Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Journal Of Renewable Energy Engineering

KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS ISOLASI CAIR OLI TIPE 10W-30, SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TRAFO yusran moha; rio matute; lanto mohamad kamil amali
Journal Of Renewable Energy Engineering Vol. 1 No. 1 (2023): Journal Of Renewable Energy Engineering (April)
Publisher : Program Vokasi-Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jree.v1i1.6

Abstract

Pada sistem transmisi, isolator berfungsi sebagai  pemisahkan anatara dua atau lebih konduktor listrik yang bertegangan, agar antara konduktor ke konduktorlainya tidak terjadi hubung singkat atau (Short Sirkuit). Pengujian ini bertujuan untuk menguji kelayakan tegangan tembus pada isolasi Oli Enduro Matic-S 10W-30, Oli Federal Matic 30 10W-30, dan Oli Unioil Power Max Matic 10W-30 diharapkan ke 3 oli tersebut bisa mengganti isolasi minyak trafo apabila nantinya dalam keadaan mendesak tidak mendapatkan minyak trafo jadi salah satu dari ke 3 oli tersebut bisa dipergunakan sebagai pengganti minyak trafo. Peneltiain ini adalah metode eksperimen kami dalam menguji kelayakan Oli 10W-30 sebagai pengganti minyak trafo. Dari hasil pengujian di dapatkan bahwa dari ke 3 oli yang di uji hanya satu oli yang memenuhi standar minyak transformator itu pun hanya dalam kondisi suhu 300C yaitu Oli Enduro Matic-S 10W-30 dengan nilai 36.44 kV. Sedangkan di saat suhu 400C dan 500C tegangan tembus yang di hasilkan menurun drastis sehingga tidak sesuai lagi dengan standar minyak transformator. oleh karena itu dari ke 3 oli yang telah di uji tidak ada yang cocok digunakan sebagai isolator minyak trafo. Karena dari hasil yang didapatkan dari ke 3 oli tidak stabil atau berada di bawah standar minyak transformator, seperti yang kita ketahu bahwa trafo akan berkerja dengan temperature yang berbeda beda karena pengaruh naik turunnya beban transformator
STUDI NILAI RESITENSI ELEKTRODA PENTANAHAN MENGGUNAKAN METODE TIGA KUTUB PADA KONDISI TANAH BERBEDA Kamil Amali, Lanto Mohamad; Mento, Isnain Sarjan; Salim, Sardi; Tolago, Ade Irawati; Ntobuo, Nova Elysia; Utama, Komang Arya
Journal Of Renewable Energy Engineering Vol. 2 No. 2 (2024): Journal Of Renewable Energy Engineering (Oktober)
Publisher : Program Vokasi-Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jree.v2i2.47

Abstract

The grounding system serves as a safe path for electrical current to flow to the ground, which is important in preventing the risk of equipment damage and safety hazards. One of the critical parameters in this system is the resistance of the ground electrode, which can be measured using the three-point method. Based on PUIL 2000, the recommended grounding resistance value for electrical installations must be less than 5 ohms so that the system can work optimally and safely. The three-pole method is known to be accurate because it minimizes the influence of the environment around the electrode. However, factors such as soil type, humidity, and mineral content greatly influence the resistance of the ground electrode. Therefore, this study aims to evaluate the resistance of grounding electrodes in various types of soil, such as clay, swamp soil, damp sandy soil, dry soil, and rocky soil. Research results: The best grounding electrode resistance values ​​were obtained in clay and moist sandy soil (coastal). Meanwhile, the resistance value of the ground electrode for dry soil, rocky soil, and swamp soil does not meet the standard of ≤ 5 ohms. The factors that cause the resistance value of the ground electrode not to meet the standard are because in swampy soil the soil is dominated by insulating organic material and low content of conductive minerals. Also, moisture imbalance, electrode corrosion, and less-than-optimal electrode installation contribute. At the same time, dry soil and rocky soil are characterized by having a high level of resistivity due to low water and mineral content and a texture that does not support optimal electrical conductivity where field measurement results are not yet available. Meets the standard ≤ 5 Ω
STUDI RESISTANSI ELEKTRODA PENTANAHAN MENGGUNAKAN METODE TIGA KUTUP: STUDI PENGARUH BENTONIT nain, isnain sarjan mento; Amali, Lanto Mohamad Kamil; Salim, Sardi
Journal Of Renewable Energy Engineering Vol. 3 No. 1 (2025): Journal Of Renewable Energy Engineering
Publisher : Program Vokasi-Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jree.v3i1.44

Abstract

Berdasarkan penelitian pengukuran resistansi elektroda pentanahan pada kondisi tanah berbeda dengan pengukuran normal (metode tiga kutub) dengan panjang batang elektroda tembaga dan besi 90 cm, diameter 10 mm dan kedalaman 0,4 meter dan 0,7 meter maka dapat disimpulkan: Tahanan jenis tanah berpengaruh pada nilai pentanahan. Nilai tahanan pentanahan terbaik diperoleh pada jenis tanah liat dan tanah lembab berpasir (pantai). Sedangkan nilai tahanan tanah kering dan berbatu dibutuhkan panjang dan kedalaman pada saat penelitian pengukuran tahanan pentanahan. Kedalaman penanaman batang elektroda berpengaruh pada nilai tahanan pentanahan, semakin dalam penanaman semakin kecil nilai tahanan pentanahan. Hasil pengukuran pada jenis tanah liat dan tanah lembab berpasir (pantai) mendapatkan hasil yang telah memenuhi standar ( PUIL 2000) yang menerapkan besar nilai tahanan sebesar ≤ 5 Ω. Hal ini terjadi karena pada lapisan tanah liat dan tanah berpasir (pantai) memiliki konduktivitas baik yang mampu mengalirkan arus listrik kedalam tanah dengan baik.
Tegangan Tembus STUDI TEGANGAN TEMBUS MATERIAL ELEKTRODA DALAM MEDAN LISTRIK SERAGAM PADA MEDIUM ISOLASI UDARA: STUDI TEGANGAN TEMBUS MATERIAL ELEKTRODA DALAM MEDAN LISTRIK SERAGAM PADA MEDIUM ISOLASI UDARA Karim, Aco; Amali, Lanto Mohamad Kamil; Yasin Mohamad; Ilham, Jumiati; Ntobuo, Nova Elysia
Journal Of Renewable Energy Engineering Vol. 3 No. 1 (2025): Journal Of Renewable Energy Engineering
Publisher : Program Vokasi-Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jree.v3i1.55

Abstract

Tegangan tembus merupakan salah satu parameter penting dalam sistem isolasi listrik yang menentukan batas kemampuan suatu medium dalam menahan medan listrik sebelum terjadi pelepasan muatan listrik (breakdown). Material elektroda yang digunakan dalam sistem bertegangan tinggi sangat mempengaruhi distribusi medan listrik dan nilai tegangan tembus yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji karakteristik tegangan tembus dari berbagai jenis material elektroda dalam medan listrik seragam. Studi ini secara khusus membandingkan empat jenis logam, yaitu stainless steel, aluminium, tembaga, dan kuningan, yang umum digunakan dalam aplikasi kelistrikan. Pengujian dilakukan secara eksperimental di Laboratorium Tegangan Tinggi dengan menggunakan konfigurasi elektroda bola-bola, jarum-jarum, dan pelat-pelat pada medium udara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa material elektroda memiliki pengaruh signifikan terhadap besar tegangan tembus. Stainless steel secara konsisten menunjukkan performa terbaik dengan nilai tegangan tembus tertinggi pada semua konfigurasi, yakni 8,07 kV (bola-bola), 8,21 kV (jarum-jarum), dan 6,37 kV (pelat-pelat). Sebaliknya, tembaga menghasilkan tegangan tembus terendah, khususnya pada konfigurasi pelat-pelat sebesar 3,27 kV. Aluminium dan kuningan menunjukkan hasil yang bervariasi, namun masih di bawah performa stainless steel
PENGARUH CAMPURAN CULLET DAN GYPSUM TERHADAP KEMAMPUAN ISOLASI DIELEKTRIK TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN ISOLATOR LISTRIK Djafar, Moh. Wahyu; Amali, Lanto Mohamad Kamil; Yusuf, Taufiq Ismail; Ntobuo, Nova Elysia
Journal Of Renewable Energy Engineering Vol. 3 No. 1 (2025): Journal Of Renewable Energy Engineering
Publisher : Program Vokasi-Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jree.v3i1.56

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat isolasi dielektrik material isolator berbahan dasar tanah liat melalui penambahan cullet dan gypsum, hal ini menjadi upaya penting bagi pengembangan material isolator yang efisien. Tanah liat, sebagai sumber daya melimpah, memiliki potensi besar namun membutuhkan peningkatan performa dielektrik. Metode eksperimental digunakan untuk membuat tujuh variasi sampel berbentuk persegi (40 mm×40 mm×10 mm) dengan proporsi cullet (5%, 10%), gypsum (5%, 10%), dan kombinasinya. Sampel diuji tegangan tembus menggunakan tegangan tinggi AC. Hasil menunjukkan bahwa penambahan cullet dan gypsum secara konsisten meningkatkan tegangan tembus, dengan kombinasi 10% cullet + 10% gypsum mencapai nilai tertinggi 43,78 kV (4,38 kV/mm). Meskipun belum memenuhi standar PLN (9,85 kV/mm), penelitian ini menginformasikan potensi aditif dalam meningkatkan performa isolasi khususnya berbahan dasar tanah liat