Claim Missing Document
Check
Articles

Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor Agus Wahyudin; Betty Natalie Fitriatin; Fiky Yulianto Wicaksono; Ruminta Ruminta; Muhamad Aristiyo
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.536 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11559

Abstract

ABSTRAKJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia karena memiliki potensi dalam kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri, dan kerajinan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk fosfat dan waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat (MPF) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada Ultisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat +_ 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Ultisol, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,00 – 23,66 C. Percobaan dilakukan dari bulan Mei sampai Agustus 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diujicoba adalah sebagai berikut: control (tanpa pupuk P dan pupuk hayati MPF); pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masig dengan dosis anjuran 100% tanpa pengaplikasian pupuk hayati; pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masing dengan dosis 50% dari anjuran dan dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada saat sebelum tanam, 2 kali pada saat sebelum tanam dan 4 minggu setelah tanam (MST), dan 3 kali pada saat sebelum tanam, waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol. Perlakuan jenis pupuk SP-36 dengan dosis 50% dari anjran dan waktu pengalikasian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada waktu sebelum tanam terbukti memberikan pengaruh yang cenderung lebih baik dan efisien terhadap hasil dari tanaman jagung.Kata kunci : jgung, pupuk fosfat, dan mikroba pelarut fosfat.      
Respons pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) terhadap kombinasi jarak tanam dan jenis pupuk kandang di dataran medium Sukasari, Sumedang Ruminta Ruminta; Tati Nurmala; Aep Wawan Irwan; Yakup Antonius Surbakti
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.152 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22436

Abstract

Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan jenis pupuk kandang yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli (Coix Lacryma-jobi L.). Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Desember 2015 hingga bulan Mei 2016 di desa Sindangsari, Sukasari, Sumedang. Lokasi penelitian memiliki ketinggian ± 800 m di atas permukaan laut (dpl) termasuk tipe iklim C3 menurut klasifikasi Oldemann. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari sembilan perlakuan dengan tiga kali ulangan, sehingga total terdapat 27 petak percobaan, yaitu  jarak tanam 50 x 50 cm + pupuk kandang ayam 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 50 cm + pupuk kandang kambing 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 50 cm + pupuk kandang sapi 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 75 cm + pupuk kandang ayam 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 75 cm + pupuk kandang kambing 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 75 cm + pupuk kandang sapi 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 100 cm + pupuk kandang ayam 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 100 cm + pupuk kandang kambing 5 ton/ha, jarak tanam 50 x 100 cm + pupuk kandang sapi 5 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap indeks luas daun, bobot kering akar, dan bobot biji per rumpun. Secara keseluruhan perlakuan jarak tanam 50 x 75 cm + pupuk kandang ayam memberikan pengaruh lebih baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, dan jumlah malai per rumpun.Kata Kunci: Hanjeli, jarak tanam, pupuk kandang  Abstract. The objectives of this experiment were to obtain the best of Plant Spacing and Manure Type for growth and yield of job’s tears. This experiment was conducted from Desember 2015 to May 2016 at Sukasari Sumedang. Location of experiment have altitude of about ± 800 metres above sea level and climate type was C3 (Oldemann climate type). Experimental design used randomized block design (RBD), that consisted of nine treatments with three replications, so there are 27 experimental plots. The treatments were plant spacing 50 x 50 cm + chicken manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 50 cm + goat manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 50 cm + cow manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 75 cm + chicken manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 75 cm + goat manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 75 cm + cow manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 100 cm + chicken manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 100 cm + goat manure 5 ton/ha, plant spacing 50 x 100 cm + cow manure 5 ton/ha. The result of this research showed that plant spacing and manure type affected leaf area index, root dry weight, and seed weight. Plant spacing 50 x 75 cm + chicken manure 5 ton/ha gave a better effect on plant height, the number of leaves, number of tillers, and number of panicles.Keywords: Job’s tears, plant spacing, manure
Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor Agus Wahyudin; Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Ruminta Ruminta; Rizka Fitriani
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.421 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian Pupuk Organik Padat Guano dapat memberikan hasil yang sama dengan pemberian Pupuk N,P,K. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor dengan ketinggian 754m dpl dan menggunakan tanah inceptisol dengan pH 6,18.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 8 perlakuan kombinasi dosis pupuk, yang terdiri dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 50% Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat 32 satuan percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa dosis pupuk N,P,K dan pupuk guano memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot kering tanaman, biomassa tanaman, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen, bobot biji per hektar. Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pada tinggi tanaman, biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen serta bobot biji per hektar.Kata Kunci : Tanaman Kedelai, Pupuk N,P,K, Pupuk Guano
Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat Agus Wahyudin; Ruminta Ruminta; S. A. Nursaripah
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.56 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11867

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida kalium glifosat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Jagung toleran herbisida glifosat serta mencari dosis terendah yang dapat digunakan dalam budidaya jagung toleran herbisida. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Inceptisols, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,23˚ - 26,47˚C. Percobaan dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai April 2015. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 8 perlakuan dan diulang  sebanyak tiga kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut : Penyiangan manual, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 0,75 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,125 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,5 L/ha,  perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,875 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,25 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,625 L/ha, dan perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 3 L/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis herbisida memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil tanaman. Perlakuan dengan dosis herbisida terendah yaitu 0,75 L/ha memberikan respon dan hasil yang sama dibandingkan dengan perlakuan penyiangan manual dan dosis herbisida lainnya.Kata kunci: Jagung toleran herbisida, herbisida kalium glifosat 600 g/L, pertumbuhan dan hasil
Respons varietas-varietas gandum terhadap pemupukan silika organik di dataran medium Fiky Yulianto Wicaksono; Amelia Ratnasari; Rasyiqa Hasna Shabira; Rhezaleta Eka Sutrisna; Ruminta Ruminta
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.26746

Abstract

AbstrakPenanaman gandum dari dataran medium sampai ke rendah memiliki kendala, salah satunya yaitu cekaman suhu tinggi. Pemupukan silika merupakan usaha yang dapat dilakukan agar tanaman gandum tahan terhadap cekaman suhu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara dosis pupuk silika yang terbuat dari abu ketel pabrik gula dan varietas gandum terhadap pertumbuhan dan hasil gandum pada dataran medium yang lebih panas dibandingkan dengan dataran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 – April 2018 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, pada ketinggian750 mdi atas permukaan laut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama adalah varietas dan anak petak adalah dosis pupuk silika. Faktor varietas terdiri dari 3 taraf, yaitu varietas Dewata, Selayar, dan GURI-6; sementara faktor dosis pupuk silika terdiri dari 6 taraf, yaitu 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 kg/ha. Semua perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara varietas dan dosis pupuk silika terhadap persentase biji bernas dan kadar gluten. Pengaruh mandiri dosis pupuk silika taraf 100 kg/ha memberikan Indeks Luas Daun dan Indeks Panen lebih tinggi dengan nilai masing-masing 3,44 dan 0,38. Pengaruh mandiri varietas GURI-6 memberikan hasil paling baik pada karakter tinggi tanaman dan panjang malai, sebesar 70,44 cm dan 6,26 cm.Kata kunci : pupuk silika, cekaman, gandum AbstractWheat cultivation in medium or lowland can suffer heat stress. Silica fertilization is an effort to decrease heat stress on wheat crop. This study aims to find the interaction between silica fertilizer doses made from sugar mill ash and wheat varieties on growth and yield of wheat. The experiment was conducted on January 2018 until April 2018 in Ciparanje experimental field, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang, at an altitude of 750 m above sea level. The Experiment used Split Plot Design which used wheat varieties as main plot and silica fertilizer doses as subplot. Main plot consisted of 3 levels of variety, there were Dewata, Selayar, and GURI-6; while subplot consisted of 6 levels of silica fertilizer dose, there were 50, 100, 150, 200, 250, and 300 kg/ha. All treatments were replicated twice. Observations were made on the components of growth and yield of wheat crop. The results showed interaction effect between varieties and silica fertilizer dosages on the percentage of filling grain and gluten content. The single effect of silica fertilizer level of 100 kg/ha gave a higher Leaf Area Index and Harvest Index values, were 3.44 and 0.38. GURI-6 variety gave the best results on plant height and panicle length, were 70,44 cm and 6,26 cm.Keywords: silica, stress, wheat 
Dampak perubahan iklim pada produksi apel di Batu Malang Impacts of climate change on production of apple in Batu Malang Ruminta Ruminta
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.451 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12064

Abstract

Perubahan iklim telah menjadi isu penting yang mengakibatkan kenaikan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan frekwensi dan intensitas cuaca ekstrim. Perubahan iklim mempunyai pengaruh signifikan pada bidang pertanian, karena pertanian mempunyai ketergantungan yang kuat terhadap unsur iklim. Terkait dengan hal itu telah dilakukan penelitian dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman apel di wilayah Batu Malang Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan unsur iklim yaitu temperatur dan curah hujan terhadap produksi apel dan mengidentifikasi usaha adaptasi yang harus dilakukan oleh para petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah  Batu Malang telah mengalami perubahan iklim. Dampak perubahan iklim tersebut terhadap penurunan produksi apel  tidak signifikan.  Penurunan produksi apel di Batu Malang  lebih disebabkan oleh faktor non iklim seperti: tanaman apel sudah berumur tua; budidaya apel kurang intensif; konversi lahan tanaman apel; dan harga apel yang semakin turun.  Adaptasi terpenting yang harus dilakukan oleh petani adalah rehabilitasi tanaman apel; menanam bibit apel yang unggul yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim; dan mengintensifkan teknik budidaya apel. Kata kunci : Apel ∙ Dampak ∙ Perubahan iklim
Potensi Penurunan Produksi Padi Akibat Variabilitas Curah Hujan di Kabupaten Subang Jawa Barat Ruminta Roem; Agus Wahyudin; Tati Nurmala; Joko Wiratmo; dan Fiky Yulianto Wicaksono
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 46 No. 2 (2018): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (944.187 KB)

Abstract

Research on hazard, vulnerability, and risks of the decline in rice production due to climate change has been implemented in Subang West Java. This study aims to assess the level of hazard, vulnerability, and risks of the decline in rice production and identify areas that very high level of the decline in rice production. Materials of this study is data of climate, agroclimate, rice production, and socio-economic. Methods of this study is descriptive explanatory that using risk assessment concept where risk is a function of hazard and vulnerability. The results was showed in spatial map using GIS.  The results indicate that in Subang area has experienced climate change shown by the changing patterns (trend) of rainfall, rain day, and the distribution of annual rainfall. Decreased rice harvested area above 5.2% per year occurred in Cisalak, Dawuan, Pabuaran, Patokbesi, Pagaden, and Pusakanagara. Decreased rice production over 11.2% per yeas occurred in Cisalak, Dawuan, Pabuaran, and Pusakanagara.The very high vulnerability occurred in Pabuaran.The high risks of decline in harvested area and production of rice respectively found in Patokbesi and Pabuaran. The high risk reduction in harvested area and production of rice in the region due to the disruption of water supply, growth, development, and production plants due to climate change.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) terhadap Jarak Tanam dan Pupuk Pelengkap Cair Ruminta Ruminta; Yuyun Yuwariah; Nalendia Sabrina
Agrikultura Vol 28, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.215 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i2.14958

Abstract

ABSTRACTResposse of Growth and Yields of Jobs Tears to Row Spacing and Liquid Complement FertilizerJob’s tears (Coix laeryama-jobi L.) are a functional food crop in West Java Indonesia. It is rich of nutritions when used as food and also rich of essential chemicals when used as herbal. It can grow on marginal ecosystem, tolerance to water stress’s environment. However, Job’s tears are low in grain production. The problem could be overcome by treatment of row spacing and liquid complement fertilizers to increase the plants growth and yields. This study used three levels of row spacing (50 x 50 cm, 75 x 50 cm, and 100 x 50 cm) and three levels of liquid complement fertilizers (2 ml/l, 4 ml/l, and 6 ml/l) to examine the growth and yields of jobs tears. The experiment used Randomized Block Design (RBD) consisted of nine treatments and three replications. The experiment was conducted at Sukasari Sumedang West Java. Growth and yield indicators such as leaf area index, percentage of huskering and harvesting index were observed. The results showed that the treatments of row spacing and liquid complement fertilizer had significantly affected the leaf area index, percentage of huskering and Job’s tears harvesting index. The combination of plant spacing at 50 x 50 cm with the concentration of liquid complement fertilizer at level 2 ml/l showed the best effect to the jobs tears yield. It resulted the weight of seeds of 4.77 kg/ plot and the weight of seed was 5.96 tons/ha. This indicated that the row spacing and liquid complement fertilizer had significantly affecting the Job’s tears yield.Keywords: Job’s tears, Row spacing, Liquid complement fertilizer, Growth, YieldsABSTRAKTanaman hanjeli merupakan tanaman pangan fungsional di Jawa Barat Indonesia. Tanaman hanjeli sangat kaya nutrisi sebagai sumber makanan dan kaya bahan kimia penting sebagai tanaman herbal. Tanaman tersebut dapat tumbuh pada lahan marjinal dan toleran terhadap cekaman air, namun demikian hasilnya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan jarak tanam dan pemberian pupuk pelengkap cair terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli. Penelitian ini menggunakan tiga level jarak tanam (50x50 cm, 75x50 cm, dan 100x50 cm) dan tiga level konsentrasi pupuk pelengkap cair (PPC) (2 ml/l, 4 ml/l, dan 6 ml/l) sebagai perlakuan. Percobaan di lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan tiga kali ulangan yang dilaksanakan di Sukasari Sumedang Jawa Barat. Data yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan hasil tanam hanjeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jarak tanam dengan aplikasi pupuk pelengkap cair memberikan pengaruh terhadap indeks luas daun, rendemen pecah kulit, dan indeks panen. Kombinasi jarak tanam 50 x 50 dengan konsentrasi PPC 2 ml/l memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil tanaman hanjeli. Perlakuan tersebut menghasilkan bobot biji per petak sebesar 4,77 kg per petak dan bobot biji per hektar sebesar 5,96 ton per hektar. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jarak tanam dan pupuk pelengkap cair memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil tanaman hanjeli.Kata Kunci : Hanjeli, Jarak tanam, Pupuk pelengkap cair, Pertumbuhan, Hasil
PERBANDINGAN ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER PADA FENOMENA BANJIR TAHUN 2002 DAN 2007 DKI JAKARTA SEBAGAI ALTERNATIF MITIGASI BENCANA ALAM Rahmat Gernowo -; Bayong Tj. H.K -; The H.L. -; Tri W.H. -; Ruminta -
Bionatura Vol 10, No 2 (2008): Bionatura Juli 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1357.888 KB)

Abstract

Dinamika awan hujan khususnya daerah Jakarta, merupakan hal penting dalam pencarian salah satu solusi langkah penanggulangan banjir khususnya daerah Jakarta. Kajian terhadap pola konveksi di atas daerah DKI Jakarta berdasarkan data pengamatan yang ada, terutama citra satelit resolusi tinggi hal mana akan memberikan pemahaman mengenai pola pertumbuhan awan konveksi yang menghasilkan hujan lebat dan mendatangkan banjir di wilayah DKI-Jakarta. Dalam penelitian ini, dilakukan kajian hujan ekstrim di DKI Jakarta. Fenomena tersebut dianalisis berdasarkan efek dinamika atmosfer baik dari skala global, regional dan lokal. Diperoleh hasil bahwa dinamika awan di DKI Jakarta saat terjadi hujan ekstrim tahun 2002 dan 2007 didominasi oleh faktor sirkulasi atmosfer lokal dengan pola yang sama. Pola berulang dari dinamika atmosfer tersebut dapat digunakan sebagai alternatif proses pembelajaran dan mitigasi bencana alam kedepan sedemikian sehingga akan meminimalisasi kerugian.Kata kunci : Dinamika awan, fenomena banjir dan mitigasi bencana
PENGARUH EL NIÑO, LA NIÑA DAN INDIAN OCEAN DIPOLE TERHADAP CURAH HUJAN PENTAD DI WILAYAH INDONESIA Ina J -; Ruminta -; Bayong Tjasyono -; Atika L -; Sriworo B. Harijono -
Bionatura Vol 10, No 2 (2008): Bionatura Juli 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.526 KB)

Abstract

Tulisan ini berupa kajian terhadap perubahan distribusi frekuensi curah hujan pentad akibat fenomena El Niño, La Niña dan Indian Ocean Dipole (IOD). Data yang digunakan adalah data curah hujan pentad (lima harian) untuk lokasi-lokasi berikut: Aceh, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Balikpapan, Banjarmasin, Banjarbaru, Tegal, Banyuwangi, Denpasar, Sentani, dan Makassar. Pada periode normal, frekuensi curah hujan terbesar terjadi pada interval curah hujan pentad kedua (yaitu 1 sampai dengan 25 mm) kecuali di Balikpapan dan Palembang frekuensi terbesar ada pada interval ketiga (26-50 mm). La Niña dan IOD (-) menurunkan frekuensi curah hujan pentad interval ke 2 dan 3 di wilayah Indonesia (rata-rata masing-masing 19,2% dan 20%) dari kondisi normalnya, dan meningkatkan curah hujan pentad interval ke 4 dan seterusnya. Fenomena El Niño menyebabkan terjadinya peningkatan pentad kering di seluruh lokasi pengamatan, rata-rata 842%.Kata kunci: Curah hujan pentad, frekuensi, interaksi atmosfer-laut