting  Rabbani's offensive marketing strategy, companies must ensure that their actions are aligned with the Islamic principles and values embodied in the Sharia Maqasid. This involvesadherence to the principles  of ethics, justice, halal, consumer protection, and the good of society in general. Taking into account the maqasid of sharia, i.e. ad-dharuriyah al-khamsa Islamic businesses can use offensive marketing as a tool to achieve sustainable and responsible growth.Types of Papers: Research Articles
Peningkatan Pengetahuan dan Transformasi Digital E-CRM Usaha Mikro EGK Melalui Pendampingan Astuti, Miguna; Marlina, Marlina; Argo, Jenji Gunaedi; Kusuma, Airlangga Surya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v6i4.5691

Abstract

Mitra EGK merupakan sebagai salah satu usaha yang berdomisili di wilayah Depok Jawa Barat. Meski telah berdiri cukup lama, namun dikarenakan Pandemi Covid-19 sempat mengalami kevakuman. Alasan lain dari kevakuman tersebut adalah dikarenakan kegiatan usaha yang masih bersifat konvensional. Permasalahan utama yang teridentifikasi antara lain adalah masih terpusatnya kegiatan usaha pada pemilik usaha, yaitu Ibu Marni. Meski memiliki staf (tetap dan tidak tetap), namun seluruh aktifitas usaha masih melalui pemilik secara eksklusif. Selanjutnya, staf tidak memiliki pemahaman yang cukup akan kegiatan pemasaran, dalam arti bagi mereka pemasaran hanyalah kegiatan promosi dan menjual. Padahal kegiatan pemasaran termasuk di dalamnya adalah seluruh aktifitas dan strategi untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan customer relationship management (CRM). Sayangnya, mitra EGK bahkan belum melaksanakan kegiatan CRM yang paling sederhana. Menurut penuturan pemilik, ini salah satunya dikarenakan keterbatasan sumberdaya, baik finansial, teknologi serta SDM. Staf belum memahami CRM, dan Mitra secara umum belum pula mengetahu bahwa dengan bertransformasi menjadi digital (E-CRM) dapat membantu mengatasi seluruh keterbatasan yang disampaikan sebelumnya. Dengan menggunakan pendekatan participatory rural appraisal kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2023 ini dapat terselesaikan dengan baik, dan target peningkatan pengetahuan mitra tercapai. Kegiatan pelatihan dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2023. Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pembekalan berupa pengetahuan mendasar dan teoritis terkait CRM dan E-CRM, mulai dari definisi, perbedaan serta manfaat dan keuntungan suatu usaha melakukan transformasi dari CRM menuju E-CRM. Selanjutnya kegiatan pendampingan dilakukan untuk memberikan bimbingan teknis kepada mitra terkait apa yang diperlukan untuk mentransformasi aktifitas pemasaran mereka menuju E-CRM. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan mitra terkait CRM dan E-CRM telah tercapai lebih besar dari 70%, mitra juga telah memiliki beberapa platform digital yang dapat membantu aktifitas E-CRM usaha mereka.
Analisis Kontroversi Aksi Cepat Tanggap Berdasarkan Perspektif Maqashid Syariah Kusuma, Airlangga Surya; Wiryanto, Fadhli Suko; Widodo, Purwanto
Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Vol. 5 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jimik.v5i3.949

Abstract

Indonesia, as the country with the largest Muslim population in the world, is also recognized as the most generous country according to the World Giving Index 2022. Islamic philanthropy in Indonesia has experienced rapid growth since the reform era, marked by an increased awareness of the importance of professional management to maximize the impact on the underprivileged. Aksi Cepat Tanggap (ACT) is one of the prominent Islamic philanthropic organizations with various initiatives such as Global Qurban and Global Wakaf, which have received positive responses from the Indonesian public. However, in 2022, ACT faced several allegations of financial misconduct, including embezzlement, misuse of donation funds from Boeing, mismanagement of waqf funds, excessive donation deductions, and money laundering. These scandals not only disrupted ACT's financial stability but also led to legal consequences for several of its executives. In Islam, the concept of Maqashid Syariah provides a framework for analyzing phenomena that may harm the Muslim community, including controversies involving ACT. This study employs a descriptive qualitative approach to examine the ACT controversies through the lens of Maqashid Syariah. Based on this analysis, as an Islamic philanthropic institution entrusted with managing ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, and Waqf) funds, ACT should adhere to the principles of Maqashid Syariah to avoid actions that undermine the protection of intellect, life, and wealth, which are part of the Maqasid al-Khamsah. This study contributes to the literature on Islamic Economics by providing insights into the application of Maqashid Syariah in the context of Islamic philanthropy. The practical implications of this research emphasize the importance of accountability and transparency in the management of ZISWAF funds by Islamic philanthropic organizations, regulators, and the community to ensure compliance with Maqashid Syariah.
Strategi Kepemilikan Saham Brics Di Asia Tenggara: Apakah Jarak Geografis, Ukuran Pasar, Dan Regulasi Penting? Levianto, Jubei; Kusuma, Airlangga Surya; Manik, Hardo Firmana Given Grace; Titalessy, Pisi Bethania
Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ) Vol. 5 No. 2 (2024): Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ)
Publisher : Yayasan Pendidikan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/msej.v5i2.4953

Abstract

Studi ini mengamati M&A lintas batas dari negara-negara BRICS di lima negara Asia Tenggara dari tahun 2002 hingga 2019. Studi ini menggunakan analisis ekonometrik untuk menganalisis secara pengaruh jarak geografis, ukuran pasar tuan rumah, dan kualitas pemerintah tuan rumah pada M&A lintas batas oleh perusahaan multinasional dari negara-negara BRICS. Penelitian ini menemukan bahwa jarak geografis tidak berpengaruh terhadap level kepemilikan perusahaan multinasional dalam M&A lintas batas, sedangkan ukuran pasar negara tuan rumah dan kualitas regulasi negara tuan rumah justru berpengaruh terhadap level kepemilikan perusahaan multinasional dalam M&A lintas batas secara signifikan. Hasil ini menambah literatur tentang M&A lintas batas, terutama yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan multinasional BRICS di negara-negara berkembang.
SOSIALISASI DAN EDUKASI PEMBIAYAAN MOBIL SYARIAH BAGI PENGURUS MASJID KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN BUMN Faizi, Faizi; Kusumastuti, Retno Dyah; Kusuma, Airlangga Surya; Widodo, Purwanto; Levianto, Jubei
ABDI KAMI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 2 (2024): (Oktober 2024)
Publisher : LPPM Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69552/abdi_kami.v7i2.2606

Abstract

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki potensi yang besar menjadi pusat pengembangan keuangan syariah, termasuk pembiayaan mobil syariah. Namun, perkembangan pembiayaan mobil syariah sendiri masih relatif kecil. Salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan pembiayaan mobil syariah adalah rendahnya tingkat literasi keuangan syariah masyarakat. Selain itu, masyarakat juga masih menganggap pembiayaan mobil syariah sama dengan pembiayaan mobil konvensional. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman pembiayaan mobil syariah di masyarakat. Agar lebih efektif, pelatihan tersebut sebaiknya ditujukan ke pihak-pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat, seperti pengurus masjid. Dengan pelatihan tersebut diharapkan pemahaman pengurus masjid terkait pembiayaan mobil syariah dapat meningkat, dan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai pembiayaan mobil syariah ke masyarakat luas. Untuk melaksanakan pelatihan tersebut, tim pengabdian UPN Veteran Jakarta selanjutnya bekerja sama dengan Forum Silaturrahim Takmir Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN mengadakan sosialisasi pembiayaan mobil syariah bagi pengurus masjid. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah sebagai metode untuk sosialisasi pembiayaan mobil syariah, yang selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Selanjutnya diharapkan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai pembiayaan mobil syariah kepada masyarakat luas sehingga pemahaman mengenai pembiayaan mobil syariah di masyarakat juga meningkat.
Cost Observation in Natural Monopoly Settings: The Relevance of Jean-Jacques Laffont and Jean Tirole's Thoughts in The Regulation of Natural Monopoly Companies Jerry Marmen; Airlangga Surya Kusuma
International Journal of Economics Development Research (IJEDR) Vol. 4 No. 5 (2023): International Journal of Economics Development Research (IJEDR)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/ijedr.v5i2.5504

Abstract

Government intervention is necessary to protect consumer interests and prevent companies in monopoly markets from exploiting consumers by setting high prices. Regulations such as business competition laws and price regulations can be implemented to prevent monopoly markets from exploiting consumers. However, implementing price regulation in natural monopolies is challenging due to challenges such as determining accurate marginal costs, monitoring and enforcing regulations, and ensuring compliance by monopolists. Thus, effective regulation must be holistic, covering aspects of price, service quality, and innovation incentives, and supported by strong transparency and accountability mechanisms to ensure compliance and protect overall consumer interests. The study concludes that there is a need for regulation in monopoly markets, particularly in sectors like water utilities, electricity, and rail transportation where high fixed costs and large economies of scale make one firm more efficient than several competing firms. The government plays a crucial role in implementing regulations to protect consumers and ensure market efficiency. Further research is needed to test the effectiveness of incentive and fine mechanisms in other sectors, develop econometric models to measure monopoly efficiency and conduct international policy evaluations. By combining theoretical and empirical approaches, the proposed policies can improve efficiency, consumer welfare, fiscal sustainability, and better management of public resources.
Descriptive Analysis of the 2022 National Defense Index Levianto, Jubei; Kusuma, Airlangga Surya
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jiap.v14i2.67219

Abstract

The Indonesian nation (NKRI) is facing various national issues, both from external and internal sources, which inevitably affect the nation’s unity and integrity. This is especially evident among the younger generation of Indonesia, who are gradually losing their sense of national defense awareness and patriotism. Conflicts—whether political, social, economic, or cultural—along with demonstrations, mass unrest, and violent acts, all contribute to a potential national disintegration, ultimately leading toward radicalism and separatism movements. To anticipate these issues, an understanding of national defense values is essential. To strengthen national unity and integrity, there is a need to measure national defense readiness through a National Defense Index (NDI). The NDI is a personal assessment of the level of awareness among Indonesian citizens to defend their country, reflected in their attitudes, determination, behaviors, and actions, both individually and collectively. The index’s measurable variables include the five core elements of National Defense: love for the homeland, awareness of nationhood and statehood, loyalty to Pancasila, willingness to sacrifice for the nation and state, and basic capability for national defense. This study found that the National Defense Index (NDI) reached a level of 3.30. The highest-scoring element was willingness to sacrifice for the nation and state (with a score of 3.49), while the lowest was awareness of nationhood and statehood (with a score of 3.04). The implications of this study suggest the need for further cultivation, especially in areas scoring lower, such as awareness of nationhood and statehood. 
STRATEGI KEPEMILIKAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL BRICS: APAKAH JARAK GEOGRAFIS, UKURAN PASAR, & KUALITAS REGULASI PENTING? Airlangga Surya Kusuma; Rangga Almahendra; Pisi Bethania Titalessy
Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/jep.v9i2.1808

Abstract

ABSTRAKMeskipun di masa lalu kegiatan M&A lintas batas lebih banyak dilakukan oleh negara-negara maju melalui DMNE, meningkatnya dominasi ekonomi negara-negara BRICS menjadikan EMNE dari negara-negara tersebut sebagai pemain penting dalam kegiatan M&A lintas batas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki M&A lintas batas yang dilakukan oleh EMNE dari lima negara BRICS di 55 negara berkembang di 4 benua (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin) dari tahun 2002 hingga 2019. Pendekatan ekonometrik digunakan untuk analisis empiris peran jarak geografis, ukuran pasar tuan rumah, dan kualitas regulasi pada M&A lintas batas yang dilakukan oleh EMNE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepemilikan EMNE dalam M&A lintas batas. Namun, jarak geografis dan kualitas regulasi secara signifikan mempengaruhi tingkat kepemilikan EMNE dalam M&A lintas batas. Semakin besar jarak geografis dan semakin ketat kualitas regulasinya, semakin tinggi pula tingkat kepemilikan EMNE dalam M&A lintas batas. Studi ini berkontribusi pada literatur M&A lintas batas, khususnya mengenai kepemilikan EMNE di negara-negara berkembang. Hal ini juga menawarkan beberapa implikasi praktis mengenai pokok bahasannya.Kata Kunci: M&A Lintas Batas, Jarak Geografis, Ukuran Pasar, Kualitas RegulasiABSTRACTWhile in the past the cross–border M&A activities were conducted mainly by developed countries through DMNEs, the rising dominance of BRICS countries has made these countries important players in global cross–border M&A activities. This study aimed to investigate the cross-border M&As conducted by EMNEs from five BRICS countries in 55 developing countries in 4 continents (Asia, Africa, Europe, and Latin America) from 2002 to 2019. An econometric approach was used for the empirical analysis of the role of geographical distance, host market size, and regulatory quality on the cross-border M&As performed by EMNEs. The results showed that market size does not significantly affect the degree of ownership of EMNEs in cross-border M&As. However, the geographical distance and regulatory quality significantly affect the degree of ownership of EMNEs in cross-border M&As. The larger the geographical distance and the stricter its regulatory quality, the higher the degree of EMNEs ownership in cross-border M&As. This study contributes to the cross–border M&A literature, especially on the ownership of EMNEs in developing countries. It also offers several practical implications about the subject matter.Keywords: Cross-border M&As, Geographic Distance, Market Size, Regulatory Quality
Analisis Kelebihan Labor Supply Lulusan Pendidikan Tinggi di Amerika Serikat: Perspektif Ketidaksesuaian Kualifikasi Masbait, David Salomo; Kusuma, Airlangga Surya; Mali, Lazarus Valdino Ndopo; Muhardi, Naufal Pratama; Iskandar, Fachdieral Nuradza; Safitri, Dheariani
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 12 (2025): July 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15692370

Abstract

Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan tinggi di Amerika Serikat telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa, menghasilkan peningkatan jumlah lulusan yang signifikan. Namun, fenomena yang mengkhawatirkan telah muncul: jumlah lulusan yang melampaui ketersediaan lapangan kerja yang sesuai, yang dikenal sebagai "ketidakcocokan kualifikasi." Artikel ini mengkaji dampak negatif dari ketidakcocokan kualifikasi, seperti penurunan produktivitas, pemanfaatan sumber daya pendidikan yang tidak efisien, dan potensi penurunan upah serta kepuasan kerja. Kami mengidentifikasi kurangnya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemberi kerja sebagai faktor utama penyebab masalah ini, ditambah dengan kecepatan kemajuan teknologi yang tidak sejalan dengan pembaruan kurikulum. Studi kasus internasional menunjukkan bahwa tantangan ini bersifat global, dan negara-negara yang berinvestasi dalam kurikulum yang selaras dengan industri lebih berhasil mempersiapkan lulusan. Data terkini tentang pasar kerja lulusan di AS mengungkapkan perbedaan tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan dan gender, dengan lulusan perempuan menunjukkan hasil yang lebih baik dalam beberapa kategori. Proyeksi menunjukkan bahwa pekerjaan yang membutuhkan kualifikasi lebih tinggi akan terus meningkat, menggarisbawahi pentingnya pendidikan lanjutan. Selain itu, kami membahas bagaimana ketidakpastian ekonomi dan teknologi baru seperti kecerdasan buatan memperparah tantangan pekerjaan bagi lulusan baru, menekankan perlunya kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan dan dapat bertransisi dengan mulus ke dunia kerja.