Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari Teluk Urfu, Kabupaten Biak Numfor Lisiard Dimara; Agustinus Renyoet
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.472 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1517

Abstract

Urfu Bay is one of the new marine tourism destinations among the Biak Numfor community. This tourist area does not yet have data from scientific studies related to the level of suitability of the region and its environmental carrying capacity, so it is considered necessary to do so. It is feared that the unavailable accurate data about the condition of tourist areas can pose risks to the comfort and safety of visitors, considering these two aspects are the main reference in the management and development of a tourist area. The purpose of the research is: (1) to know the level of conformity of Urfu Bay area as a marine tourism area, and (2) to know the carrying capacity of urfu bay marine tourism area. The research took place from July to September 2020 in the marine tourism area of Urfu Bay, Biak Numfor Regency. The research methods used are surveys with random sampling techniques, observations, interviews, and library studies. The results showed: [1] Urfu Bay marine tourism area is not suitable for coastal recreation activities (1,235) and diving (1,370), while it is suitable for snorkeling tourism activities (2,285), and [2] the carrying capacity of the urfu bay marine tourism area is 176 people per day. The conclusion of this research is that the coastal area of Urfu Bay is not suitable for marine/coastal tourism activities.Keywords: Suitability; Carrying Capacity; Marine Tourism; Urfu Bay; Biak Numfor
Fotodegradasi, Uji pH dan Kandungan In Vivo Pigmen Klorofil Lamun Thalasia hemprichii Lisiard Dimara; Popy Ida Laila Ayer; Efray Wanimbo
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.918 KB) | DOI: 10.31957/acr.v1i2.932

Abstract

Pigmen klorofil memiliki peran penting dan besar terhadap berbagai sistem kehidupan di perairan laut, dan dalam aplikasinya telah banyak digunakan untuk berbagai produk makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik, sehingga studi terkait stabilitasnya perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan, pengaruh sinar, dan pengaruh pH terhadap pigmen klorofil Thalasia hemprichii. Metode penelitian yang digunakan adalah (1) pengukuran kandungan secara in vivo, (2) ekstraksi aseton, (3) iradiasi, dan (4) uji pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa purata kandungan klorofil Thalasia hemprichii pada kedalaman 1 m = 15,42 spad/cm2, kedalaman 2 m = 17,82 spad/cm2, dan kedalaman 3 m = 19,01 spad/cm2. Pengaruh sinar merah selama 7 jam iradiasi menyebabkan degradasi pigmen di daerah Qx = 26,77% dan pada daerah Qy = 29,05% per jam, sedangkan iradiasi cahaya polikromatik selama 7 jam menyebabkan degradasi pada daerah Qx = 52,81% dan pada daerah Qy = 54,80%. Hasil uji pH menunjukkan bahwa klorofil lamun Thalasia hemprichii bersifat stabil pada pH 7 (netral), mengalami degradasi pada pH bersifat asam dan basa. Konsentrasi pH bersifat basa memiliki serapan tinggi, yaitu pH 9 (Qx = 0,732798 dan Qy = 0,362952), pH 11 (Qx = 0,879036 dan Qy = 0,433446), dan pH 13 (Qx = 0,948732 dan Qy = 0,459035), sedangkan pH bersifat asam memiliki serapan yang kecil, yaitu pH 5 (Qx = 0,787641 dan Qy = 0,391379) dan pH 1 (Qx = 0,736968 dan Qy = 0,264192).Kata Kunci: Fotodegradasi; pH; Kandungan in vivo; Klorofil; Thalasia hemprichii 
Kelimpahan dan Keanekaragaman Teripang Pada Daerah Sasisen dan Non-Sasisen Di Perairan Pulau Numfor Natan Baransano; Lisiard Dimara; Herlina Menufandu
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.214 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i1.983

Abstract

Salah satu upaya untuk menjaga keberadaan dan kelestarian sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut adalah dengan diterapkannya wilayah-wilayah yang dilindungi, baik secara hukum maupun adat istiadat. Sasisen merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Biak dalam usaha perlindungan kawasan dan sumberdaya laut. Sasisen sudah lama dikenal oleh masyarakat adat Biak, namun pada umumnya sasisen yang biasanya dilakukan oleh masyarakat adat Biak adalah sasisen dusun kelapa, dusun pinang, dan tumbuh-tumbuhan lainnya dalam rangka kegiatan-kegiatan adat dan gereja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis teripang, kelimpahan dan keanekaragaman teripang di ekosistem padang lamun yang merupakan daerah sasisen (Kampung Pakreki) dan non-sasisen (Kampung Manggari) di Pulau Numfor. Metode yang digunakan dalam inventarisasi dan pengambilan data teripang adalah transek garis dengan panjang 100 m dan lebar 25 m, dimana di setiap stasiun terdapat 3 transek. Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah sasisen ditemukan 2 jenis teripang, yaitu Holothuria atra dan Holothuria argus. Sedangkan di daerah non-sasisen ditemukan 8 jenis teripang yaitu Holothuria atra, Holothuria argus, Holothuria scabra, Bohadschia scabra, Agtinopyga miliaris, Bohadschia vitiensis, Holothuria nobilis, dan Agtinopyga lecanora. Jumlah individu teripang tertinggi adalah jenis H. atra di daerah sasisen. Kelimpahan teripang di daerah sasisen berkisar antara 0,017 ind/m2 sampai 0,333 ind/m2, sedangkan di daerah non-sasisen berkisar antara 0,017 ind/m2 sampai 0,167 ind/m2. Tingkat keanekaragaman di daerah sasisen 0,191 dan di daerah non-sasisen 1,808. Keanekaragaman teripang di daerah sasisen tergolong rendah, sedangkan di daerah non-sasisen tergolong sedang.Kata Kunci: Kelimpahan; Keanekaragaman; Teripang; Ekosistem lamun; Sasien dan non-sasisen
Biodiversitas Ikan Karang Famili Pomacentridae Di Perairan Kota Jayapura, Provinsi Papua Baigo Hamuna; Lisiard Dimara; Yunus Pajanjan Paulangan
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.966 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1518

Abstract

This study aims to determine the diversity, distribution, and ecological index of coral fish from the Pomacentridae family in the coral reef ecosystem of Jayapura City. Reef fish observations were carried out in April 2020 at seven study sites. The fish observation was carried out at a depth of 3 to 5 m using the Underwater Visual Census method. Ecological indices were determined using PAST software (PAleontological Statistics) version 4.01, while the similarity index between study sites was determined using PRIMER 7 software. The results showed that the number of coral fish species of Pomacentridae family was 35 species with a total of 346 individual fish. The species distribution was very diverse and no fish species were found at all study sites. The diversity index ranges from 0.572 to 2.215 (low to moderate category), the evenness index ranges from 0.431 to 0.886 (medium to high category), and the dominance index ranges from 0.145 to 0.616 (low to moderate category). The diversity index at Base-G, Pulau Kayupulo, and Lampu Merah sites shows the fish community is classified as medium diversity with high evenness. There are similarities between study sites, where the species N. filamentosus contributed to the formation of group A (Base-G and Argapura 1 sites), while P. moluccensis, C. margaritifer, and P. taeniometopon species contributed to the formation of group B (Argapura 2, Pulau Kosong 1, Pulau Kosong 2, Pulau Kayupulo, and Lampu Merah sites).Keywords: Coral reef; Reef fish; Ecological index; Community structure; Similarity index
ANALISIS KESESUAIAN LOKASI SERO APUNG DI PERAIRAN TELUK TANAH MERAH KABUPATEN JAYAPURA Lisiard Dimara; Kalvin Paiki; Eduard Raunsay; Ervina Indrayani; John Domingus Kalor D Kalor
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.199 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.504

Abstract

Sampai saat ini belum dilakukan analisis kesesuaian lokasi untuk penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah khusunya dan Perairan Kabupaten Jayapura pada umumnya. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menentukan lokasi penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah Jayapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pada lokasi-lokasi yang ditentukan secara purposif. Penentuan titik samping dengan bantuan survei lapangan dan wawancara dengan nelayan. Analisis data menggunakan skoring kesesuaian, dilakukan dengan cara menurunkan hasil skoring yang diperoleh kedalam model geo-statistik untuk mendapat model, yang didasari pada transfer data Geodetic/position (Degree, Minute, Second/DMS) sehingga mendapatkan nilai tunggal, dengan formula: Numeric Value (Lat ; Long) = Degree + {Minute + (Second/ 60} / 60. Hasil penelitian yang diperoleh skoring kesesuaian perairan berdasarkan paramater biologi, fisika dan kimia perairan diperoleh nilai rata-rata 85,33% dengan kisaran 66,67 – 100 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh memperlihatkan perairan Teluk Tanah Merah berada pada kelas yang sangat sesuai (S1) untuk lokasi penempatan Sero Apung. Sedangkan zona pengembangan lokasi penempatan Sero Apung berada pada koordinat 02'26, 081 LS dan 140'21, 448 BT (titik 6) 02'125, 889 LS dan 140'21, 298 BT (titik 5). Kata Kunci : Kesesuaian Perairan, Sero Apung, Teluk Tanah Merah
Uji Efektifitas Antijamur Ekstrak Bintang Laut Linckia laevigata (Linnaeus, 1758) Terhadap Pertumbuhan Jamur Trichophyton sp. Shanti Rosdianti; Lisiard Dimara; Popi Ida Laila Ayer
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.966 KB) | DOI: 10.31957/acr.v2i2.1066

Abstract

Penelitian uji efektivitas antijamur ekstrak bintang laut Linckia laevigata (Linnaeus, 1758) terhadap jamur Trichophyton sp. bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antijamur dari ekstrak bintang laut L. laevigata (Linnaeus, 1758) terhadap jamur Trichophyton sp. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2018 sampai Februari 2019 di Laboratorium POLTEKES (Politeknik Kesehatan) Jayapura dan Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan (Universitas Cenderawasih). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif, yakni penggambaran secara akurat pemeriksaan atau skrining senyawa-senyawa bioaktif dan pengujian aktivitas antijamur dari objek kajian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ektrak bintang laut L. laevigata memiliki kandungan senyawa fitokimia berupa flavonoid, steroid dan saponin. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak bintang laut L. laevigata memiliki potensi antijamur dengan zona hambat terbesar berkisar antara 4,89 mm yang dimiliki pada ekstrak metanol bintang laut L. laevigata dengan konsentrasi 9,0 mg/ml, sedangkan untuk zona hambat terkecil berkisar antara 1,11 mm yang dimiliki pada ekstrak etil asetat bintang laut dengan konsentrasi 3,0 mg/ml.Kata Kunci: Linckia laevigata; Trichophyton sp.; Flavonoid; Steroid; Saponin
Pemanfaatan Citra Satelit Sentinel-2A Untuk Pemetaan Habitat Dasar Perairan Dangkal (Studi Kasus: Teluk Humbolt, Kota Jayapura) Alfred Dimara; Baigo Hamuna; Lisiard Dimara
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.017 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i1.1213

Abstract

The waters of Humbolt Bay in Jayapura City have a diversity of habitats in shallow water. The purpose of this study is to map the shallow water habitat in the waters of Humbolt Bay, Jayapura City using Sentinel-2A satellite imagery. This research was conducted from April to May 2019 in several parts of Humbolt Bay, including Kosong Island, Kayupulo Island, and along the coast from Hamadi to Weref. Mapping of shallow water habitat using the supervised classification method with Lyzenga algorithm transformation. The accuracy of the classification results is done by using the confusion matrix method to compare the sample points in the field with the results of the classification of satellite images. Sentinel-2A satellite image data processing results obtained shallow water habitat including live coral, seagrass, dead coral, and sand with an estimated area of about 269.8 Ha, 148.9 Ha, 156.1 Ha, and 87.6 Ha. The results of the accuracy-test analysis showed that the mapping accuracy was 73.77% of the 61 validation points used for the accuracy test.Keywords: Bottom habitat; Sentinel-2A; Supervised; Lyzenga algorithm; Humbolt Bay
Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Tablasupa Kabupaten Jayapura dan Nilai Manfaat Ekonominya Basa T. Rumahorbo; Baigo Hamuna; Lisiard Dimara
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.368 KB) | DOI: 10.31957/acr.v1i2.929

Abstract

Ekosistem terumbu karang memiliki nilai dan arti yang penting baik dari segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya masyarakat. Keberadaan ekosistem terumbu karang dapat berdampak pada ekonomi dan pengembangan wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan karang hidup dan nilai manfaat ekonomi dari ekosistem terumbu karang di perairan Tablasupa. Pengamatan kondisi tutupan karang hidup dilakukan dangan menggunakan metode Point Intersept Trasect (PIT) pada kedalaman 3 m di 2 stasiun penelitian. Sedangkan nilai manfaat ekonomi ekosistem terumbu karang diperoleh dengan menggunakan konsep valuasi ekonomi untuk menghitung nilai manfaat secara langsung maupun manfaat tidak langsung dari potensi ekosistem terumbu karang yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi tutupan karang hidup di perairan Tablasupa berada dalam kategori sedang hingga baik dengan tutupan karang hidup berkisar antara 34,0% - 52,5%. Jenis karang hidup yang dominan adalah Coral branching dan Coral massive, Acropora branching, Acropora submassive dan Acropora tabulate. Nilai total manfaat ekonomi sumberdaya terumbu karang perairan Tablasupa mencapai Rp. 3.856.018.301,- per tahun, yang terdiri dari manfaat langsung perikanan terumbu (89,626%), manfaat tidak langsung sebagai nursery ground (0,014%), manfaat pilihan atau keanekaragaman (0,004%), manfaat keberadaan (1,194%) dan manfaat warisan (8,963%).Kata Kunci: Terumbu karang; Point Intersept Trasect; Manfaat ekonomi; Perairan Tablasupa
STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT PERAIRAN LAUT MIMIKA, PROVINSI PAPUA Baigo Hamuna; Rosye H.R. Tanjung; John D. Kalor; Lisiard Dimara; Ervina Indrayani; Maklon Warpur; Yunus Y.P. Paulangan; Kalvin Paiki
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.464 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.503

Abstract

Salah satu karakteristik perairan Mimika adalah banyaknya sungai-sungai besar yang bermuara di wilayah perairan Mimika yang mempengaruhi berbagai aktivitas, salah satunya adalah aktivitas transportasi kapal berukuran besar yang akan masuk dan keluar di pelabuhan Poumako dan Port Site-Freeport harus melalui sungai dan sangat bergantung pada proses pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji karakteristik pasang surut di perairan Mimika, Provinsi Papua. Data yang digunakan adalah data pasang surut selama 29 hari dengan interval pengamatan 1 jam. Penentuan tipe pasang surut dan tinggi muka air rata-rata dengan menggunakan metode Least-Squares. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Mimika adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal dengan bilangan Formzahl 2,9498. Hal ini berarti bahwa pada perairan Mimika dalam sehari terjadi satu kali atau dua kali pasang dengan interval tinggi air laut yang berbeda. Adapun nilai komponen-komponen elevasi muka air pada periode pengamatan yang meliputi HHWL (4,3153 m), MHWL (2,4476 m), MSL (1,7996 m), MLWL (0,9938 m), dan LLWL (0,3102 m).Kata Kunci: Metode Least-Squares, Formzahl, pasang surut, Perairan Mimika 
The Value of Acoustic Backscattering in Determining the Integration Thickness of the Seabed in Yos Sudarso Bay Papua Sri Pujiyati; Nyoman MN Natih; Baigo Hamuna; Lisiard Dimara
Journal of Applied Geospatial Information Vol 3 No 2 (2019): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.287 KB) | DOI: 10.30871/jagi.v3i2.1605

Abstract

A considerable amount of research has already been conducted into the nature of water on the ocean floor/seabed, ranging from mapping of the seabed, volume backscattering strength (SV) of acoustics on the seabed, classification of the seabed, besides the relationship between the ocean floor and the biota above it with which it interacts. The Yos Sudarso Bay, Jayapura Papua, is a bay with a seabed which faces the floor of the Pacific Ocean and also forms the estuary of the river Anafre which contributes particles that settle on the seabed. This research aimed to collect data in order to understand differences in the integration of water thickness at 0.2 m and 0.5 m besides differences in the types of the substrate based on the results of SV. Data was collected using a single beam echosounder. The acoustic data were collected at 11 stations. The result is interval of value of SV ranged from -37.81dB to -15.62 dB (at the integration of 0.2 m) up to -15.07dB (at the integration of 0.5 m). The value of SV from the gravel was higher compared to the values found in the coarse sand, fine sand, mud mixed with sand or the pure mud. The lowest value of SV was found in the mud substrate. Results showed that thickness integration yielded different results when tested at 0.2 m and 0.5 m on the seabed. Furthermore, it was found that different types of substrate.