Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Evaluasi ketahanan galur melon madura (Cucumis melo L.) terhadap cucumber mosaic virus Eva Monica; Syaiful Khoiri; Achmad Amzeri
Agrovigor Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i2.14886

Abstract

Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang penting dan tanaman melon ini banyak ditanam di berbagai negara. Permintaan dan produksi buah melon yang meningkat harus seimbang dengan ketersediaan benih melon. Dalam budidaya terdapat beberapa kendala salah satunya ketersediaan benih pada waktu yang dibutuhkan. Budidaya tanaman melon tidak terlepas dari hambatan pertumbuhan salah satunya karena gangguan hama dan penyakit. Mengatasi permasalahan produksi diperlukan perakitan varietas unggul yang tahan. Varietas unggul diperoleh dari tetua yang tahan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi galur-galur melon lokal Madura yang memiliki ketahanan terhadap Cucumber mosaic virus (CMV). Penelitian dilakukan di greenhouse untuk penanaman melon, Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Sampel daun yang bergejala penyakit dibawa ke laboratorium untuk dilakukan ekstrak genom. Amplifikasi DNA dilakukan dengan RT-PCR menggunakan sepasang primer CMV-1F CMV-1R. Hasil konfirmasi menunjukkan sampel positif terinfeksi CMV. Berdasarkan hasil percobaan secara umum galur G16 memiliki tingkat ketahanan terbaik dibandingkan galur lain dan galur pembanding. Selain itu, galur G8 juga cukup tahan dibandingkan galur pembanding. galur G16 dan galur G8 berpotensi digunakan sebagai tetua yang tahan CMV.
Screening of Red Rice (Oryza sativa L.) Landraces for Drought Tolerance at Early Stages Using PEG 6000 Siti Fatimah; Achmad Amzeri; Mohammad Syafii; Yuzy Purwaningsih
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 45, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v45i2.3723

Abstract

Despite being one of the most important staple food consumed by more than half of the world population, the development of red rice still lacks behind the regular white rice. In Madura, most farmers still use their local landraces with red pericarp. Since most of the growing season is dependent on rainfall, those landraces are expected to provide some useful genes related to drought tolerance. This research aimed to select drought-tolerant accessions candidates of red rice derived from pure lines selection at early stages using PEG 6000. A randomized complete block design was used with two factors and three replications, the first factor was red rice genotype and the second factor was two levels of PEG 6000 concentration (0% and 25%). The results showed that there were different responses in all genotypes used in terms of their responses to PEG 6000 screening. Seedling length, seminal root length, shoot length, seminal root dry weight, and shoot dry weight were reduced by the application of PEG 6000 compared to non-PEG 6000 media. Two genotypes had a better response to PEG 6000 treatment compared to check tolerant (Salumpikit), and these are expected to become a valuable resources for further breeding activities.
Seleksi Tanaman Jagung Toleran pada Cekaman Kekeringan Ach Hasin Syauqi; Achmad Amzeri
Rekayasa Vol 16, No 1: April 2023
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v16i1.20906

Abstract

Salah satu strategi dalam mengatasi permasalahan rendahnya produksi jagung pada lahan kering beriklim kering di Madura adalah merakit varietas yang toleran terhadap kekeringan dan mempunyai potensi produksi tinggi.  Langkah awal dalam perakitan varietas yang toleran terhadap kekeringan adalah melakukan seleksi terhadap plasma nutfah (genotip) potensial untuk mengetahui toleransi setiap genotip yang diuji terhadap cekaman kekeringan.  Tujuan Penelitian adalah untuk untuk menyeleksi beberapa genotip tanaman jagung yang tahan terhadap cekaman kekeringan.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 20 genotip dan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 60 unit percobaan. 20 genotip terdiri dari 19 galur jagung potensial dan varietas Anoman sebagai pembanding. Penelitian cekaman kekeringan mengikuti metode CIMMYT, yaitu cekaman kekeringan berlangsung pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam (HST) sampai panen tetapi memberikan pengairan dengan kapasitas lapang  mulai 0 HST sampai 40 HST dengan interval 10 hari sekali.  Pada kondisi optimum, pengairan dilakukan dengan interval 10 hari sekali dengan cara memberikan pengairan sampai pada kapasitas lapang mulai tanaman berumur berumur 0 HST sampai tanaman berumur 80 HST.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa G3, G6, G8, G15, dan G18 merupakan genotip yang tahan terhadap cekaman kekeringan.
Pemberdayaan Kelompok Tani Padimas Melalui Introduksi Varietas Bawang Merah dan Penguatan Kelembagaan Amzeri, Achmad; Khoiri, Syaiful; Pawana, Gita
DHARMA RAFLESIA Vol 23 No 1 (2025): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v23i1.41051

Abstract

Kegiatan sosialisasi, penyuluhan, dan implementasi teknologi pada demoplot bawang merah di Desa Sana Tengah, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola budidaya bawang merah. Sosialisasi yang melibatkan Kepala Desa, Ketua Gabungan Kelompok Tani, dan anggota Kelompok Tani Padimas, membahas topik-topik penting seperti pengendalian penyakit, pemilihan varietas sesuai kondisi agroklimat, serta penerapan teknologi baru seperti True Shallot Seed (TSS). Teknologi TSS diperkenalkan untuk mengatasi masalah penyediaan benih bawang merah yang terbatas dan meningkatkan ketahanan tanaman. Selain itu, pelatihan pengolahan pupuk organik dari limbah peternakan bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan usaha tani melalui sistem pertanian sirkular. Kegiatan monitoring dan evaluasi produksi menunjukkan peningkatan produktivitas bawang merah sebesar 1,56 ton/ha, meskipun masih berada di bawah rata-rata produktivitas nasional. Penanaman bawang merah di luar musim berhasil menurunkan intensitas serangan penyakit hingga 96.5%, meningkatkan kualitas umbi, dan membuka peluang untuk harga jual yang lebih baik. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku petani, meningkatkan hasil pertanian, dan kesejahteraan petani, serta memberikan kontribusi pada pengembangan pertanian berkelanjutan di Desa Sana Tengah.
Selection of maize lines resistant to drought stress using PEG 6000 in the vegetative phase Arifin, Nur Iman; Suhartono, Suhartono; Amzeri, Achmad; Umam, Ahmad Syaiful
Agrovigor Vol 18, No 2 (2025): In press
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v18i2.30743

Abstract

Selection of maize lines for drought stress is the initial step in developing maize varieties with high production characteristics and resistance to drought stress. The research aims to determine the characteristics of maize lines in the vegetative phase and to select for resistance of maize lines in the vegetative phase using PEG 6000. The research used a Randomized Complete Block Design (RCBD), which was arranged factorially with three replications and two treatments. The number of treatments in this study was 40 treatment combinations, so there were 120 experimental units. Factor I was genotype, and factor II was the giving of PEG-6000 solution. All maize lines were planted in polybags measuring 20 x 20 cm. There are two levels of PEG 6000 solution treatment: 0% concentration (optimum condition) and 10% concentration, which is equivalent to -0.19 Mpa (drought stress condition)  (Mexal et al., 1975). When the plants are 10 days after planting (DAP), drought stress is applied using a 10% concentration of PEG 6000 solution. The observed characters were plant height, root length, leaf area, leaf chlorophyll, plant wet weight, and plant dry weight.  The research results showed that drought stress treatment mostly reduced the character values of plant height, root length, leaf area, leaf chlorophyll, plant wet weight, and plant dry weight. All tested lines showed significant differences in all tested characters against optimum condition treatments and drought stress. The lines resistant to drought stress were G4, G9, G11, G13, G14, G15, G16, G17, and G19.
Penampilan 10 Kandidat Jagung Hibrida Berdaya Hasil Tinggi dan Toleran terhadap Kekeringan Ramlan, Ach Rofiqi; Amzeri, Achmad; Chan, Caroline; Suhartono, Suhartono; Umam, Ahmad Syaiful
Rekayasa Vol 18, No 2: Agustus, 2025
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v18i2.30907

Abstract

One way to increase maize productivity in dry land is to develop superior maize varieties with high production, early maturity, and resistance to drought stress. The study aims to evaluate the characteristics of 10 hybrid maize candidates with high production, early maturity and resistance to drought stress. The research used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 13 genotypes (10 hybrid maize candidates, three comparison varieties (Jakaring, Pioneer-X, and Bisi-X)) as treatments. It was repeated three times, so that there were 39 experimental units. Drought stress using the CYMMYT method, namely drought stress, is carried out when the plants are 50 DAP until harvest, but providing irrigation with field capacity at 0 to 40 DAP with an interval of every 10 days. The observation parameters in this study were plant height, number of leaves, leaf length, leaf area, ear height, days of 50% tasseling, days to 50% silking, harvest age, number of kernel rows, weight of cob with husk, ear length, ear diameter, kernel width, kernel length, kernel thickness, kernel diameter, 1000-kernel weight, and production per hectare. The results of the study showed that the thirteen tested characters showed a very significant effect of the treatment, namely plant height, number of leaves, leaf length, leaf area, ear height, days of 50% tasseling, days to 50% silking, harvest age, number of kernel rows, weight of cob with husk, ear length, kernel width, and 1000-kernel weight. Four characters showed a significant effect of treatment: kernel length, kernel thickness, kernel diameter, and production per hectare. The ear diameter character did not show any significant differences between treatments. The broad heritability values for all tested characters for the 13 genotypes ranged from 49.90 to 97.90. Production per hectare was positively correlated with ear length (0.79**), ear diameter (0.37*), and kernel thickness (0.59**). Furthermore, the production character per hectare is negatively correlated with harvest age (-0.49**) and kernel length (-0.38*). G1, G2, G3, and G6 are the hybrid maize candidates selected for the release of hybrid varieties with high production and early maturity.
Identifikasi Tanaman Melon Toleran Cekaman Kekeringan Umam, Ahmad Syaiful; Amzeri, Achmad; Husna, Arifah
Rekayasa Vol 18, No 2: Agustus, 2025
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v18i2.31405

Abstract

Identifikasi tanaman melon yang tahan terhadap cekaman kekeringan merupakan solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman melon pada lahan kering. Tujuan penelitian adalah identifikasi karakter-karakter melon dan menyeleksi toleransi melon terhadap cekaman kekeringan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok  faktorial yang terdiri dari 2 faktor.  Faktor pertama terdiri dari 10 taraf genotip tanaman melon dan faktor kedua terdiri dari 2 taraf, yaitu Irigasi 100% (100% kapasitas lapang) dan irigasi 50% (50% kapasitas lapang). Penelitian terdiri dari 20 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 ulangan sehingga dihasilkan 60 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 5 tanaman dan pengamatan dilakukan pada 3 tanaman sampel pada setiap unit percobaan. Karakter tanaman yang diamati adalah umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, kadar gula (oBrix), bentuk buah, warna kulit buah, warna buah, net pada kulit buah, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, berat buah, dan produksi per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan menurunkan produksi per hektar sebesar 26.36%. Nilai ISK rata-rata menunjukkan bahwa terdapat 3 genotip yang toleran terhadap cekaman kekeringan dan 7 genotip yang tidak tahan terhadap cekaman kekeringan. Tanaman melon yang direkomendasikan untuk dikembangkan pada lahan kering adalah G2, G3, G5, dan G6.
Yield evaluation of hybrid maize candidates with high productivity and drought tolerance Majid, Royhan; Amzeri, Achmad; Chan, Caroline; Suhartono, Suhartono; Umam, Ahmad Syaiful
Agrovigor Vol 18, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v18i1.30139

Abstract

One solution to solve the problem of low maize productivity in dry land is to develop superior maize varieties with high production characteristics and resistance to drought stress.  This study aims to evaluate the characteristics of 10 hybrid maize candidates with high production characteristics and resistance to drought stress.The research used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 13 genotypes (10 hybrid maize candidates, three comparison varieties (Jakaring, Pioneer-X, and Bisi-X) as treatments and was repeated three times, so that there were 39 experimental units.Drought stress research follows the CIMMYT method. The observation parameters in this study were plant height, stem diameter, number of leaves, leaf length, leaf area, ear height, days of 50% tasseling, days to 50% silking, harvest age, number of kernel rows, weight of cob with husk, ear length, ear diameter, kernel width, kernel length, kernel thickness, 1000-kernel weight, and production per hectare. The results of the variance analysis showed that several genotypes tested had a significant effect on the characters of plant height, stem diameter, number of leaves, leaf length, leaf area, ear height, days of 50% tasseling, days to 50% silking, harvest age, number of kernel rows, weight of cob with husk, ear length, ear diameter, kernel width, kernel thickness, 1000-kernel weight, and production per hectare.  The value of heritability in the broad sense of candidate maize for all evaluated characters ranged from 0.00-97.64. The character of production per hectare significantly correlates with the ear length and ear diameter, with respective correlation coefficient values of 0.36 and 0.56.  The character of the ear height had a significant negative correlation with the production per hectare character, with a correlation coefficient value of -0.39.  The selected genotypes in releasing hybrid varieties were G1, G2, G3, G4, and G6.
Seleksi Galur Jagung Tahan terhadap Cekaman Kekeringan Menggunakan PEG 6000 pada Fase Perkecambahan Ahadiyah, Izdihar Suci; Suhartono, Suhartono; Amzeri, Achmad; Umam, Ahmad Syaiful
Rekayasa Vol 18, No 1: April 2025
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v18i1.30395

Abstract

Seleksi galur jagung terhadap cekaman kekeringan merupakan langkah awal untuk merakit varietas jagung dengan karakter produksi tinggi dan tahan terhadap cekaman kekeringan.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter galur jagung pada fase perkecambahan dan menseleksi ketahanan galur jagung pada fase perkecambahan menggunakan PEG 6000. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang disusun secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah 20 galur jagung dan faktor kedua adalah kosentrasi PEG 6000 yaitu 0% (Potensial osmotik : 0 Mpa), 5 % (potensial osmotik -0,03 Mpa), 10 % (potensial osmotik : -0,19 Mpa), 15% (potensial osmotik : -0.41 Mpa), dan 20% (potensial osmotik : -0,67 Mpa). Karakter yang diamati adalah daya berkecambah, panjang akar dan tunas, berat basah kecambah, berat kering kecambah, dan Indeks Sensitivitas Kekeringan (ISK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian larutan PEG 6000 sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20% sebagian besar menurunkan nilai karakter daya kecambah, panjang akar dan tunas, berat basah kecambah, dan berat kering kecambah dibandingkan dengan kontrol (pemberian larutan PEG sebesar 0%).  Perlakuan pemberian larutan PEG 6000 pada kosentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% pada semua karakter terdapat perbedaan nyata pada 20 galur yang diuji kecuali untuk karakter berat kering kecambah pada perlakuan pemberian PEG 6000 sebesar 15%. Galur jagung yang toleran terhadap cekaman kekeringan adalah G1, G2, G3, G8, G9, G13, dan G20.
Daya Gabung dan Heterosis Melon Hibrida pada Ketahanan terhadap Powdery Mildew dan Produksi Tinggi Amzeri, Achmad; Hidayah, Nur
Rekayasa Vol 15, No 3: Desember 2022
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v15i3.26123

Abstract

Evaluasi nilai daya gabung umum (DGU), daya gabung khusus (DGK), heterosis dan heterobeltiosis dibutuhkan untuk menentukan arah program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya gabung dan heterosis komponen hasil tanaman melon hibrida pada persilangan diallel lengkap untuk memilih melon hibrida yang mempunyai sifat tahan terhadap penyakit powdery mildew dan produksi tinggi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pamekasan-Madura, Indonesia. Penelitian meng gunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 25 genotip sebagai perlakuan dan diulang sebanyak 3 ulangan, sehingga terdapat 75 unit percoban.  Genotip yang digunakan adalah 25 genotip hasil persilangan dialel lengkap, yaitu : 5 penyerbukan sendiri tetua, 10 tanaman F1 dan 10 tanaman F1 resiprok. Parameter pengamatan adalah infeksi tingkat daun, tingkat infeksi tanaman, tingkat infeksi populasi, dan bobot buah. Pendugaan daya gabung umum (DGU), daya gabung khusus (DGK) dan heterosis diperoleh dari analisis dialel menggunakan pendekatan Griffing metode I.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakter tingkat infeksi daun dan bobot buah dikendalikan oleh oleh aksi gen aditif sedangkan untuk karakter tingkat infeksi tanaman dan tingkat infeksi populasi dikenndalikan oleh aksi gen dominan.  Pengaruh ekstrakromosomal terjadi pada karakter tingkat infeksi populasi dan bobot buah.  Galur 1 (PK165), galur 3 (PK464) dan 5 (PK667) mempunyai DGU tinggi pada karakter bobot buah sehingga bisa digunakan untuk merakit varietas hibrida berdaya hasil tinggi atau digunakan sebagai varietas unggul bersari bebas. Persilangan 1(PK165) x3(PK464), 2 (PK176)x5(PK667), 3(PK464)x1(PK165), dan 3(PK464) x5(PK667) adalah hibrida yang mempunyai nilai DGU, DGK, heterosis dan hetrobeltiosis tinggi pada karakter bobot buah, tingkat infeksi daun, tanaman dan populasi.