Effendy, Irwan J.
Unknown Affiliation

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Perbandingan Pertumbuhan dan Sintasan Populasi Abalon yang Dipelihara Bersama Sponge dan Rumput Laut Sukti, Andi N.; Effendy, Irwan J.; Sarita, Abdul H.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.458 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i2.4280

Abstract

Pemeliharaan tentang perbandingan pertumbuhan dan sintasan populasi abalon yang dipelihara bersama sponge dan rumput laut telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sponge dan rumput laut terhadap laju pertumbuhan dan sintasan populasi abalon dengan pemberian pakan makroalga jenis G. verrucosa. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Sejahtera Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 60 hari. Hewan uji yang digunakan sebanyak 150 individu pada tiap populasi. Pada populasi A dipelihara bersama sponge, populasi B dipelihara bersama sponge dan rumput laut, dan populasi C dipelihara bersama rumput laut. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui perubahan panjang dan bobot ketiga populasi hewan uji. Hasil analisis regresi pada populasi menunjukkan persamaan populasi A ; Panjang (mm) = 35,774 + ,45609 * Berat (g) = -41,87 + 1,3627 *, populasi B ; Panjang (mm) = 34,314 + ,53727 * Berat (g) = -31,82 + 1,1335 *, dan populasi C Panjang (mm) = 33,892 + ,55849 * Berat (g) = -29,01+ 1,0592 *. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pertambahan panjang cangkang tertinggi yaitu pada populasi A kemudian pada populasi B dan yang terendah yaitu pada populasi C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penelitian, ketiga populasi tersebut mengalami pertambahan panjang cangkang setiap meningkatnya pertambahan bobot tubuh. Hal ini menggambarkan bahwa pemeliharaan abalon bersama sponge dan rumput laut baik untuk menunjangpertumbuhan dan sintasannya.Selanjutnya hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian memiliki kisaran masing-masing suhu berkisar antara 29–31°C, salinitas 34–36 ppt, serta pH 7–8.Kata Kunci : Abalon, Pertumbuhan, Sponge, Rumput Laut
Perbandingan Persentase Matang Gonad Induk Abalon (Haliotis asinina) yang Dipelihara pada Sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) dan Sistem Raceway Sriani, .; Effendy, Irwan J.; Rahman, Abdul
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.489 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i4.4294

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju perbandingan persentase matang gonad pada induk abalon jenis H. asinina yang dipelihara pada sistem berbeda, yaitu sistem IMTA dan sistem raceway.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015-April 2016 bertempat di Hatchery Abalon PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK, Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik Uji T-Test.  Hewan uji yang digunakan adalah induk abalon (Haliotis asinina) dengan panjang cangkang 5.3-5.9 cm dengan pemberian pakan jenis Laurensia papillosa.  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematangan gonad tertinggi induk abalon (TKG II) terdapat pada sistem IMTA yaitu 88.75% dibanding pada sistem raceway yaitu 68.75%. Tingkat konsumsi pakan tertinggi terdapat pada sistem IMTA yaitu 258.36 g/hari dibanding pada sistem raceway yaitu 215.39%.  Pertumbuhan mutlak panjang cangkang dan bobot tubuh tertinggi terdapat pada sistem IMTA yaitu 0.77 mm dan 4.34 g dibanding pada sistem raceway yaitu  0.58 mm dan 3.78 g.  Persentase sintasan pada sistem IMTA mencapai 100% dan sistem raceway 73.75%. Parameter kualitas air yang diukur selama pengamatan yaitu pada sistem IMTA suhu berkisar 28-300C dan sistem raceway 29-310C, kemudian untuk salinitas 33-35 ppt, dan pH 7-8 pada sistem IMTA maupun raceway. Kata kunci : Abalon, Tingkat Kematangan Gonad, IMTA, Raceway
Konsumsi Pakan dan Kematangan Gonad Induk Abalon (Haliotis asinina) pada Sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) Menggunakan Pakan yang Berbeda Jenis Gracilaria salicornia dan Gracilaria arcuata yang Bersumber dari Alam dan Hasil Budidaya IMTA Eko, Wa; Effendy, Irwan J.; Ishak, Ermayanti
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.438 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i3.4285

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatcheryAbalon, PT. Sumber Laut Nusantara.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon (H. asinina) menggunakan jenis pakan G. salicornia  dan G. arcuata dari alam dan hasil budidaya IMTA. Menggunakan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi pakan harian tertinggi terdapat pada perlakuan D (G. arcuata hasil budidaya sistem IMTA dengan nilai yaitu 30,0 g/hari) dan persentase TKG III tertinggi abalon Jantan dan Betina terdapat pada perlakuan D (G. arcuata hasil budidaya IMTA) dengan nilai masing-masing yaitu 87,77% dan 93,33%.  Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata terhadap konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad abalon  (P < 0,05). Kata Kunci: Induk abalon (H. asinina), Konsumsi pakan, Tingkatkematangan gonad, Sistem IMTA
Identifikasi dan Kultur Jenis Diatom Epifit dari Waring Keramba Budidaya Abalon Sarniati, .; Effendy, Irwan J.; Balubi, Abdul M.; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.17 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i2.4332

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diatom yang hidup melekat sebagai epifit pada waring keramba budidaya abalon. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari yaitu bulan Agustus–September 2016 yang bertempat di Hatchery Abalon PT. Sumber Laut Sejahtera kerjasama LP2T-SPK (Lembaga Pengembangan dan Penerapan Teknologi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan), di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa spesies diatom epifit yang ditemukan menempel pada waring keramba budidaya abalon dan dikultur pada fiber tank yaitu terdapat 66 spesies. Komposisi spesies diatom epifit yang dominan adalah spesies Nitzschia reversa  dan Achnanthidium minutissimum dengan persentase 24% dan 23%. Kata kunci : Diatom Epifit, Diatom Bentik, Kultur Diatom
Identifikasi Jenis dan Kepadatan Bentik Mikroalga dari Enhalus acoroides dan Gracillaria arcuata yang Dikultur pada Bak Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) Asia, Nur; Idris, Muhammad; Rahman, Abdul; Kurnia, Agus; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.517 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i1.4382

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah jenis dan kepadatan bentik mikroalga dari masing-masing sumber (E. acoroides dan G. arcuata) dengan menggunakan metode kultur pada sistem IMTA.Penelitian ini dilakukan dihatchery abalon, Desa Tapulaga selama 2 bulan dari bulan januari sampai maret 2017.Enhalus acoroides  danGracilaria arcuata yang menjadi sumber bentik mikroalga dikultur pada bak IMTA. Kolektor yang digunakan untuk setiap sumber bentik sebanyak 15 kolektor.Organisme IMTA yang digunakan yaitu abalon, G.arcuata, sponge dan teripang.Pengambilan sampel dilakukan pada awal penelitian dan dilakukan 2 minggu sekali.Bentik mikroalga yang didapatkan dikarakterisasi dengan analisis deskriptif.Hasil yang didapatkan yaitu jenis bentik mikroalga 31 jenis.Kepadatan total untuk E. acoroides sebesar 109.050 sel/cm2 dan G. arcuata sebesar 82.250 sel/cm2.Kata kunci: Bentik Mikroalga, E. acoroides, G. arcuata, Kepadatan, IMTA
Komposisi Jenis dan Kepadatan Bentik Diatom pada Kolektor dan Kaki/otot Abalon (Haliotis asinina) yang Dipelihara di Kawasan Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) Out Door Israwati, .; Effendy, Irwan J.; Patadjai, Andi B.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.256 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i1.4377

Abstract

pada otot kaki abalon (Haliotis asinina) dan kolektor bentik diatom yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) Out Door. Penelitian ini dilakukan di Hatchery Abalon, Desa Tapulaga selama 35 hari, dari Oktober sampai November 2016. Kolektor pelekatan bentik dan otot kaki abalon digunakan sebagai sumber bentik diatom. Tiga waring (1m x 1m x 1,5m) berisi 6 abalon (5,0 – 5,5 cm), 10 kolektor pelekatan bentik (15 cm x 16 cm), sponge dan rumput laut  untuk setiap waring pada kolam IMTA out door. Tiga jenis sponge berbeda untuk setiap waring  yaitu Callispongia sp., Spongila sp., dan Stylotella auratium yang ditempatkan pada waring berbeda. Pengambilan data dilakukan 3 kali setiap 2 minggu dimulai dari minggu pertama sampai minggu kelima. Bentik diatom yang didapatkan dikarakteristik dengan analisis deskriptif. Hasil yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan klasifikasi kelas. Jumlah tertinggi dari bentik diatom yang ditemukan pada kolektor dan otot kaki abalon yaitu kelas Bacillariophyceae (98%). Kepadatan bentik diatom tertinggi didapatkan pada kolektor (44.808.400 cells/cm2). Jumlah kepadatan terendah ditemukan pada otot kaki abalon (23.760 cells/cm2).Kata Kunci : Abalon, Bentik Diatom, IMTA, Kepadatan, Kolektor, Komposisi Jenis
Studi Pertumbuhan Juvenil Abalon (Haliotis asinina) yang Dipelihara Bersama Spons yang Berbeda Safitri, Waode; Effendy, Irwan J.; Aslan, Laode M.; idris, muhammad; Balubi, Abdul M.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.527 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i2.4334

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan juvenil abalon Haliotis asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda (Stylotella aurantium, Halichondria panicea, Callyspongia aerizusa). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan menggunakan sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Akuakultur). Sebanyak 90 ekor juvenil abalon dimasukkan kedalam keranjang plastik masing-masing 10 ekor, di tempatkan dalam kolam IMTA dipelihara bersama spons. Sebuah penelitian dengan tiga perlakuan (A= Halichondria panicea), (B= Stylotella aurantium), (C= Callispongia aerizusa) dengan 3 kelompok, kelompok 1 = (ukuran 34-37 cm), kelompok 2 = (ukuran 38-41 cm), kelompok 3 = (ukuran 32-35). Hasil penelitian menunjukkan studi pertumbuhan juvenile abalone H. asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda memberikan respon yang tidak berbeda nyata antara perlakuan. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa pertumbuhan  rata-rata pertambahan panjang cangkang dan bobot tubuh tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu abalon yang di pelihara bersama spons Callyspongia aerizusa.Kata Kunci : IMTA, Juvenil Abalon (Haliotis asinina), Spons Berbeda dan Pertumbuhan
Pertumbuhan dan Sintasan Juvenil Abalon Haliotis asinina Menggunakan Pakan Diatom dan Glacilaria verrucosa yang Dipelihara pada Intensitas Cahaya yang Berbeda Marsidin, La Ode; Effendy, Irwan J.; Sabilu, Kadir
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.418 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i1.4323

Abstract

Pengamatan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon (Haliotis asinina) dengan intensitas cahaya berbeda telah dilakukan selama 3 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon  H. asinina yang menggunakan pakan diatom dan  galacilaria verrucosa yang dipelihara pada intensitas cahaya berbeda. Juvenil abalon dipelihara pada container dengan volume air 60 l dengan kepadatan tebar 15 ekor per container. Juvenil diberi pakan diatom dan glacilaria verrucosa secara ad libitum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, perlakuan A (ambient), B (400 lux), C (800 lux) dengan 3 kelompok. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan, sintasan, konsumsi pakan dan kualitas air meliputi suhu, pH, dan salinitas. Analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan  bahwa perlakuan ambient  bepengaruh nyata (p<0.05) terhadap pertumbuhan panjang cangkang dan konsumsi pakan diatom, sedangkan pertambahan bobot tubuh, sintasan, dan konsumsi pakan G. verrucosa tidak berpengaruh nyata (P>0.05).  Sedangkan perlakuan B (400 Lux ) dan C (800 Lux) tidak berpengaruh nyata terhadap semua variable yang diamati. Penggunaan ambient dalam pemeliharaan juvenil abalon dapat mendukung sintasan dan pertumbuhan abalone (H. asinina).Kata Kunci : Intensitas Cahaya, Pertumbuhan, Sintasan, Juvenil Abalon, Diatom dan G. verrucosa
Pengaruh Salinitas terhadap Perkembangan Metamorfosis dan Pertumbuhan Larva Abalon Hybrid Sampai Juvenil Muda Umur 35 Hari Amin, Ahmad; Yusnaini, .; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.676 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i4.4291

Abstract

Perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari telah diteliti setelah larva ditransfer pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas yang optimum untuk menunjang perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari dalam hal memperoleh benih abalon yang unggul. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan (salinitas 30, 33, dan 36 ppt) dan 3 ulangan. Perbedaan salinitas yang diberikan tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid, dan untuk perkembangan metamorfosisnya masih memiliki pola yang sama dengan jenis abalon perindukannya. Pertumbuhan rata-rata panjang cangkang pada akhir penelitian yaitu, 2.42 mm di salinitas 30 ppt, 2.51 mm di salinitas 33 ppt, dan 2.10 mm di salinitas 36 ppt. Sedangkan untuk lebar cangkang yang didapatkan yaitu, 1.78 di salinitas 30 ppt, 1.77 di salinitas 33 ppt, dan 1.61 di salinitas 36 ppt, dan tidak berbeda nyata diantara ketiga perlakuan tersebut setelah dilakukan analisa statistik dengan menggunakan SPSS 17 dengan taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut memberikan bukti bahwa larva abalon dapat dipelihara dan hidup dengan baik pada kisaran salinitas 30-36 ppt. Kata kunci: Salinitas, Perkembangan Metamorfosis, Pertumbuhan, Abalon Hybrid
Pertumbuhan Populasi Abalon ( Haliotis asinina ) yang Dipelihara Menggunakan Drum Plastik Dengan Kepadatan Berbeda pada Kawasan Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) Dedi, .; Effendy, Irwan J.; Balubi, Abdul M.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.658 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i2.4282

Abstract

Tiga kelompok populasi abalon yang dipelihara menggunakan drum plastik pada kawasan IMTA dengan kepadatan berbeda telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pertumbuhan, panjang berat populasi abalon yang dipelihara menggunakan drum plastik, sebagai organisme utama pada kawasan IMTA. Penelitian dilaksanakan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 2 bulan. Kepadatan yang digunakan masing-masing populasi A (150 individu), populasi B (250 individu) dan C (350 individu), sehingga total hewan uji yang digunakan selama penelitian adalah 750 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok populasi hewan uji selama penelitian mengalami pertambahan dimana panjang cangkang tertinggi pada populasi A 0.48 mm, kemudian diikuti populasi B 0.20 mm, dan populasi C 0.04 mm. Selanjutnya hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian memiliki kisaran masing-masing suhu berkisar antara 29 – 30 oC, salinitas 34 - 36 ppt,  pH 7-8.Kata Kunci: Abalon, Kepadatan, Pertumbuhan, Drum Plastik, IMTA.