Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Keanekaragaman Mikrob Fungsional Rizosfer Nanas dengan Berbagai Tingkat Produktivitas Aditya Dyah Utami; Suryo Wiyono; Rahayu Widyastuti; Priyo Cahyono
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 4 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.25.4.584

Abstract

Functional microbes of rhizosphere play important roles in nutrient transformation and controlling disease as well as in supporting plant growth and development. However, there is no study on the role of functional microbes on pineapple productivity. The purpose of this study was to investigate the abundance and diversity of soil functional microbes at different growth phases at two levels of productivity and their correlations to disease incidence. The research process included sampling of pineapple rhizospheric soil from vegetative and generative phases pineapples at low and high plant productivity sites, observations of disease incidence, and isolations of functional microbes. Functional groups of bacteria were Azotobacter, phosphate-solubilizing bacteria, potassium-solubilizing bacteria, antibiotics-producing bacteria, IAA-producing bacteria, and chitinolytic bacteria. The soil sampling method was simple randomized sampling at 6 locations with an area of each location ± 5 ha with a depth of 20 cm. Rhizosphere were taken in plants grown in high productivity area (>60tons/ha) and low productivity area (<60 tons/ha) in vegetative and generative phases. The results showed that potassium-solubilizing bacteria, chitinolytic bacteria, and IAA-producing bacteria were more abundant during the generative phase compared to those during vegetative phase. While Azotobacter, phosphate-solubilizing bacteria, and antibiotic-producing bacteria were more predominant during vegetative phase at various crop productivy. Total density of microbes was higher in soil with high crop productivity than that in soil with low crop productivity. The abundance of chitinolytic bacteria and IAA-producing bacteria had negative correlation with disease caused by Erwinia chrysanthemi and Phytophthora cinnamomi. Keywords: chitinolytic bacteria, growth phase, IAA, pineapple disease
HAMBATAN LISTRIK MENGGUNAKAN MULTITESTER PADA CAMPURAN PUPUK NPK DAN PUPUK KANDANG DI TANAH KERING Bayu Adirianto; Aditya Dyah Utami; Indra Kurniawan; Alya Husnul Khotimah; M. Ravi Al Qifary; Riski Nabila
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 2 (2021): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i2.1397

Abstract

Kualitas lahan pertanian cenderung menurun. Salah satu metode yang dapat dikembangkan dalam menentukan kualitas lahan adalah dengan mengukur konduktivitas listrik dengan pendekatan hambatan listrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk anorganik dan organik terhadap hambatan listrik pada tanah kering. Tahapan penelitian meliputi persiapan sampel tanah, aplikasi pupuk anorganik dan organik, pengukuran hambatan listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan listrik semakin besar dengan semakin menurunnya tingkat NPK. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan daya hantar listrik (DHL) dengan penurunan tingkat NPK. Hambatan listrik meningkat dengan peningkatan aplikasi pupuk organik Hubungan dengan hambatan listrik sebanding dengan DHL. Nilai hambatan listrik meningkat dengan bertambahnya kandungan pupuk pada tanah kering. Hal ini dikarenakan sifat fisik tanah ternyata tidak kompak sehingga nilai resistansinya meningkat.
Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Tangan di Kabupaten Bungo, guna Mewujudkan Kemandirian UMKM dalam Menghadapi Covid-19 Mukti Ahmad Nurcahya; Heri Setyawan; Aditya Dyah Utami; Toyyibah Toyyibah
ABDIMAS DEWANTARA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/ad.v4i2.11223

Abstract

Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang menjadi tulang punggung Indonesia. Berbagai wilayah di Sumatera menjadi sentra perkebunan kelapa sawit. Hadirnya perkebunan kelapa sawit di tengah masyarakat dapat memberikan berbagai keuntungan bagi masyarakat. Masyarakat tergabung dalam komunitas masyarakat pekebun kelapa sawit yang sebagian besar disatukan dalam sebuah koperasi. Koperasi berperan sebagai penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Pada masa pandemi seperti ini, perekonomian masyarakat harus dijaga agar tetap bergerak. Kebutuhan sarana hidup bersih dan sehat di masa pandemi ini meningkat drastis, masyarakat dapat memanfaatkan peluang ini dengan memproduksi salah satu kebutuhan penunjang hidup bersih dan sehat yaitu sabun cuci tangan. Sabun cuci tangan menjadi kebutuhan yang krusial di masa pandemi dalam rangka menjaga masyarakat hidup bersih dan sehat. Teknologi sederhana pembuatan sabun cuci tangan cair dikenalkan di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Bahan dasar yang digunakan adalah teksapon yang kemudian menjadi biang sabun yang dapat diperbanyak dengan mudah oleh masyarakat. Bahan-bahan lainnya dapat dijumpai dengan mudah oleh masyarakat seperti air suling sebagai bahan baku perbanyakan, gliserin sebagai bahan pelembut, EDTA sebagai pengikat logam serta pewarna dan pewangi. Masyarakat sangat antusias dengan teknologi sederhana pembuatan sabun cuci tangan cair karena dirasa memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta kepraktisan dalam produksinya. Kata kunci: Covid-19, cuci tangan, Bungo, sabun cair, UMKM
Urban Farming: Teknologi Vertikultur Limbah Plastik untuk Mewujudkan Sekolah Dasar Berbasis Green School Aditya Dyah Utami; Mukti Ahmad Nur Cahya; Olivia Elfatma; Koko Setiawan
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 4, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v4i2.41402

Abstract

Sekolah-sekolah dasar di area perkotaan umumnya memiliki ruang terbuka hijau yang minim.  Hal tersebut menyebabkan pihak sekolah kesulitan untuk menerapkan program green school di dalam lingkungannya, salah satunya di SD Islamiyah Warungboto Yogyakarta. Salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah mengenalkan teknologi vertikultur pada peserta didik. Pengenalan teknologi vertikultur dilaksanakan melalui 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Peserta didik diberikan penjelasan tentang vertikultur secara umum lalu dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan desain vertikultur. Melalui kegiatan pengenalan teknologi vertikultur, peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang manfaat vertikultur. Selain itu, peserta didik dapat mengimplementasikan teknologi vertikultur dalam mendukung program green school.
Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa SD Islamiyah Warungboto Yogyakarta Mukti Ahmad Nurcahya; Aditya Dyah Utami; Koko Setiawan
Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ) Vol. 1 No. 2 (2020): Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/ceej.v1i2.109

Abstract

SD Islamiyah merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di Warungboto, Kotamadya Yogyakarta. SD Islamiyah memiliki siswa total 40 peserta didik. Permasalahan yang dihadapi di SD Islamiyah adalah minimnya penyuluhan tentang kesehatan diri dan lingkungan. Hal tersebut padahal sangat penting sebagai pengetahuan dasar peserta didik dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan mengenai edukasi perilaku hidup bersih dan sehat. Target dan luaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu dapat menjadi solusi pemecahan masalah antara lain (i) Meningkatnya pemahaman dan kesadaran diri peserta didik dalam perilaku hidup bersih dan sehat (ii) Diterapkannya pola hidup sehat dalam aktivitas sehari-hari (iii) Diterapkannya kebersihan diri maupun lingkungan. Target dan luaran tersebut dicapai melalui (i) penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (ii) pelatihan pemilahan sampah organik dan anorganik (iii) cara mencuci tangan dengan benar. Hasil program pengabdian masyarakat adalah (i) peserta didik dapat menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan (ii) peserta didik dapat membedakan jenis sampah organik dan anorganik Kata kunci: cuci tangan, lingkungan, sampah organik, sampah anorganik, peserta didik
Combination of Biological Fertilizers and Inorganic Fertilizers to Increase Productivity of Red Curly Chili (Capsicum annuum L) Bayu Adirianto; Endang Krisnawati; Dwiwanti Sulistyowati; Aditya Dyah Utami
Tropical Plantation Journal Vol 1, No 1 (2022): TROPICAL PLANTATION JOURNAL
Publisher : Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.767 KB) | DOI: 10.56125/tpj.v1i1.1

Abstract

Due to declining soil fertility as a consequence of continued land usage, the production of red curly chilies has decreased. Fertilization, both biological and inorganic, is one strategy that may be used. The goal of this research was to ascertain the effect of a fertilizer mixture on the growth and production of red curly chili. Land preparation, planting, application of biological and inorganic fertilizers, and observation of growth and production were all included in the study phases. The study was done in a factorial experiment with three replications, with factor 1 being biological fertilizer and factor 2 being the kind of micro fertilizer. At 0, 30, 60, and 90 days after planting, bio-fertilizers, NPK, and micro-fertilizers were applied four times. The height of the plant, the diameter of the crown, the number of chilies, the length of the fruit, the weight of the chilies, and the diameter of the chilies were all recorded. The collected data were examined statistically using Analysis of Variance (ANOVA) and the Duncan Multiple Range Test (DMRT) at the 5% and 10% levels. The findings indicated that micronutrient brand B treatment had an effect on plant growth. Plant production is affected by the use of biological fertilizers.
Fertilization Effectiveness on the Productivity of Fresh Fruit Bunches and Maintenance Costs of Oil Palm Aji, Wandha Atmaka; Utami, Aditya Dyah; Nugroho, Bagus; Toyyibah, Toyyibah; Nurcahya, Mukti Ahmad
Buletin Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Department of Agribusiness Halu Oleo University Kendari Southeast Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.753 KB) | DOI: 10.37149/bpsosek.v22i2.13874

Abstract

The productivity of oil palm is highly dependent on the application of fertilization. Fertilizer applications must pay attention to its effectiveness and efficiency so that nutrients are absorbed optimally at the right time and right dosage. This research was conducted to assess the effectiveness of fertilization time. In addition, this also aimed to examine the effectiveness of oil palm fertilization which affects the productivity of fresh fruit bunches (FFB) and increases the production income. The data used were secondary data including fertilization and productivity of FFB at time intervals after fertilization for 6, 7, and 8 months in Kujan Estate Division, PT Menthobi Makmur Lestari (MMaL), Kujan Village, Nanga Bulik District, Lamandau, Central Kalimantan Province. The data obtained were analyzed using MS software. Excel was also employed to describe the dosage and time applied for 1 year and the productivity of FFB after 6 months of fertilization. Fertilizer application in months with high rainfall and long dry season is less effective and efficient for nutrient availability. The productivity of FFB in the second semester after 6 months of fertilization has increased compared to the first semester. The effective application of fertilizers can increase the production of CPO and reduce the total maintenance cost of the oil palm company
The Composition Effect of Bamboo Leaves and Goat Manure Fertilizer on Growth Mustard (Brassica juncea L.) Harlina Kusuma Tuti Kusuma; Aditya Dyah Utami
SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science) Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/seas.7.2.8348.161-166

Abstract

The mustard plant is a commercially valuable vegetable popular with the public, so demand for this vegetable continues to increase. One of the factors that influences growth in terms of external factors is the planting medium. Planting media made from organic materials is a solution to using chemicals that cause residues that damage the environment. This research was conducted to determine the best type of planting media and the composition of the planting media for the growth of kale plants. Treatment using P1 (Control) = soil; P2 = soil: organic fertilizer (goat manure) (1:1); P3 = soil: bamboo leaves (1:1) using Randomized Complete Block Design method with five replications. The research results on planting media treatment with goat manure influenced the growth of mustard greens, including plant height, number of leaves, leaf length, root length, and root wet weight.
Pengembangan Pupuk Organik Diperkaya Agens Hayati untuk Pertanian Berkelanjutan Romadhan, Panji; Aditya Dyah Utami; Rido, Muhammad
Buletin Dharmas Andalas Vol. 2 No. 1 (2025): Buletin Dharmas Andalas
Publisher : Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bda.v2i1.33

Abstract

Desa Telaga Baru pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani yang bergerak di bidang peternakan, pertanian dan perkebunan. Namun, pelaksanaan pertanian dan peternakan khususnya di Desa Telaga Baru masih mengalami kendala atau hambatan sehingga produktivitas yang dihasilkan oleh petani masih belum optimal. Hal itu terbukti dalam pengelolaan limbah peternakan masyarakat masih minim pengetahuan karena kurangnya sentuhan teknologi atau ilmu pengetahuan dalam pengelolaannya. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu pengembangan pupuk organik diperkaya agens hayati yang berasal dari kotoran hewan ternak dan biomassa pertanian. Kegiatan ini diikuti oleh 23 petani yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, pemanenan dan aplikasi ke tanaman. Berdasarkan hasil kegiatan diketahui bahwa petani di Desa Tegal Baru Kecamatan Telaga Bauntung Kabupaten Banjar pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik dari limbah pertanian dan peternakan mengalami peningkatan pasca pelatihan. Petani di Desa Telaga Baru Kecamatan Telaga Bauntung Kabupaten Banjar dapat membuat pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan diperkaya agens hayati yang ada di lingkungan sekitar.
Inovasi Pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit menjadi Kompos untuk Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan di Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka Tuti, Harlina Kusuma; Ratna, Ratna; Utami, Aditya Dyah; Sari, Yulia Padma; Diena, Nurin Nisa Farah; Nindhiani, Faridawati Junjung; Muchlis, Zuliyan Agus Nur; Tuniah, Tuniah; Shodiq, Muhammad Syaiful; Ridayanti, Ridayanti; Noormalasari, Soraya
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2025): March
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v10i1.2629

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, keberhasilan ini juga menghasilkan tantangan berupa limbah biomassa, salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit. Desa Bangkal merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi akses terhadap limbah tandan kosong kelapa sawit dari perkebunan kelapa sawit di sekitarnya. Namun, penggunaan limbah ini di tingkat masyarakat masih sangat minim dan belum optimal sehingga potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan limbah ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Akan tetapi Pupuk organik berbasis tandan kosong kelapa sawit mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan produksi tandan buah segar hingga 34% dibandingkan pemupukan standar. Pengabdian kepada masyarat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pelatihan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku pupuk organik yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis, serta mendorong pengelolaan limbah kelapa sawit secara berkelanjutan melalui penyuluhan, pelatihan dan praktik, serta evaluasi pengetahuan dan keterampilan peserta dilakukan melalui kuesioner yang diisi sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan petani di Kelurahan Bangkal mengenai pembuatan pupuk organik dari limbah seperti tandan kosong kelapa sawit meningkat setelah pelatihan. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan kedepannya para petani di Kelurahan Bangkal dapat secara mandiri mengolah limbah organik seperti limbah pertanian atau perkebunan menjadi pupuk organik. The Innovation of Processing Palm Oil Empty Fruit Bunches into Compost to Support Environmentally Friendly Agriculture in Bangkal Village, Cempaka District Abstract Indonesia is one of the largest palm oil producing countries in the world. However, this success also creates challenges in the form of biomass waste, one of which is empty oil palm bunches. Bangkal Village is one of the areas that has potential access to empty oil palm bunch waste from surrounding oil palm plantations. However, the use of this waste at the community level is still very minimal and not optimal so that the potential to improve community welfare through the management of this waste has not been utilized optimally. However, organic fertilizer based on empty oil palm bunches can improve soil structure and increase fresh fruit bunch production by up to 34% compared to standard fertilization. This community service aims to provide understanding and training to the community regarding the use of empty oil palm bunches as raw materials for organic fertilizers that are environmentally friendly and have economic value, as well as to encourage sustainable management of oil palm waste through counseling, training and practice, and evaluation of participant knowledge and skills is carried out through questionnaires filled out before and after the activity. The results of community service activities show that the knowledge and skills of farmers in Bangkal Village regarding the manufacture of organic fertilizers from waste such as empty oil palm bunches increased after training. With this training, it is hoped that in the future farmers in Bangkal Village will be able to independently process organic waste such as agricultural or plantation waste into organic fertilizer.