Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Inisiatif Partisipasi Sosial dalam Mengatasi Anak Putus Sekolah: Studi Kasus pada Jaringan Kerja dan Kolaborasi antara Lembaga Pemerintah, LSM, dan Masyarakat Sipil di Indonesia Encup Supriatna
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 3 : Al Qalam (Mei 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i3.2196

Abstract

Permasalahan putus sekolah di Indonesia memerlukan tindakan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, salah satu inisiatif yang dapat dilakukan adalah membentuk jaringan kerja dan kolaborasi antara lembaga pemerintah, LSM, dan masyarakat sipil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengidentifikasi kontribusi dan efektivitas inisiatif partisipasi sosial dalam mengatasi permasalahan putus sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan kerja dan kolaborasi tersebut meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat, memperkuat kapasitas dan sumber daya, serta mempercepat pencapaian tujuan bersama. Penelitian ini menunjukkan bahwa inisiatif partisipasi sosial ini dapat lebih efektif jika didukung oleh dukungan keuangan dan teknis dari pemerintah serta melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan tentang pendidikan dan putus sekolah
Towards Global Food Security: Vertical Farming as an Innovative Solution Dedie Tooy; Encup Supriatna; Muhammad Imam Ma’ruf; La Mema Parandy; Khotimatul Barki
ENDLESS: INTERNATIONAL JOURNAL OF FUTURE STUDIES Vol. 6 No. 3 (2023): ENDLESS: International Journal of Future Studies
Publisher : Global Writing Academica Researching & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/endlessjournal.v6i3.229

Abstract

Vertical farming is becoming the focus of attention as an innovative solution to the challenge of global food security. Urbanization and rapid population growth give rise to the need for efficient agricultural approaches to land use. This research aims to investigate the potential and impact of vertical farming on global food security through a descriptive qualitative approach. The data used in the research comes from various relevant previous research and studies. This research method involves the process of collecting data from scientific literature and previous studies, which are then processed by researchers to produce relevant findings. Through descriptive qualitative analysis, this research highlights the contribution of land use efficiency, adaptation to urban environments, and integration of advanced technologies in the context of vertical farming. The results of this research then found that vertical farming is not only an alternative but also a significant step forward in the transformation of the global agricultural sector. Supportive agricultural regulations and policies, as well as adapting technology to the local environment, are critical challenges in implementing vertical farming. However, opportunities for developing innovations in vertical farming system design and active stakeholder involvement provide a strong foundation for the growth of this industry. This research highlights that vertical farming has great potential to have a positive impact on global food security, by understanding and overcoming existing challenges.
KAJIAN YURIDIS UNDANG-UNDANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN EFEKTIVITASNYA DI PENGADILAN AGAMA GARUT Hopipah, Eva Nur; Mumtaz, Habib; Supriatna, Encup; Syarif, Nurrahman
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol 4, No 2 (2023): Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v4i2.26541

Abstract

Abstract Divorce cases continue to increase from time to time, whether divorce divorce or divorce lawsuit. And one of the causes that often occurs in this era is domestic violence. Juridically, especially in positive law, it has been regulated in the PKDRT Law (the Law on the Elimination of Domestic Violence), but in reality on the ground it is necessary to study its effectiveness because in reality cases of domestic violence continue to increase. This research is a case study at the Garut Religious Court. The number of divorce lawsuit decisions at the Garut Religious Court in January 2023 was 120, 104 were granted both present and without being attended in a verstek, occult and contra ditur. The implementation of the Court's decision is not all carried out effectively and as expected. So far, researchers have obtained data on approximately 20 cases for January. Its effectiveness is illustrated in three examples of the decisions of the Garut Religious Court with the alleged reason for the divorce being domestic violence. PA Garut's decision; number 138/Pdt.G/2023/PA.Grt, number 168/Pdt.G/2023/PA.Grt and number 199/Pdt.G/2023/PA.Grt. From the information on the decision, it can be said that the effectiveness of the PKDRT Law in the Garut Religious Court has not been effective for various reasons, one of the reasons is because divorce cases on the grounds of domestic violence in PA Garut have continued to increase despite the existence of the PKDRT Law. Keywords: PKDRT Law; Garut Religious Court; Domestic violence AbstrakKasus perceraian terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, entah cerai talak ataupun cerai gugat. Dan salah satu penyebab yang sering kali terjadi di era ini adalah adanya KDRT. Secara yuridis, khususnya dalam hukum positif telah diatur dalam UU PKDRT (Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga), namun dalam realita di lapangannya perlu dikaji efektivitasnya karena realitanya kasus KDRT terus mengalami peningkatan. Penelitian ini studi kasus di Pengadilan Agama Garut. Jumlah putusan gugatan perceraian di Pengadilan Agama Garut pada januari tahun 2023 sebanyak 120, 104 dikabulkan baik hadir maupun tanpa dihadiri secara verstek, ghoib dan kontra ditur. Implementasi dari putusan Pengadilan tidaklah semua terlaksana secara efektif dan sesuai harapan. Sejauh ini peneliti mendapatkan data kurang lebih 20 perkara untuk bulan januari. Efektivitasnya tergambar pada tiga contoh putusan Pengadilan Agama Garut dengan dugaan alasan perceraian adanya KDRT. Putusan PA Garut tersebut; nomor 138/Pdt.G/2023/PA.Grt, nomor 168/Pdt.G/2023/PA.Grt dan nomor 199/Pdt.G/2023/PA.Grt. Dari informasi putusan tersebut bisa di katakan bahwasannya efektivitas UU PKDRT di Pengadilan Agama Garut belum efektif dengan berbagai penyebab, salah satu sebabnya ialah karena kasus perceraian dengan alasan KDRT di PA Garut  terus mengalami peningkatan meski sudah adanya UU PKDRT.Kata Kunci : UU PKDRT ; Pengadilan Agama Garut; Kekerasan dalam Rumah Tangga
ISLAM, TERORISME, PLURALISME, LIBERALISME DAN KESETARAAN GENDER: SEBUAH ANALISIS ISU-ISU KONTEMPORER Kamil; Supriatna, Encup
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.267

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang isu kontemprer dalam agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskritif. Teknik pengumpulan datanya melalui teknik studi pustaka yang mana data diperoleh dari buku-buku, jurnal, laporan penelitian, karya tulis ilmiah, peraturan-peraturan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahawa konsep-konsep pemikiran islam kontemporer tentang islam terus berkembang sesuai dengan gerak perubahan sosial. Ajaran islam mewajibkan seluruh umat manusia untuk terus belajar dan menggunakan akalnya, Adapun isu-isu kontemporer yang dibahas dalam artikel ini mengenai Islam dan persoalan teroris, pluralisme, Islam Liberal serta Islam dan Kesetaraan Gender.
Peran Mediasi dalam Perceraian dan Nafkah Anak : Perspektif Psikologis, Sosiologis, dan Hukum Keluarga Islam Triana Apriyanita; Encup Supriatna; Irfan Fahmi
JURNAL HUKUM PELITA Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Hukum Pelita November 2024
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian (DPPM) Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/jh.v5i2.5201

Abstract

Mediasi dalam perceraian memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik antara pasangan dan mengurangi dampak negatif terhadap anak-anak. Artikel ini mengkaji peran mediasi dari tiga perspektif utama: psikologi, sosiologi, dan Hukum Keluarga Islam. Dari sudut pandang psikologis, mediasi membantu mengurangi stres emosional dan trauma yang dialami anak, serta menciptakan ruang dialog yang lebih kondusif bagi orang tua. Dalam perspektif sosiologi, mediasi berperan dalam menjaga stabilitas sosial dan struktur keluarga, membantu mencegah keretakan hubungan sosial yang berdampak pada anak dan orang tua. Sementara itu, dalam Hukum Keluarga Islam, mediasi mencerminkan prinsip musyawarah, keadilan, dan kesejahteraan anak, serta memberikan pendekatan yang lebih damai untuk menyelesaikan perselisihan keluarga. Artikel ini menyimpulkan bahwa mediasi adalah metode efektif yang mampu mengurangi dampak negatif perceraian, melindungi hak anak, dan menjaga hubungan keluarga yang sehat pasca-perceraian
Psychological Review of the Ideal Age for Marriage: A Literature Review Abdul Kholik; Encup Supriatna
International Journal of Science and Society Vol 5 No 5 (2023): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v5i5.948

Abstract

There is a change in the age limit for marriage in Law Number 1 of 1974 concerning Marriage, which was originally 16 years for women and 18 years for men, replaced with 18 years for Men and Women in Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage raises the question of whether the age of 18 is ideal for marriage? Moreover, there is a science that focuses on recognizing a person's soul, namely psychology, so if you look at it from a sociological perspective, the ideal age for marriage is 18 years old. From the results of the discussion, it was found that the ideal age for marriage for men and women is 17 years and above because the teenage phase has been passed so that the age of 18 years in the Law is considered ideal for marriage.
Digital Transformation in Hisab Rukyat: A Sociological Perspective on Integrating Information Technology in Islamic Astronomical Tradition Encup Supriatna
International Journal of Science and Society Vol 5 No 4 (2023): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v5i4.972

Abstract

This research investigates how the integration of Information Technology (IT) in the practice of Hisab Rukyat, a traditional method in Islamic astronomy for determining prayer times, is transforming the social and cultural landscape in Muslim communities. Employing a qualitative approach, the study collected data through in-depth interviews, participatory observations, and analysis of documents related to the Hisab Rukyat bodies in various countries. Findings indicate that the adoption of IT not only enhances accuracy and efficiency in astronomical calculations but also sparks sociological debates over balancing technological innovation with tradition. Furthermore, the study identifies shifts in community dynamics, where younger generations are more receptive to technological use, while older ones tend to adhere to traditional methods. These findings suggest that while IT provides a more efficient means for calculations, an intergenerational dialogue is also necessary to maintain cultural continuity in this digital transition. The implications of this study are significant for policymakers, religious communities, and academics interested in the interplay between technology, society, and religious traditions.
MENGUBAH KONFLIK MENJADI HARMONI: PENDEKATAN BARU DALAM PENGUATAN KETAHANAN KELUARGA DI INDONESIA Supriatna, Encup; Nurjaman, Kadar; Sulastri, Lilis; Pikri, Faizal; Irwandi; Sari, Avid Leonardo
Indonesian Journal of Studies on Humanities, Social Sciences and Education Vol. 1 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Studies on Humanities, Social Sciences, and Education (IJ
Publisher : GoAcademica CRP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/pct0tq17

Abstract

Konflik dalam keluarga merupakan tantangan utama yang dapat melemahkan ketahanan keluarga di Indonesia. Artikel ini mengeksplorasi pendekatan baru dalam mengelola konflik untuk menciptakan harmoni, dengan fokus pada konteks sosial-budaya Indonesia. Dengan menggunakan metode literature review, penelitian ini menganalisis berbagai teori dan praktik dalam penguatan ketahanan keluarga, termasuk strategi resolusi konflik dan promosi komunikasi efektif. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendekatan berbasis nilai-nilai lokal dan keterlibatan komunitas memiliki potensi besar dalam menciptakan harmoni keluarga. Pendekatan ini juga relevan untuk membangun ketahanan emosional dan sosial anggota keluarga. Selain itu, penemuan ini memberikan wawasan baru untuk mengatasi tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang berdampak pada dinamika keluarga. Artikel ini menyimpulkan bahwa penguatan ketahanan keluarga harus didasarkan pada kolaborasi antara nilai-nilai tradisional dan inovasi modern. Implikasi praktis dari penelitian ini mencakup pengembangan kebijakan keluarga yang responsif dan pelatihan konseling berbasis budaya. Kajian ini berkontribusi pada literatur yang berkembang di bidang ketahanan keluarga dan menawarkan model intervensi yang relevan untuk diterapkan di Indonesia.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BERAS SEJAHTERA DI KABUPATEN PANGANDARAN Supriatna, Encup; Ristanti, Rira
JISPO Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 8 No. 2 (2018): JISPO Vol 8 No 2 2018
Publisher : Faculty of SociaI and Political Sciences (FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v8i2.3751

Abstract

Raskin/Rastra is one of the programs the Government does Indonesia. The program is a program of aid from Government to society in the form of subsidized rice intended for low-income communities. The program is carried out in an effort to improve access in meeting the basic rights of the underprivileged of the community towards food needs. This research aims to analyze how the implementation of a policy of killing raskin/rastra village Babakan and to know the obstacles and constraints faced in the distribution and management of Raskin/Rastra village Babakan Sub-district Pangandaran The Regency Of Pangandaran. In the study of public policy Implementation theory with George c. Edward III. In this approach, there are four variables to measure the success of the implementation of the policy, namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. Based on the results obtained by researchers concluded that the implementation of a policy of killing poor Rice/rice prosperous village Babakan Sub-district Pangandaran The Regency Of Pangandaran has not run optimally
Pembagian Hibah Yang Tidak Merata Perspektif Psikologi Muhammad Tsaqib Idary; Encup Supriatna; Irfan Fahmi
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i1.6357

Abstract

Pembagian hibah yang tidak merata dapat memicu berbagai reaksi psikologis dalam komunitas penerima, termasuk kecemburuan, ketidakpuasan, dan bahkan ketidakpercayaan terhadap pihak yang bertanggung jawab atas distribusi hibah. Dalam perspektif psikologi, ketidakmerataan ini bisa berdampak negatif pada kohesi sosial, motivasi individu, dan hubungan interpersonal di lingkungan penerima hibah. Individu yang merasa tidak mendapatkan bagian yang layak dari hibah cenderung mengalami rasa ketidakadilan, yang memicu stres dan perasaan negative penelitian kepustakaan (library research) menggunakan pendekatan deskriptif empiric yang menemukan Kesimpulan pembagian hibah dalam keluarga sangat dianjurkan sebelum datangnya warisan, untuk menghindari sengketa di kemudian hari.