Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PEMANFAATAN MEDIA BAHAN ALAM PADA DESAIN BUSANA TIGA DIMENSI Kiky Velanty; Mukhirah .; Novita .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 3 (2018): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni rupa adalah salah satu jenis seni yang bentuknya dapat dilihat dan diraba karena memiliki bentuk dan wujud. Kerajinan merupakan salah satu contoh karya seni rupa, salah satu contoh kerajinan adalah desain busana tiga dimensi. Desain busana tiga dimensi dengan pemanfaatan media bahan alam adalah desain busana dalam format tiga dimensi yang menggunakan bahan alam sebagai bahan utamanya. Pemanfaatan media bahan alam pada desain busana merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah dan dapat menambah nilai seni serta keunikan dari desain. Media bahan alam adalah media yang diperoleh langsung dari alam. Bahan alam yang digunakan adalah bulu ayam dan pasir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan desain busana yang menarik dengan pemanfaatan media bahan alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium Tata Busana Prodi PKK FKIP Unsyiah. Subjek penelitian ini adalah desain busana tiga dimensi sedangkan objek penelitian ini adalah media bahan alam. Proses pembuatan desain busana tiga dimensi dengan pemanfaatan media bahan alam dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap persiapan bahan, tahap persiapan desain, tahap pengaplikasian, dan tahap pembuatan background. Hasil dari desain busana tiga dimensi dengan pemanfaatan media bahan alam dapat menjadi salah satu karya seni rupa yang dapat digunakan sebagai hiasan dinding.Kata kunci: Desain busana tiga dimensi, bahan alam, karya seni
MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA RUMAH ADAT KABUPATEN ACEH SELATAN DI PKA RATU SAFIATUDDIN M. Andika Sahputra; Fitriana .; Novita .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 3 (2018): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ragam hias tradisional yang terdapat pada anjungan Aceh Selatan dan mengetahui arti dari masing-masing ragam hias tradisional yang terdapat di anjungan Aceh Selatan di Taman Ratu Safiatuddin. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan enam subjek penelitian yang terdiri dari dua tokoh adat di Kecamatan Tapak Tuan dan Kecamatan Menggammat, pengurus Dekranas Aceh Selatan dan tiga penjaga rumah adat Aceh Selatan di Taman Ratu Safiatuddin. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dukumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang terdapat pada rumah adat Aceh Selatan di Taman Ratu Safituddin merupakan perwakilan dari tiga suku yaitu suku Aceh (ragam hias bungong jeumpa, bungong silimeng, bungong meulu, awan mecanek), suku Aneuk Jamee(ragam hias buah pala, lok talo, daun teratai, bungong lawang, aka memanjek, dan naga baralih, dan Suku Klut terdiri dari ragam hias bulung nilam, bulung cabai, bulung terkei, kalok paku, payung panji, dan ragam hias tombak raja. Makna simbolis memiliki nilai penting yang dapat diterapkan dalam keseharian baik dari suku dan kebudayaannya bagi kehidupan. Pada setiap ragam hias memiliki nasehat- nasehat yang baik untuk dipahami. Diharapkan agar generasi muda mengetahui mengenai adat dan budaya mereka sendiri sehingga tetap terjaga dan tidak terlupakan oleh perkembangan zaman.
Minat Calon Pengantin Terhadap Warna Khas Busana Tradisional Aceh (Studi Kasus Pada Calon Pengantin Aceh) Radhiah Safitri; Mukhirah .; Novita .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 3 (2018): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang mempunyai beraneka ragam hasil kebudayaan, salah satunya adalah busana tradisional. Busana tradisional Indonesia merupakan sebuah warisan kebudayaan yang memiliki makna mendalam pada tiap-tiap daerah. Setiap daerah mempunyai busana tradisional yang berbeda-beda sesuai dengan adat istiadat. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman, nilai nasionalisme terhadap busana tradisional ini kian memudar. Seperti kenyataan sekarang ini banyak generasi muda yang tidak mengetahui warna busana tradisional yang asli dari daerah mereka. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui minat calon pengantin terhadap warna khas busana tradisional Aceh di Banda Aceh dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan pergeseran warna busana tradisional Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokementasi terhadap kelima responden yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Analisis data menunjukkan bahwa responden menggunakan busana tradisional Aceh dengan warna yang sebenarnya walaupun ada salah satu responden sangat menginginkan mengenakan busana tradisional dengan busana dan warna yang sudah modifikasi. Menurut responden sebagai orang Aceh sebaiknya perlu dilestarikan khas dari budaya sendiri dengan cara memperkenalkan busana tradisional Aceh dengan warna yang sebenarnya pada saat acara resepsi pernikahan agar tamu undangan yang bukan dari daerah Aceh bisa mengenali salah satu ciri khas Aceh tersebut.Kata Kunci : Minat, calon pengantin, warna khas busana tradisional Aceh
Eksplorasi Daun Jati Sebagai Zat Pewarna Alami Pada Produk Pashmina Berbahan Katun Dengan Teknik Ecoprint Murizar Fazruza; Mukhlis .; Novita .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 3 (2018): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan bahan alam yang melimpah di Indonesia sangat mendukung perkembangan produk tekstil salah satunya adalah pewarnaan alami. Perkembangan teknologi tekstil menyebabkan penggunaan pewarna alami semakin berkurang. Mengingat dampak yang diakibatkan dari pewarna sintetis sangat berbahaya, peneliti melakukan sebuah penelitian yang berjudul Eksplorasi Daun Jati Sebagai Zat Pewarna Alami pada Kain Katun Sebagai Produk Pashmina dengan Teknik Ecoprint. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengetahui zat warna alami yang dihasilkan serta ketahanan warna daun jati pada kain katun sebagai produk pashmina dengan teknik ecoprint. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kualitatif serta jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Keluarga dan Laboratorium Tata Busana Program Studi Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah, dimulai dari tanggal 20 Juni 2018 sampai dengan tanggal 15 Juli 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah daun jati yang ada di daerah Darussalam, sedangkan dan sampel penelitian adalah daun jati muda yang diambil dari populasi secara acak sebanyak 250 gram. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik ecoprint, dengan tahapan penelitian meliputi proses mordanting, pentransferan warna, fiksasi dan pengujian ketahanan warna. Proses pentransferan warna dengan teknik ecoprint dapat dilakukan dengan metode ketuk, rebus dan kukus dengan menggunakan fiksator tunjung, kapur dan tawas. Ketahanan warna dari ketiga metode tersebut diuji dengan pencucian dan penjemuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ketuk menghasilkan warna merah kecoklatan dan kuning kecoklatan, metode rebus dan kukus menghasilkan warna merah muda keunguan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun jati dapat dieksplorasi zat pewarna alami pada kain katun sebagai produk pashmina, warna yang dihasilkan adalah warna kecoklatan, kuning kecoklatan, dan merah muda keungunguan. Pewarnaan menggunakan teknik ecoprint dengan metode rebus dan kukus setelah difiksasi menggunakan tawas menunjukkan ketahanan warna yang paling baik.Kata Kunci: eksplorasi warna, daun jati, pewarna alami, kain katun, pashmina, ecoprint
MASJID RAYA SINTANG Novita .
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2013): Edisi Desember 2013
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v13i2.2355

Abstract

Secara etimologi, kata masjid berasal daribahasa Arab yaitu sajada, yangartinya tempat sujud. Kemudian kata sajadamendapatkan awalan ma- sehinggaterbentuklah kata masjid. Menurut arti katanya, fungsi masjid yang utama adalahsebagai tempat sujud. Secara luas, masjid dapat diartikan sebagai tempat bagiorang Islam untuk mengabdikan diri dan melakukan segala aktivitas yangmengandung makna kepatuhan kepada Tuhan. Berdasarkan musyawarah masjid DKIJakarta, masjid raya yaitu tingkatan masjid terbesar yang ada di suatu provinsi(Susanta, dkk, 2007). Menurut Dr. Ir. Soegijanto (Effendi, 2008), melaluipenelitian kinerja akustik di Indonesia sesuai dengan fungsi dan dimensinya, masjidraya yaitu masjid yang mempunyai skala kota. Dengan adanya masjid yang besarini tentunya membutuhkan energi yang besar pula untuk pemenuhan penghawaannya.Salah satu esensi bangunan masjid ialah terciptanya suasana khusyu dalamberibadah, karena masjid yang dibangun cukup besar dan daya tampung jamaah yangramai sehingga membutuhkan penghawaan yang cukup berupa penghawaan secara alamipada bangunan.Kata-kata kunci: masjidraya, penghawaan alami