Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Tourism Edupreneur: Pembinaan Wirausaha Seni untuk Wisata Pendidikan Juju Masunah; Ayo Sunaryo; Trianti Nugraheni; Putri Lilis Dyani; Leli Kurniawati
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis Vol 27, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkb.v27i2.65274

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tahun 2020 telah menghasilkan kelompok-kelompok wirausaha mahasiswa yang memiliki produk karya seni tari dan permainan anak-anak. Namun demikian, pengelolaan produk tersebut belum optimal dalam penyajian untuk segmen pasar anak-anak. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membina kembali mahasiswa dalam mengelola usaha di bidang seni pertunjukan, dan pembelajaran seni untuk anak-anak dalam rangka mendukung program pengembangan wisata pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Metode yang digunakan adalah project-based approach atau pendekatan berbasis proyek. Partisipan adalah tujuh mahasiswa S1 dan seorang alumni Program Studi Pendidikan Seni Tari, UPI dan dua orang mahasiswa program studi Pendidikan Seni jenjang Master. Langkah kegiatan diawali dengan mendiagnosis partisipan, mendesain proyek, mengimplementasikan proyek, dan mengevaluasi. Data kegiatan dikumpulkan melalui partisipasi observasi, studi dokumentasi, dan kajian pustaka. Kemudian, data tersebut dianalisis secara triangulasi. Hasil pengabdian ini adalah terbangunnya kelompok wirausaha baru mahasiswa bernama Projek Seni Anak company atau Prosean Co. yang menjalankan model bisnis canvas. Prosean Co. mengelola produk dan jasa seni pertunjukan, dan pembelajaran seni untuk anak-anak, serta memasarkannya melalui sosial media dan pertunjukan Virtual yang disebut Virevale melalui TV UPI digital. Prosean Co. sebagai kelompok wirausaha baru berhasil mengelola produk karya seni tari dan permainan anak dalam alur cerita dan desain visual yang dapat diapresiasi oleh anak-anak.Kata Kunci: pendidikan seni; tari anak; wisata pendidikan; wirausaha seni
TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUGRENDENG shafa Nurulia WIjaya; Ayo Sunaryo; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 01 (2023): Februari, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i01.55640

Abstract

Tari Ronggeng Lenco merupakan tari rakyat yang telah dikreasikan. Tari Ronggeng Lenco telah dipatenkan pada tahun 2012 di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan Ide Penciptaan, Koreografi dan Fungsi yang terdapat pada Tari Ronggeng Lenco di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Tari Ronggeng Lenco digerlarkan di pelataran halaman rumah warga yang cukup luas, dimulai pada pukul 20.00 malam hingga dini hari. Pada ide penciptaan sebuah Tari Ronggeng Lenco, memiliki tiga tahapan yaitu: tahap eksplorasi, tahap improvisasi dan tahap pembentukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui observasi, dokumentasi dan juga wawancara. Serta teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui reduksi data dengan cara memilah data yang telah diterima saat peneliti terjun langsung ke lapangan. Berdasarkan hasil data yang telah diterima pada saat peneliti, dapat dijelaskan bahwa ronggeng telah hidup pada masa kolonial Belanda di tahun 1839, namun hilang pada tahun 1944. Kemudian pada tahun 2012 ronggeng dihidupkan kembali sebagaimana di Kabupaten Subang terdapat ketuk tiluan dan dikembangkan kembali karena sebuah inovasi sehingga lahirlah nama ronggeng menjadi Ronggeng Lenco. Koreografi pada Tari Ronggeng Lenco memiliki tiga kategori gerak yaitu Pure Movement, Gesture dan Locomotion. Tari Ronggeng Lenco memiliki fungsi sebagai sarana hiburan di Desa Curugrendeng untuk masyarakat.
Improving Dance Skills Through Online Learning Intan Ayu Febrianti; Ayo Sunaryo; Heny Rohayani; Dewi Karyati
Journal of Dance and Dance Education Studies Vol 3, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jddes.v3i1.57060

Abstract

Dance has a role as a medium of expression, creative thinking, developing talents, and also a medium of communication. During the pandemic, the dance studio was also affected, namely not being able to carry out face-to-face learning. One of the efforts that could be made was by conducting online learning. For dance learning through online learning, utilizing internet applications as a medium for mutual interaction and learning, one of which was the Google Meet application, the advantages of the Google Meet application for online dance training include this application which can be downloaded and used free of charge so that anyone with a gadget can access this application. Research conducted using experimental methods with a quantitative approach, Pre-Experimental design research design with the category of one group pretest-posttest design. The samples used in this study were 20 people with different age levels, from the age range of 7 to 17 years. Based on the results of the study, the average values for each meeting were 75.5, 81 and 92.5. At the third meeting, the student assessment criteria were rated (A) very well, with the resulting average score increasing rapidly and being in very good criteria, this was because students were able to perform dances well and their dancing skills increased at each meeting.
The Creative Process of Dance in Genye Art in Purwakarta District Nurul Firdhausa; Ayo Sunaryo; Ria Sabaria
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 7, No 1 (2023): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v7i1.44613

Abstract

The development of the times has always made the younger generation face modern art. Many of them also focus on continuing, preserving and developing the arts that were born in the community, so that they become meaningful arts. In the end, the art can function as a means of identity that strengthens human dignity and society. Genye art born in Purwakarta Regency, West Java, is still maintained, preserved and developed by artists and local communities. The creative process carried out departs from the previous form of presentation of the Genye Art performance by paying attention to aspects of choreography, makeup, clothing and property. The purpose of this research is to describe the creative process of dance with the development of Genye artistry in terms of choreography, makeup, clothing, and property. This research method uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data was collected by means of observation, interviews and documentation studies in the form of performance photos, photos of the development process and videos of Genye art that have been developed. The results showed that genye art underwent changes and development in terms of choreography which continued to change and develop, makeup and property from 2010 to 2023 at this time, which made this genye art continue to develop and be preserved to become the most prominent art in Purwakarta Regency. This research can provide motivation to artists and the community so that they can continue to maintain, maintain, preserve and develop the arts that were born and grow in their area, namely the arts that characterize the Purwakarta Regency, namely "Genye Art".   
IMPLEMENTASI EDUCATION GAMES TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI Pratika Tazkia; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.36861

Abstract

Dalam pembelajaran seni tari, terkadang guru mengalami kendala dalam prosesnya. Salah satu nya disebabkan karena peserta didik memiliki minat belajar yang rendah. Rendahnya minat belajar peserta didik dikarenakan pembelajaran yang disajikan bersifat monoton, sehingga membuat peserta didik bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus memiliki inovasi dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dengan merancang media pembelajaran yang bervariatif. Education games sebagai media pembelajaran mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan unsur mendidik di dalamnya. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan implementasi education games terhadap peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran seni tari untuk memperbaiki kualitas belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Adapun tahapan PTK yang digunakan menurut Kurt Lewin dengan 4 kompenen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Objek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII F SMPN 5 Bandung yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, angket, studi literatur, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan minat belajar siswa setelah dilakukan treatment pembelajaran seni tari menggunakan education games dilihat dari antusias dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran seni tari, yang diperkuat dengan hasil perolehan angket dengan nilai pra siklus 58,62%, siklus I 70,5%, dan siklus II 75,5%. Hasil tersebut mencakup indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Dengan demikian, penggunaan education games dalam pembelajaran seni tari mampu memberikan pengaruh positif sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.
The Image of The Priangan Woman in The Wanodja Wirayudha Dance Rahayu Cahyaning Tyas; Ayo Sunaryo; Ria Sabaria
Jurnal Seni Tari Vol 12 No 1 (2023): Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v12i1.69152

Abstract

Behind the presentation of dance, it does not only reveal the aesthetics of movement but also reveals social aspects that describe a condition or event in society, one of which is the Wanodja Wirayudha dance, which has an image related to the image of the Priangan woman which is actualized in the form of movement, clothing, make-up, to dance property used. Wanodja Wirayudha dance is a creative dance created by the choreographer of a studio in West Bandung Regency which was inspired by the historical events of female heroes in the city of Bandung. This study aims to describe the image of the Priangan woman depicted in the Wanodja Wirayudha dance. The method used is a descriptive analysis method with a qualitative approach. The results of this study were obtained from interviews and documentation studies. The findings of this study indicate that the image of the Priangan woman that is revealed in the Wanodja Wirayudha dance is talking about a female figure who has courage, strong personality, toughness, and a patriotic spirit like the Priangan woman as a hero. This research will provide data and information that can be used in further research studies related to the image of women in the wanodja wirayudha dance.
Pembelajaran Tari Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa SMK Reni Haerani; Ayo Sunaryo; Nurul Oktavianti
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 6 (2023): December
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i6.6192

Abstract

Proses pembelajaran yang menekankan penguasaan sejumlah konsep/informasi kepada peserta didik menyebabkan pasifnya peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi kemampuan interaksi sosial siswa pada pembelajaran seni tari di kelas X analis kimia SMK Negeri penyelenggara layanan pendidikan inklusif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sintak model terdiri dari enam fase, yaitu menyampaikan tujuan, menyajikan informasi, mengorganisasi siswa, membimbing kelompok belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan. Setelah dua siklus model tersebut diterapkan dalam pembelajaran tari, kemampuan peserta didik dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya dan guru meningkat. Pengorganisasian siswa melalui kerjasama dan berkolaborasi dalam seting belajar kelompok komunikasi dan interaksi terjalin aktif. Hal tersebut dengan kenaikan rerata siklus I dengan presentase 62,88% dalam kategori mampu, ke siklus II dengan presentase 88,75% dalam kategori sangat mampu untuk berinteraksi sosial antar siswa dengan siswa lainnya. Pentingnya penerapan model pembelajaran yang tepat berperan pada peningkatan kemampuan sosial peserta didik.
SIMBOL BUDAYA MUARA ENIM Sardin Sardin; Ayo Sunaryo; Nike Kamarubiani; Uyu Wahyudin; Arvian Triantoro
Jurnal Integritas Serasan Sekundang Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Integritas Serasan Sekundang
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah KabupatenMuara Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelestarian terhadap budaya merupakan salah satu upaya untuk mempelajari perkembangan budaya yang berkembang pada masyarakat tertentu. Budaya juga menggambarkan perkembangan masyarakat dari masa ke masa.  Melalui penelusuran budaya   oleh generasi berikutnya diharapkan memberikan kontribusi dalam mempelajari dan memaknai hakekat, filosofis, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam budaya tersebut. Sebagai bagian dari ras Melayu, Muara  Enim merupakan daerah yang kaya akan peninggalan budaya baik dalam bentuk budaya benda maupun budaya tak benda. Kajian ini ini merupakan salah satu bagian dari upaya untuk  mengkaji budaya benda dan tak benda di Kabupaten Muara Enim dilihat dari posisi/letak, kondisi, makna atau hakikat serta perkembangan yang terjadi pada saat ini di masyarakat. Penelitian dilakukan dengan cara cara mengumpulkan literatur dan dokumen yang relevan yang dimiliki oleh pemerintah masyarakat ataupun perorangan. Selanjutnya untuk mendalami hakikat dari benda dan tak benda tersebut dilakukan wawancara dan FGD terhadap tokoh masyarakat dan pihak-pihak yang memahami nilai budaya tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah budaya benda dan tak benda yang terpetakan berdasarkan kecamatan dan jenis budaya yang ada berjumlah 1450 jenis budaya. Jumlah tersebut tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Muara Enim. Pada jenis budaya benda, daerah atau kawasan dengan budaya benda terbanyak berada di Kecamatan Tanjung Agung, Lawing Kidul, dan Semende Darat Ulu. Pada keseluruhan kecamatan terdapat adat/budaya yang sama, meskipun terdapat pula pada beberapa kecamatan memiliki adat istiadat yang khas yang tidak ada di kecamatan lainnya. Budaya tak benda berupa; adat istiadat, bahasa, manuskrip, permainan rakyat, teknologi tradisional, dan budaya lisan lainnya. Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa; 1) Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu kabupaten yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan masyarakatnya yang ditandai dengan banyaknya simbol-simbol budaya baik tak benda maupun benda yang ditemukan di seluruh kecamatan. 2) Konservasi budaya masih banyak dilakukan melalui budaya tutur sehingga tidak seluruh masyarakat memahami esensi budaya tersebut dan akses terhadap informasi  tentang budaya yang masih terbatas. 3) pemaknaan metafisik produk budaya (simbolis) yang dipahami oleh “kelompok tua” hanya melahirkan budaya tanpa makna pada generasi berikutnya, dna 4) masyarakat saat ini sudah menjadi “penikmat” budaya dan bukan pelaku budaya sebagai akibat dari kesadaran dan ruang pembudayaan yang terbatas.
DIGITAL TRANSFORMATION OF EDUCATION: IMPROVING STUDENTS CRITICAL REASONING SKILLS IN SOCIAL MEDIA-BASED DANCE LEARNING Shalsa Khoiru Nisa; Ayo Sunaryo
Journal of Dance and Dance Education Studies Vol 4, No 2 (2024): October
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jddes.v4i2.75709

Abstract

This study aims to determine whether social media-based dance learning can improve critical reasoning skills of class X IPS 3 students at SMA Pasundan 2 Bandung or not. This study uses a quantitative approach with the One Group Pre-test Post-test Design experimental method, with sampling using a non-probability sampling technique of the Purposive Sampling type which is taken through consideration. Data collection for this study uses observation, interviews, tests, literature studies, and documentation, which are analyzed using IBM SPSS Statistic Ver.26 software. The results of this study indicate that social media-based learning is quite effective in improving critical reasoning skills of class X IPS 3 students at SMA Pasundan 2 Bandung as indicated by the percentage increase in pre-test and post-test scores of 31% with an average pre-test score of 53 while the post-test score is 84. Based on this, the application of social media as a learning medium in dance learning can be an innovation and reference for teachers, especially art and culture teachers and teachers from other scientific fields to collaborate social media in learning in order to achieve the desired learning goals. 
Collaborative Music Learning : Utilizing n-Track Application in Private Music Education Piter Sembiring; Yudi Sukmayadi; Ayo Sunaryo
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 11, No 2 (2025): June
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jk.v11i2.15002

Abstract

This study explores the utilization of n-Track, a digital audio workstation (DAW), as a collaborative tool in private music education. Unlike conventional music learning tools, n-Track enables real-time digital collaboration between teachers and students, facilitating asynchronous learning. This study presented a novel approach by utilizing mobile based DAW technology to enhance both in person and virtual music instruction, making it more accessible and interactive. Using a qualitative approach with a descriptive method, data was collected through observations and interviews with students engaged in n-Track-based learning. Thematic coding was used to identify recurring patterns and themes in the data, providing insights into the app’s impact on student and teacher interaction. The findings indicate that n-Track enhances student engagement, supports independent practice, and improves teacher-student interaction efficiency. Key features such as multitrack recording, MIDI sequencing, and real-time feedback facilitate structured musical arrangements and instrumental skill development. This study also highlights the importance of digital literacy among educators to maximize the benefits of technology in music education. Despite limitations in the free version of n-Track, it remains effective in fostering creativity and autonomy in music learning. This research contributes to the advancement of digital music pedagogy, emphasizing the role of DAWs in modern music education.