Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Diabetic Foot Ulcers and Risk Fall in People with Type 2 Diabetes Mellitus in BLUD RSUD Dr. Ben Mboi Manggarai Regency, NTT Ningsih, Oliva Suyen; Iwa, Kornelia Romana; Simon, Maria Getrida; Sinar, Kataria Anastasia
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 16, No 3 (2021)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2021.16.3.1561

Abstract

The prevalence of diabetes mellitus in Manggarai Regency in 2019 is 535 people and some of them have diabetic foot ulcers. Patients with diabetic foot ulcers had a higher risk of falling than others.This study was to determine the risk factors for diabetic foot ulcers and the risk of falls in patients with type 2 diabetes mellitus. A quantitative study using a cross-sectional study was conducted at BLUD RSUD dr. Ben Mboi  in April-June 2020 (n = 51).The sampling technique used was purposive sampling with a questionnaire of diabetic foot screening and risk stratification form and Morse scale. Logistic regression results showed that there was a significant relationship between claudication (AOR: 8.409, 95% CI 1.664-42.500, p value 0.010), history of previous diabetic foot ulcers (AOR: 5,680, 95% CI 1,151-28,035, p value 0.033) with diabetic foot ulcers. There was a significant relationship between hypertension (AOR: 0.152, 95% CI 0.028-0.834, p value 0.030), diabetic foot ulcers (AOR: 11.392, 95% CI 1.277-101.651, p value 0.029) with the risk of falling for patients with type 2 diabetes mellitus.  Assessment of the risk of diabetic foot ulcers and the risk of falls should be done in patients with diabetes mellitus with or without neuropathy peripheral
PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI DESA SAMBI, REOK BARAT, KABUPATEN MANGGARAI Heribertus Handi Erick; Claudia Fariday Dewi; Lusia Henny Mariati; Yohana Hepilita; Kornelia Iwa; Maria Getrida Simon; Lidwina Dewiyanti Wea
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v3i2.403

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Sambi Kecamatan Reok Barat dalam mengelola kacang kedelai menjadi susu kedelai. Pengelolaan susu kedelai bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarajat Desa Sambi khususnya anak-anak agar terhindar dari masalah gizi salahsatunya adalah stunting. Pemilihan Desa Sambi sebagai tempat pelaksanaan pengabdian didasarkan oleh data pusat Kesehatan Desa sambi yang menunjukkan terdapat 15 % anak usia sekolah dan balita mengalami kekurangan gizi, Laki – laki dewasa produktif 7% bebadan kurus. Kegiatan pengolahan susu kedelai diawali dengan penyampaian materi tentang gizi kemudian dilanjutkan dengan metode pengolahan susu kedelai dan mempraktikkan cara pengolahannya. Karena pentingnya gizi bagi kehidupan manusia maka program pengabdian kepada masyarakat di desa Sambi yang dilakukan oleh tim dosen Univeristas katolik santu paulus Ruteng mampu menghasilkan bubuk susu kedelai yang dapat dinikmati oleh masyarakat desa sambi setiap hari.
Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah PHBS dan COVID-19 pada Warga Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur Claudia Fariday Dewi; Kornelia Romana Iwa; Bonavantura Nursi Nggarang
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 3 (2020): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v3i3.631

Abstract

Salah satu penyebab utama peningkatan masalah penyakit menular adalah kurangnya kesadaran dalam menjalankan hidup bersih dan sehat (PHBS). Mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, memberikan ASI eksklusif, tidak merokok, beraktifitas fisik, mengkonsumsi air bersih, jamban dan memberantas jentik nyamuk, merupakan indikator PHBS dalam rumah tangga. Peningkatan masalah kesehatan seperti covid-19 dapat dicegah dengan menjalankan perilaku hidup bersih sehat. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan PHBS dalam tatanan rumah tangga dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas. Pengabdian ini dilakukan terhadap 50 keluarga di Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak, Kabupaten Manggarai selama 4 minggu. Hasil pengkajian terhadap sikap dan perilaku masyarakat menunjukkan 48% warga memiliki sikap negatif terhadap PHBS dan 42% warga memiliki perilaku PHBS kurang baik. Sikap warga dalam menghadapi covid-19 cenderung positif ditunjukkan dengan Sebagian besar warga menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap upaya pencegahan penularan covid-19. Kegiatan pelayanan masyarakat bertujuan mengatasi masalah kurangnya perilaku hidup bersih sehat yang dapat berakibat pada mudahnya penularan covid-19. Pelaksanaan pengabdian didasarkan pada pemberian asuhan keperawatan komunitas berupa pengkajian, analisa data, rencana intervensi, implementasi hingga evaluasi. Intervensi pengabdian yang dilakukan berupa pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih sehat serta pendidikan kesehatan tentang cara pencegahan penularan virus corona. Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kesadaran warga dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat berawal dari lingkungan keluarga
Penggunaan Audio Hipnoterapi dalam Meningkatkan Self Efficcacy pada Remaja di Smk Ruteng Claudia Fariday Dewi; Kornelia Romana Iwa; Bonavantura N. Nggarang; Heribertus Handi; Lidwina D. Wea; Yohana Jehani; Matilda P. Hadia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i10.7125

Abstract

ABSTRAK Bunuh diri adalah penyebab kematian kedua pada usia 15-29 tahun dan salah satu sumber terbesar kematian dini. Bunuh diri diperkirakan menjadi penyebab 1,4% dari total kematian dan 15% dari kematian akibat cedera di dunia.  Kabupaten Manggarai yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur awal tahun 2019 hingga Agustus 2019 tercatat terdapat 12 kasus bunuh diri. Lebih dari 50% kasus tersebut terjadi pada anak usia remaja.  Penyebab bunuh diri dapat berupa faktor lingkungan dan interpersonal. Self-efficacy sebagai faktor interpersonal telah dipelajari sebagai langkah menghindari upaya bunuh diri. Salah satu Langkah yang dapat diupayakan untuk mengatasi resiko bunuh diri adalah peningkatan self efficacy siswa/siswi SMK Ruteng melalui upaya penyuluhan dan pelatihan hipoterapi. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan diharapkan siswa/siswi SMK Swakarsa dapat memiliki pengetahuan tentang pentingnya self effikasi dalam upaya pencegahan bunuh diri dan keterampilan self hypnosis untuk meningkatkan self efficacy diri secara mandiri. Terdapat kesadaran dari siswa siswi akan pentingnya self efficacy bagi kesehatan mental dan terdapat ketertarikan siswa-siswi untuk mempelajari dan mencoba sendiri self hypnosis sebagai upaya peningkatan self efficacy. Kata Kunci: Hipnoterapi, Eficcaccy Diri, Bunuh Diri.  ABSTRACT Suicide is the second leading cause of death among 15-29 year olds and one of the biggest sources of premature death. Suicide is estimated to be the cause of 1.4% of total deaths and 15% of injury deaths worldwide. Manggarai Regency, which is located in East Nusa Tenggara Province, from early 2019 to August 2019 there were 12 cases of suicide. More than 50% of these cases occur in adolescents. Causes of suicide can be environmental and interpersonal factors. Self-efficacy as an interpersonal factor has been studied as a measure to avoid suicide attempts. One of the steps that can be taken to overcome the risk of suicide is to increase the self-efficacy of students of SMK Ruteng through counseling and hypotherapy training. After the service activities are carried out, it is hoped that the Swakarsa Vocational School students can have knowledge about the importance of self-efficacy in suicide prevention efforts and self-hypnosis skills to increase self-efficacy independently. There is awareness from students about the importance of self-efficacy for mental health and there is interest from students to learn and try self-hypnosis as an effort to increase self-efficacy. Keywords: Hypnotherapy, Self-Efficacy, Suicide.
Factors Related to Suicide Idea in the Rural Area of Indonesia Eka, Angelina; Meku, Fransiskus S; Iwa, .Kornelia R; Krowa, Yuliana R R; Nggarang, Bonavantura N
Psychiatry Nursing Journal (Jurnal Keperawatan Jiwa) Vol. 6 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pnj.v6i1.45303

Abstract

Background: People in rural areas in Indonesia have many challenges and problems that lead to psychosocial. The lack of mental health facilities and services result in severe mental issue like depression which can lead to suicide.  Thus, Suicide can be prevented if the Suicide idea is detected. Unfortunately, there are few studies regarding factors related to suicide idea in rural areas especially in Indonesia, even though suicide rates in rural areas are often greater than in urban areas. This study wanted to look at the factors influencing Suicide ideas in rural Indonesia in Manggarai Regency. Method: This research is quantitative research using the cross-sectional approach. Respondents in the study were 150 people with inclusive criteria of 17 years and over and were willing to fill out questionnaires distributed online through Google Forms. Data collection was conducted using the Beck Suicide Idea Questionary, Beck Depression Scale, the Rosenberg Self-Esteem Scale, and Social Support Questionary Questionnaires tested for validity and reliability. Data analysis was carried out by logistic regression. Results: The results showed that the factors that influence Suicide ideas in rural areas of Indonesia are age (P-value: 0.04, OR: 0.18), depression (P value: 0.000, OR: 3.41), self-esteem (P value: 0.001 OR: 0.19), and social support (P-value: 0.002 OR: 0.2). The results of the multivariant analysis showed that the most variable influencing Suicide idea was depression (P-value: 0.000 and OR: 4.9) which means people with major depression have 4.9 times stronger Suicide idea. Conclusion: In providing prevention education to clients with suicide, health professionals including nurses can emphasize the importance of family and environmental support, especially in adolescents.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSTU KAROT KAB. MANGGARAI TAHUN 2018 Iwa, Kornelia Romana
Wawasan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2018): JURNAL WAWASAN KESEHATAN
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.022 KB)

Abstract

Anak di bawah lima tahun (dikenal sebagai balita dan preshoolers) adalah usia yang masih tidak stabil dan rentan terhadap penyakit menular. Berbagai faktor predisposisi untuk diare anak-anak, seperti bakteri, virus, malabsorpsi, alergi atau keracunan, pengetahuan ibu, faktor pembuangan sampah, perilaku mencuci tangan serta kebiasaan buang air besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita dan pra sekolah di Pustu Karot. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden. Data collcection menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan analisis bivariat dengan uji statistik chi-square dengan (α) 0,05. Hasil. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan kejadian diare pada balita (p = 0,04), pembuangan sampah dan kejadian diare pada balita (p = 0,04), perilaku mencuci tangan dan kejadian diare pada balita. p = 0,000), dan kebiasaan buang air besar dan kejadian diare pada balita (p = 0,04). Kesimpulan. Tingkat pengetahuan ibu, pembuangan sampah, perilaku mencuci tangan dan kebiasaan buang air besar memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita.
HUBUNGAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI KELURAHAN KAROT Mulyati, Valentina; Iwa, Kornelia Romana; Hepilita, Yohana
Wawasan Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2021): JURNAL WAWASAN KESEHATAN
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku konsumsi alkohol menyebabkan masalah-masalah yang sangat berbahaya. Ketika subjek dalam keadaan mabuk atau mengkonsumsi alkohol, subjek merasa libidonya tidak stabil sehingga subjek selalu ingin melakukan seks pranikah bersama kekasihnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi alkohol dengan perilaku seks pranikah pada remaja di Kelurahan Karot. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan jenis purposive sampling dan jumlah responden 144 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar remaja yang mengkonsumsi alkohol cenderung melakukan perilaku seks pranikah sebanyak 79 orang (54,9%). hasil uji statistic menggunakan chi square menunjukan bahwa ada hubungan konsumsi alkohol dengan perilaku seks pranikah pada remaja di Kelurahan Karot dengan p Value = 0,000.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NYERI SENDI PADA PRA LANSIA (45-59 TAHUN) DI PUSKESMAS LA’O KABUPATEN MANGGARAI Muwa, Maria Rosari Aso; Iwa, Kornelia Romana; Dewi, Caludia Fariday
Wawasan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2023): JURNAL WAWASAN KESEHATAN
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lansia mengalami berbagai macam kemunduran dan perubahan fisik sistem muskuloskeletal yang menyebabkan persendian mengalami penurunan secara fleksibilitas dan elastisitas, sehingga terjadilah pembengkakan, kaku sendi, dan nyeri gerak. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia yaitu memberikan terapi relaksasi otot progresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri sendi pada pra lansia (45-59 tahun) di Puskesmas La’o. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pre-eksperimental designs dengan pendekatan one group pre-post test design. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas La’o dengan pemilihan sempel menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen pengukuran skala nyeri numerical rating scale dan analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa skala nyeri sendi terbanyak sebelum mendapatkan perlakuan berada pada skala nyeri sedang (76,7 %). Sedangkan skala nyeri sendi yang paling banyak sesudah perlakuan berada pada skala nyeri ringan (80 %). Hasil uji wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) p value 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri sendi pada pra lansia (45-59 tahun) di Puskesmas La’o. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam memanfaatkan terapi non farmakologi khususnya terapi relaksasi otot progresif dalam menurunkan skala nyeri dengan intensitas terapi dilakukan sebanyak 6 hari berturut-turut selama 30 menit.
Psychoeducation on Mental Health and Psychological Well-Being of Students and Teachers at SMAS Santu Klaus Werang, West Manggarai District Nur Dafiq; Demang, Fransiska Yuniati; Dewi, Claudia Fariday; Iwa, Kornelia Romana; Momang, Hendrianus Dwianot
Teumulong: Journal of Community Service Vol. 3 No. 1 (2025): Teumulong: Journal of Community Service
Publisher : Institute of Education and Social Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62568/jocs.v3i1.140

Abstract

The community service activity conducted at SMAS Santu Kalus Werang, West Manggarai District, East Nusa Tenggara (NTT) aims to provide psychoeducation regarding mental health for both teachers and students within the school environment. The focus of this activity is to impart knowledge about mental health to students and teachers. This effort is aimed at increasing awareness and problem-solving skills regarding mental health issues among teachers and students. The methods employed in this activity include lectures, discussions, and Q&A sessions with the goal of creating a school environment that supports students and teachers in experiencing a mentally healthy atmosphere and attaining psychological well-being. Thus, this psychoeducation lecture activity on mental health serves as an initial and concrete step towards realizing the vision and mission of Education as well as contributing to the goal of a mentally and physically healthy Indonesia.
The Effectiveness of Demonstrating Handwashing Practices on Hand Hygiene Behavior Among School-Age Children in Tango Molas Village Astuti, Mennasinta Dewi; Iwa, Kornelia Romana; Danal, Paskaliana Hilpriska
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 12 No 3 (2024): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v12i3.714

Abstract

Demonstrating handwashing with soap under running water can reduce or even eliminate pathogens that cause infectious diseases. Hand hygiene refers to the act of cleaning hands using soap and rinsing under running water or using alcohol-based hand sanitizers. This study aimed to determine the effectiveness of handwashing demonstrations on hand hygiene behavior among school-age children in Tango Molas Village. The study used a quantitative method with a quasi-experimental design, specifically a control group pre-test–post-test approach. The control group consisted of students from SDI Rewung, while the intervention group consisted of students from SDI Kengko. The results of the Wilcoxon test on hand hygiene behavior in both groups (pre- and post-test) showed that the p-value in the experimental group was 0.001, indicating a statistically significant improvement in hand hygiene behavior among school-age children in Tango Molas Village.