Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

EFISIENSI PROSES PRODUKSI BATIK MELALUI PENERAPAN MESIN PENGERING BATIK DAN KOMPOR PEMANAS LILIN BATIK SEMI OTOMATIS Budijono, Agung Prijo; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v13n1.p30-34

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi UKM produsen batik yaitu pada saat musim hujan pasti mengalami kendala dan hambatan pada proses pengeringan batik tulis. Selama ini proses pengeringan batik tulis dilakukan secara konvensional yaitu dikeringkan dengan mengandalkan panas sinar matahari sehingga membutuhkan waktu relatif lama (± 1,5 jam). Namun apabila cuaca dalam kondisi mendung atau hujan proses pengeringan bisa membutuhkan waktu 3-4 jam. Dengan kata lain pada saat mendung atau hujan produksi batik akan terhambat secara signifikan hal ini akan berakibat pelanggan akan sering komplain. Selain itu, untuk pemanas lilin batik masih menggunakan kompor gas konvensional yang suhunya tidak terkontrol, jika lilin batik terlalu panas maka kompor harus dimatikan dan jika lilin batik terlalu dingin maka harus menyalakan kembali sehingga kurang efisien. Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan efisiensi waktu proses pengeringan minimal 2 kali lebih cepat dari sebelumnya dan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi LPG sebesar 25% dari sebelumnya. Luaran kegiatan ini yaitu mesin pengering batik semi otomatis, kompor pemanas lilin semi otomatis dan publikasi ilmiah. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dengan merancang, manufaktur, assembly dan menerapkan mesin pengering batik printing semi otomatis dan penerapan kompor pemanas lilin batik semi otomatis. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, pihak mitra sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena usaha yang selama ini mereka rintis dapat berkembang lebih maju. Berdasarkan hasil uji fungsi yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa mesin pengering batik semi otomatis dan kompor pemanas lilin batik semi otomatis dapat bekerja dengan baik dengan uraian sebagai berikut: (1) Suhu dalam ruang pengering dapat dikontrol sesuai kebutuhan (50 ± 5 o Celcius); (2) Proses pengeringan hanya membutuhkan waktu 1 jam yang tidak terganggu oleh cuaca; (3) Konsumsi gas LPG dalam sekali proses pengeringan sebesar 500 gr; (4) Suhu pemanas lilin batik dapat terkontrol dan terjaga sesuai kebutuhan (125 ± 2 oC); dan (5) Konsumsi gas LPG pada proses pemanasan lilin menjadi lebih hemat 30%, yang awalnya membutuhkan 80 gr/jam menjadi 50 gr/jam.
PENERAPAN MESIN PENGADUK PAKAN TERNAK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROSES PENGADUKAN PAKAN TERNAK Budijono, Agung Prijo; Suwito, Djoko; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v14n1.p1-5

Abstract

Bapak Sunarko merupakan salah satu peternak ayam arab sekaligus produsen telor ayam arab yang beralamat di Desa Ringinrejo Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri yang. Permasalahan yang selama ini dihadapi Bapak Sunarko yaitu belum adanya teknologi untuk mengaduk pakan ternak, karena selama ini proses pencampuran pakan dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan sekop tangan yang membutuhkan waktu relatif lama (60 kg/15 menit). Tujuan dalam kegiatan ini yaitu proses pengadukan pakan menjadi lebih praktis dan efisien dengan indikator minimal 2 kali lebih cepat dari sebelumnya. Untuk membantu menyelesaikan permasalahan Bapak Sunarko maka dilakukan dengan cara merancang, membuat dan menerapkan mesin pengaduk pakan ternak. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan setelah menerapkan mesin pengaduk pakan ternak. Penerapan mesin pengaduk pakan ternak dapat mengatasi permasalahan pihak mitra, dimana proses pengadukan 60 kg pakan membutuhkan waktu 15 menit tetapi dengan menggunakan mesin pengaduk pakan ternak hanya membutuhkan 5 menit. Selain itu, produk yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas karena pakan akan tercampur secara merata bila dibandingkan dengan cara manual yang mengandalkan tenaga manusia dan peralatan sekop tangan. Adanya mesin pengaduk pakan ternak, juga meringankan beban kerja karyawan karena tanpa perlu repot-repot mengaduk-aduk campuran pakan dengan menggunakan sekop yang menguras tenaga dan waktu. 
PROSES SANDBLASTING DAN COATING PADA KAPAL DI PT. DOK PERKAPALAN SURABAYA Kurniawan, Wahyu Dwi; Periyanto, Periyanto
Otopro Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v13n2.p44-53

Abstract

Letak geografis Indonesia yang dominan dengan kepulauan maka bagian laut setiap daerah mempunyai kadar garam yang berbeda-beda dan akhirnya menyebabkan lambung dari kapal-kapal yang berlayar mudah terjadinya korosi atau kerusakan. Oleh sebab itu kapal-kapal yang berlayar harus sering untuk repair agar kapal yang digunakan untuk transportasi mampu bertahan lebih lama dari yang seharusnya terjadi karena faktor lingkungan alamnya, maka dari itu, untuk bagian lambung kapal yang terjadi kontak langsung terhadap air laut harus bisa dilindungi lebih dari bagian lain untuk melindungi bagian lambung diperlukan pengecatan dengan bermacam lapis jenis cat sesuai dengan fungsinya dan untuk menjadikan cat-cat tersebut mampu merekat dengan kuat terhadap permukaan dari lambung kapal maka harus menggunakan sandblasting untuk pembuatan profil pada permukaan logam lambung kapal atau bagian daerah lainnya. Keuntungan yang didapat dari proses sandblasting dan coating yaitu hasil repair yang didapat lebih maksimal dan berkualitas, dibandingkan hanya melakukan proses pengecatan secara biasa serta biaya yang mampu di minimaliskan agar tidak terjadinya pembengkakan karena proses yang terbuang sia-sia dan waktunya juga lebih efektif karena mampu diperhitungkan.
(MAS SULE) MESIN PENGOLAH & PENGEMAS SUSU KEDELAI DENGAN SISTEM 3-IN-1 INTEGRATED PROCESS Pratama, Yan Dwi; Haririn, Siti Roudhotul; Akbar, Rizki; Karnata, Mohammad; Mirvansyah, Havid; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p14-19

Abstract

Susu kedelai terbuat dari hasil ekstraksi kedelai. Susu kedelai memiliki komposisi yang mirip dengan susu sapi yaitu 3,5% protein, 2% lemak, dan 2,9% karbohidrat, sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein hewani. Masalah yang dihadapi UKM mitra (pengusaha susu kedelai) yaitu pada proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan. Selama ini proses pengadukan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan pengaduk manual sehingga karyawan mudah capek dan tangan terasa panas karena terkena uap panas. Selain itu, suhu yang digunakan harus tepat (80-90 oC) karena jika suhunya >90 oC maka susu kedelai akan pecah dan jika suhunya < 80 oC maka susu kedelai akan menggumpal. Masalah berikutnya yaitu pada proses pendinginan membutuhkan waktu yang lama (30 menit) dan kurang higenis karena dibiarkan di udara terbuka. Sedangkan untuk proses pengemasan memerlukan 2 orang sehingga waktu yang diperlukan untuk mengemas juga relatif lebih lama (60 menit). Tujuan dalam kegiatan PKMT ini yaitu meningkatkan efektivitas produksi susu kedelai dengan indikator: proses pengadukan dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, proses pendinginan menjadi 5 kali lebih cepat, dan proses pengemasan menjadi 2 kali lebih cepat. Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini yaitu merancang, manufaktur, assembly, ujicoba mesin, serah terima mesin, pelatihan pengoperasian dan perawatan mesin serta pemantauan secara berkala. Hasil penerapan mesin pengolah dan pengemas susu kedelai semi otomatis diperoleh bahwa proses pengadukan menjadi lebih praktis karena dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, mempercepat proses pendinginan menjadi 4 menit, dan mempercepat proses pengemasan menjadi 21 menit maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan UKM mitra dapat teratasi karena proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan dapat dilakukan dalam satu mesin
IMPLEMENTASI MESIN PENGIRIS KERIPIK TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM TEMPE Ibrohim, Ibrohim; Pramono, Made; Budijono, Agung Prijo; Kurniawan, Wahyu Dwi
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol 2, No 1 (2019): September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/inajet.v2n1.p1-10

Abstract

Tempe chips is one snack that is popular with all groups. During this time the process of slicing tempe chips is still using the conventional method using a hand knife. This resulted in the ineffectiveness of the process of slicing the tempe stem which is the basic ingredient of tempe chips with a relatively long duration of ± 30 slices/minute. Besides that, ± 10% -15% slices have varied thicknesses and are relatively thick (3mm), which causes crispy tempe chips. Due to constraints in the process of cutting tempeh, SMEs can only produce 10kg / day and cannot meet market needs that reach twice the current SME production. In addition, because the cutting process is done manually, it requires a large amount of power, a long time, not hygienic and prone to work accidents. To overcome the problems of partners, the partner SMEs will be assisted through the design of tempe chip slicing machines. The method of carrying out this activity is designing, manufacturing, assembly, testing of machines, handover of machines, training in operation and maintenance of machines, and periodic monitoring. Based on the results of implementation in the SME tempe chips manufacturer, the tempe chip slicing machine really helped solve the problem of the tempe chips SME producer. This can be seen from the practicality of the slicing process which requires a relatively fast time of 60 slices / minute so that employees are not easily exhausted. It also improves the quality of tempe chips, where uniform thickness of tempe chips is 2mm and is more hygienic because the machine material is made of foodgrade stainless steel standards. Some of these advantages have an impact on production capacity that has doubled from 10kg / day to 20 kg / day.
PERANCANGAN UNIVERSAL JIG ROTARY UNDERFRAME KERETA PT. INDUSTRI KERETA API MADIUN Kurniawan, Wahyu Dwi; Fahmi, Nur Kholish Ali; Tarmuji, Tarmuji
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol 2, No 2 (2020): April
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/inajet.v2n2.p81-87

Abstract

Kualitas produksi kereta PT. Industri Kereta Api (INKA) sudah diakui sampai ke tingkat Internasional. Hal ini ditandai dengan kemampuan PT. INKA mendapatkan tender-tender proyek di kawasan Asia Tenggara. Dalam menjaga kualitas produksi kereta api, salah satu parameter kereta api itu baik atau tidak adalah dari tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh penumpang dan dari bentuk desain kereta api tersebut. Untuk menjaga kekuatan konstruksi kereta api, maka hal ? hal yang mengganggu kekuatan seperti dimensi dan kepresisian kereta api khususnya pada bagian underframe kereta harus diperhatikan. Oleh sebab itu underframe kereta tidak hanya dikerjakan dan dianalisa oleh satu orang saja, untuk memperoleh kekuatan tersebut ada banyak orang yang diperlukan untuk melakukan analisa dan membuat alat penepat berupa jig pada pembuatan bagian kereta khususnya underframe untuk memperoleh kepresisian yang maksimal. Dalam hal ini juga jig rotary yang direncanakan untuk mempermudah dalam pengerjaan, khususnya dalam pengerjaan pengelasan bagian bawah underframe yang selama ini undeframe diangkat crain dan dibalik secara manual atau dikerjakan dengan pengelasan posisi atas kepala. Konsep desain universal jig rotary underframe kereta ini dirancang untuk menempatkan dan menepatkan, membalik dan untuk mempermudah pengelasan bagian sisi sulit underframe terutama pengelasan atas kepala, sehingga mengurangi bahaya pengelasan. Pada desain universal jig rotary underframe ini memperlihatkan bagaimana mekanisme putar, mekanisme transmisi, mekanisme pencekam pada pencekam ujung dan mekanisme mencekam pada rotary. Perencanaan konsep desain universal jig rotary underframe ini hanya mengetahui tingkat kekuatan konstruksi secara visual dan pengalaman pembuatan jig rotary yang sudah ada di PT INKA Madiun
Efisiensi Proses Produksi Batik Melalui Penerapan Mesin Pengering Batik Dan Kompor Pemanas Lilin Batik Semi Otomatis Budijono, Agung Prijo; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v13n1.p30-34

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi UKM produsen batik yaitu pada saat musim hujan pasti mengalami kendala dan hambatan pada proses pengeringan batik tulis. Selama ini proses pengeringan batik tulis dilakukan secara konvensional yaitu dikeringkan dengan mengandalkan panas sinar matahari sehingga membutuhkan waktu relatif lama (± 1,5 jam). Namun apabila cuaca dalam kondisi mendung atau hujan proses pengeringan bisa membutuhkan waktu 3-4 jam. Dengan kata lain pada saat mendung atau hujan produksi batik akan terhambat secara signifikan hal ini akan berakibat pelanggan akan sering komplain. Selain itu, untuk pemanas lilin batik masih menggunakan kompor gas konvensional yang suhunya tidak terkontrol, jika lilin batik terlalu panas maka kompor harus dimatikan dan jika lilin batik terlalu dingin maka harus menyalakan kembali sehingga kurang efisien. Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan efisiensi waktu proses pengeringan minimal 2 kali lebih cepat dari sebelumnya dan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi LPG sebesar 25% dari sebelumnya. Luaran kegiatan ini yaitu mesin pengering batik semi otomatis, kompor pemanas lilin semi otomatis dan publikasi ilmiah. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dengan merancang, manufaktur, assembly dan menerapkan mesin pengering batik printing semi otomatis dan penerapan kompor pemanas lilin batik semi otomatis. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, pihak mitra sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena usaha yang selama ini mereka rintis dapat berkembang lebih maju. Berdasarkan hasil uji fungsi yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa mesin pengering batik semi otomatis dan kompor pemanas lilin batik semi otomatis dapat bekerja dengan baik dengan uraian sebagai berikut: (1) Suhu dalam ruang pengering dapat dikontrol sesuai kebutuhan (50 ± 5 o Celcius); (2) Proses pengeringan hanya membutuhkan waktu 1 jam yang tidak terganggu oleh cuaca; (3) Konsumsi gas LPG dalam sekali proses pengeringan sebesar 500 gr; (4) Suhu pemanas lilin batik dapat terkontrol dan terjaga sesuai kebutuhan (125 ± 2 oC); dan (5) Konsumsi gas LPG pada proses pemanasan lilin menjadi lebih hemat 30%, yang awalnya membutuhkan 80 gr/jam menjadi 50 gr/jam.
PENERAPAN MESIN PENGADUK PAKAN TERNAK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROSES PENGADUKAN PAKAN TERNAK Budijono, Agung Prijo; Suwito, Djoko; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v14n1.p1-5

Abstract

Bapak Sunarko merupakan salah satu peternak ayam arab sekaligus produsen telor ayam arab yang beralamat di Desa Ringinrejo Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri yang. Permasalahan yang selama ini dihadapi Bapak Sunarko yaitu belum adanya teknologi untuk mengaduk pakan ternak, karena selama ini proses pencampuran pakan dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan sekop tangan yang membutuhkan waktu relatif lama (60 kg/15 menit). Tujuan dalam kegiatan ini yaitu proses pengadukan pakan menjadi lebih praktis dan efisien dengan indikator minimal 2 kali lebih cepat dari sebelumnya. Untuk membantu menyelesaikan permasalahan Bapak Sunarko maka dilakukan dengan cara merancang, membuat dan menerapkan mesin pengaduk pakan ternak. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan setelah menerapkan mesin pengaduk pakan ternak. Penerapan mesin pengaduk pakan ternak dapat mengatasi permasalahan pihak mitra, dimana proses pengadukan 60 kg pakan membutuhkan waktu 15 menit tetapi dengan menggunakan mesin pengaduk pakan ternak hanya membutuhkan 5 menit. Selain itu, produk yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas karena pakan akan tercampur secara merata bila dibandingkan dengan cara manual yang mengandalkan tenaga manusia dan peralatan sekop tangan. Adanya mesin pengaduk pakan ternak, juga meringankan beban kerja karyawan karena tanpa perlu repot-repot mengaduk-aduk campuran pakan dengan menggunakan sekop yang menguras tenaga dan waktu. 
(MAS SULE) MESIN PENGOLAH & PENGEMAS SUSU KEDELAI DENGAN SISTEM 3-IN-1 INTEGRATED PROCESS Pratama, Yan Dwi; Haririn, Siti Roudhotul; Akbar, Rizki; Karnata, Mohammad; Mirvansyah, Havid; Kurniawan, Wahyu Dwi
Otopro Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p14-19

Abstract

Susu kedelai terbuat dari hasil ekstraksi kedelai. Susu kedelai memiliki komposisi yang mirip dengan susu sapi yaitu 3,5% protein, 2% lemak, dan 2,9% karbohidrat, sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein hewani. Masalah yang dihadapi UKM mitra (pengusaha susu kedelai) yaitu pada proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan. Selama ini proses pengadukan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan pengaduk manual sehingga karyawan mudah capek dan tangan terasa panas karena terkena uap panas. Selain itu, suhu yang digunakan harus tepat (80-90 oC) karena jika suhunya >90 oC maka susu kedelai akan pecah dan jika suhunya < 80 oC maka susu kedelai akan menggumpal. Masalah berikutnya yaitu pada proses pendinginan membutuhkan waktu yang lama (30 menit) dan kurang higenis karena dibiarkan di udara terbuka. Sedangkan untuk proses pengemasan memerlukan 2 orang sehingga waktu yang diperlukan untuk mengemas juga relatif lebih lama (60 menit). Tujuan dalam kegiatan PKMT ini yaitu meningkatkan efektivitas produksi susu kedelai dengan indikator: proses pengadukan dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, proses pendinginan menjadi 5 kali lebih cepat, dan proses pengemasan menjadi 2 kali lebih cepat. Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini yaitu merancang, manufaktur, assembly, ujicoba mesin, serah terima mesin, pelatihan pengoperasian dan perawatan mesin serta pemantauan secara berkala. Hasil penerapan mesin pengolah dan pengemas susu kedelai semi otomatis diperoleh bahwa proses pengadukan menjadi lebih praktis karena dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, mempercepat proses pendinginan menjadi 4 menit, dan mempercepat proses pengemasan menjadi 21 menit maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan UKM mitra dapat teratasi karena proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan dapat dilakukan dalam satu mesin
Proses Sandblasting dan Coating Pada Kapal di PT. Dok Perkapalan Surabaya Kurniawan, Wahyu Dwi; Periyanto, Periyanto
Otopro Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v13n2.p44-53

Abstract

Letak geografis Indonesia yang dominan dengan kepulauan maka bagian laut setiap daerah mempunyai kadar garam yang berbeda-beda dan akhirnya menyebabkan lambung dari kapal-kapal yang berlayar mudah terjadinya korosi atau kerusakan. Oleh sebab itu kapal-kapal yang berlayar harus sering untuk repair agar kapal yang digunakan untuk transportasi mampu bertahan lebih lama dari yang seharusnya terjadi karena faktor lingkungan alamnya, maka dari itu, untuk bagian lambung kapal yang terjadi kontak langsung terhadap air laut harus bisa dilindungi lebih dari bagian lain untuk melindungi bagian lambung diperlukan pengecatan dengan bermacam lapis jenis cat sesuai dengan fungsinya dan untuk menjadikan cat-cat tersebut mampu merekat dengan kuat terhadap permukaan dari lambung kapal maka harus menggunakan sandblasting untuk pembuatan profil pada permukaan logam lambung kapal atau bagian daerah lainnya. Keuntungan yang didapat dari proses sandblasting dan coating yaitu hasil repair yang didapat lebih maksimal dan berkualitas, dibandingkan hanya melakukan proses pengecatan secara biasa serta biaya yang mampu di minimaliskan agar tidak terjadinya pembengkakan karena proses yang terbuang sia-sia dan waktunya juga lebih efektif karena mampu diperhitungkan.