Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Kekerabatan Jagung (Zea mays L.) Lokal Madura Berdasarkan Karakter Morfologi dan Penanda RAPD Amzeri , Achmad; Indradewa , Didik; Setiadi Daryono , Budi; Rachmawati , Diah
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.801 KB) | DOI: 10.24002/biota.v16i2.104

Abstract

Perbandingan metode yang berbeda pada perhitungan keragaman genetik dapat bermanfaat dalam program pemuliaan dan konservasi tanaman. Pada penelitian ini digunakan 16 jagung lokal yang dikoleksi dari pulau Madura. Sebanyak 57 sifat morfologi dan 10 primer RAPD digunakan untuk menilai hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD, dan menentukan genotip jagung lokal Madura yang mempunyai sifat untuk dikembangkan dalam program pemuliaan dan konservasi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD, 16 kultivar jagung lokal di pulau Madura diklasifikasikan dalam 2 grup. Rata-rata kemiripan morfologi (0,74) lebih tinggi dibanding kemiripan berdasarkan penanda RAPD (0,63). Koefisien kemiripan berdasarkan karakter morfologi adalah 0,510,91, sedangkan koefedien kemiripan berdasarkan penanda RAPD adalah 0,390,92. Lima kultivar (Tambin, Delima, Tambin-2, Krajekan dan Duko) mempunyai produksi tinggi, umur genjah dan hubungan kekerabatan agak jauh, sehingga digunakan untuk program pemuliaan dan pengembangan budidaya.
Seleksi Satu Tongkol Satu Baris (Ear to Row Selection) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) Amzeri, Achmad
Rekayasa Vol 12, No 1: April 2019
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.83 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v12i1.5228

Abstract

Seleksi satu tongkol satu baris merupakan modifikasi seleksi massa yang merupakan salah satu metode seleksi yang dapat meningkatkan produksi dan karakter lain pada tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji 20 genotip hasil seleksi tongkol pada tahun pertama. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura pada bulan Januari 2018 - April 2018.  Genotip yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 genotip jagung hasil seleksi   tanaman (tongkol) pada tahun pertama, yaitu : G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, G17, G18, G19 dan G20.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Uji F digunakan untuk menganalisis pengaruh genotip, apabila hasilnya signifikan maka dilakukan  uji lanjut menggunakan Uji BNJ pada taraf 5%.  Heritabilitas digunakan untuk mengukur pengaruh genetik dan lingkungan pada karakter tanaman jagung.  Koefesien keragaman genetik dan fenotip untuk menghitung keragaman genetik karakter tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua puluh genotip yang diuji memiliki perbedaan penampilan yang nyata pada karakter  diameter tongkol, diameter jenggel, berat tongkol per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji dan produksi per hektar.  Nilai heritabilitas dalam arti luas 20 genotip yang diuji berkisar antara 8,935 sampai 96,43%.  Karakter tinggi letak tongkol, karakter diameter jenggel, berat tongkol per tanaman, Berat biji per tanaman, berat 100 biji dan produksi per hektar memiliki keragaman genetik sedang.  Dihasilkan 9 genotip yang digunakan sebagai bahan untuk program seleksi berikutnya yaitu G8, G11, G12, G13, G15, G17, G18, G19  dan G20 karena memiliki produksi per hektar terbaik.  EAR TO ROW SELECTION IN MAIZE PLANT (Zea mays L.)ABSTRACT Ear to row selection is a modification of mass selection which is one of the selection methods that can increase production and other characters in plants. The objective of this research was to evaluate 20 genotypes of cob selection results in the first year. This research was conducted at the experimental station Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, University Trunojoyo of Madura, from January to April 2018.  The Genotypes used, were: G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9, G10, G11, G12, G13, G14, G15, G16, G17, G18, G19 dan G20. The design of this research was a randomized block design with three replications. Data were analyzed with F-test then continued with HSD test (α=5%).  Heritability is used to measure genetic and environmental influences on the characteristics of maize plants.  Coefficient of Genetic diversity and phenotype to calculate the genetic diversity of the characteristics of maize plants.  The results showed that 20 genotypes tested had significant differences in appearance on the character of cob diameter, beard diameter, cob weight per plant, seed weight per plant, the weight of 100 seeds and production per hectare. Heritability values in the broad sense of 20 genotypes tested ranged from 8,935 to 96.43%. The character of cob position height, beard diameter character, cob weight per plant, Seed weight per plant, the weight of 100 seeds and production per hectare have medium genetic diversity. Obtained 9 genotypes were used as materials for the next selection program, namely G8, G11, G12, G13, G15, G17, G18, G19, and G20 because they had the best production per hectare.Keyword: Ear to row selection, a maize plant, heritability, coefficient of genetic diversity
TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL Amzeri, Achmad
Rekayasa Vol 11, No 1: April 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.033 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v11i1.4127

Abstract

Penyebaran jagung lokal diperkirakan kurang dari 25% yang mayoritas ditanam di Madura (Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan benih. Dengan demikian, peran jagung sebetulnya sudah berubah lebih sebagai bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Luas wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 70.279,5 ha atau 15,4% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 211.512,3 ha atau 46,3%. Luas wilayah yang kurang sesuai 161.098,6 ha atau 35,3% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya jagung mencapai 13.732,0 ha atau 3% dari luas wilayah Madura. Lahan di Madura sebagian besar (lebih dari 90%) jagung yang dikembangkan untuk pangan adalah jenis lokal, sedangkan di Jawa Timur, selain Madura, telah didominasi (lebih dari 70%) oleh varietas unggul bersari bebas dan hibrida. Budidaya jagung di Madura masih dilaksanakan secara sederhana (tradisonal) yang biasa dilakukan secara turun temurun. Petani masih sulit diajak untuk melakukan perubahan dan menerapkan bercocok tanam yang dapat meningkatkan produksinya, baik mengenai penggunaan varetas unggul, pemakaian pupuk, pemeliharaan tanam maupun jarak tanamnya. Sampai saat ini jenis jagung yang dibudidayakan masih menggunakan varietas lokal yang tingkat produksinya masih rendah. Melihat potensi lahan pertanian untuk jagung di Madura, maka paradigma petani yang memanfaatkan jagung untuk konsumsi (subsisten) harus dirubah pemanfaatannya menjadi jagung untuk industri.
Karakter morfologi, heritabilitas dan indeks seleksi terboboti beberapa generasi F1 Melon (Cucumis melo L.) Achmad Amzeri; Kaswan Badami; Syaiful Khoiri; Ahmad Syaiful Umam; Nasirul Wahid; Siti Nurlaella
Jurnal Agro Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/6244

Abstract

Perakitan varietas melon hibrida dengan karakter-karaker unggul merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan benih melon dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor benih melon dari luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penampilan fenotipik 24 genotip tanaman melon hibrida (F1).  Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura pada bulan Februari sampai Mei 2019. Bahan yang digunakan adalah 24 genotip melon hibrida (F1) hasil persilangan di antara galur-galur melon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu perlakuan yaitu genotip dan diulang sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan analisis varians (Anova) yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Nilai heritabilitas dalam arti luas dihitung menggunakan taksiran nilai kuadrat tengah pada analisis varians. Seleksi indeks digunakan untuk mendapatkan kandidat varietas tanaman melon hibrida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 tanaman melon hibrida (F1) yang diuji memiliki perbedaan penampilan pada karakter umur berbunga, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, kadar gula, jumlah biji per buah, bobot buah per tanaman dan produksi per hektar. Nilai heritabilitas dalam arti luas tanaman melon hibrida (F1) pada karakter yang dievaluasi berkisar antara 0,15 – 0,71. Hasil  nilai seleksi indeks terboboti menunjukkan bahwa terdapat dua calon varietas tanaman melon hibrida yang memiliki seleksi indeks tertinggi yaitu G4 dan G5.  ABSTRACTAssembling hybrid melon varieties with superior characters is an effort to meet the needs of domestic melon seeds and reduce dependence on imported melon seeds. The purpose of this study was to evaluate the phenotypic appearance of 24 genotypes of hybrid melon plants (F1).  This research was conducted at the Agrotechnology Experimental Field at Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura from February to May 2019. The materials used
Kekerabatan Jagung (Zea mays L.) Lokal Madura Berdasarkan Karakter Morfologi dan Penanda RAPD Achmad Amzeri; Didik Indradewa; Budi Setiadi Daryono; Diah Rachmawati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i2.104

Abstract

Perbandingan metode yang berbeda pada perhitungan keragaman genetik dapat bermanfaat dalam program pemuliaan dan konservasi tanaman. Pada penelitian ini digunakan 16 jagung lokal yang dikoleksi dari pulau Madura. Sebanyak 57 sifat morfologi dan 10 primer RAPD digunakan untuk menilai hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD, dan menentukan genotip jagung lokal Madura yang mempunyai sifat untuk dikembangkan dalam program pemuliaan dan konservasi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD, 16 kultivar jagung lokal di pulau Madura diklasifikasikan dalam 2 grup. Rata-rata kemiripan morfologi (0,74) lebih tinggi dibanding kemiripan berdasarkan penanda RAPD (0,63). Koefisien kemiripan berdasarkan karakter morfologi adalah 0,510,91, sedangkan koefedien kemiripan berdasarkan penanda RAPD adalah 0,390,92. Lima kultivar (Tambin, Delima, Tambin-2, Krajekan dan Duko) mempunyai produksi tinggi, umur genjah dan hubungan kekerabatan agak jauh, sehingga digunakan untuk program pemuliaan dan pengembangan budidaya.
IDENTIFIKASI VARIAN SOMAKLONAL TOLERAN KEKERINGAN PADA POPULASI JAGUNG HASIL SELEKSI IN VITRO DENGAN PEG Kaswan Badami; Achmad Amzeri
Agrovigor Vol 4, No 1 (2011): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v4i1.271

Abstract

Main constraints ofcornproduction increasedareondrymarginalcornareasthathavelowproductivity. Droughtis one ofthecornproductionconstraints. Droughtatanystageof corngrowthgreatly affectscropproductivity. Increasedmaizeproduction canbe solvedbyusingdrought tolerant varieties.  The purposeofthis studywas to determinethe responseof hailsomaklonaR1 plantsin vitro selection result againstdrought stressandevaluate thephysiologicalcharacteristicsof droughttolerantplantssomaklon. The results showedthat (1) drought stressonthe reproductive phasecaused a decrease number ofseeds, dry weight of seed,cob, root and stemand(2) droughttolerantsomaclonalvarianthave higherprolineaccumulationthansensitive variantsomaclonal, but there is nocorrelationbetweendroughttolerancesomaclonalvariantplantswitha totalsugaraccumulation.
Penampilan Lima Kultivar Jagung Madura Achmad Amzeri
Agrovigor Vol 2, No 1 (2009): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.458 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v2i1.237

Abstract

This research  aimed to evaluate important characters of a five of madura mays cultivars.  This research was conducted at Trunojoyo University Research Station, Bangkalan, Madura, on Juny to September 2008. Randomized block design with three replication used in this experiment, consisted of five treatment of genotypes (Tambin, Talango, Guluk-guluk, Manding and Kretek).  The observed characters were plant hight, male flowering date, female flowering date, cob hight, leaves number, leaves wide, leaves number on top of cob, long of cob, diameter of cob, diameter of jenggel, 1000-seed weight, production per hectare.  The result indicated that plant hight, female flowering date, leaves number, leaves number on top of cob, long of cob, diameter of cob, diameter of jenggel, 1000-seed weight, production per hectare in all five of the madura mays cultivars had significant difference.  The heritability estimates in the broad sense of production per hectare had medium heritability values in all five of madura mays cultivars.  There are possitive correlation between  production per hectare and  important characters in all five of madura mays cultivars.
Studi Distribusi Aktif dan Penularan Nematoda Entomopathogen Heterorhabditis spp Isolat Lokal dibawah Tanah Gita Pawana; Achmad Amzeri; Ahmad Djunaidy
Agrovigor Vol 10, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v10i2.4316

Abstract

Sehubungan dengan terbatasnya informasi dasar dari aktivitas nematoda entomopatogen (NEP) isolat lokal (Bangkalan Madura) sebagai entomopathogen bagi serangga tanah yang sebenernya merupakan inang dan habitat aslinya, selanjutnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa distribusi aktif Heterorhabditis spp isolat lokal pada kondisi tanah dengan struktur lepas terkait dengan keberadaan bahan organik dan mikrob, serta potensi penularannya. Pemdekatan metode yang digunakan adalah dengan meletakkan inang NEP pada berbagai kedalaman  dan jarak horizontal, serta menambahkan berbagai kandungan bahan organik dan mikrob pada media terdistribusi dan analisa mono siklus penyakit dan populasi inang. Selanjutnya mortalitas inang dianalisa 4 hari setelah suspensi NEP diberikan pada media. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa distribusi vertikal keatas atau kebawah juga horizontal dari Heterorhabditis spp isolat lokal dalam waktu 4 hari optimum sampai pada kedalaman 24 – 26 cm dari permukaan tanah. Kandungan bahan organik dan mikrob pendekomposer tanah tidak mempengaruhi kemampuan distribusi. Kedua isolat juga dapat bertindak sebagai sumber inokulum untuk penularan dalam populasi inangnya dengan jumlah invidu lebih dari 7 – 8  ekor, dengan periode letalnya 13 hari.
Uji Daya Hasil 10 Hibrida Harapan Jagung Madura Berdaya Hasil Tinggi dan Berumur Genjah Achmad Amzeri
Agrovigor Vol 10, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.912 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v10i1.2865

Abstract

Perakitan varietas jagung hibrida unggul Madura yang mempunyai potensi produksi tinggi dan berumur genjah dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan kondisi lahan pertanian Madura yang mempunyai ketersediaan air dan curah hujan rendah.  Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengevaluasi daya hasil 10 jagung hibrida harapan Madura koleksi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.  Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan November 2015.  Genotip yang digunakan adalah MH-3, MH-4, MH-5, MH-6, MH-8, MH-9, MH-11, MH-14, MH-15, MH-15 dan 3 varietas jagung hibrida pembanding yaitu Bima Provit A-1, Bima 13Q dan BISI-2. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Data dianalisis dengan uji-F, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan’s (α = 5%).  Analisis gabungan digunakan untuk mengetahui interaksi antara genotip dengan musim dan menduga nilai heritabilitas dalam arti luas.  Seleksi indeks digunakan untuk memilih jagung hibrida harapan yang terbaik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepuluh jagung hibrida harapan yang diuji memiliki perbedaan penampilan, umur panen, potensi produksi yang berbeda dengan tiga varietas pembanding.  Hasil pengujian gabungan pada dua musim menunjukkan bahwa ada interaksi antara perlakuan genotip dengan musim pada karakter panjang tongkol, bobot 100 biji, dan produksi per hektar.  Nilai heritabilitas dalam arti luas genotip jagung untuk karakter yang dievaluasi berkisar antara 22 – 61%.  Hasil  nilai seleksi indeks menunjukkan  bahwa  jagung hibrida  harapan  Madura yang  memiliki  seleksi indeks tertinggi adalah MH-3 dan MH-4 dan dapat dikembangkan menjadi varietas hibrida Madura komersial.Kata kunci : heritabilitas dalam arti luas, jagung hibrida harapan Madura, seleksi indeks, uji daya hasil.
KEKERABATAN TEMBAKAU MADURA (Nicotiana tabacum L.) BERDASARKAN KARAKTER MOLEKULAR Budi Daryono; Achmad Amzeri; Kaswan Badami
Agrovigor Vol 8, No 1 (2015): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v8i1.751

Abstract

Hasil eksplorasi tembakau Madura di empat kabupaten Madura didapatkan 22 genotip tembakau Madura. Untuk merakit varietas tembakau yang diinginkan terlebih dahulu dilakukan karakterisasi plasma nutfah yang ada.  Karakterisasi berdasarkan karakter molekular merupakan salah satu langkah awal sebelum melakukan perakitan varietas tembakau untuk mengetahui potensi tembakau yang akan digunakan sebagai bahan persilangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi variabilitas genetik dan hubungan kekerabatan plasma nutfah tembakau Madura berdasarkan karakter molekular dengan analisis RAPD.     Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) berdasarkan penanda RAPD menggunakan primer OPB-8, OPC-11,OPF-10, OPA-2 dan OPC-15, dapat membedakan genotip yang mempunyai keragaman geneik besar dan genotip yang mempunyai jarak genetik yang kecil, (2) Hasil dendogram menunjukkan bahwa tembakau Madura terdiri dari dua kluster yaitu kluster A terdiri dari 15 genotip dan Kluster B terdiridari 7 genotip, sedangkan buka busaang dan prancak-95 terpisah dengan tembakau Madura yang lain dengan jarak genetik 0.44 dan 0.50 dan (3)  Calon tetua terbaik untuk mendapatkan varietas yang diinginkan adalah buka busaang dan prancak-95.Kata kunci :hubungan kekerabatan, tembakau madura, RAPD