Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Studi Kinerja Panel Surya Tipe 180 Wp Berdasarkan Air Cooling System Dan Perpindahan Panas Pada Permukaan Panel Fernando, Yoga; Eddy Elfiano; Rafil Arizona; Heri Suripto
Aptek Jurnal Apliksai Teknologi (APTEK): Volume 14, No. 01, Januari 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/aptek.v14i1.892

Abstract

Efesiensi dari solar cell menurun menjadi 0,5% setiap kenaikan 1 oC sebagai hasil dari energi panas, sehingga diperlukan pendinginan pada panel surya. Tujuan dari penelitian ini adalah dengan membuat sistem pendingin diatas permukaan panel dengan memvariasikan kecepatan angin dan mengetahui laju perpindahan panas serta pengaruhnya terhadap kinerja panel surya. Alat yang digunakan pada penelitian adalah anemometer, thermometer couple, clambmeter, pyranometer dan multimeter. Penelitian menggunakan 4 buah panel surya dengan spesifikasi yang sama yaitu 180 WP dan kipas angin digunakan sebagai pendingin pada panel surya dengan 4 jenis variasi kecepatan yaitu 0 m/s, 2,30 m/s, 3,11 m/s, dan 3,60 m/s . Hasil penelitian yang didapat, pada panel surya dengan kecepatan angin 0 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 37,55 V , arus singkat 4,17 A dan laju perpindahan panas sebesar 0 W. Panel surya dengan kecepatan angin 2,30 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,29 V, arus singkat 4,25 A dan laju perpindahan panas sebesar 22,15 W . Panel surya dengan kecepatan angin 3,11 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,65 V, arus singkat 4,28 A dan laju perpindahan panas sebesar 39,77 W. Panel surya dengan kecepatan angin 3,60 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,67 V, arus singkat 4,37 A dan dan laju perpindahan panas sebesar 65,56 W. Terdapat pengaruh air cooling system dengan variasi kecepatan angin dan meningkatkan laju perpindahan panas yang berdampak pada kinerja panel surya.. Nilai kinerja terbaik terjadi pada panel surya dengan kecepatan angin yang semakin laju. Kata kunci: Panel surya; perpindahan panas ;temperatur permukaan,
PEMBUATAN KINCIR AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ARUS AIR SUNGAI ROKAN DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Eddy Elfiano; Kurnia Hastuti; Apriyan Dinata
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 2 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.585 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i2.240

Abstract

Keterbatasan listrik di dusun Bunga Tanjung desa Rantau Binuang Sakti menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat. Berbagai kegiatan tidak dapat dilakukan dengan leluasa karena terbatasnya listrik. Tersedianya mesin Diesel bantuan pemerintah daerah hanya dapat dimanfaatkan mulai jam 18.00 hingga jam 24.00 malam. Hal ini tentu mempengaruhi kegiatan masyarakat antara lain proses belajar mengajar murid-murid sekolah SD dan SMP yang terdapat di desa tersebut. Selain itu, penggunaan mesin Diesel memberatkan masyarakat dari segi biaya operasional. Lokasi desa yang jauh dari jangkauan PLN (40 km) serta jumlah masyarakat yang tidak terlalu ramai (hanya 3 dusun) tidak efektif untuk dibangunnya jaringan listrik oleh PLN. Permasalahan inilah yang menjadi ide dasar bagi program IbM ini. Desa Rantau Binuang Sakti merupakan daerah yang memiliki cukup banyak sungai terutama yang besar adalah sungai Rokan yang berpotensi untuk menggerakkan kincir air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik. Dusun Bunga Tanjung ini menjadi objek pelaksanan program IbM terletak pada daerah aliran sungai (DAS) Rokan. Pembangkit listrik tenaga kincir air ini merupakan solusi untuk mendapatkan listrik yang secara terus menerus karena sumber energi utamanya adalah dengan memanfaatkan aliran air sungai sebagai penggerak generator listrik.. Kincir air yang dirancang menggunakan pondasi ponton untuk menjamin sudu-sudu kincir tetap bekerja pada saat permukaan air berubah-ubah. Arus sungai yang melewati sudu-sudu kincir diarahkan kesaluran yang berbentuk konvergen sehingga kecepatan air yang melewati sudu akan lebih cepat dibandingkan arus air yang diluar ponton. Rancangan ini mempercepat putaran kincir untuk ditranmisikan ke generator lisrtik. Dengan demikian energi listrik yang dihasilkan bias dimanfaatkan untuk penerangan jalan di pinggir sungai dan kebutuhan lainya untuk masyarakat setempat.
ANALISA PANJANG OPTIMUM DESTILATOR SURYA TERHADAP KUANTITAS AIR HASIL DAN UNJUK KERJA DESTILATOR TENAGA SURYA. Syafril Oktari; Sehat Abdi Saragih; Eddy Elfiano; Masli Irwan Rosli
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 2 No. 01 (2019): REM
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.949 KB) | DOI: 10.25299/rem.2019.vol1(01).2324

Abstract

Teknologi destilasi (penyulingan) air untuk mendapatkan air tawar dari air kotor atau air laut intinya adalah menguapkan air laut dengan cara dipanaskan, yang kemudian uap air tersebut diembunkan sehingga menjadi air tawar. Proses kerja destilator terdapat juga kelemahan yaitu dari proses penguapan destilator, uap yang dihasilkan lalu diembunkan menjadi butiran air yang menempel dikaca. Selanjutnya butir air bertemu dengan butir-butiran air yang lainnya dan menghasilkan butir air yang memiliki berat air berlebih sehingga sebelum butir air tersebut sampai ke dalam penampungan, butir air tersebut akan terlebih dahulu jatuh. Begitu pula dengan semakin panjangnya destilator akan mempengaruhi penguapan jatuhnya butir air sebelum jatuh ke dalam penampungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui panjang optimum destilator tenaga surya. Penelitian ini menggunakan panjang optimum dari 500 mm, 600 mm, 700 mm, 800 mm, 900 mm, dan 1000 mm sebagai panjang yang akan dianalisa. Proses penguapan tersebut akan mempengaruhi dari sistem destilasi dan kuantitas air yang dihasilkan. Dari hasil pengujian yang memiliki panjang optimum terhadap kuantitas air hasil yang terbanyak yaitu pada panjang 70 cm sebesar 1678 ml. Hal ini disebabkan oleh air pada basin yang sudah diuapkan harus diembunkan (kondensasi) supaya uap jenuh tersebut melepaskan kalor laten agar menghasilkan kuantitas air hasil yang maksimal. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang memiliki panjang optimum terhadap unjuk kerja terbaik pada destilator tenaga surya yaitu adalah panjang 70 cm, karena laju energi saat penguapan sebesar 127,6 Watt, laju energi saat pengembunan sebesar 124,02 Watt, laju destilasi dalam proses destilasi sebesar 0,0000517 kg/s, efesiensi produk destilasi sebesar 11,65%, dan efesiensi sistem destilasi sebesar 38,2%.
ANALISA TINGGI PERMUKAAN AIR OPTIMUM DALAM BASIN TERHADAP KUANTITAS AIR HASIL DAN UNJUK KERJA DESTILATOR TENAGA SURYA Arsenius Roni Tua; Sehat Abdi Saragih; Eddy Elfiano
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 2 No. 02 (2019): REM
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.522 KB) | DOI: 10.25299/rem.2019.vol2.no02.3088

Abstract

Destilator surya adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan air bersih. Pada dasarnya cara kerja destilator surya ialah radiasi surya menembus kaca penutup dan mengenai permukaan dari plat penyerap, maka plat penyerap akan panas dan energy panas dari plat penyerap akan memanasi air laut yang ada didalam basin. Air tersebut akan menguap dan berkumpul dibawah permukaan kaca penutup, cairan yang melekat di kaca penutup akan mengalir mengikuti kemiringan kaca penutup disebabkan karena berat air sudah melebihi batas dan meneruskannya kekanal penampungan tempat air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tinggi air optimum dalam basin destilator surya yang menghasilkan kuantitas air hasil terbanyak dan untuk mendapatkan tinggi air optimum yang menghasilkan unjuk kerja terbaik. Analisa ini menggunakan variasi tinggi air 20 mm, 30 mm, 40 mm, 50 mm dan 60 mm. Pada setiap tinggi air memiliki kuantitas air hasil yang berbeda, hal ini disebabkan karena semakin tinggi air yang ada di dalam basin maka jumlah volumenya semakin banyak. Setelah dilakukan perhitungan didapat bahwa tinggi air 20 mm yang memiliki jumlah air hasil dan unjuk kerja yang paling baik dengan kuantitas air hasil sebesar 1.464 ml dan pada laju energi saat pengembunan sebesar 108,26 Watt, dengan laju destilasi dalam proses destilasi sebesar 0,0000451 kg/s, efisiensi produk sebesar 7,12 %, efisiensi system destilasisebesar 18,72 %.
SISTEM BIOGAS SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN SKALA RUMAH TANGGA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN BURUNG PUYUH Eddy Elfiano; Muhammad Cendekia Fadhilah; Mohd Shahbudin Masdar
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 2 No. 02 (2019): REM
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.018 KB) | DOI: 10.25299/rem.2019.vol2.no02.3650

Abstract

Bioenergy development is very important as a source of energy supply in the future. One of the bioenergy that can be developed to be used in the household is biogas energy. Biogas production process through anaerobic degradation of organic materials such as livestock is one of the technological solutions to produce alternative energy. The objective of this study is to obtain a simple household biogas system design with quail manure waste material. The method used in this study is an experimental method by measuring differences in manometer height, biogas pressure, gas volume development, gas volume, biogas production, and flame test. This study used quail and water manure with a ratio of 1: 1 at a digester capacity of 0.121 m3. Data collection was carried out for 50 days. In this research, the household scale biogas system constructed of a fiber glass drum with 44 cm diameter and 80 cm height. The results show that pressure generated for 50 days is 104,895 N / m2, with the development of the volume of gas per day an average of 0.047 m3, the volume of biogas produced for 50 days is 1.82 m3, and produces a flame on the stove for 1 hour 36 minutes.
SPEED BREAKER SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR LISTRIK Zainuri Anwar; Eddy Elfiano
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 3 No. 01 (2020): REM
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.932 KB) | DOI: 10.25299/rem.2020.vol3.no01.3912

Abstract

ABSTRACT The kinetic energy was produced by a moving vehicle can be used to generate power by using a speed breaker. The kinetic energy is converted into mechanical energy by altering a reciprocating connecting rod into rotation of flywheel, then it is transmitted to the generator in order to produce electrical energy. The purpose of this study was to determine the electrical energy generated from the crankshaft type speed breaker. Speed breaker used has 3 ramps with a maximum ramp height of 10 cm. the load and speed of vehicles passing the ramp are varied 72 kg, 82.5 kg, 88.7 kg at speeds of 5 km/h, 10 km/h, 15 km/h. The result of the study shows that a vehicle with the mass of 88,7 kg was able to generate a 19 V of electric voltage, 32 A of electric current and 486,4 Watts. That power is stored in a 12 V and 3 Ah batteries that needed 0.094 hour for charging. Keywords: Flywheel, Generator, Kinetic energy, Speed breaker ABSTRAK Energi kinetik yang dihasilkan oleh kendaraan yang bergerak dapat digunakan untuk menghasilkan daya dengan menggunakan speed breaker. Energi kinetik diubah menjadi energi mekanik dengan mengubah batang penghubung bolak-balik menjadi rotasi roda gila, kemudian ditransmisikan ke generator untuk menghasilkan energi listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan dari speed breaker tipe poros engkol. speed breaker yang digunakan memiliki 3 ramp dengan tinggi maksimum ramp 10 cm. beban dan kecepatan kendaraan yang melewati ramp di variasikan masing - masing 72 kg, 82,5 kg, 88,7 kg dengan kecepatan 5 km/h, 10 km/h, 15km/h. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendaraan dengan massa 88,7 kg mampu menghasilkan tegangan listrik 19 V, arus listrik 32 A, dan 486,4 Watt. Daya itu disimpan dalam baterai 12 V dan 3 Ah yang membutuhkan 0,094 jam untuk diisi daya. Kata kunci: Energi kinetik, Generator, Roda gila, Speed breaker
PEMANFAATAN PANAS PADA DINDING KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DC MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR Dian Hadi Armansyah; Eddy Elfiano; Dody Yulianto
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 3 No. 02 (2020): REM
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.802 KB) | DOI: 10.25299/rem.2020.vol3.no02.4287

Abstract

The stove is one technology that plays an important role in the utilization of energy at the household scale. The biomass stove studied was a blower system gasification stove. In the blower system, oxygen entering the combustion chamber flows continuously according to the needs of combustion. In this biomass gasification stove study, researchers will also use the biomass stove wall or thermal energy into kinetic energy for grinding blowers and charging systems. This study aims to obtain fuel by utilizing biomass or organic waste as biomass stove fuel and get the energy driving the blower and charging system by utilizing a thermoelectric generator system. biomass stoves used in this study use the principle method of Top-Lif Up Draft (T-LUD) Gasifier, a type of gasifier that matches the characteristics of biomass that has high volatile matter, where the stove is designed intended for biomass fuel from agricultural waste products and industry, boiling 1 kg of water is done using wood chips by varying the area of ​​the air flow door, which is 50%, 75%, and 100%. Can be analyzed Comparison of the performance of the biomass cooker stove and the power generated by the thermoelectric generator, at each door width of the air flow results are different, this is due to the mass of fuel consumption and fire temperature. After calculating the highest thermal efficiency results obtained in the area of ​​50% air flow ventilation and obtained power generated 1.83 watts with 100% ventilation flow door area using wood chips.
Pengaruh Penambahan Karbon Aktif pada Komposit Serat Daun Nenas dengan Matriks Polyester Dody Yulianto; Nobel Sabar Marojahan Pangaribuan; Dedikarni; Eddy Elfiano; Novrianti
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 5 No. 01 (2022): REM VOL 5 NO 01 2022
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.11 KB) | DOI: 10.25299/rem.2022.vol5.no01.6341

Abstract

Bahan baku serat nenas merupakan salah satu jenis kekayaan sumber daya alam yang belum dapat di manfaatkan secara optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian pengembangan teknologi komposit serat alam dengan memanfaatkan serat daun nenas dan resin polyester. Adapun tujuan penelitin ini adalah untuk mendapatkan pengaruh variasi karbon aktif terhadap kekuatan tarik dan bending pada material komposit serat daun nenas dan matriks polyester, untuk mendapatkan struktur mikro terhadap penambahan karbon aktif pada komposit serat daun nenas dan matriks polyester. Pada penelitian ini cetakan terbuat dari kaca dengan ketebalan 8mm, panjang 150 mm, dan lebar 100 mm, metode yang digunakan pada pembuatan sampel menggunakan metode lay out dengan temperature ruangan dan susunan serat searah, dengan variasi susunan 30% serat daun nenas + 69% matriks + 1% karbon aktif, 30% serat daun nenas + 68,5% matriks + 1,5% karbon aktif, 30% serat daun nenas + 68% matriks + 2% karbon aktif, dan 100% resin polyester. Hasil dari penelitian yang telah saya lakukan di dapat kekuatan bending yang tertinggi pada penambahan karbon aktif 1% dengan nilai 33,29 N/mm2, dan pada hasil uji tarik di dapat nilai tertinggi pada penambahan karbon aktif 1% dengan nilai 16,75 N/mm2. Sedangkan pada pengujian foto makro di dapatkan diameter dan jarak yang tertinggi pada penambahan karbon aktif sebesar 1,5%. Pengaplikasian pada penelitian adalah untuk pembuatan polytank air pada rumah tangga.
Studi aliran fluida melalui ventilasi penangkap angin bangunan gedung di Kota Pekanbaru Eddy Elfiano; Kurnia Hastuti; Ibrahim Rasyid; M. Arif Rahmat Firgiyandi; Alfinovawan Lumban Tobing
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 17 No 1 (2022): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v17i1.294

Abstract

Sistem penangkap angin (wind catcher) sudah dimanfaatkan di beberapa negara di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara bahkan di Eropa. Sistem ini digunakan untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan mengurangi ketergantungan pada beban pendingin. Sirkulasi alami fluida ini disebabkan adanya perbedaan densitas, sehingga densitas fluida yang ringan akan didesak oleh densitas fluida yang berat untuk keluar melalui ventilasi di dalam ruangan. Studi ini fokus untuk mengkaji aliran melalui ventilasi hingga masuk ke dalam ruangan bangunan. Data empirik yang diperoleh dari literatur hingga eksperimen menunjukkan adanya sifat-sifat fluida berdasarkan perbedaan tekanan dan kecepatan yang bergerak berawal turbulance hingga akhirnya melambat dengan laminar. Penangkap angin ini memiliki ventilasi dengan model lingkaran dan empat persegi dalam bentuk vertikal dengan luasan laluan fluida yang sama. Tinggi bangunan gedung tempat penangkap angin yang diletakkan yaitu 12 meter dan tinggi penangkap angin dari permukaan datum adalah 4 meter. Salah satu data yang diperoleh dari anemometer pada kajian ini menunjukkan adanya perbedaan kecepatan fluida yang masuk melalui ventilasi berbentuk lingkaran dan empat persegi vertikal yaitu 0,60 m/s dan 1,10 m/s, sementara kecepatan fluida yang sampai ke dalam ruangan sebesar 0,30 m/s dan 0,80 m/s berturut-turut. Beberapa studi menyatakan bahwa kenyamanan penghuni ruangan didapat mulai dari kecepatan 0,25 m/s hingga 0,50 m/s. Model penangkap angin ini berdasarkan keadaan alam, sehingga disebut juga dengan sistem pendinginan pasif. Berdasarkan hasil kajian ini dan faktor geografi kota Pekanbaru, memungkinkan untuk disosialisasikan pemanfaatan wind catcher sebagai pendinginan suatu bangunan.
Pemanfaatan Alat Pengering Pada Industri Rumah Tangga Keripik Nenas “Nafiz” Desa Rimbo Panjang, Kampar Jhonni Rahman; Rafil Arizona; Kurnia Hastuti; Eddy Elfiano; Shandy Kurniadi; Yoga Fernando
Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3 (2021)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/bpb.2021.8687

Abstract

Sebagai daerah penghasil nenas yang cukup besar, masyarakat Riau khususnya desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar memanfaatkan nanas dengan mengolahnya menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomi. Salah satu diantaranya adalah keripik nenas. Kegiatan PkM ini dilakukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang teknologi sederhana yang dapat digunakan dalam membantu mempercepat proses pengeringan buah nenas yaitu dengan memanfaatkan alat pengering. Kegiatan PkM ini diawali dengan pembuatan alat pengering nenas yang kemudian digunakan saat sosialisasi untuk mempermudah masyarakat dalam memahami materi penyampaian tentang teknologi pengeringan sederhana yang disampaikan oleh para nara sumber. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengeringkan buah nenas menggunakan alat pengering yang telah dibuat. Kegiatan PkM ini dinilai berhasil karena karena tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari besarnya antusias peserta ketika kegiatan berlangsung. Selain itu, masyarakat menjadi faham bahwa penggunaan alat pengering tidak hanya mempercepat proses pengeringan buah nenas tetapi juga menjaga agar buah nenas tetap bersih dan higienis.