Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Respons pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak terhadap pemberian berbagai dosis kompos dan interval panen pada inceptisols jatinangor Kusumiyati Kusumiyati; Wawan Sutari; N. Raniska
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.382 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11888

Abstract

Produksi buncis yang menurun mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti kondisi lahan suboptimal dan kualitas hasil yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kompos dan interval panen yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, di Ciparanje Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang pada ketinggian ±750 meter di atas permukaan laut (m dpl), selama bulan Februari – April 2016. Tipe iklim kawasan Jatinangor berdasarkan Oldeman adalah C3. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi perlakuan terdiri dari 4 dosis kompos sebanyak 0 kg, 2.5 kg, 5 kg, dan 7.5 kg per petak serta interval panen setiap 1 hari, 2 hari, dan 3 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pada persentase polong layak pasar dan tidak layak pasar, dimana pemberian kompos 0 kg dengan interval panen 1, 2, dan 3 hari sekali, serta pemberian kompos 5 kg dan 7.5 kg dengan interval panen 1 hari menghasilkan polong dengan persentase layak pasar tertinggi. Kombinasi terbaik adalah dosis kompos dengan dosis 100% dan interval panen 1 hari.Kata kunci: Buncis tegak, Inceptisols, interval panen, kompos.
Respon beberapa klon bibit kina (Chinchona sp) asal setek sambung dua spesies di berbagai media tanam Yudithia Maxiselly; Ahmad Shohibboniawan; Wawan Sutari; Noladhi Wicaksana; Heri Syahrian
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.878 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14450

Abstract

Kina merupakan tanaman yang selama ini dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit, seperti malaria dan jantung karena memiliki kandungan alkaloid yang beragam. Peningkatan produktifitas tanaman kina dibutuhkan untuk menunjang kuantitas dan kualitas obat bahan alam. Salah satu factor penting dalam kualitas tanaman kina adalah bahan tanam yang baik. Bahan tanam juga didukung dengan kecocokan media tanam. Media tanam yang selama ini digunakan pada pembibitan kina memiliki kendala di bobot media sehingga sulit untuk pendistribusian bibit. Penelitian ini bertujuan mencari media baru yang cocok untuk bahan tanam kina. Bahan tanam menggunakan 6 klon kina succi yang disambung dengan 1 jenis kina ledger pada 5 media tanam. Metode experiment menggunakan RAK sederhana yang diulang 2 kali. Pengamatan meliputi persentasi hidup, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah tunas yang diamati saat bibit kina berumur 3 bulan. Hasil pengamatan menunjukkanterdapat pengaruh pada presentasi hidup dan diameter batang. Klon 1, 4, dan 5 menunjukkan respon baik diberbagai media tanam pada variable tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi media yang dapat menggantikan media tanam kina yang selama ini digunakan. Kata Kunci : C.ledgeriana, C.succirubra, Fluff, Topsoil,
Kualitas Sawo (Achras zapota L.) Kultivar Sukatali Selama Penyimpanan Kusumiyati Kusumiyati; Syariful Mubarok; Wawan Sutari; Farida Farida; Yuda Hadiwijaya; Ine Elisa Putri
Agrikultura Vol 28, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.579 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i2.14959

Abstract

ABSTRACTQuality of sapodilla (Achras zapota L.) cv. Sukatali during storageSapodilla is tropical fruit which contains vitamin, mineral and antioxidant that needed for human health. Process after harvesting before reaching the consumers are includingdistributionto seller or retailer at the market. The purpose of this research aimed to analyze sapodilla quality during storage since harvest to the consumers, such as, firmness, moisture content, total dissolved solid and color. The research was conducted on March to July 2017 at the Laboratory of Horticulture Agriculture Faculty, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. The method used in this experiment was Randomize Block Designed (RBD) with three treatments and nine replications. Total sample were 270 fruits. Sapodillas were harvested at the same maturity stage from the orchad, then stored for 0, 5, and 10 days indoor at room temperature. The result showed that storage duration has an effect to yield quality of sapodilla, specifically the changes at value of firmness, total dissolved solid, and color changes (L*, a*, b*, ohue, and chroma).Keywords: Moisture content, Firmness, Total dissolved solidABSTRAKSawo merupakan buah tropik yang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang diperlukan untuk kesehatan manusia. Proses setelah panen sebelum sampai ke tangan konsumen, pada umumnya melalui jalur distribusi ke pedagang atau penjual di pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas buah sawo selama penyimpanan dari mulai panen hingga di tangan konsumen. Komponen yang diamati meliputi kekerasan buah, kadar air, total padatan terlarut, dan warna. Penelitiandilakukan pada Maret sampai Juli 2017 di Laboratorium Teknologi Produksi Tanaman Divisi Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan diulang sebanyak 9 kali. Total sampel yang digunakan sebanyak 270 buah. Buah sawo dipanen dari kebun sawo pada stadia kematangan yang sama, lalu disimpan selama 0, 5 dan 10 hari dalam ruangan dengan suhu kamar. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama penyimpanan berpengaruh terhadap kualitas hasil buah sawo, yaitu perubahan pada nilai kekerasan buah, kadar air, total padatan terlarut, dan perubahan warna (L*, b*, ohue, dan chroma).Kata kunci : Kadar air, Kekerasan buah, Total padatan terlarut
Kandungan karotenoid, antioksidan, dan kadar air dua varietas cabai rawit pada tingkat kematangan berbeda dan deteksi non-destruktif Kusumiyati Kusumiyati; Ine Elisa Putri; Wawan Sutari; Jajang Sauman Hamdani
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/14650

Abstract

Cabe rawit umumnya berwarna hijau, jingga dan merah. Tiap tingkat kematangan memiliki kualitas yang berbeda. Teknologi non-destruktif visible/near infrared spectroscopy (Vis/NIRS) telah banyak digunakan untuk memprediksi kualitas secara cepat dan akurat serta tidak merusak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar air, total karotenoid dan antioksidan dua varietas buah cabai rawit dengan tingkat kematangan berbeda dan memprediksi kualitas secara non-destruktif menggunakan Vis/NIRS. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yaitu varietas ‘Manik’ dan ‘Domba’, yang dipanen pada 20 hari setelah bunga mekar (HSBM), 40 HSBM dan 60 HSBM, serta diulang 5 kali. Data dianalisis dengan analisis varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas ‘Manik’ and ‘Domba’ yang dipanen pada 20 HSBM memiliki kandungan kadar air dan antioksidan tertinggi sedangkan total karotenoid meningkat pada buah matang. Model kalibrasi dan uji validasi silang kadar air, total karotenoid, dan antioksidan mendapatkan nilai Rkal  ≥ 0,87 dan Rval  ≥ 0,84. Berdasarkan hasil tersebut, maka kandungan air dan antioksidan terbesar yaitu buah cabai rawit hijau sedangkan total karotenoid tertinggi pada buah cabai rawit merah. Vis/NIRS dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan air, total karotenoid dan antioksidan pada buah cabai rawit. Generally, cayenne pepper is coloring in green, orange, and red. Each maturity level has a different quality.  A non-destructive technology, visible/near infrared spectroscopy (Vis/NIRS), has been widely used to predict the quality quickly and accurately without causing damage. The study aimed to determine water content, total carotenoids, and antioxidant of two varieties cayenne pepper with different maturity levels and to predict quality non-destructively using Vis/NIRS. The research was conducted at the Horticulture Laboratory, Agriculture Faculty, Universitas Padjadjaran. The research was arranged in a completely randomized design (CRD) with 6 treatments, namely ‘Manik’ and ‘Domba’ varieties harvested at 20 days after flowering (DAF), 40 DAF and 60 DAF, and 5 replications with analysis of variance (ANOVA). The results showed that ‘Manik’ and ‘Domba’ harvested at 20 DAF had the highest water content and antioxidant while the total carotenoids increased in ripe fruit. The calibration model and cross-validation of water content, total carotenoids, and antioxidants obtained values of Rcal 0.87 and Rval 0.84. Based on these results, the highest water and antioxidant content was green cayenne pepper, while the highest total carotenoids were in red cayenne pepper. Vis/NIRS can be used to detect water content, total carotenoids, and antioxidants in cayenne pepper.
Aplikasi VIS/NIR spectroscopy dan partial least square regression untuk pendugaan nilai warna kulit buah cabai rawit Kusumiyati Kusumiyati; Ine Elisa Putri; Wawan Sutari; Jajang Sauman Hamdani
Jurnal Penelitian Saintek Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jps.v1i1.47930

Abstract

Warna kulit buah buah cabai rawit (Capsicum Frutescens L.) merupakan salah satu indikator dari kematangan buah. Visible/near infrared (Vis/NIR) spectroscopy merupakan teknologi alternatif untuk memprediksi warna kulit buah yang dikombinasikan dengan partial least square regression (PLSR). Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi warna kulit buah cabai rawit menggunakan Vis/NIR spectroscopy. Analisis di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Padj+!adjaran. Sampel yang digunakan yaitu buah cabai rawit var. Domba. Sampel dibagi ke dalam 3 grup, buah cabai rawit hijau, oranye, dan merah. Spectrometer yang digunakan yaitu NirVana AG410 dengan panjang gelombang 300-1065 nm dengan interval 3 nm. Semua data absorban dikoreksi dengan menggunakan metode prapengolahan spektra multiplicative scatter correction (MSC), orthogonal signal correction (OSC), dan standard normal variate (SNV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prapengolahan spektra terbaik untuk memprediksi L*dan b* pada buah cabai rawit yaitu PLSR+OSC sedangkan a* yaitu PLSR+SNV. Nilai akurasi L* dengan OSC yaitu R kalibrasi = 0,99 dan b* dengan OSC yaitu R kalibrasi = 0,76. Akurasi pada a* dengan SNV menghasilkan R kalibrasi = 0.99. Penelitian ini membuktikan bahwa Vis/NIR spectroscopy dan PLSR memiliki akurasi yang tinggi dan dapat digunakan untuk memprediksi warna kulit buah cabai rawit.Application of VIS/NIR spectroscopy and partial least square regression for estimation of skin color in cayenne pepper fruitThe skin fruit color of cayenne pepper (Capsicum Frutescens L.) is one of indicators of fruit maturity. Visible/near infrared (Vis/NIR) spectroscopy is alternative technology to predict of skin color fruit combined with partial least square regression (PLSR). The research was aimed to predict skin color fruit of cayenne pepper using Vis/NIR spectroscopy. Analysis at Horticulture Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The samples used was cayenne pepper var. Domba. The smples were divided into 3 groups, green, orange red cayenne pepper. The spectrometer used was NirVana AG410 spectrometer with 300 to 1065 nm with 3 nm intervals. All of absorbance data were pre-treated using spectra correction methods including multiplicative scatter correction (MSC), orthogonal signal correction (OSC) dan standard normal variate (SNV). The result showed that the best spectra correction method for predicting L*and b* in cayenne pepper was PLSR+ OSC while a*was PLSR+ SNV. The accuracy value of * with OSC is R calibration = 0.99 and b*with OSC is R calibration = 0.76. This research resumed that Vis/NIR spectroscopy and PLSR have high accuracy and can be used to predict the skin color of cayenne pepper fruit.
Improvement of Yield of Bean Grown on Inceptisol Jatinangor Applied with Granular Organic Fertilizer and Harvest Interval Kusumiyati Kusumiyati; Sutari Wawan; Syarief Aanisah Lutfiyyah; Oktavia Ade Risti
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol 23, No 2: May 2018
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2018.v23i2.65-72

Abstract

Low bean production in Indonesia is caused by several factors such as poor soil condition and low quality of the pods. The use of granular organic fertilizer can optimize soil as a growing medium of beans. In addition, the application of harvest interval setting in combination with the use of granular organic fertilizer probably can  improve production and quality bean pods. The research aimed to find out granular organic fertilizer doses and harvest interval setting that resulted in good effects on the growth, yield, and quality of beans grown on Inceptisol from Jatinangor, West Java. A field experiment was carried out at Ciparanje field, Jatinangor, West Java from February to April 2016. The experiment was arranged in a Randomized Block Design (RBD) with 12 treatments and 3 replications. The results showed that the dose of 150 kg ha-1 granular organic fertilizer and harvest interval of every two days resulted in shoot:root ratio of 12.8, increased percentage of productive branches up to 57.48%, increased percentage of grade B pods (60.17%) and lowered the percentage of grade C pods (29.21%).
Non-Destructive Measurement of Green Bitter Gourd Quality Component Using Near Infrared Spectroscopy (NIRS) Kusumiyati Kusumiyati; Wawan Sutari; Jajang Sauman Hamdani; Syariful Mubarok; Rika Bhernike Sitepu; Ade Risti Oktavia
Science and Technology Indonesia Vol. 3 No. 2 (2018): April
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.663 KB) | DOI: 10.26554/sti.2018.3.2.59-65

Abstract

The quality component measurement of horticultural products becomes more important to achieve better quality products also to obtain uniform product. Recently, measurement by non-destructive methods turns out to be more needed, because consumers become more selective and demand producers to develop a quick, effective and accurate quality assessment system. Near Infrared Spectroscopy (NIRS) can measure plant contents quickly, relatively economical in a bigger scale, and importantly non-destructive. The measurement of quality components of green bitter gourd, such as firmness, water content, total soluble solid, and color, are important but have not been widely conducted. This research was conducted from June to August 2013 at Post Harvest Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang, Indonesia with PLS regression modeling method. The results show R-value and standard error of 0.91 and 0.47 for water content, 0.93 and 1.03 for firmness, and 0.95 and 0.49 for a* value of fruit color.
EDUKASI PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN MEDIA AIR DI DESA CILELES KABUPATEN SUMEDANG Kusumiyati, Kusumiyati; Sutari, Wawan; Farida, Farida
Dharmakarya Vol 12, No 4 (2023): Desember, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i4.45870

Abstract

Kawasan Jatinangor memiliki lahan yang luas dengan berbagai fungsi, antara lain lahan pertanian, pemukiman, fasilitas umum, dan lain-lain. Desa Cileles merupakan salah satu desa yang banyak ditanami beragam komoditas. Media tanam yang digunakan biasanya yaitu tanah, sekam, dan pasir. Namun, beragam media tersebut memiliki kekurangan seperti memerlukan olah tanah, pupuk tidak efisien dan kotor. Salah satu media tanam alternatif yang dapat digunakan yaitu air. Media tanam air memiliki kelebihan yaitu pupuk lebih efisien, praktis dan bersih. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai media tanam air. Penyuluhan dilaksanakan pada 16 Januari 2023 dan monitoring pada 1 Fabruari 2023. Penyuluhan dilakukan di Posyandu RW. 04 Desa Cileles, Kabupaten Sumedang. Peserta penyuluhan yaitu Ibu-ibu PKK Desa Cileles sebanyak 19 orang. Penyuluhan diisi dengan penyampaian materi dan praktik. Selain itu, dibagikan kuiosioner pra-kegiatan dan pasca-kegiatan. Hasil kuisioner pra-kegiatan menunjukkan bahwa 100% peserta tertarik dengan tanaman hias, 5% pernah memperbanyak tanaman dengan media air, dan 84% mengetahui keunggulan memperbanyak tanaman dengan media air. Hasil pasca-kegiatan menunjukkan bahwa 100% masyarakat tertarik dengan tanaman hias, 100% pernah memperbanyak tanaman dengan media air, dan 100% mengetahui keunggulan memperbanyak tanaman dengan media air. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pengenalan air sebagai media tanam.
Effect of biochar composition and paclobutrazol concentration on growth and yield of G1 Medians cultivar potato seeds in Jatinangor medium plain Hamdani, Jajang Sauman; Putri, Zahira Salsabilla Idris; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 23, No 2 (2024): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v23i2.48743

Abstract

Potato seed production in the medium plain is necessary to avoid environmental damage and the limited area of potato seed production in the high plain. The effort to increase the production of G1 potato seeds on the medium plain is the evaluation of the biochar composition and concentration of paclobutrazol that can increase the production G1 potato seeds cv Medians in the medium plain of Jatinangor. The research was conducted from August to December 2022 at the Ciparanje Experimental Field. Jatinangor. Faculty of Agriculture. Universitas Padjadjaran. The experiment used a Factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor was the biochar composition: m1 (100% compost), m2 (80% compost + 20% rice husk biochar), m3 (80% compost + 20% coconut shell biochar), and m4 (80% compost + 10% biochar husk rice + 10% coconut shell biochar). The second factor was the paclobutrazol concentration: p1 (without paclobutrazol), p2 (100 ppm paclobutrazol), and p3 (150 ppm paclobutrazol). The experimental results showed that there was no reaction effect of biochar compositions and paclobutrazol concentrations on the growth and yield of G1 potato seeds. The application of 80% compost + 20 % rice husk biochar gave significantly higher yields than treatment without biochar. The number of tubers was 6.29 knol per plant and the tuber weight was 66.80 g per plant. Application of 100 ppm paclobutrazol resulted in lower plant height, gave the number of tubers was 6.39 knol per plant, tuber weight per plant was 63.34 g higher than without paclobutrazol and produced more seed tubers with S class.
Improvement of Snap Beans Yield through the Application of N, P, K and Granule Organic Fertilizers on Inceptisols Soil Kusumiyati; Wawan Sutari; Arif Affan Wicaksono; Ade Risti Oktavia
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 11 No 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.11.3.174-182

Abstract

Pemupukan organik dan anorganik berimbang diharapkan dapat memperbaiki sifat tanah ordo Inceptisols yang cenderung memiliki kandungan nutrisi yang rendah sehingga produksi buncis dapat ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh dari aplikasi pemupukan N, P, K yang dikombinasikan dengan pupuk organik granul terhadap hasil panen tanaman buncis tegak. Parameternya yaitu indeks luas daun (ILD), nisbah pupus akar, bobot polong per petak, panjang polong, dan diameter polong, persentase jumlah polong layak pasar (LP) dan tidak layak pasar (TLP), persentase jumlah polong berdasarkan kelas kualitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 di Lahan Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan pemberian pupuk N, P, K dan pupuk organik granul (POG) pada tanah ordo Inceptisols berpengaruh nyata terhadap bobot polong tanaman buncis tegak. Pemberian 50% dosis pupuk N, P, K yang dikombinasikan dengan 50% dosis pupuk organik granul menghasilkan bobot polong per petak yang lebih tinggi, yaitu mencapai 2439.84 g. Kata kunci: indeks luas daun, kelas kualitas, nisbah pupus akar, pupuk anorganik, pupuk organik granul