Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

AKULTURASI BUDAYA AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN AGAMA BUDDHA DALAM PUJA BAKTI BUDDHA JAWI WISNU: Studi Kasus Di Dusun Kutorejo Desa Kalipait Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Dayu Dhira Wintako Dayu; Suharno Suharno; Danang Try Purnomo
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 2 No 2 (2021): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v2i2.362

Abstract

Abstract The result of this research was Jawi Vishnu Buddhist in Kutorejo Hamlet first entered and developed in 1955 brought by a character named Father Resi Kusuma Dewa. Jawi Vishnu Buddhist grew rapidly throughout Kutorejo Hamlet. Jawi Wisnu Buddhist experienced a decrease in the number of followers due to the G30/SPKI incident, Jawi Vishnu Buddhists united with Buddhism until now. There was a form of acculturation of Javanese culture and Buddhism in the process of Buddhist worship of Jawi Vishnu. This form of acculturation was found in the monastery building and the clothes of the Jawi Vishnu Buddhists who still wore Javanese traditional clothes. The offerings used in the Buddhist Worship process was a set of banana that was equipped with sekar kinang and also sari or money, Javanese mantras that had been previously believed. there was an effort to maintain the Buddhist tradition of Jawi Vishnu at Vihara Jati Damaloka. It was that the elders continued to invite the younger generation to participate in the management of the monastery. In addition, the administrators of the Vihara and Buddhist Jawi elders also cooperated with the government. In this case was the Directorate General of Buddhist Guidance in the formation of the Jawi Buddhist community.
DAYA TUTUR ILOKUSI DALAM PESAN WAISAK BE 2563/2019 “HATI BENAR & HATI KHAYAL” OLEH YM BHIKSU TADISA PARAMITA MAHASTHAVIRA Danang Try Purnomo
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7385.301 KB) | DOI: 10.53565/pssa.v5i1.50

Abstract

Ketercapaian dalam melakukan interaksi sosial dipengaruhi oleh daya tutur yang dihasilkan partisipan. Tulisan ini mendeskripsikan daya tutur ilokusi yang terkandung dalam Pesan Waisak yang disampaikan oleh Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthaira. Data tulisan ini diperoleh dari sumber kepustakaan, yakni majalah Harmoni edisi ke-38. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tindak tutur asertif paling banyak digunakan dalam merealisasikan pesan Waisak tersebut. Selanjutnya, tindak tutur direktif dan deklaratif juga menjadi sarana untuk merealisasikan tujuan penutur. Sementara itu, tindak tutur ekspresif dan komisif tidak ditemukan. Perbedaan kuantitas penggunaan tindak tutur merepresentasikan fenomena alami dari peristiwa tutur sesuai dengan tujuan sosialnya.
REPRESENTASI TUTURAN DIREKTIF DALAM TERJEMAHAN KITAB DHAMMAPADA BAB PAPA VAGGA Danang Try Purnomo
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan, sains sosial, dan agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.651 KB) | DOI: 10.53565/pssa.v5i2.111

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan penggunaan tindak tutur ilokusi direktif yang terkandung dalam kitab Dhammapada. Data tulisan ini diperoleh dari sumber kepustakaan, yakni kitab Dhammapada bagian Papa Vagga yang bertemakan „kejahatan.‟ Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tindak tutur direktif „teguran‟ dan „nasihat‟ adalah tindak tutur paling banyak digunakan dalam merealisasikan pesan kebenaran ajaran keagamaan. Sementara itu, jenis tindak tutur lain ditemukan adalah „larangan,‟ „ajakan,‟ dan „permintaan.‟ Perbedaan kuantitas penggunaan tindak tutur tersebut merepresentasikan fenomena alami dari peristiwa tutur sesuai dengan tujuan dan konteks sosialnya, yakni menyampaikan ajaran sesuai dengan permasalahn yang dibicarakan.
INTERNALISASI SAMMA AJIVA BAGI UMAT BUDDHA SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN MENCARI PENGHIDUPAN Danang Try Purnomo; Ade Sukma
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal pendidikan, sains sosial, dan agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.957 KB) | DOI: 10.53565/pssa.v6i2.225

Abstract

This study discusses the profession reviewed from the concept of Buddhism. The purpose of this research is to describe the profession (livelihood) in accordance with Buddhism. This type of research is descriptive qualitative. The data was obtained from in-depth interviews and literature studies. Based on field surveys, Buddhists have a common livelihood that conforms to the samma ajiva concept of 'true livelihood' in Buddhism. Buddhist society also plays an important role for the continuity of the livelihood sector in villages and cities because basically Indonesian society consists of various religions that become their own beliefs. Therefore, there is no difference in doing a work related to belief, which is emphasized more is the worth of a livelihood in the View of Buddhism. Keywords: profession, livelihood, Buddhist society
STUDI EKOLINGUISTIK DALAM DINAMIKA TUTUR BAHASA JAWA RAGAM PERTANIAN PADA MASYARAKAT BUDDHA DI DUSUN GUNUNG KELIR KULON PROGO Danang Try Purnomo
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/abip.v3i2.224

Abstract

This study raised about the treasures of Javanese agricultural lexicon in the dynamics of Buddhist community speech in Gunung Kelir village Kulon Progo district. The purpose of this research is to describe the shape and meaning of the agricultural lexicon in the dynamics of Javanese speech of Buddhist society and its relevance to the implications of ecological changes in the dynamics of Javanese speech in the region. This type of research is qualitative research. The form of research is descriptive with ecolinguistic approach. The result of this study is, first, the acquisition of lexicon in the form of glue in the form of words and phrases. Second, the resulting lexicon refers to several classifications, namely the lexicon related to the workings of agriculture, the lexicon related to the materials and agricultural equipment, the lexicon related to agricultural products, the animal-related lexicon, and the lexicon related to environmental conditions. Third, the existence of the use of Javanese language of agricultural variety represents a relatively maintained environmental sustainability. This is influenced by the dependency of people who still depend on life through agriculture. However, the potential for threat of various agricultural speech still exists because of the devolution of the farming profession to the next generation that tends to decrease and the influence of population growth and technological advances that help shift the function of land
Analisis Makna Kegiatan Pujawalian Sebagai Proses Sosialisasi Kehidupan Sosial Beragama Umat Buddha Vihara Metta Mandala Kabupaten Banjarnegara Esther Wulandari; Santi Paramita; Danang Try Purnomo
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/pssa.v8i2.466

Abstract

Abstrak Kehidupan sosial beragama merupakan hal yang penting bagi umat Buddha Vihara Metta Mandala. Melalui kegiatan Pujawalian diharapkan dapat menjadi proses sosialisasi kehidupan sosial beragama umat Buddha Vihara Metta Mandala. Penelitian ini membahas tentang makna kegiatan Pujawalian sebagai proses sosialisasi pada kehidupan sosial beragama umat Buddha Vihara Metta Mandala Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data Analisis Makna Kegiatan Pujawalian Sebagai Proses Sosialisasi Kehidupan Beragama Umat Buddha Vihara Metta Mandala Kabupaten Banjarnegara akan dikumpulkan dengan observasi berpartisipasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik. Hasil penelitian menyatakan bahwa kegiatan Pujawalian merupakan kegiatan yang penting dalam menunjang proses sosialisasi kehidupan sosial beragama umat Buddha Vihara Metta Mandala Kabupaten Banjarnegara. Dengan adanya kegiatan Pujawalian ini umat Buddha menjadi lebih dekat, rutin melakukan ibadah sebagai makhluk beragama, serta dapat saling mendoakan satu sama lain. Oleh karena itu umat Buddha telah menjalani kehidupan sosial beragama dengan baik dengan kegiatan Pujawalian ini. Kata Kunci: Pujawalian, Sosialisasi, Sosial Beragama.
MEMBANGUN KOMUNIKASI SIKAP TOLERANSI DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN BANGSA MELALUI IMPLEMENTASI BRAHMAVIHARA Danang Try Purnomo
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 2 No. 1 (2021): Nivedana : Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v2i1.286

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan ihwal membangun komunikasi sikap toleransi dalam merealisasikan kerukunan yang menjadi budaya bangsa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh adalah pengembangan sikap toleransi secara komunikatif dalam mewujudkan kerukunan bangsa dilakukan dengan mengimplementasikan sifat Brahmavihara. Sifat Brahmavihara itu terdisi atas Metta, Karuna, Mudita, dan Upekkha. Umat Buddha harus mengembangkan empat sifat Brahmavihara tersebut agar sikap toleransi dapat terbangun. Di samping itu penekanan perasaan-perasaan yang tidak baik seperti kebencian, kedengkian kesombongan, keserakahan, dan kebodohan harus dihilangkan dengan cara mengimplementasikan sifat-sifat luhur Brahmavihara dalam kehidupan. Dengan demikian penerapan keempat sifat brahmavihara itu menjadikan manusia memiliki kesadaran yang tinggi dalam mewujudkan kerukunan sebagai bentuk komunikasi nonverbal yang efektif dari keteladanan yang diperbuat manusia.
KAJIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM NOVEL SUTASOMA Danang Try Purnomo; Sujiono
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 4 No. 1 (2023): NIVEDANA: Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v4i1.706

Abstract

Indonesia merupakan negara memiliki keberagaman budaya, bahasa, maupun agama. Pembelajaran pendidikan multikultular sangat tepat diterapkan di Indonesia yang multikultular. Tujuan penelitian yaitu mengkaji nilai-nilai pendidikan multikultular dalam Novel Sutasoma. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan content analysis. Sumber data primer dalam peneliti berupa teks Novel Sutasoma. Hasil penelitian menunjukkan Novel Sutasoma mengajarkan nilai-nilai pendidikan multikultular, diantaranya (1) menghargai pendapat, hasil karya siswa yang multikultural; (2) memberikan rasa kasih sayang kepada seluruh siswa sedangkan siswa senantiasa menghormati guru; (3) memahami dan memiliki kerelaan untuk menerima keberagaman; (4) guru dalam pelayanan pembelajaran tidak membeda-bedakan dari mana siswa berasal, semua peserta didik diposisikan secara merata dan tidak pilih kasih; (5) memberikan penjelasan untuk dengan penuh kasih sayang; (6) saling menghormati, menghargai dalam kehidupan; (7) Bhinneka tunggal ika, tan hana darma mang rwa; (8) tidak menilai siswa hanya berdasarkan status sosial, budaya, bahasa, agama yang telah diyakini; dan (9) menghindari ketegangan dan permusuhan.
MEDITASI: STUDI PERSPEKTIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA BUDDHIS Sidharta, Marga Virya; Harto, Sugik; Sujiono, Sujiono; Sudarto, Sudarto; Sadikah, Arina Afiyati; Purnomo, Danang Try; Maryani, Dwi
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/abip.v9i2.1111

Abstract

Meditasi yang berasal dari ajaran Buddha adalah salah satu jenis meditasi yang paling populer dan banyak dipraktikkan oleh orang-orang di seluruh dunia. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengatur emosi dengan baik, baik emosi diri sendiri maupun emosi orang lain. Untuk memiliki kecerdasan emosional, seseorang harus mampu melakukan lima hal, yaitu menyadari diri sendiri, mengatur diri sendiri, menumbuhkan motivasi diri, berempati dengan orang lain, dan mengasah keterampilan sosial. Kecerdasan emosional dapat meningkatkan kualitas hidup, prestasi, dan hubungan interpersonal. Meditasi Buddhis adalah praktik spiritual yang bertujuan untuk mencapai ketenangan, kebijaksanaan, dan pembebasan. Meditasi Buddhis dibagi menjadi dua jenis, yaitu meditasi konsentrasi dan meditasi kesadaran. Meditasi Buddhis dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional. Meditasi Buddhis juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional dengan mengembangkan kesadaran, pengaturan, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Hubungan antara meditasi Buddhis dan kecerdasan emosional: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi Buddhis dapat meningkatkan kecerdasan emosional melalui berbagai mekanisme. Meditasi Buddhis dapat meningkatkan kesadaran diri dengan membantu seseorang untuk mengenali dan menerima emosi yang dialami tanpa menilai atau menolaknya. Dengan demikian, meditasi Buddhis dan kecerdasan emosional saling berkaitan dan saling mendukung.
Behavioral Pattern and Communication Style Changes: The Impact of Free Fire Online Game on Children Aged 10-12 Years in Damarwulan Village Zudistira, Sela; Purnomo, Danang Try; Setyoko, Rahmad
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v9i1.8312

Abstract

The Impact of the Free Fire Online Game on Behavior Patterns and speech Styles in Children Aged 10 to 12 Years in Damarwulan Village. Thesis. Buddhist Communication Study Progam, Raden wijaya Wonogiri State College of Buddhism, Central Java. Online games are not only interesting but also make children addicted to playing so they forget about their obligations such as studying, worshiping and eating. The research aims to analyze behavioral patterns, speaking styles and the impact of playing free fire inline games on behavioral patterns and speaking styles in children aged 10 to 12 years in Damarwulan Village.   The research uses qualitative methods with a naturalistic approach. The research was carried out in Damarwulan Village, Jepara, Central Java. The research location was chosen because it has potential related to the research title, where elementary school children in Damarwulan Village tend to play mostly online games which couse various kinds of impacts, both positive and negative. Data collection tools in research are observation, interviews, and documentation. Research data analysis techiques use analysis. The results of the study revealed that there were changes in the behavior patterns of the children in Damarwulan Village as a result of playing online games, namely children became lazy, liked to talk to their parents, were undisciplined, and did not care about their surroundings. Changes also occur in children’s speaking styles, which tend to be rude and disrespectful to older people. More than that, online games have more negative impacts than positive impacts for Damarwulan Village children aged 10 to 12 years.  Keywords: Free Fire Online Game, Behavior Patterns, Speaking Style