Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

TANGGAPAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR (Studi Pada Masyarakat Pembelajar di Kelurahan Kuin Selatan, Kota Banjarmasin) M Ridwan, Muhammad Efendi,Nasruddin
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 4, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.377 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v4i1.4690

Abstract

Banjarmasin adalah kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Sungai” dikarenakan banyaknya sungai yang melintasi kota tersebut, baik sungai-sungai besar maupun sungai kecil yang mebelah kota, diantaranya adalah sungai kuin. Sungai merupakan objek yang sangat penting bagi masyarakat yang bermukim di wilayah bantaran, karena aktivitas mereka yang sangat bergantung dengan sungai, mengakibatkan rusaknya lingkungan, sehingga mempengaruhi kualitas air sungai. Kondisi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai kuin sangat mengkhawatirkan, karena beberapa warga melakukan aktivitas seperti mencuci pakaian, buang air besar dan mandi di sungai, meskipun air sungai dalam kondisi mengalir namun hal ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pencemaran sungai. Fakta selanjutnya yang peneliti amati pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yaitu, memiliki pola hidup yang kurang sehat dan tidak peduli dengan kebersihan lingkungan serta masyarakat di sana juga tidak memiliki sarana untuk membuang sampah sehingga mereka lebih memilih untuk membuang sampah ke sungai.
PERKEMBANGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Helda Wati; Norma Yuni Kartika; Muhammad Efendi; Rusdiansyah Rusdiansyah
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 3, No 1 (2022): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jgp.v3i1.5074

Abstract

Kendala utama dalam bidang kesehatan yang dialami oleh negara berkembang termasuk Indonesia adalah stunting. Stunting menggambarkan keadaan ketidakmampuan untuk berkembang pada anak-anak dibawah umur lima tahun karena gangguan kesehatan yang berkelanjutan, yaitu kurangnya gizi kritis khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting (kerdil) merupakan keadaan dimana seorang balita mempunyai panjang ataupun tinggi badan yang kurang apabila dilihat dari sisi umur. World Health Organization (WHO) menetapkan kategori prevalensi stunting menjadi empat, yaitu low, medium, high dan very high. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang termasuk kategori medium adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (21,3%) dan Kabupaten Balangan (24,9%). Sedangkan wilayah yang termasuk kategori low adalah Kabupaten Tanah Laut (14,3%), Kabupaten Kotabaru (17,4%), Kabupaten Banjar (9,1%), Kabupaten Barito Kuala (13,9%), Kabupaten Tapin (16,4%), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (16,2%), Kabupaten Hulu Sungai Utara (14,9%), Kabupaten Tabalong (17,5%), Kabupaten Tanah Bumbu (6,3%), Kota Banjarmasin (9,4%) dan Kota Banjarbaru (9,3%).
Wanita Berpendidikan dan Bekerja Mengurangi Resiko Praktik “Kawin Anum” Di Perdesaan Kalimantan Selatan Norma Yuni Kartika; Ayu Rizky Amanda; Muhammad Efendi
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 1 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.556 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i1.2296

Abstract

Tingginya kasus kawin anum di perdesaan menjadi hambatan pencapaian pembangunan manusia di Indonesia terutama pembangunan penduduk usia muda. Studi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan wanita tidak melakukan kawin anum di perdesaan Kalimantan Selatan menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memberikan masukan untuk menyukseskan pendewasaan usia kawin dan sesuai aturan pada undang-undang perkawinan. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan data sekunder yaitu data SDKI 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan usia 15-49 tahun yang telah menikah di Kalimantan Selatan berjumlah 633. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan usia 15-49 tahun yang telah menikah dan tinggal di daerah perdesaan Kalimantan Selatan berjumlah 333 responden. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 77 responden yang menikah dibawah 16 tahun dan 256 responden yang menikah pada umur 16 tahun keatas. Variabel yang digunakan sebagai variabel terpengaruh adalah usia kawin pertama. Sementara itu yang digunakan sebagai variabel pengaruh yaitu variabel sosial (pendidikan) dan variabel ekonomi (status bekerja dan ekonomi rumah tangga). Analisis dilakukan secara deskriptif analitis dengan menggunakan tabel silang ataupun metode statistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain faktor tempat tinggal, faktor yang berpengaruh terhadap usia kawin pertama di perdesaan Kalimantan Selatan adalah faktor ekonomi (tingkat ekonomi rumah tangga) dan faktor sosial (pendidikan). Dari kedua faktor tersebut faktor ekonomi menjadi faktor dominan, bahwa rumah tangga yang ekonominya tidak miskin cenderung tidak melakukan kawin anum. Dan, wanita yang berpendidikan tinggi cenderung tidak melakukan kawin anum. Kata Kunci: wanita, berpendidikan, bekerja, resiko, kawin anum
TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP DAYA DUKUNG PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN Putri Indah Lestari; Nasruddin Nasruddin; Muhammad Efendi
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 2, No 1 (2021): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2550.138 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v2i1.4512

Abstract

Pariwisata merupakan industri yang tahan terhadap keterpurukan ekonomi saat ini. Potensi pariwisata dapat menjadi peluang yang sangat baik bagi pariwisata dan pengembangan ekonomi daerah itu sendiri, sehingga perhatian harus diberikan pada peningkatan kualitas layanan, pelestarian lingkungan dan penyediaan kondisi dan infrastruktur. Pengembangan pariwisata itu sendiri, salah satu objek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah pantai Gedambaan. Pentingnya dukungan masyarakat setempat dalam pengembangan objek wisata di pantai Gedambaan, menjadi alasan utama penelitian ini dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi pustaka. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling dan snowball.sedangkan, metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif berdasarkan dari hasil kuisioner. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, 1) Pemerintah Kotabaru sudah berperan aktif dalam mengembangkan objek wisata pantai Gedambaan, mulai dari peningkatan fasilitas penunjang objek wisata, promosi, peningkatan pelayanan dan keamanan, hingga perencanaan pengembangan objek wisata. 2) Persepsi masyarakat terhadap daya dukung pemerintah dalam mengembangkan objek wisata di pantai Gedambaan menunjukkan hasil yang cukup baik. Diharapkan persepsi ini dapat dijadikan evaluasi dan acuan bagi pemerintah setempat untuk melakukan perencanaan pengembangan objek wisata pantai Gedambaan kedepannya. 
Hubungan Pasang Surut Air Laut terhadap Pergerakan Transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Efendi; Hasa Noor Hasadi; Ananta Dandy Rukmana
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 2 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.34 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i2.3404

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Hubungan Pasang Surut air laut terhadap Pergerakan transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pasang surut, pergerakan kapal dan hubungannya. Hubungan pasang surut dengan pergerakan kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin menunjukkan pergerakan Transportasi kapal di pelabuhan tersebut, bermanfaat untuk perencanaan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemajuan dan kesejahteraan penduduk, misalnya dengan lancarnnya transportasi kapal maka sirkulasi barang yang masuk ke Propinsi Kalimantan Selatan akan mengalami kelancaran juga. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Korelasi menunjukkan bahwa hubungan pasang surut air laut dengan pergerakan transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin  mempunyai hubungan yang relatif sangat lemah antara tinggi pasang dengan pergerakan kapal yang merapat ke dermaga dalam periode 5 tahun dari tahun 2007 sampai 2011 dengan persentase tiap tahunnya sebagai berikut; (1) 51% ditahun 2007. (2) 0.4% ditahun 2008. (3) 1% ditahun 2009. (4) 1.1% ditahun 2010. (5) 1% ditahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pasang surut tidak terlalu besar mempengaruhi pergerakan transportasi kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Kata Kunci: Hubungan, Pasang surut, Kapal, Pelabuhan
KARAKTERISTIK PELAKU PERKAWINAN REMAJA PUTRI (STUDI PADA MASYARAKAT KELURAHAN RAYA BELANTI KABUPATEN TAPIN) Norma Yuni Kartika; Muhammad Efendi; Sopyan Sopyan; Muhammad Yusri; Nurin Maulida
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 2, No 2 (2021): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jgp.v2i2.4987

Abstract

Tujuan tulisan ini untuk menganalisis karakteristik pelaku perkawinan remaja putri di Provinsi Kalimantan Selatan.  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sampel 160 responden, 113 responden diantaranya merupakan perempuan yang menikah remaja (di bawah 19 tahun) dan 47 responden tidak menikah di usia remaja (19 tahun keatas).  Terjadinya ketimpangan jumlah sampel dikarenakan tingginya kasus perkawinan remaja di lokasi penelitian.  Dari satu kelurahan hanya ditemukan 5,1 persen perempuan dengan usia kawin pertama 19 tahun keatas.  Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, menggunakan analisis univariat (tabulasi silang) untuk melihat karakteristik responden pada kedua kelompok usia kawin pertama.  Beradasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa karakteristik perempuan yang menjadi pelaku perkawinan remaja putri di Kelurahan Raya Belanti, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan antara lain berpendidikan rendah atau tamat SD ke bawah, tidak bekerja sebelum menikah, mayoritas dari rumah tangga miskin, pendidikan ayah rendah atau tidak tamat SD dan ayah bekerja sebagai petani.
Partisipasi Sekolah Terhadap Masyarakat Pembelajar Tangguh Bencana Di Lingkungan Lahan Basah Muhammad Efendi; Nasruddin Nasruddin; Sapwani Karani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 7 No. 2 (2022): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpig.v7i2.7339

Abstract

Abstrak: Kebakaran lahan menjadi masalah yang sampai saat ini belum bisa teratasi dengan baik, dampak yang ditimbulkan berimbas pada daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat partisipasi sekolah terhadap masyarakat pembelajar tangguh bencana di lingkungan lahan basah khususnya kawasan Madrasah Aliyah Darul Ilmi Kota Banjarbaru, Secara geoposisi wilayah ini bagian titik rawan kebakaran lahan yang terjadi hampir setiap tahunnya. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam tulisan ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan respondennya terdiri dari guru, pengasuh, ustadz, tenaga tata usaha dan siswa. Hasil dari penelitian ini tergambar dari segi partisipasi sekolah dan sarana prasarana yang tergolong kurang tangguh sedangkan di tinjau dari segi pengetahuan masyarakat pembelajar di Madrasah Aliyah Darul Ilmi sudah tergolong tangguh. Data tersebut menunjukkan bahwa yang perlu dilakukan agar partisipasi sekolah terhadap masyarakat pembelajar yang tangguh terhadap bencana kebakaran lahan adalah meningkatkan sarana dan prasarana, serta memberikan pemahaman dan edukasi terkait sekolah berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana. Kata kunci: partisipasi, masyarakat pembelajar, tangguh bencan, lahan basah Abstract: Land fires are a problem that until now has not been able to be handled properly, the impact it causes has an impact on the surrounding area. This study aims to look at school participation in disaster-resilient learning communities in the wetland environment, especially the Madrasah Aliyah Darul Ilmi Banjarbaru City. Geographically, this area is a hotspot for land fires that occur almost every year. The method used by the researcher in this paper is descriptive quantitative using a questionnaire and the respondents consist of teachers, caregivers, ustadz, administrative staff, and students. The results of this study are illustrated in terms of school participation and infrastructure which are classified as less resilient, while in terms of the knowledge of the learning community at Madrasah Aliyah Darul Ilmi it is classified as tough. The data shows that what needs to be done so that school participation in the learning community is resilient to land fire disasters is to improve facilities and infrastructure, as well as provide understanding and education regarding environmentally sound schools and disaster mitigation Keywords: participation, learning communities, disaster resilient, wetlands
Partisipasi Sekolah Terhadap Masyarakat Pembelajar Tangguh Bencana Di Lingkungan Lahan Basah Muhammad Efendi; Nasruddin Nasruddin; Sapwani Karani
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 7 No. 2 (2022): September
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpig.v7i2.7339

Abstract

Abstrak: Kebakaran lahan menjadi masalah yang sampai saat ini belum bisa teratasi dengan baik, dampak yang ditimbulkan berimbas pada daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat partisipasi sekolah terhadap masyarakat pembelajar tangguh bencana di lingkungan lahan basah khususnya kawasan Madrasah Aliyah Darul Ilmi Kota Banjarbaru, Secara geoposisi wilayah ini bagian titik rawan kebakaran lahan yang terjadi hampir setiap tahunnya. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam tulisan ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan respondennya terdiri dari guru, pengasuh, ustadz, tenaga tata usaha dan siswa. Hasil dari penelitian ini tergambar dari segi partisipasi sekolah dan sarana prasarana yang tergolong kurang tangguh sedangkan di tinjau dari segi pengetahuan masyarakat pembelajar di Madrasah Aliyah Darul Ilmi sudah tergolong tangguh. Data tersebut menunjukkan bahwa yang perlu dilakukan agar partisipasi sekolah terhadap masyarakat pembelajar yang tangguh terhadap bencana kebakaran lahan adalah meningkatkan sarana dan prasarana, serta memberikan pemahaman dan edukasi terkait sekolah berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana. Kata kunci: partisipasi, masyarakat pembelajar, tangguh bencan, lahan basah Abstract: Land fires are a problem that until now has not been able to be handled properly, the impact it causes has an impact on the surrounding area. This study aims to look at school participation in disaster-resilient learning communities in the wetland environment, especially the Madrasah Aliyah Darul Ilmi Banjarbaru City. Geographically, this area is a hotspot for land fires that occur almost every year. The method used by the researcher in this paper is descriptive quantitative using a questionnaire and the respondents consist of teachers, caregivers, ustadz, administrative staff, and students. The results of this study are illustrated in terms of school participation and infrastructure which are classified as less resilient, while in terms of the knowledge of the learning community at Madrasah Aliyah Darul Ilmi it is classified as tough. The data shows that what needs to be done so that school participation in the learning community is resilient to land fire disasters is to improve facilities and infrastructure, as well as provide understanding and education regarding environmentally sound schools and disaster mitigation Keywords: participation, learning communities, disaster resilient, wetlands
Letak Strategi dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam di Kalimantan Selatan Ellyn Normelani; Anisa Putri; Muhammad Efendi; Wisnu Putra Danarto
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 3, No 2 (2022): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jgp.v3i2.6778

Abstract

Letak geografis Kalimantan Selatan sangat strategis, tidak hanya dari kondisi alam yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup, tetapi lintas benua dan samudera juga ikut berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Kalimantan Selatan memiliki potensi besar di bidang pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, perekonomian, pariwisata, dan bidang lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan  mengetahui letak strategis Kalimantan Selatan yang memiliki potensi dan sektor unggulan serta langkah pemerintah dalam mengembangkan potensi alam maupun non alam di bidang sektor tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Bidang ekonomi, memegang peran penting dalam perdagangan. Kalimantan Selatan memiliki sumber daya pesona alam, budaya dan kuliner yang ada diberbagai wilayah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat dan belum dikelola dengan baik oleh pemerintah. Budaya-budaya yang dimiliki oleh Kalimantan Selatan sebagiannya sudah ada yang terkenal dan mendunia seperti budaya Banjar, budaya Dayak Meratus dan batik sasirangan. Kalimantan Selatan memiliki potensi sumber daya alam berupa batubara, mineral, emas, intan, permata, minyak gasa dan bumi, kelapa sawit, karet dan lainnya. Oleh karena itu potensi sumber daya alam yang ada di Kalimantan Selatan harus dikelola, dikembangkan dan di manfaatkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah
Designing Educational Attractions Based on Local Wisdom Ellyn Normelani; Selamat Riadi; Muhammad Efendi; Rendya Adi Kurniawan; Rizky Nur Hakimah
Social Studies Conference Proceedings 2022: The 1st International Conference of Social Studies (ICSS)
Publisher : Social Studies Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.899 KB) | DOI: 10.20527/sscp.vi.612

Abstract

This study aims to identify the natural and cultural potential of the Dayak Loksado indigenous people and to design environmental and educational tourism activities that are synergized with the values ​​of local community wisdom. Data were collected through field observations, interviews, and document reviews. The results of this study reveal that Loksado has natural and cultural potential to be packaged as an educational and ecotourism destination. Natural potential includes panoramas in the form of waterfalls, protected forests, hills, cultivation areas, rivers, and the Dayak Loksado indigenous people’s culture.