Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

POTENSI SPEKTROSKOPI FTIR-ATR DAN KEMOMETRIK UNTUK MEMBEDAKAN RAMBUT BABI, KAMBING, DAN SAPI Rafi, Mohamad; Anggundari, Widia Citra; Irawadi, Tun Tedja
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Chemical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rambut beberapa hewan seperti babi, kambing, dan juga sapi telah digunakan sebagai bahan baku kuas salah satunya kuas untuk produksi makanan seperti kue, roti, dan lainnya. Jika kuas dalam produksi makanan ini terbuat dari rambut babi maka dapat menyebabkan makanan menjadi tidak halal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami melakukan studi keterlaksanaan penggunaan spektroskopi Fourier transform infrared-attenuated total reflectance (FTIR-ATR) yang dikombinasikan dengan kemometrik untuk mengembangkan metode identifikasi dan diskriminasi rambut babi, kambing, dan sapi. Spektrum FTIR diukur pada bilangan gelombang 1000-4000 cm-1. Intensitas dari kisaran bilangan gelombang 1215-2007 cm-1 dan 3467-3989 cm-1 dipilih untuk membuat model diskriminasi tiga jenis rambut yang digunakan. Pengelompokan sampel berdasarkan jenis rambutnya dilakukan dengan menggunakan analisis gerombol, analisis komponen utama, dan analisis diskriminan. Model diskriminasi menggunakan AKU dan AD dapat memisahkan ketiga jenis rambut hewan yang digunakan dengan AD memberikan pengelompokan yang lebih terpisah satu sama lainnya. Metode kombinasi FTIR-ATR dan kemometrik dimungkinkan untuk digunakan untuk tujuan identifikasi dan diskriminasi rambut babi, kambing dan sapi.
PEMODELAN KERANGKA ADAPTIVE THRESHOLD UNTUK MEMONITOR PRODUKSI MINYAK SAWIT NASIONAL BERBASIS STATISTICAL PROCESS CONTROL DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK-BACKPROPAGATION Pamungkas, Wahyu Widji; Maarif, Syamsul; Irawadi, Tun Tedja; Arkeman, Yandra
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.463 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v11i2.3418

Abstract

Indonesia is the largest exporter of palm oil in the world, as the largest producer Indonesia still havemany problems. The problem caused by incomparable between the growth of upstream and downstreampalm oil industries. This impact to low added value of palm oil, then Indonesia exports palm oil in crudeform. On the other hand, On the other hand , orientation export of this commodity is also prone of barrier,because Indonesia was not the price setter of this commodity in the international market. Therefore it isimportant to monitor and predict the development of national palm oil production volume in order to takegood anticipation. This research develop a framework model adaptive threshold to monitor the growing ofnational palm oil production volume with techniques of statistical process control (SPC) and back propagationartificial neural network (ANN - BP) methods. Historical data production volume period from 1967 to 2015was used as a base of the behavior as data to determine the threshold and prediction volume for nextperiods. The formation of the threshold value was based on the behavior of the historical data, which areoriented by the epicenter of the average value in the last two periods .Through mapping of data historicalperiod values, existing and forecast values with adaptive threshold can show tolerant level for the threshold.Furthermore, based on the analysis, it is known that the prediction of 2016 to 2018 period, there will behappen the dynamics production volume of national palm oil within tolerance threshold. The values of thesepredictions generated from the simulation model predictions of ANN-BP with the level very good of validationmodel, demonstrated the level of squared errors is very small1 in the MSE = 0.00021136 with a degree ofoutput correlation and the target is very strong2 with R Validation is 99.98 percent.Keywords: adaptive threshold, statistical process control, artificial neural network, national palm oilproduction.
Reaksi transfer hidrogenasi minyak jarak kastor serta aplikasinya sebagai bahan pelunak kompon karet Puspitasari, Santi; Cifriadi, Adi; Krisnawati, Krisnawati; Irawadi, Tun Tedja
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 2 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1612.612 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v32i2.1361

Abstract

Rubber plasticizer is used to improve rubber processability so as to shorten time and reduce energy consumption during compounding. In general, rubber plasticizer is nonrenewable and environmentally harmful petroleum derivatives due to the carcinogenic property. Environmentally friendly plasticizer can be produced by transfer hydrogenation of vegetable oil. The research was aimed to synthesize new rubber plasticizer from transfer hydrogenation of castor oil using diimide compound which was generated in situ by oxidation of hydrazine hydrate and hydrogen peroxide as well as the application of the new rubber plasticizer obtained on natural and synthetic rubbers compounding. The result showed that the optimum condition of transfer hydrogenation was achieved at a capacity of 1000 ml oil/batch, 40oC for 5 hours, and ratio hydrazine hydrate to hydrogen peroxide at 1:2 due to the hydrogenated castor oil (HCO) had the highest degree of hydrogenation and neutral pH. The application of 10 phr HCO had significant effect on the compounding of EPDM 6250 which was shown by shortest time and lowest energy of compounding, and also by the highest minimum torque modulus. In addition, the crosslink density of rubber vulcanizate which was formed during accelerated sulfur vulcanization was affected both by the addition of HCO and the saturation of the rubber being used.Keywords: environmentally friendly plasticizer, castor oil, diimide hydrogenation, rubber. 
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TANAMAN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) Sugara, Taufan H; Irawadi, Tun Tedja; Suprapto, Irma Herawati; Hanafi, Muhammad
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Pemanfaatan tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) untuk penyembuhan luka dan gangguan pencernaan seringkali dikaitkan dengan aktivitas antibakteri yang dimiliki. Namun demikian, informasi tentang aktivitas antibakteri tanaman ini masih sebatas pada fraksi polar dan non polar saja. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi semi polar daun tanaman bandotan terhadap bakteri Staphylococcus aureus and Eschirichia coli. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun tanaman bandotan mengandung senyawa flavonoid, steroid, p-hidrokuinon dan terpenoid. Fraksinasi ekstrak etil asetat dengan eluen kloroform : metanol (9:1) menghasilkan 8 fraksi dengan jumlah rendemen berturut-turut sebanyak 15,14g; 22,21g; 21,19g; 20,44g; 5,79g; 4,50g; 1,40g; 1,43g; dan 0,93g. Ekstrak etil asetat dan seluruh fraksi yang terkandung di dalamnya menunjukkan aktivitas antibakteri berspektrum luas dengan daya hambat yang tergolong dalam kategori kuat.  Rata-rata daya hambat ekstrak etil asetat dan fraksi 1-8 terhadap S. aureus berturut-turut sebesar 14mm; 12mm; 12,5mm; 15,5mm; 16mm; 12mm; 11,5mm; 10mm; 9,5mm. Sedangkan rata-rata daya hambat ekstrak etil asetat dan fraksi 1-8 terhadap E. coli berturut-turut sebesar 11mm; 11,5mm; 11mm; 11,5mm; 13mm; 14mm; 10,5mm; 10mm; 9,5mm.Kata kunci: Daun tanaman bandotan, ekstrak etil asetat, antibakteri.
Production of Manooligomannan from Palm Kernel Cake by Mannanase Produced from Streptomyces Cyaenus Purnawan, Awan; Yopi, Yopi; Irawadi, Tun Tedja
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i1.9201

Abstract

The increase of public attention to health has prompted researchers to look for new sources of functional food. Palm Cake Kernel (PKC) waste was abundant in Indonesia, Oligosaccharide has an important benefit for human health. Recently oligosaccharide is not only important as an artificial sweetener, but also as a functional food component. This study was aimed to produce oligo-mannan enzymatically from PKC waste using mannanase derived from of Streptomyces cyaenus isolates of indigenous Indonesia. The enzyme concentration was determined by enzyme activity assay while oligo-mannan content in the PKC was analyzed using TLC and HPLC. Mannanase enzyme activity of 1706 U/ml on the second day of agitation 200 rpm at a temperature of 30C Hydrolysis of mannooligomannan by using mannanase produced by streptomyces cyaenus. The optimum mannanase enzyme activity obtained on day 2 with the value of the activity as much of 0.702 U/mL. The protein content of the 2nd day at an agitation speed of 150 rpm, 200 rpm, and 250 rpm, respectively, were 1783, 1950 and 2283 ppm. Streptomyces cyaenus is Indonesian original isolates potentially producing mannanase that can produce mannooligomannan.
POTENSI SPEKTROSKOPI FTIR-ATR DAN KEMOMETRIK UNTUK MEMBEDAKAN RAMBUT BABI, KAMBING, DAN SAPI Rafi, Mohamad; Anggundari, Widia Citra; Irawadi, Tun Tedja
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v5i3.10654

Abstract

Rambut beberapa hewan seperti babi, kambing, dan juga sapi telah digunakan sebagai bahan baku kuas salah satunya kuas untuk produksi makanan seperti kue, roti, dan lainnya. Jika kuas dalam produksi makanan ini terbuat dari rambut babi maka dapat menyebabkan makanan menjadi tidak halal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami melakukan studi keterlaksanaan penggunaan spektroskopi Fourier transform infrared-attenuated total reflectance (FTIR-ATR) yang dikombinasikan dengan kemometrik untuk mengembangkan metode identifikasi dan diskriminasi rambut babi, kambing, dan sapi. Spektrum FTIR diukur pada bilangan gelombang 1000-4000 cm-1. Intensitas dari kisaran bilangan gelombang 1215-2007 cm-1 dan 3467-3989 cm-1 dipilih untuk membuat model diskriminasi tiga jenis rambut yang digunakan. Pengelompokan sampel berdasarkan jenis rambutnya dilakukan dengan menggunakan analisis gerombol, analisis komponen utama, dan analisis diskriminan. Model diskriminasi menggunakan AKU dan AD dapat memisahkan ketiga jenis rambut hewan yang digunakan dengan AD memberikan pengelompokan yang lebih terpisah satu sama lainnya. Metode kombinasi FTIR-ATR dan kemometrik dimungkinkan untuk digunakan untuk tujuan identifikasi dan diskriminasi rambut babi, kambing dan sapi.
SINTESIS PATI SAGU IKATAN SILANG FOSFAT BERDERAJAT SUBSTITUSI FOSFAT TINGGI DALAM SUASANA ASAM [Synthesis of Cross-Linked Sago Starch Phosphate with the Highest Degree of Substitution of Phosphate Under Acidic Condition] Jorion Romengga; Tun Tedja Irawadi; Retno Djulaika; . Muntamah; Ahmad Zakaria
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 22 No. 2 (2011): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.685 KB)

Abstract

Cross-linked sago starch phosphate (SgP) with high phosphorus contents was successfully synthesized by reacting sago with a mixture of primary and secondary sodium phosphates under acidic condition. The experimental variables investigated include pH, temperature, reaction time, and mixture rate. The physicochemical properties evaluated were moisture, swelling power, water binding capacity, transmittance (%T) and percent amylose (%Am), while the pasting properties examined were pasting time, pasting temperature, viscosity at peak, final, and setback. The granule structure was observed by scanning electron microscope and X-ray diffraction. The results showed that the maximum degree of phosphate substitution was obtained at pH of 6.50, 40°C, 20 minutes of reaction time and 300 rpm of mixing rate. The physicochemical (%T and %Am) and pasting (viscosity at peak, final, and setback) properties of SgP were significantly different (P<0.01) from Sg. Structure of SgP was characterized by FT-IR and the results indicated a new absorption peak at 2362.87 cm-1 which was characterized as the phospho-diester (RO-PO3-R’) stretching vibration. In the fingerprint area, there were two new absorption peaks at 1242.05 and 989.79 cm-1 which were characterized as the P=O and C-O-P vibration, respectively. Sago granules were substantially altered after cross-linking. 
BIOADSORPSI Hg(II) OLEH PATI SAGU TAUT SILANG FOSFAT [Bioadsorption of Hg(II) by Crosslinked Sago Starch Phosphate] Jorion Romengga; Tun Tedja Irawadi; Sr Sugiarti
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 23 No. 2 (2012): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.149 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2012.23.2.140

Abstract

Crosslinked-sago-starch-phosphate (SgP) has been successfully synthesized from native sago starch (Sg) and Na2HPO4-NaH2PO4 in an acidic condition. The compound was designed as bioadsorbent for removing Hg(II) inside human digestion tract as shown by in vitro test. The bioadsorption followed pseudo-second order of reaction kinetic and Freundlich equation as chemisorption. As a result, 21% of Hg(II) was removed at pH of 6.80 and reached the isothermal equilibrium of the bioadsorption at pH of 5.80 and 8.60 for 29.95% and 31.39%, respectively. The result showed that SgP is more feasible than activated carbon to be used as bioadsorbent in removing Hg(II) in human digestion tract as proved by in vitro system.
Isolation and Characterization of Cellulose from Banana Stems using Microwave Heating Inda Iliyin; Henny Purwaningsih; Tun Tedja Irawadi
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 6, No. 2, November 2020
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v6i2.15962

Abstract

During each day of harvest, wasted banana stems are obtained in large quantities. These stems are composed mainly of 74.37% cellulose which is a very important raw material. This study aims to isolate cellulose from banana stems using liquefaction, delignification and bleaching processes with a microwave  at power variations of 450, 600 and 800 W.  The results showed that the highest cellulose content of 86.43% was obtained at 800 W for 14 minutes. Meanwhile, the fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR) analysis result did not show a peak at wavenumber 1519 cm-1 which is the specific peak for lignin but showed a peak for cellulose at wavenumber 898 cm-1. Furthermore, XRD analysis of crystallinity showed a typical diffraction peak of cellulose at 22.5o with a degree of crystallinity of 56.8% while, morphological analysis with SEM showed that the sizes of the cellulose fibers produced varied, ranging from 5 to hundreds of micrometers and visible fibrillary fibers
Rekayasa Biopolimer Jerami Padi dengan Teknik Kopolimerisasi Cangkok dan Taut Silang Henny Purwaningsih; Tun Tedja Irawadi; Zainal Alim Mas’ud; Anas Miftah Fauzi
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 2, No.4, Mei 2012
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1485.613 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v2i4.266

Abstract

Kopolimerisasi cangkok dan taut silang akrilamida (AAm) terhadap jerami padi dilakukan dalam suasana hampa udara menggunakan aliran gas N2 dengan amonium persulfat (APS) sebagai inisiator dan N,N’-metilena-bis-akrilamida (MBAAm). Pencirian dilakukan dengan teknik mikroskopi pemayaran elektron (SEM) untuk melihat morfologi permukaan, teknik spektroskopi FTIR untuk melihat gugus fungsi, dan teknik DTA untuk menganalisis ketahanan produk terhadap suhu. Kajian dilakukan terhadap swelling capacity produk hasil rekayasa. Spektra FTIR dan mikrograf menunjukkan bahwa kopolimerisasi cangkok dan taut silang telah terjadi pada biopolimer selulosa jerami padi. Produk hasil rekayasa memiliki ketahanan termal yang lebih baik dan indeks kristalinitas yang lebih tinggi dari isolat selulosanya. Nisbah dan efisiensi pencangkokan berturut-turut adalah 66,14-78.15% dan 13,23-16.63%. Swelling capacity sebelum proses hidrolisis berkisar antara 8,16- 12,20 g g-1. Proses hidrolisis terhadap produk hasil rekayasa mampu meningkatkan swelling capacity hingga 12,5 kali kapasitas awal. Selulosa adalah polimer alam dengan kelimpahan yang banyak, tidak mahal, tidak beracun, mudah didegradasi, dan termasuk ke dalam sumberdaya alam yang dapat diperbarui. Saat ini, pemanfaatan selulosa sebagai bahan baku alternatif di dalam industri (starting material) cenderung meningkat. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya jumlah cadangan bahan baku yang berasal dari sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak dan batu bara. Selain itu, perhatian dunia Internasional akan isu-isu yang terkait dengan masalah lingkungan pun cenderung meningkat. Selain memiliki beberapa keunggulan, selulosa juga memiliki kelemahan jika dibandingkan dengan polimer sintetik, yaitu adanya ikatan hidrogen intra- dan antarmolekul yang kuat pada selulosa sehingga sulit diakses oleh senyawa lain. Modifikasi terhadap selulosa perlu dilakukan untuk memenuhi persyaratan dalam penerapannya di industri. Modifikasi kimia melalui kopolimerisasi cangkok dengan berbagai monomer sintetik diketahui dapat memperbaiki sifat-sifat seperti kemampuan menyerap air, elastisitas, kemampuan tukar ion, ketahanan terhadap termal, dan ketahanan terhadap serangan mikroba (McDowall et al. 1984). Berbagai jenis polimer dapat dicangkok (grafting) ke rantai selulosa melalui gugus hidroksil pada posisi C2, C3, dan C6 (Enomoto- Rogers et al. 2009). Gugus hidroksil pada C2 dan C3 adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon sekunder, sedangkan gugus hidroksil pada C6 terikat pada atom karbon primer. Kereaktifan dan kemasaman gugus hidroksil primer dan sekunder ini berbeda. Dengan memilih monomer yang tepat, maka kekuatan mekanik dan stabilitas termal material berbasis selulosa yang dimodifikasi dengan teknik pencangkokan dapat ditingkatkan (Princi 2005). Selain itu, polisakarida yang telah dimodifikasi tersebut dapat menghasilkan produk berstruktur makromolekular seperti gel atau hidrogel, resin polimer, membran atau material komposit yang dapat diaplikasikan sebagai material separator dalam teknologi separasi (Crini 2005). Beberapa kajian polimerisasi cangkok terhadap bahan berbasis selulosa telah banyak dilaporkan. Princi et al. (2005) melakukan modifikasi selulosa melalui kopolimerisasi cangkok menggunakan monomer metil metakrilat dan etil akrilat. Khan et al. (2009) melaporkan telah melakukan modifikasi pada permukaan serat kulit pohon Okra dengan teknik pencangkokan menggunakan monomer akrilonitril, inisiator K2S2O8, dan katalis FeSO4. Rendemen produk teknologi hasil pencangkokan diperoleh sebesar 11.43% pada suhu 70 C selama 90 menit menggunakan 3 x 10-2 mol akrilonitril melalui kopolimerisasi cangkok akrilamida menggunakan irradiasi diikuti dengan hidrolisis menggunakan larutan alkali. Produk akhir yang diperoleh berupa hidrogel yang bersifat superabsorben dengan kemampuan menyerap (swelling capacity) mencapai 10 kali di dalam air destilata dan 3 kali dalam larutan NaCl. Huang et al. (2009) melaporkan telah memodifikasi ampas tebu yang terlebih dahulu diaktivasi secara mekanik, lalu dilanjutkan dengan kopolimerisasi cangkok menggunakan monomer asam akrilat dan pasangan redoks NH2S2O8/Na2SO3 sebagai inisiator. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivasi secara mekanik mempengaruhi sifat produk kopolimerisasi cangkok ampas tebu, dimana rendemen dan efisiensi pencangkokan meningkat dengan meningkatnya waktu aktivasi. Doane et al. (2009) juga melaporkan telah melakukan modifikasi pati yang berasal dari berbagai sumber dengan teknik pencangkokan dilanjutkan dengan taut silang untuk mendapatkan polimer superabsorben dengan kemampuan menyerap yang cukup tinggi. Di Indonesia, jerami padi adalah limbah pertanian yang dihasilkan dalam jumlah cukup banyak setiap tahunnya. Menurut Kim dan Dale (2004), nisbah jerami padi terhadap padi yang dipanen adalah 1.4, artinya untuk menghasilkan 1 ton padi akan menghasilkan 1.4 ton jerami padi. Pada tahun 2011, total produksi padi menurut data BPS mencapai 67.31 juta ton, sehingga jerami padi akan diperoleh sebanyak 94.23 juta ton. Selama ini jerami padi di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar jerami padi dibakar setelah proses penggabahan selesai. Dari berbagai kajian diketahui bahwa komponen utama dinding sel pada jerami padi adalah selulosa. Kandungan selulosa yang cukup besar ini menjadikan jerami padi sebagai sumber selulosa yang cukup potensial. Menurut Sun et al. (2000), komposisi jerami padi terdiri atas selulosa 36,5%, hemiselulosa 33,8%, lignin 12,3%, bahan ekstraktif 3,8%, abu 13,3%, dan silika 70,8%.Penelitian ini bertujuan mendapatkan (1) produk kopolimerisasi cangkok akrilamida dan taut silang N,N’-metilena-bis-akrilamida sebagai suatu upaya rekayasa biopolimer dari selulosa jerami padi; (2) karakteristik produk hasil rekayasa yang dilakukan melalui analisis gugus fungsi dengan teknik spektroskopi IR (infrared), analisis morfologi permukaan dengan teknik dievaluasi melalui nisbah pencangkokan dan efisiensi pencangkokan.