Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Community-based Approach to Empower People with Disabilities Chawa, Anif Fatma; Putra, Moch Hisyam; Purba, Dano
Indonesian Journal of Disability Studies Vol. 8 No. 2 (2021)
Publisher : The Center for Disability Studies and Services Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.608 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijds.2021.008.02.12

Abstract

This article seeks to understand the empowerment issues of persons with disabilities. Various development programs have been implemented to reduce stigma, prejudice and stereotypes that impede persons with disabilities from having greater access to education, employment or the labor markets and public services. However, research findings showed that many interventions and strategies to address disability issues focus more on individual or medical models. As a consequence, public stigma and social exclusion of persons with disabilities continue to occur, preventing them from participating in various activities in the society including in the tourism sector. The purpose of this study is to identify social reasons that lead to exclusion and lack of empowerment, as well as to establish programs at the community level to increase the engagements of persons with disabilities in tourist attractions and tourist destinations in Malang. The result of the study shows that the insufficient skills and knowledge of the community members of Desa Kalisanga (nicknamed Kampung Cempluk) in communicating and interacting with persons with disabilities cause the lack of awareness in regard to disability issues. Using macro perspective, this study exhibits community-based approach which requires participation of community members in the planning and organizing an inclusive arts and music festival in Kampung Cempluk. The community was successfully provided various accessibility facilities needed by persons with disabilities to participate, both attending and performing at the festival. This study shows that community-based approach could be employed as a model or strategy to empower persons with disabilities by providing them with equal opportunities to participate in tourist attractions or other activities in the society and wider access to tourist destinations and other public facilities.
Implementation of the Hadith about Deliberation: A Case Study of Catfish Farming as A Consensus Space for Farmers: Implementasi Hadis tentang Musyawarah: Studi Kasus Budidaya Ikan Lele sebagai Ruang Musyawarah bagi Petani Ahmad Imron Rozuli; Dodyk Pranowo; Rahmi Nurdiani; Muhammad Akhid Syib’li; Purba, Dano; Ryan Renwarin; Adhinugraha Wirayudha
Jurnal Living Hadis Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/livinghadis.2024.6217

Abstract

Conflicts among farmers over water resource management are often a significant problem, especially during the dry season. This is made all the more complex by the fact that these problems occur on a protracted basis without any concrete action being taken to resolve them. One of these realities occurs in the community of Kedungrejo Village, Malang District. The emergence of catfish cultivation is an alternative business and an effort to form a space for community consensus in discussion. This study analyzes the role of catfish farming as a consensus space in two forms of questions. First, how is the relevance between the hadith about deliberation and catfish cultivation as a community consensus space? Second, how is the impact of catfish farming as a consensus space in breaking the tension in the community? Using a descriptive qualitative approach and Miles and Huberman's analysis, this study found that catfish farming is not only an alternative economic solution but also fosters social solidarity through deliberation. Meanwhile, the hadith about deliberation in farmers' socio-economic practices confirms that Islamic values can be applied in community life. As a result, catfish cultivation in Kedungrejo is proof that deliberation can be a tool for conflict resolution while improving community welfare.
Penguatan sistem irigasi pertanian dan pengelolaan sampah melalui penataan kelembagaan berbasis resiprositas di Desa Kedungrejo, Kabupaten Malang Rozuli, Ahmad Imron; Pranowo, Dodyk; Nurdiani, Rahmi; Syib'Li, Muhammad Akhid; Purba, Dano; Renwarin, Ryan; Kusuma, Adhinugraha Wirayudha
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 4 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i4.31773

Abstract

AbstrakSistem irigasi dan pengelolaan sampah di Desa Kedungrejo menghadapi sejumlah tantangan serius, seperti praktik sabotase aliran air, penyumbatan saluran irigasi akibat sampah, serta rendahnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan. Kegiatan pengabdian melalui program Penataan Kelembagaan Terpadu Berbasis Resiprositas (P-KTR) dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut. Kegiatan ini melibatkan Pemerintah Desa, Paguyuban Pengelola Sampah, Kelompok Tani, Kuwowo, Waker, dan masyarakat sebagai aktor utama dalam sistem kelembagaan. Pemerintah desa berperan sebagai regulator dan fasilitator, sementara kelompok masyarakat bertanggung jawab atas implementasi teknis di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan irigasi dan sampah secara berkelanjutan. Keunggulan model ini terletak pada integrasi lintas sektor, partisipasi kolektif, dan insentif warga berbasis kontribusi. Tantangan yang tersisa mencakup rendahnya kedisiplinan iuran sampah serta perlunya penguatan mekanisme koordinasi antaraktor. Pengembangan kelembagaan ke depan perlu memprioritaskan peningkatan kapasitas teknis, digitalisasi sistem pemantauan, dan penguatan kolaborasi berkelanjutan dengan institusi akademik dan pemerintah daerah. Penerapan model ini secara konsisten diharapkan mampu mendorong pertanian yang lestari, lingkungan desa yang lebih bersih, dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Kata kunci: irigasi; pengelolaan sampah; kelembagaan; resiprositas. AbstractThe irrigation and waste management systems in Kedungrejo Village face several serious challenges, including the sabotage of water flow, blockage of irrigation channels due to waste, and low public awareness regarding environmental cleanliness. The community service activities through the Reciprocity-Based Integrated Institutional Arrangement (P-KTR) program were conducted to address these challenges. The initiative engages key stakeholders in the institutional system, including the Village Government, Waste Management Association, Farmer Groups, Kuwowo (village irrigation managers), Waker (water gate operators), and local community members as primary actors. The village government acts as a regulator and facilitator, while community groups are responsible for technical implementation in the field. The results of the program indicate an increase in community understanding and involvement in sustainable irrigation and waste management. The strength of this model lies in its cross-sectoral integration, collective participation, and citizen incentives based on contribution. Remaining challenges include low discipline in waste fee payments and the need to strengthen coordination mechanisms among actors. Future institutional development should prioritize technical capacity building, digital transformation of monitoring systems, and strengthening sustainable collaboration with academic institutions and local governments.Consistent implementation of this model is expected to promote sustainable agriculture, a cleaner village environment, and long- term community well-being. Keywords: irrigation; waste management; institutional arrangement; reciprocity.
Keberlanjutan Komunitas Bantengan Desa Kidangbang Dalam Mempertahankan Kesenian Lokal Melalui Media Sosial Rahmawati, Adinda Ayu; Laily, Alfiani Nur; Khairunnisa Syahrani, Aida; Susilo, Khalisa Putri; Rozuli, Ahmad Imron; Fitri Nuryani, Astrida; Purba, Dano
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 3 (2024): JPMI - Juni 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2541

Abstract

Demi mencegah hilangnya suatu kebudayaan, masyarakat perlu mengembangkan sebuah metode pelestarian yang diadaptasikan dengan perubahan zaman. Promosi melalui media sosial menjadi salah satu cara yang dilakukan masyarakat untuk memperkenalkan kebudayaan daerahnya masing-masing kepada lingkup yang lebih luas lagi. Ada pula penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi keberlanjutan dari Kesenian Bantengan di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk melihat potensi pariwisata pada Kesenian Bantengan yang sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan yang dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi baik bagi komunitas bantengan maupun masyarakat lokal. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode RRA dengan instrumen penelitian berupa analisis SWOT, diagram pohon, dan wawancara. Ditemukan bahwa komunitas bantengan Kidangbang telah memanfaatkan media sosial secara efektif untuk mempromosikan keseniannya, namun perbedaan perspektif antara anggota muda dan tua dalam komunitas terhadap kepentingan penggunaan sosial media dalam mempromosikan kesenian menjadi salah satu tantangan yang perlu dihadapi. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa salah satu solusi yang tepat untuk memaksimalkan potensi dari desa ini adalah pemerintah desa lebih terlibat dalam kegiatan kesenian komunitas dan memberikan dukungan finansial kepada komunitas bantengan.
Dilema Pembentukan Karakter Siswa dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Sasmita Sari, Ajeng Yuri Eka; Hadi, Nur; Rozuli , Ahmad Imron; Purba, Dano
Peradaban Journal of Interdisciplinary Educational Research Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Pustaka Peradaban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59001/pjier.v2i1.150

Abstract

This study examines the impact of curriculum system changes on student behavior and character patterns at SMA Negeri 2 Batu, Kota Batu, related to the transition from Curriculum 13 to the Merdeka Curriculum. The Merdeka Curriculum is part of the Merdeka Belajar program, which aims to provide freedom to educational units, teachers, and students to develop their potential to the fullest. The results show that students face complex dilemmas. Although project-based learning in the Merdeka Curriculum offers a deeper learning experience, students face various challenges such as high workloads, risk of stress, and the "flood" of information through technology. Students must filter information, develop critical thinking skills, and maintain moral sensitivity. It is important for the education sector to pay attention to student welfare in implementing project-based learning. Measures such as managing workloads wisely, increasing access to resources, and psychological and social approaches can help reduce the negative impact of this curriculum change. The application of Pancasila values is also necessary to shape good attitudes, behavior, and morals in students. Thus, students can reap the maximum benefits of project-based learning without sacrificing their well-being and life balance. Penelitian ini menginvestigasi keterhubungan antara sistem kurikulum yang diberlakukan dengan pola perilaku dan karakter siswa di SMA Negeri 2 Batu, Kota Batu, terkait peralihan dari Kurikulum 13 ke Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar yang bertujuan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan, guru, dan peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dihadapkan pada dilema kompleks. Meskipun pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka menawarkan pengalaman belajar yang lebih mendalam, siswa menghadapi berbagai tantangan seperti beban kerja yang tinggi, risiko stres, dan "bajirnya" informasi melalui teknologi. Siswa harus memfilter informasi, mengembangkan kemampuan kritis, dan menjaga kepekaan moral. Penting bagi pihak pendidikan untuk memperhatikan kesejahteraan siswa dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek. Langkah-langkah seperti pengelolaan beban kerja yang bijaksana, peningkatan aksesibilitas sumber daya, serta pendekatan psikologis dan sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif dari perubahan kurikulum ini. Penerapan nilai-nilai Pancasila juga diperlukan untuk membentuk sikap, perilaku, dan akhlak yang baik pada siswa. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat yang maksimal dari pembelajaran berbasis proyek tanpa mengorbankan kesejahteraan dan keseimbangan hidup mereka.