Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PERANAN ARCA CATUḤKĀYPERANAN ARCA CATUḤKĀYA PADA MASA BALI KUNOA PADA MASA BALI KUNO: Fungsi dan Makna arca catuḥkāya pada masa Bali Kuno Rajeg, Kadek Dedy Prawirajaya; Purwanto, Heri; Titasari, Coleta Palupi
Berkala Arkeologi Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jba.2023.122

Abstract

Catuḥkāya is a monolithic statue featuring four human figures carved on its sides, representing the cardinal directions: south, east, north, and west. This study examined the function and meaning of catuḥkāya statues in ancient Balinese. Data collected from field surveys and literature reviews was analyzed with the iconographic and comparative approach. Study results’s shows that the catuḥkāya statue is the development of Mukhaliṅga.  In the past, the catuḥkāya statue was most likely part of the Shiva Tantrayana’s ritual and used for abhicāra (ceremonies for destroying enemies). The meaning implied in the catuḥkāya statue is the embodiment of universe (microcosm and macrocosm) consist of soft form (tānmatra) and rough form (mahābhūta).  
IDENTIFIKASI ANCAMAN PADA KELESTARIAN SITUS PANGGUYANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT Zidani, Ahmad Rifqi; Bawono, Rochtri Agung; Titasari, Coleta Palupi
JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah Vol. 4 No. 2 (2024): Kesejarahan Lokal, Internasional, Serta Pembelajarannya
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jejak.v4i2.33836

Abstract

Tinggalan dengan corak kebudayaan megalitik juga ditemukan di Jawa Barat. Situs Pangguyangan merupakan tinggalan arkeologi bercorak kebudayaan megalitik yang terletak di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Tinggalannya berupa struktur punden berundak, menhir, batu datar, dan kursi batu. Saat ini Situs Pangguyangan menjadi tempat untuk berziarah karena adanya legenda yang menceritakan adanya tokoh Syaikh Gentar Bumi yang pernah menjadikan Situs Pangguyangan sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja ancaman yang mengancam kelestarian Situs Pangguyangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan studi Pustaka, setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis lingkungan dan disajikan secara kualitiatif. Hasil dari pengolahan data dan analisis diketahui bahwa ancaman terhadap Situs Pangguyangan terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal meliputi bahan baku, Teknik pengerjaan, dan keletakan struktur. Faktor eksternal meliputi lokasi situs, aktifitas ziarah, kurangnya prasarana, iklim, vegetasi, dan topografi.
Adaptasi Arsitektur Kolonial terhadap Iklim Tropis : Analisis Fasad Gedung SMA Negeri 2 Purwokerto Pandhu Nagara Prijatna; I Wayan Srijaya; Coleta Palupi Titasari
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 10: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan bangunan kolonial dengan aplikasi gaya arsitektur modern aliran Nieuwe Bouwen. Langgam arsitektur pada bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto telah beradaptasi dengan iklim tropis dimana hal tersebut merupakan perkembangan dari arsitektur kolonial. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara. Data yang terkumpul di analisis dengan analisis kualitatif, karakter spasial, dan karakter visual dan di dukung dengan teori morfologi arsitektur, teori arsitektur modern, dan teori arsitektur fungsionalisme.  Hasil analisis menghasilkan kesimpulan bahwa adaptasi dari iklim tropis pada bangunan terlihat pada penggunaan elemen-elemen pada bangunan sehingga menimbulkan sirkulasi udara yang baik serta suhu ruangan yang dapat berkaitan dengan kenyamanan penghuni. Karakteristik bangunan yang berorientasi terhadap adaptasi iklim tropis dapat terlihat dari kondisi fasad bangunan. Fungsi pada elemen-elemen bangunan saling berkaitan yang berdampak pada sistem sirkulasi udara bangunan.  Dengan adanya orientasi terhadap iklim tropis, elemen yang terdapat pada bangunan harus memiliki fungsi sebagai penyalur udara.Bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan bangunan kolonial dengan aplikasi gaya arsitektur modern aliran Nieuwe Bouwen. Langgam arsitektur pada bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto telah beradaptasi dengan iklim tropis dimana hal tersebut merupakan perkembangan dari arsitektur kolonial. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara. Data yang terkumpul di analisis dengan analisis kualitatif, karakter spasial, dan karakter visual dan di dukung dengan teori morfologi arsitektur, teori arsitektur modern, dan teori arsitektur fungsionalisme.  Hasil analisis menghasilkan kesimpulan bahwa adaptasi dari iklim tropis pada bangunan terlihat pada penggunaan elemen-elemen pada bangunan sehingga menimbulkan sirkulasi udara yang baik serta suhu ruangan yang dapat berkaitan dengan kenyamanan penghuni. Karakteristik bangunan yang berorientasi terhadap adaptasi iklim tropis dapat terlihat dari kondisi fasad bangunan. Fungsi pada elemen-elemen bangunan saling berkaitan yang berdampak pada sistem sirkulasi udara bangunan.  Dengan adanya orientasi terhadap iklim tropis, elemen yang terdapat pada bangunan harus memiliki fungsi sebagai penyalur udara.
LANDASAN FILOSOFIS ARSITEKTUR WISMA KARTOWIBOWO KOTA BLITAR, JAWA TIMUR Putri, Tari Azzahra Eka; Titasari, Coleta Palupi; Srijaya, I Wayan
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE Juni 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Javanese society is inserparable from the philosophy of  life, even in construting a building. This article aims toanalyze the unique philosophical meaning of architecture Wisma Karatowibowo by using descriptive-qualitative analysis methods and interpretivsm paradigm.Wisma Kartowibowo has a mixture of traditional Javanese and modern colonial architecture. Raden Kartowibowo is a well-known educational figure in Blitar Cityat that time, he has interesting thoughts that he expressed in his house map. Raden Kartowibowo relates his house map to the sequence of human body and the development of human thoughts from the time period.Keyword: Wisma Kartowibowo; Raden Kartowibowo; Philosophy; ArchitectureAbstrak: Masyarakat Jawa tidak terlepas dari filosofi kehidupan bahkan dalam mendirikan sebuah bangunan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis makna filosofis dari arsitektur Wisma Kartowibowo yang cukup unik dengan menggunakan metode analisis deskriptif-kualitatif dan paradigma interpretivisme. Wisma Kartowibowo memiliki arsitektur percampuran tradisional Jawa dan kolonial modern. Raden Kartowibowo yang merupakan salah satu tokoh pendidikan di Kota Blitar pada masa itu, memiliki pemikiran menarik yang beliau tuangkan dalam denah rumahnya. Raden Kartowibowo mengaitkan denah rumah beliau dengan urutan anggota tubuh manusia dan perkembangan pemikiran manusia dari masa ke masa.Kata Kunci: Wisma Kartowibowo; Raden Kartowibowo; Filosofis; Arsitektur
PERKEMBANGAN TATA KOTA BLITAR DARI ABAD XIX HINGGA ABAD XX Al Ayyubi, Sholahuddin Yusuf; Titasari, Coleta Palupi; Prawirajaya R, Kadek Dedy; Srijaya, I Wayan
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This research aims to identify the components and patterns of the city from the 19th to the 20th century. Data were collected through observation, literature review, and archival studies. Once the data were gathered, they were processed using qualitative and comparative analysis. The results of this research show that there were dynamics from the 19th to the 20th century. The urban development that occurred indicates that the city of Blitar used a grid pattern which developed significantly over the two centuries. This development is evident based on several city maps that were compared, as well as from the analysis of field data and literature. The development shows city dynamics including highways, increasingly dense residential houses, educational buildings that are more concentrated in certain areas, and other city components within the same city pattern, namely the grid pattern.Keywords: Development of City Planning, City Patterns, Colonial PeriodAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen kota dan pola kota selama abad XIX hingga abad XX. Data dikumpulkan dengan metode observasi, studi pustaka, dan studi arsip. Setelah data terkumpul, kemudian diolah menggunakan analisis kualitatif dan komparatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi dinamika dari abad XIX hingga abad XX. Perkembangan tata kota yang terjadi menunjukkan bahwa Kota Blitar menggunakan pola grid yang perkembangannya terjadi cukup signifikan selama dua abad. Perkembangan tersebut sangat terlihat berdasarkan beberapa peta kota yang dikomparasikan, serta dengan analisis data lapangan dan pustaka. Perkembangan tersebut menunjukkan dinamika kota termasuk jalan raya, rumah penduduk yang semakin padat, bangunan pendidikan yang lebih memusat di wilayah tertentu, dan komponen-komponen kota lainnya dalam pola kota yang sama yaitu pola kota grid.Kata Kunci: Perkembangan Tata Kota, Pola Kota, Masa Kolonial