Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana proses penyusunan perangkat pembelajaran dan menganalisis bagaimana pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka Belajar di SD Negeri 3 Getas pada mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dilakukan di SD Negeri 3 Getas, mulai pada bulan November 2023 hingga Mei 2024. Subjek penelitian adalah guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial beserta kepala sekolah, wakil bidang kurikulum dan siswa di SD Negeri 03 Getas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi Terus-terang atau tersamar, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan guru di SD Negeri 03 Getas memahami dan dapat menyusun perangkat pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yang mencakup CP (Capaian Pembelajaran), ATP (Alur Tujuan Pembelajaran), dan MA (Modul Ajar). Penyusunan perangkat pembelajaran ini dilakukan secara kolaboratif dengan tim guru, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan efektivitas dan relevansi materi pembelajaran. Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang fleksibel, seperti ceramah dan kerja kelompok, sesuai dengan tema materi dan capaian pembelajaran. Kurikulum Merdeka berdampak positif terhadap peningkatan kreativitas, kemandirian, dan motivasi belajar siswa. Siswa juga memiliki kebebasan untuk memilih gaya belajar dan materi yang sesuai dengan minat mereka. Guru menyiapkan modul ajar sebelum mengajarkan materi kepada siswa dan memperoleh informasi serta dukungan melalui kegiatan KKG, bintek, komunitas belajar, aplikasi PNM, dan studi banding ke sekolah penggerak. Platform Merdeka Mengajar juga menyediakan bahan ajar, modul ajar, dan video inspirasi yang mendukung proses pembelajaran. Hambatan utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka meliputi kolaborasi dengan orang tua, kesiapan siswa terhadap perubahan kurikulum, dan keterbatasan akses teknologi di daerah pedesaan. Solusi yang diusulkan mencakup sosialisasi kepada wali murid, pengembangan bahan ajar cetak, media pembelajaran offline yang kreatif dan inovatif, serta penggunaan aplikasi PNM dan studi banding ke sekolah penggerak.