Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan

MENINGKATKAN LITERASI MEMBACA DAN MENULIS DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Jaka Warsihna
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v4n2.p67--80

Abstract

This study aims to determine how the presence of ICT can be used to improve the literacy of reading and writing, as well as the types of ICT can be used to improve literacy reading and writing? With this method of study or literature review, data obtained from various sources kamudian analysis and descriptive exploratory discussion. From the data can be obtained that there are various types of ICT that can be used to improve literacy reading and writing of television, internet, e-book and audio book. Television can be used to improve literacy read by integrating the content of television by publication or otherwise. Internet can be used improve the literacy of reading and writing for anyone, anytime can search for a preferred reading and can write and publish with ease. E-book encourages people to easily get a reading that is cheap and easy and can be read anytime and anywhere without depending on a network (internet). e-book encourages authors to publish their own books without publishers. While audiobook easier fopr people with a variethy of conditions to be able to listen to their favourite books. In addition, it also books can be read out with music and illustrations that support that understanding becomes easier. thus it can be concluded that there are various types of ICT can be used to improve reading and writing literacy by integrating ICTwith reading and writing. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehadiran TIK dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis, serta jenis TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis? Dengan metode studi atau kajian pustaka, data yang diperoleh dari berbagai sumber kamudian dilakukan analisis dan pembahasan secara deskriptif eksploratif. Dari data diperoleh informasi bahwa ada berbagai jenisTIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis yaitu televisi, internet, e-book, dan audio book. Televisi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi membaca dengan cara mengintegrasikan materi tayangan televisi dengan penerbitan buku atau sebaliknya. Internet dapat dimanfaatkan meningkatkan literasi membaca dan menulis karena siapa saja dan kapan saja dapat mencari bacaan yang disukai serta dapat menulis dan mempublikasikan tulisannya dengan mudah. E-book mendorong orang dengan mudah untuk mendapatkan bacaan yang murah dan mudah serta dapat dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa tergantung dengan jaringan (internet). Dengan e-book mendorong penulis buku dapat mempublikasikan tulisannya sendiri tanpa penerbit. Sedangkan audio book memudahkan orang dengan kondisi apapun dapat mendengarkan buku yang disukai. Di samping itu juga buku dapat dibacakan dengan iringan musik dan ilustrasi yang mendukung agar pemahaman menjadi lebih mudah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis dengan cara mengintegrasikan TIK dengan kegiatan membaca dan menulis.
SIGNIFIKANSI KAHOOT!: INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Jaka Warsihna; Zulmi Ramdani
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n2.p154--167

Abstract

Abstract The use of technology in the learning process is a new step that is considered capable of becoming an alternative and innovative media to improve the quality of learning. Kahoot!is a game-based learning media created to make it easier for teachers to carry out evaluations and increase student motivation in participating in learning activities. This study aims to explore the psychological processes and conditions that might occur with the interaction between students and Kahoot!as gamification in the learning process. A total of 44 student respondents involved in this study was selected using the purposive sampling technique. The results of the study showed that the majority of respondents assumed that Kahoot! is an important and interesting media used in the learning process. In addition, the interaction between respondents and Kahoot!itself is determined by other factors, including internet connection, psychological state, and mastering subject and knowledge. The results of that interaction psychologically produce various kinds of emotions, both positive and negative. Thus, Kahoot!including learning media with interactive game features that can be used effectively in the learning process. AbstrakPenggunaan teknologi dalam proses pembelajaran adalah langkah baru yang dianggap mampu menjadi media alternatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas dari pembelajaran tersebut. Kahoot!adalah media pembelajaran berbasis game yang dibuat untuk mempermudah guru di dalam melaksanakan evaluasi dan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Studi ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi mengenai proses dan kondisi psikologis yang mungkin terjadi dengan adanya interaksi antara siswa dengan Kahoot!sebagai gamifikasi dalam proses pembelajaran. Sebanyak 44 responden mahasiswa terlibat dalam studi ini yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling technique. Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas responden mengganggap bahwa Kahoot!merupakan media yang penting dan menarik digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, interaksi antara responden dan Kahoot!itu sendiri ditentukan oleh faktor-faktor lainnya meliputi internet connection, psychological state, dan mastering subject and knowledge. Hasil interaksi itu secara psikologis menghasilkan berbagai macam emosi baik yang bersifat positif ataupun negative. Dengan demikian, Kahoot!termasuk ke dalam media pembelajaran dengan fiture game interaktif yang bisa digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran.
KESIAPAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BUKU PANDUAN PEMBELAJARAN PASCA BENCANA Jaka Warsihna; Ence Oos M Anwas; Zulfikri Anas; Fauzy Rahman Kosasih; Zulmi Ramdani; Andi Amri
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 9, No 2 (2021): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v9n2.p142--152

Abstract

Disasters that occur in an area result in the interruption of the learning process there frequently. It is caused by the damage to facilities and infrastructure or the psychological condition of the affected community that has not recovered. It becomes the background of the importance of post-disaster learning guidebooks. This study aims to see the readiness of teachers in implementing post-disaster learning. A total of 71 teachers selected using purposive sampling participated in filling out the teacher readiness questionnaire. On the one hand, the results showed that most teachers were ready to implement the learning guidebook. On the other hand, teachers should consider readiness factors more specifically because these are supposed to improve their performance in post-disaster learning.AbstrakBencana yang terjadi di suatu daerah seringkali mengakibatkan terputusnya proses pembelajaran di lokasi tersebut. Hal ini disebabkan baik karena rusaknya fasilitas sarana dan prasarana atau belum membaiknya kondisi psikologis orang-orang yang terdampak. Hal inilah yang kemudian melatar-belakangi pentingnya buku panduan pembelajaran pasca bencana. Studi ini bertujuan untuk melihat kesiapan guru dalam mengimplementasikan pem-belajaran pasca bencana. Sebanyak 71 orang guru yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling berpartisipasi dalam pengisian kuesioner kesiapan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas guru sudah siap untuk meng-implementasikan buku panduan pembelajaran tersebut. Di sisi lain, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor kesiapan secara lebih khusus karena ini dianggap akan meningkatkan performa mereka dalam melakukan pembelajaran pasca bencana.
TANTANGAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA JENJANG SD: SEBUAH TEMUAN MULTI-PERSPEKTIF Jaka Warsihna; Zulmi Ramdani; Andi Amri; Mauliya Depriya Kembara; Irfana Steviano; Zulfikri Anas; Yogi Anggraena
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 11, No 1 (2023): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v11n1.p296--311

Abstract

Curriculum changes often occur following the direction of technological developments and the basic needs desired from the curriculum. The existence of an independent curriculum is a new hope to provide more space for students to self-actualize. The purpose of this research is to explore the challenges and strategies that will be faced by various stakeholders in implementing an independent curriculum at the elementary school (SD) level. A qualitative research design with a case study model was carried out to answer these objectives. Researchers conducted a series of interviews and observations in 6 elementary schools in the city of Bandung, the city of Bogor and the city of Surakarta. This research involved the government, principals, teachers and students to get a better picture of the implementation of the independent curriculum. The results showed that the presence of an independent curriculum was welcomed by all levels of education in this study. This is illustrated by the enthusiasm of all respondents to jointly study and implement the values of the independent curriculum in the learning process. The biggest challenges in the process of implementing this independent curriculum include the readiness of teachers as carriers of change in the classroom, school support in providing supporting facilities both material and non-material, to the diversity of students in a class. Meanwhile, the best thing to do now is to continue to optimize the good side of this independent curriculum together, and try to fix any shortcomings that may be felt. In general, the existence of this independent curriculum is a new benchmark for the development of the learning process that occurs in schools, so that it can be a joint evaluation to continue to develop the potential of existing students. AbstrakPerubahan kurikulum seringakali terjadi mengikuti arah perkembangan teknologi serta kebutuhan dasar yang diinginkan dari kurikulum tersebut. Keberadaan kurikulum merdeka menjadi harapan baru untuk memberikan ruang yang lebih banyak bagi siswa untuk melakukan aktualisasi diri. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan eksplorasi terkait tantangan dan strategi yang akan dihadapi berbagai stakeholder dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar (SD). Desain penelitian kualitatif dengan model studi kasus dilakukan untuk menjawab tujuan tersebut. Peneliti melakukan serangkaian wawancara dan observasi di 6 sekolah dasar yang ada di kota Bandung, kota Bogor dan kota Surakarta. Penelitian ini melibatkan pihak dinas, kepala sekolah, guru dan siswa untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran kurikulum merdeka disambut baik oleh seluruh lapisan pendidikan dalam penelitian ini. Hal tersebut digambarkan dengan sikap antusiasme seluruh responden untuk sama-sama mempelajari dan mengimplementasikan values kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran. Tantangan terbesar dalam proses impelementasi kurikulum merdeka ini diantaranya berasal dari kesiapan guru sebagai pembawa perubahan di kelas, dukungan sekolah dalam memberikan fasilitas penunjang baik bersifat materil maupun non-materil, hingga keragaman siswa dalam suatu kelas. Sementara itu, cara terbaik yang dilakukan saat ini adalah terus bersama-sama mengoptimalkan sisi baik dari kurikulum merdeka ini, serta berusaha memperbaiki kekurangan yang mungkin dirasakan. Secara umum, keberadaan kurikulum merdeka ini menjadi tolak ukur baru tentang semakin berkembangnya proses pembelajaran yang terjadi di sekolah, sehingga bisa menjadi evaluasi bersama untuk terus mengembangkan potensi siswa yang ada.