Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan

Geomorfologi Tanah Pada Transisi Geologi Formasi Wonosari dan Nglanggran di Kecamatan Purwosari Gunungkidul Yogyakarta Indra Agus Riyanto; Ahmad Cahyadi; Dwi Sismoyo; Azura Ulfa; Wilda Aulia Fathoni; Ghalih Nur Wicaksono
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 2 (2022): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i2.9072

Abstract

The transition zone of the Wonosari and Nglanggran Formation in Purwosari District has the characteristics of thick soil, steep slopes, and no outcrops. The different characteristics found in the Wonosari Formation Zone are characterized by polygonal karst formations with thin soil and limestone rocks, and the Nglanggran Formation in the form of thick soil, andesite rock outcrops, and steep slopes. Geomorphological mapping of the Nglanggran and Wonosari Formation can be done easily through morphological approaches and outcrops. Geomorphological mapping is quite difficult to do in the transition of the Wonosari and Nglanggran Formation because it does not have outcrops and is difficult to interpret from morphology. Soil geomorphological approach needs to be done to define landform units for areas that do not have outcrops dan difficult to interpret through morphology. The purpose of this study was to map the geomorphological distribution of soil characteristics in the geological transition zone. The methods used to identify landform units are morphological delineation and soil survey. The morphological delineation for landform units was obtained from aerial photographs. The results of the delineation of landforms from aerial photographs are detailed by soil surveys. The results of the delineation of landforms using aerial photography produce high resolution, smooth, and firm compared to other sources. The results of the delineation of landforms from aerial photos obtained two units of landforms, limestone karst hills, Wonosari formation and andesitic rocky hills, Nglanggran formation. There is a transitional transition zone in the TP7 soil sample with the color change from dark brown (karst) to light brown (old volcanic). The thickness of the soil in the old volcanic is more than 1 meter and deeper than the karst soil (< 60 cm). The transition zone has three soil horizons A, B, and B/C which are classified as more developed than the karst region (A and B horizons). The soil texture in old volcanic is clay and silt, while the dominant karst area is clay.
Analisis Dampak Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air Sungai Bawah Tanah Seropan, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul Tjahyo Nugroho Adji; Ahmad Cahyadi; Gifari Shadad Ramadhan; Eko Haryono; Setyawan Purnama; Naufal Fattah Tastian; Rasyiida Acitya; Rakhmat Dwi Putra
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 7 No. 1 (2023): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v7i1.10006

Abstract

Sungai Bawah Tanah Seropan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan air baku di Kabupaten Gunungkidul, sehingga kondisinya dari sisi kualitas dan kuantitas sangat penting untuk dijaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak aktivitas antropogenik terhadap kualitas Sungai Bawah Tanah Seropan. Pengambilan sampel airtanah dilakukan setiap dua minggu selama Bulan Februari sampai dengan Juni 2022.  Analisis hidrogeokimia yang dilakukan meliputi analisis kimia, fisika dan biologi dengan berfokus pada beberapa parameter yang mengindikasikan terjadinya pencemaran oleh aktivitas antropogenik seperti Nitrat (NO3-), Fosfat (PO43-), Klorida (Cl-), Sulfat (SO4-) dan Koliform Total. Analisis yang dilakukan meliputi analisis matching dengan baku mutu kualitas air, analisis ion dominan dan proses dominan dengan diagram Schoeller dan Trilinear, serta analisis perbandingan ion untuk melihat indikasi dampak aktivitas antropogenik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun hanya dua parameter yang melebihi baku mutu (Fosfat dan Koliform Total), tetapi nilai Klorida yang melebihi Natrium pada 3 sampel, korelasi Sulfat yang rendah dibandingkan dengan Anion yang lain serta tingginya kandungan Nitrat dibandingkan Klorida menunjukkan adanya indikasi dampak dari aktivitas antropogenik. Aktivitas antropogenik yang berdampak pada kualitas air Sungai Bawah Tanah Seropan adalah pembuangan black water (tinja) dan pupuk pada aktivitas pertanian.
Geomorfologi Tanah Pada Transisi Geologi Formasi Wonosari dan Nglanggran di Kecamatan Purwosari Gunungkidul Yogyakarta Indra Agus Riyanto; Ahmad Cahyadi; Dwi Sismoyo; Azura Ulfa; Wilda Aulia Fathoni; Ghalih Nur Wicaksono
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 2 (2022): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i2.9072

Abstract

The transition zone of the Wonosari and Nglanggran Formation in Purwosari District has the characteristics of thick soil, steep slopes, and no outcrops. The different characteristics found in the Wonosari Formation Zone are characterized by polygonal karst formations with thin soil and limestone rocks, and the Nglanggran Formation in the form of thick soil, andesite rock outcrops, and steep slopes. Geomorphological mapping of the Nglanggran and Wonosari Formation can be done easily through morphological approaches and outcrops. Geomorphological mapping is quite difficult to do in the transition of the Wonosari and Nglanggran Formation because it does not have outcrops and is difficult to interpret from morphology. Soil geomorphological approach needs to be done to define landform units for areas that do not have outcrops dan difficult to interpret through morphology. The purpose of this study was to map the geomorphological distribution of soil characteristics in the geological transition zone. The methods used to identify landform units are morphological delineation and soil survey. The morphological delineation for landform units was obtained from aerial photographs. The results of the delineation of landforms from aerial photographs are detailed by soil surveys. The results of the delineation of landforms using aerial photography produce high resolution, smooth, and firm compared to other sources. The results of the delineation of landforms from aerial photos obtained two units of landforms, limestone karst hills, Wonosari formation and andesitic rocky hills, Nglanggran formation. There is a transitional transition zone in the TP7 soil sample with the color change from dark brown (karst) to light brown (old volcanic). The thickness of the soil in the old volcanic is more than 1 meter and deeper than the karst soil (< 60 cm). The transition zone has three soil horizons A, B, and B/C which are classified as more developed than the karst region (A and B horizons). The soil texture in old volcanic is clay and silt, while the dominant karst area is clay.
Analisis Dampak Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air Sungai Bawah Tanah Seropan, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul Tjahyo Nugroho Adji; Ahmad Cahyadi; Gifari Shadad Ramadhan; Eko Haryono; Setyawan Purnama; Naufal Fattah Tastian; Rasyiida Acitya; Rakhmat Dwi Putra
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 7 No. 1 (2023): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v7i1.10006

Abstract

Sungai Bawah Tanah Seropan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan air baku di Kabupaten Gunungkidul, sehingga kondisinya dari sisi kualitas dan kuantitas sangat penting untuk dijaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak aktivitas antropogenik terhadap kualitas Sungai Bawah Tanah Seropan. Pengambilan sampel airtanah dilakukan setiap dua minggu selama Bulan Februari sampai dengan Juni 2022.  Analisis hidrogeokimia yang dilakukan meliputi analisis kimia, fisika dan biologi dengan berfokus pada beberapa parameter yang mengindikasikan terjadinya pencemaran oleh aktivitas antropogenik seperti Nitrat (NO3-), Fosfat (PO43-), Klorida (Cl-), Sulfat (SO4-) dan Koliform Total. Analisis yang dilakukan meliputi analisis matching dengan baku mutu kualitas air, analisis ion dominan dan proses dominan dengan diagram Schoeller dan Trilinear, serta analisis perbandingan ion untuk melihat indikasi dampak aktivitas antropogenik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun hanya dua parameter yang melebihi baku mutu (Fosfat dan Koliform Total), tetapi nilai Klorida yang melebihi Natrium pada 3 sampel, korelasi Sulfat yang rendah dibandingkan dengan Anion yang lain serta tingginya kandungan Nitrat dibandingkan Klorida menunjukkan adanya indikasi dampak dari aktivitas antropogenik. Aktivitas antropogenik yang berdampak pada kualitas air Sungai Bawah Tanah Seropan adalah pembuangan black water (tinja) dan pupuk pada aktivitas pertanian.
Kualitas Air Dan Hidrogeokimia Mata Air Di Lereng Selatan Gunungapi Merbabu Diwijaya, Sonna; Cahyadi, Ahmad; Pramono Hadi, Mohammad
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 8 No. 1 (2024): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v8i1.11991

Abstract

Mata air di lereng selatan Gunungapi Merbabu memiliki peranan yang besar dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis kualitas air pada mata air di lereng Selatan Gunungapi Merbabu, dan (2) menganalisis karakteristik hidrogeokimia air pada mata air di lereng selatan Gunungapi Merbabu. Penelitian ini dilakukan di Lereng Selatan Gunung Merbabu dengan mengambil 4 sampel mata air, 2 sampel air hujan, dan satu sampel air sungai. Penentuan titik pengambilan sampel mata air berdasarkan sensus berdasarkan data dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, wawancara penduduk lokal, dan penelitian terdahulu. Analisis kualitas air dilakukan dengan metode matching terhadap  baku mutu air minum Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Todd dan Mays (2005), dan Guidline for Drinking Water World Health Organization 2022. Analisis hidrogeokimia dilakukan dengan analisis ion mayor dominan menggunakan Schoeller Diagram, analisis tipe kimia dan proses hidrogeokimia yang dominan dengan diagram piper, serta analisis perbandingan ion untuk menentukan proses-proses yang mempengaruhi kondisi hidrogeokimia mata air termasuk sumber pencemaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air di lokasi kajian dalam kondisi baik. Meskipun semua parameter tidak ada yang melebihi baku mutu, tetapi indikasi terjadinya pencemaran telah terindentifikasi. Selain itu, karakteristik hidrogeokimia dari parameter DHL, TDS dan suhu, serta tipe kimia HCO3- - Ca2+- Mg2+  menunjukkan bahwa mata air disuplai dari air tanah pada akuifer dangkal dan lokal dengan proses utama pengayaan mineral pada zona lengas tanah.
Co-Authors Abdul Karim Ade Yuniati Pratiwi Afid Nurkholis Agus Riyanto, Indra Aji Dwi Pratama Andung Bayu Sekaranom Anindya Arma Risanti Ardila Yananto Aries Dwi Siswanto Awanda Sistia Risky Azura Ulfa Danang Sri Hadmoko Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Dicky Satria Dini Feti Anggraini Diwijaya, Sonna Dwi Laksono, Angga Dwi Putra, Rakhmat Dwi Septiyanto, Dwi Dwi Sismoyo Dzakwan Taufiq Nur Muhammad Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Emilya Nurjani Erick Febriarta Erik Febriarta Erik Febriarta Fajar Sugiarto Fajri Ramadhan Fajri Ramadhan Fattah Tastian, Naufal Febriarta, Erick Febriarta, Erik Fedhi Astuty Hartoyo Gemasakti Adzan Ghalih Nur Wicaksono Gifari Shadad Ramadhan Hakim, Arief Abdurrahman Hamzah Fathoni Hari Prihatno Hari Prihatno Hendi Fatchurrohman Hendy Fatchurohman Hendy Fatchurohman Henky Nugraha Henky Nugraha, Henky Hilary Reinhart Husna Diah Igor Yoga Bahtiar Ikhwan Arbi Kurniawan Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Kurniawan Andre Cahyono Labib, M. Ainul Latifah Latifah Lely Andriani Nasution Lili Ismangil M Widyastuti M Widyastuti M. Widyastuti Marfai, Muh Aris Margaretha Widyastuti Melati Ayuning Putri Muchammad Amin Nurrohman Muh Aris Marfai Muh. Aris Marfai Muhammad Naufal Muhammad Naufal Muhammad Naufal, Muhammad Muhammad Sufwandika Wijaya MULYONO, NANANG Naufal Fattah Tastian Naufal Fattah Tastian Novita Rahmawati Nugroho Adji, Tjahyo Nursiah Chairunnisa Nurul Khakhim Nurul Khakhim Nurwidayati, Ratni Prakoso, Puguh Budi Pramono Hadi, Mohammad Putra, Rakhmat Dwi Rakhmat Dwi Putra Ramadhan, Fajri Raras Endarto Rasyiida Acitya Ratna Destra Kurniasari Ratri Abdatush Sholihah Risma Sari Septianingrum Riyanto, Indra Agus Rizki, Raden Ludhang Pradipta Roesdi Fitra Ariefin Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Safira Prameswari Satrio, Fahry Adhi Sembodo Noviandaru Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama1 Sigit Heru Murti Slamet Suprayogi Sudarmadji Sudarmadji Sudrajat sudrajat Susianti, Noor Alia Taufiq Nur Muhammad, Dzakwan Tivianton, Tommy Ardian Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tommy Ardian Tivianton Victor Kusuma Ramadan Vienastra, Septian Wahyu Hidayat Wahyu Ristiawan, Angga Wilda Aulia Fathoni Wisnu Agung Waskita Wisnu Agung Waskito Wisnu Agung Waskito