Suwarto
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Published : 38 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Perbandingan Pemetikan Secara Manual dan Mesin Terhadap Hasil Produksi Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) di Kebun Wonosari, Malang, Jawa Timur Sintia Octaviani; Hariyadi; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46580

Abstract

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - April 2021 di Kebun Wonosari, Malang, Jawa Timur. Kegiatan penelitian bertujuan untuk mengevaluasi metode pemetikan manual dan mesin pada hasil dan kualitas teh. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tinggi bidang petik dan diameter bidang petik semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur setelah pangkas. Tinggi dan diameter bidang petik sudah sesuai dengan tinggi dan diameter yang ideal untuk tanaman teh. Potensi pucuk dengan mutu yang baik (pucuk peko) lebih banyak terdapat pada areal pemetikan manual dibanding areal pemetikan mesin. Gilir petik pada pemetikan manual lebih cepat dibanding gilir petik pada pemetikan mesin. Kapasitas pemetik dipengaruhi oleh umur pemetik dan tidak dipengaruhi oleh lama pengalaman kerja, dan gender pemetik. Tenaga petik dilapang pada kedua metode masih kurang jika dilihat dari hasil perhitungan. Analisis petik dan analisis pucuk belum memenuhi standar perusahaan, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil pemetikan sesuai dengan standar perusahaan. Kata kunci: gilir petik, keterampilan, kualitas pucuk, potensi pucuk, umur pemetik
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan di Kebun Petapahan, Kampar, Riau Afifuddin; Hariyadi; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46582

Abstract

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan minyak nabati. Salah satu faktor terpenting dalam pemeliharaan kelapa sawit adalah pemupukan untuk meningkatkan produktivitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 di Kebun Petapahan PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit di Kebun Petapahan. Pengamatan aspek khusus dilakukan terhadap manajemen pemupukan di lapangan berdasarkan 5 prinsip tepat (tepat jenis, tepat takaran, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat cara aplikasi) dan gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit. Hasil pengamatan terhadap prinsip 5T menunjukkan bahwa aplikasi pemupukan di Kebun Petapahan sudah sesuai dengan rekomendasi perusahaan dengan ketepatan 100%. Ketepatan dosis pupuk Borate adalah 97.78%. Ketepatan pemupukan cukup baik dengan persentase rata-rata 91.11%. Akurasi penempatan pada pupuk KCL sebesar 152.81 cm. Namun pada prinsipnya ketepatan takaran pupuk KCL masih dibawah standar aplikasi perkebunan yaitu 90.56%. Sedangkan pada pengamatan ketepatan waktu aplikasi pupuk Urea, Rock phosphate, dan Dolomit masih belum sesuai dengan waktu aplikasi yang direkomendasikan. Defisiensi unsur hara menunjukkan bahwa di Kebun Petapahan terdapat 12% tanaman yang mengalami gejala defisiensi unsur hara Kalium (K). Kata kunci: defisiensi hara, pupuk, rekomendasi, tepat pemupukan
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Numbu dengan Pemupukan Organik yang Berbeda Rina Kurniasari; Suwarto; Eko Sulistyono
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 1 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i1.46616

Abstract

Sorgum merupakan komoditas pangan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Peningkatan produktivitas sorgum dapat dilakukan dengan penerapan budidaya yang baik, salah satunya pemupukan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai pengaruh pupuk kandang dan pupuk tambahan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum varietas Numbu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Juli 2019 di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, Laboratorium Pengujian, dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk kandang (0 ton ha-1, 10 ton ha-1) dan faktor kedua yaitu jenis pupuk tambahan (tanpa pupuk tambahan, pupuk hayati, pupuk organik cair). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang dengan dosis 10 ton ha-1 nyata meningkatkan karakter pertumbuhan tanaman sorgum yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, umur panen, bobot brangkasan kering per tanaman, dan komponen hasil berupa bobot 1,000 butir biji kering. Pemberian pupuk tambahan baik pupuk hayati maupun pupuk organik cair tidak meningkatkan pertumbuhan dan produksi sorgum. Produktivitas sorgum dengan pemberian pupuk kandang 3.74 ton ha-1, tanpa pupuk kandang sebesar 3.30 ton ha-1. Kata kunci: pupuk hayati, pupuk kandang, pupuk organik cair
Hubungan antara Pengelolaan Tajuk dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tandun Kabupaten Kampar, Riau Yusri Iryas Sandi; Didy Sopandie; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48825

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Tandun, Kabupaten Kampar, Riau pada bulan Januari hingga Mei 2022. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengelolaan tajuk dan produksi kelapa sawit. Pengamatan yang dilakukan meliputi sistem penunasan, kriteria dan prosedur penunasan, teknik penunasan, jumlah pelepah, pengukuran tajuk, dan ILD. Sistem penunasan yang digunakan adalah sistem korektif untuk tanaman remaja sampai tua dan sistem periodik untuk tanaman muda. Penerapan teknik songgo sesuai SOP memiliki persentase diatas 65%. Jumlah pelepah dipertahankan berdasarkan SOP berada diatas 50%. Jumlah pelepah yang baik dipertahankan pada tanaman umur 4-7,8-13 dan diatas 13 tahun adalah 56-64, 48-56, dan 40-48 untuk seluruh varietas tetapi varietas Sriwijaya umur diatas 13 tahun dapat menggunakan jumlah pelepah dipertahankan 32-40. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis Uji t-student. Blok J20A tanpa kondisi under pruning memiliki produksi yang lebih baik dibanding blok J24A yang mengalami kondisi under pruning mencapai 7.5%. Blok K18 dengan kondisi over pruning 25% memiliki produksi lebih baik dibanding Blok K24 dan K26 yang memiliki kondisi over pruning 37.51% dan 30.91%. Pemangkasan pada TM umur diatas 13 tahun tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas. Varietas yang berbeda memiliki nilai ILD yang berbeda. Produksi tertinggi didapat pada nilai ILD 6.45 dengan umur tanaman 8-13 tahun. Kata kunci: ILD, jumlah pelepah, penunasan, songgo
Ketepatan Taksasi Produksi Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Madukismo Yogyakarta Wanda Alifa Hanny; Purwono; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.50766

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk komoditas tanaman yang banyak dibutuhkan dalam rumah tangga dan industri, sehingga produksi diperlukan untuk memenuhi permintaan. Tingginya kebutuhan gula nasional mendorong perusahaan tebu agar teliti dalam memperkirakan total produksi mendatang. Metode untuk memperkirakan total produksi panen adalah taksasi produksi. Taksasi digunakan sebagai acuan dalam perencanaan panen agar dapat menghitung kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, serta kapasitas giling. Penelitian bertujuan mempelajari ketepatan taksasi tebu pada bulan Maret dengan realisasi produksi di kebun tebu PG Madukismo, Yogyakarta di wilayah Sleman dan Bantul. Analisis data menggunakan uji homogenitas t-student dengan taraf kesalahan α=5%. Nilai taksasi produksi secara umum belum mencapai ketepatan yang baik karena perbedaan taksasi-produksi di luar batas yang ditentukan yakni 95%. Nilai ketepatan taksasi tahun 2023 pada Rayon Bantul yakni 100.25% dan Rayon Sleman 106.46%. Mayoritas kebun di Rayon Bantul dan Rayon Sleman belum memenuhi standar ketepatan taksasi-produksi, meskipun secara rata-rata selisihnya tidak lebih dari 5%. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketepatan taksasi-produksi yakni dengan memperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan hasil tebu yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti panen dengan tunggul tinggi, serangan hama dan penyakit, kerusakan akibat cuaca buruk, serta ketelitian pengamatan dalam perhitungan taksasi. Kata kunci: kehilangan panen, perencanaan, rendemen, selisih, standar
Pertumbuhan Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) pada Perlakuan Irigasi Simulasi Kondisi Bulan Kering Siti Hardiani; Suwarto; Dhika Prita Hapsari
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 2 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i2.51536

Abstract

Ubi kayu atau singkong tumbuh di berbagai daerah dan jenis tanah. Produktivitas ubi kayu bervariasi antar daerah karena perbedaan varietas dan lingkungan. Curah hujan yang rendah pada kondisi bulan kering menyebabkan cekaman kekeringan pada pertumbuhan ubi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tiga varietas ubi kayu yang diberi irigasi sebagai simulasi pada kondisi bulan kering. Ubi kayu ditumbuhkan dalam media polibag dalam rumah kaca di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Bogor. Tiga varietas ubi kayu Mangu, Genjah Bayam, dan IR Jonggol ditanam dan disiram pada 98.1 mL per hari per polibag (setara curah hujan 60 mm per bulan) dan 130.8 mL per hari per polibag (setara curah hujan 80 mm per bulan). Tidak ada pengaruh interaksi varietas dan penyiraman tanaman terhadap variabel pertumbuhan ubi kayu. Variabel pertumbuhan ubi kayu berbeda antara varietas dan penyiraman tanaman. Pada umur 12 minggu setelah tanam (MST), tinggi tanaman Genjah Bayam lebih rendah dibandingkan varietas lainnya. Mangu memiliki jumlah lobus terbanyak pada 8 MST, bobot dari batang, tangkai daun, dan daun varietas Mangu paling tinggi. Penyiraman 130.8 mL per hari per polibag menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun menempel, diameter batang, tangkai daun, dan tinggi tanaman berdaun lebih tinggi daripada 98.1 mL per hari per polibag. Kata kunci: curah hujan rendah, interaksi, kekeringan, respons pertumbuhan, singkong
Dosis dan Cara Penempatan Pupuk pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Numbu Herliana Husnul Khotimah; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.51577

Abstract

Sorgum merupakan tanaman serealia yang berpotensi menjadi pangan alternatif. Produktivitas sorgum masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis pupuk dan cara penempatan pupuk yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu Februari-Juli 2019 di Kebun Percobaan Cikabayan, Laboratorium Pengujian, dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial. Faktor utama yaitu dosis pupuk terdiri atas 25%, 50%, dan 100% dari dosis acuan yang digunakan (261 kg Urea, 100 kg SP-36, dan 150 kg KCl ha-1) dan faktor kedua yaitu cara penempatan pupuk (penempatan pupuk sepanjang larikan di antara barisan tanaman dan penempatan pupuk sepanjang larikan di luar masing-masing barisan tanaman). Pemberian dosis pupuk 25% dari dosis acuan yang digunakan dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman sorgum pada 8 dan 10 MST. Pemberian pupuk sepanjang larikan di luar masing-masing barisan tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman sorgum pada 2 MST. Pupuk dapat diberikan di setiap baris tanaman atau dalam satu baris antara dua baris tanaman. Dosis pupuk anorganik untuk sorgum varietas Numbu di tanah Latosol Darmaga; dengan kandungan N-total sedang (0.21%), P total sangat tinggi (147.06 mg P2O5 100g-1) dan K-total rendah (19.05 mg K2O 100g-1) yang diberi pupuk kandang 10 ton ha-1 dan dolomit 2 ton ha-1, dapat diberikan dengan dosis lebih rendah sampai 25% dari acuan. Kata kunci: dosis pupuk, penempatan pupuk, pertumbuhan
Effectivity of borate micro fertilizer on yield of cucumber (Cucumis sativus L.) Suwarto Suwarto; Muhammad Hilmi; Dhika Prita Hapsari
Journal of Tropical Crop Science Vol. 11 No. 01 (2024): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.11.01.82-90

Abstract

Boron (B) is one of the most essential nutrients for fertilization and the production of fruits and seeds, however the availability of boron in soil is very limited. The aim for this experiment is to test the borate micro fertilizer to improve the growth and production of cucumber (Cucumis sativus). The fertilizer used in this experiment is borate micro fertilizer which contain 46% or 460 g.kg-1 B2O3. The experiment was conducted at Cibadak Village, Sukaresmi District, Cianjur Regency, West Java Province. Treatments in this experiment were arranged within five rates of fertilizer, which are: without fertilizer (P0); 0.5 rate of Borate fertilizer (0.5 B) (P1); 1.0 rate of Borate fertilizer (1.0 B) (P2); 1.5 rate of Borate fertilizer (1.5 B) (P3); and 2.0 rate of Borate fertilizer (2.0 B) (P4). The result showed that the treatment of 0.5 to 2.0 rate of borate micro fertilizer can produce growth characteristics and plants that are better compared to the control treatment. Applicating 0.5 rate of borate micro fertilizer even has the capacity of yielding production up to 48.960 kg.ha-1. The 0.5 rate of Borate micro fertilizer treatment was concluded as the most effective one compared to other treatments, due to its capacity to produce the highest relative agronomical effectivity value, which is 152%. The recommended rate of Borate fertilizer is 25 kg.ha-1 given by soil drench at 15 and 30 DAP (days after planting) with the concentration is 1.5 g.L-1 and the volume is 250 ml/plant.