Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Hubungan Perubahan Sosial Pasca Pembangunan Infrastruktur Jembatan Suramadu dengan Taraf Hidup Masyarakat Pedesaan Sulaisiyah, Sulaisiyah; Nasdian, Fredian Tonny; Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.819 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.1.71-88

Abstract

ABSTRACTDevelopment is a planned process that can inflict to social change. There is in Madura Island Development are Suramadu (Surabaya-Madura) which would mark a change on both sides of the region, especially on the island of Madura which be one of development target. The purpose of this research is to analysis the relationship of social change post development with rural communities living standard. This research will use a quantitative approach with survey method and supported by qualitative data at West Sukolilo village, Labang Sub-district, Bangkalan District, East Java. Respondents consist of 46 from fishermans, farmers, non fishermans and non farmers. The respondent selected by stratified random sampling method. The result of this study indicate that there is a significant relationship between social stratification as part of social change with living standard of rural community.Key Words : Infrastructure Development, Social Change, Standard of Living, Rural Community------------------ABSTRAKPembangunan merupakan suatu proses terencana yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan sosial. Khususnya di Pulau Madura terdapat Pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang akan menjadi tonggak perubahan pada kedua sisi daerah khususnya di Pulau Madura yang menjadi target pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode survei yang didukung dengan data kualitatif di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Jumlah responden 46 orang yang terdiri dari nelayan, petani, non petani dan non nelayan. Pemilahan responden melalui metode pengambilan acak stratifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara strata sosial sebagai bagian dari perubahan sosial dengan taraf hidup masyarakat pedesaan.Kata Kunci : Pembangunan Infrastruktur, Perubahan Sosial, Taraf Hidup, Masyarakat Pedesaan
Analisis Peran Kelembagaan Lokal terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Pedesaan Multietnis di Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.436 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.2.147-154

Abstract

Indonesia is famous for its diverse ethnicity. This ethnic diversity affects the diversity of community values in building interactions. People build interaction one of them to meet the needs of his life, so that people in general use institutional as a container to interact with each other in accordance with prevailing norms and values. The most primary needs of the community is to meet the needs of food and board clothing. Institutions that meet this need are economic institutions. The formulation of the problem of this research are (1) How is local institution developing in multiethnic rural community in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? (2) What is the economic condition of multiethnic rural community in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? and (3) How is the Institutional Role local in improving the economy of multiethnic rural communities in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? This research is a qualitative research with purposive informant selection technique. The result of this research is the local institution that developed in Bonegunu Sub-district that is Customary Institution. Bonegunu Sub-district generally has high potential of rice fields. However, this potential has not been utilized properly due to the absence of adequate irrigation channels. Therefore, people use social capital and kinship relationships that exist between them. In addition, the consensus is built between ethnic groups also make multiethnic communities can together to solve economic problems without losing their identity.Keywords: Ethnicity, Poverty, Social Capital---------------------------------ABSTRAKIndonesia terkenal dengan keragaman etnisnya. Keragaman etnis ini mempengaruhi keragaman nilai-nilai masyarakat dalam membangun interaksi. Orang membangun interaksi salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang pada umumnya menggunakan kelembagaan sebagai wadah untuk berinteraksi satu sama lain sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Kebutuhan utama masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan papan. Lembaga yang memenuhi kebutuhan ini adalah lembaga ekonomi. Kabupaten Buton Utara merupakan kabupaten baru yang mekar dari kabupaten induknya yaitu kabupaten buton pada tahun 2007. Adanya kebijakan transmigrasi di Kabupaten Buton, membuat kabupaten ini memiliki masyarakat yang sangat heterogen. Terkait dengan keberagaman masyarakat Buton Utara akibat adanya kebijakan transmigrasi maka menarik untuk melihat bagaimana peran kelembagaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Merujuk hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana institusi lokal berkembang di masyarakat pedesaan multietnis di Bonegunu Kecamatan Kabupaten Buton Utara?, (2) Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat pedesaan multietnis di Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara ?, dan (3) Bagaimana Peran Kelembagaan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan multietnis di Bonegunu Kecamatan Kabupaten Buton Utara ?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pemilihan informan purposive. Hasil dari penelitian ini adalah institusi lokal yang berkembang di Kecamatan Bonegunu yang merupakan Lembaga Adat. Kecamatan Bonegunu umumnya memiliki potensi sawah yang tinggi. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena tidak adanya saluran irigasi yang memadai. Karena itu, orang menggunakan modal sosial dan hubungan kekeluargaan yang ada di antara mereka. Selain itu, konsensus yang dibangun antar kelompok etnis juga membuat komunitas multietnis dapat bersama-sama memecahkan masalah ekonomi tanpa kehilangan identitasnya.Kata Kunci: Etnisitas, Kemiskinan, Modal Sosial
E-Voting Kepala Desa dan Modal Sosial Afifah, Khaulah; Kolopaking, Lala M; Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 6 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.368 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.6.759-772

Abstract

Head of a village election with e-voting system is a new thing for community The success level of e-voting system can be reached by fulfil several principles in order to the implementation going effective and the result of the election can be accepted by all. The objectives of this research is to analyze the relation between the success level of e-voting system with social capital of the community. This research is carried out with the quantitative approach and supported by qualitative data. This research takes 60 respondents using simple random sampling technique. The results showed that the success level of e-voting has a correlation with the level of social capital of the community. Based on the field study, the social capital of the community is classified as high. The high social capital makes the implementation of e-voting successful and the success level is also high, because in the election ten years ago occurred a conflict. The community considers e-voting easier and more practical, cost effective and time-saving, and the results of e-voting are also reliable. A practical and fast of e-voting system can be a solution especially for “rural-urban” community who are busy or work outside the village.Keywords: E-voting, the success level of the system, social capital Pemilihan kepala desa dengan sistem e-voting merupakan hal yang baru bagi masyarakat. Keberhasilan penerapan sistem e-voting dilihat dari terpenuhinya beberapa prinsip agar penerapannya berlangsung efektif dan hasilnya dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat keberhasilan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa dengan tingkat modal sosial masyarakat. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang didukung oleh analisis data kualitatif. Penelitian ini mengambil enam puluh responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan e-voting memiliki hubungan dengan tingkat modal sosial masyarakat. Berdasarkan kajian di lapang, modal sosial masyarakat tergolong tinggi. Tingginya modal sosial tersebut membuat pelaksanaan e-voting berhasil dan tingkat keberhasilannya juga tergolong tinggi karena pada pemilihan sepuluh tahun silam sempat terjadi konflik. Masyarakat menganggap sistem evoting lebih mudah dan praktis, hemat dalam segi biaya dan waktu, serta hasil dari pemilihan juga dapat dipertanggungjawabkan. Sistem e-voting yang praktis dan cepat dapat menjadi solusi khususnya bagi masyarakat daerah “desa-kota” yang memiliki kesibukan atau pekerjaan di luar desa.Kata Kunci: E-voting, keberhasilan sistem, modal sosial. 
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN Aprillia, Rafa; Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.4.1.99-112

Abstract

Institutional agriculture in the village is one of the efforts to develop rural communities. One of the agricultural institutions that play a role is the Farmer Women Group. The purpose of this study is to look at the relationship between group dynamics and institutional sustainability. This research uses quantitative methods approach is carried out by survey using questionnaire instruments while qualitative data is obtained through in-depth interview and observation guidelines. The results of this research show that KWT Pelangi is superior to two elements compared to KWT Sekar Melati includes group structure and group atmosphere, while KWT Sekar Melati is just one element include group cohesiveness and the six other elements both of KWT Sekar Melati and KWT Pelangi are of moderate value. The three elements of institutional sustainability include the sustainability of production, the sustainability of partnership, economic sustainability both of KWT Sekar Melati dan KWT Pelangi are of moderate value. The relationship between group dynamics and institutional sustainability KWT Pelangi has two elements namely the sustainability of partnership and economic sustainability. However, there is one element in KWT Sekar Melati namely economic sustainability.Keywords: Group Dynamics, Farmer Women Group, Institutional Sustainability ABSTRAKKelembagaan pertanian di desa menjadi salah satu upaya pembangunan masyarakat perdesaan. Salah satu kelembagaan pertanian yang berperan adalah Kelompok Wanita Tani. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dinamika kelompok dengan keberlanjutan kelembagaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dilakukan dengan survei dengan menggunakan kuesioner sedangkan data kualitatif didapatkan melalui panduan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan KWT Pelangi lebih unggul dua unsur dinamika kelompok yakni struktur kelompok dan suasana kelompok, sedangkan KWT Sekar Melati hanya satu unsur yakni kekompakan kelompok, enam unsur lainnya baik KWT Sekar Melati maupun KWT Pelangi sama-sama bernilai sedang. Ketiga unsur keberlanjutan kelembagaan meliputi keberlanjutan produksi, keberlanjutan kemitraan, dan keberlanjutan ekonomi baik KWT Sekar Melati maupun KWT Pelangi sama-sama bernilai sedang. Adapun hubungan antara dinamika kelompok dengan keberlanjutan kelembagaan pada KWT Pelangi terdapat dua unsur yakni keberlanjutan kemitraan dan keberlanjutan ekonomi. Namun, pada KWT Sekar Melati hanya terdapat satu unsur yakni keberlanjutan ekonomiKata Kunci: Dinamika Kelompok, Kelompok Wanita Tani, Keberlanjutan Kelembagaan 
Pengaruh Peran Pemimpin Lokal terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam KUBE Caraka Putra Sari, Norma Novita; Barlan, Zessy Ardinal
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.3.3.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis modal yang dimiliki oleh  pemimpin lokal dalam berperan di KUBE Caraka Putra; (2) menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam KUBE Caraka Putra; (3) menganalisis pengaruh peran pemimpin lokal terhadap tingkat partisipasi dalam KUBE Caraka Putra. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif (metode survei) dan metode kualitatif (wawancara mendalam dan observasi lapang) dalam proses pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan di Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Hasil penelitan menunjukkan, pertama, Peran pemimpin lokal dalam bentuk mobilisator dan mediator yang memiliki modal manusia,institusi, sosial, ekonomi, dan moral dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam KUBE Caraka Putra. Kedua, Partisipasi masyarakat KUBE Caraka Putratermasuk dalam kategori nonpartisipasi. Ketiga, adanya pengaruh peran pemimpin lokal sebagai mobilisator dan mediator yang mempunyai modal manusia, institusi, sosial, ekonomi, dan moral menyebabkan partisipasi masyarakat masih pada tingkat manipulasi dalam kategori nonpartisipasi.Kata kunci: partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, peran pemimpin lokal=====ABSTRACTThis study aims: (1) to analyze the capital owned by local leaders in playing a role in KUBE Caraka Putra; (2) to analyze the level of community participation in KUBE Caraka Putra; (3) to analyze the influence of the role of local leaders on the level of participation in KUBE Caraka Putra. This research approach uses quantitative methods (survey methods) and qualitative methods (in-depth interviews and field observations) in the data collection process. This research was conducted in Biru Village, Majalaya District, Bandung Regency. The research results show, first, the role of local leaders in the form of mobilizers and mediators who have human, institutional, social, economic, and moral capital can increase community participation in KUBE Caraka Putra. Secondly, the participation of the KUBE Caraka Putra community was included in the non-participation category. Third, there is the influence of the role of local leaders as  mobilizers and mediators who have human, institutional, social, economic, and moral capital causing public participation at the level of manipulation in the non-participation category.Keywords: community empowerment, community participation, the role of local leaders
HUBUNGAN PERAN PEMIMPIN DENGAN KEBERHASILAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS Aini Zuryati; Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 5 No. 1 (2021): JSKPM
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v5i1.801

Abstract

Kepemimpinan merupakan faktor utama yang mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Peran pemimpin dalam sebuah kelompok usaha mempunyai pengaruh yang sangat besar jika pemimpin berhasil menjalankan perannya dengan baik. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Budidaya ikan hias di Desa Ciherang merupakan salah satu UMKM yang telah memiliki prestasi dalam pengembangan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran pemimpin dengan keberhasilan usaha budidaya ikan hias di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Data dianalisis menggunakan tabel frekuensi dan uji korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan pada kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel peran pemimpin dengan keberhasilan usaha. Namun jika dilihat dari indikator peran pemimpin, terdapat dua indikator yang berhubungan signifikan dengan keberhasilan usaha, yakni peran pemimpin dalam memfasilitasi tercapainya tujuan dan peran pemimpin dalam menampung aspirasi anggotanya. Kata Kunci: Keberhasilan usaha, peran pemimpin, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
HUBUNGAN PERUBAHAN SOSIAL PASCA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JEMBATAN SURAMADU DENGAN TARAF HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN Sulaisiyah; Fredian Tonny Nasdian; Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 5 No. 6 (2021): JSKPM
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v5i06..923

Abstract

Pembangunan merupakan suatu proses terencana yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan sosial. Khususnya di Pulau Madura terdapat Pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang akan menjadi tonggak perubahan pada kedua sisi daerah khususnya di Pulau Madura yang menjadi target pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode survei yang didukung dengan data kualitatif di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Jumlah responden 46 orang yang terdiri dari nelayan, petani, non petani dan non nelayan. Pemilahan responden melalui metode pengambilan acak stratifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara strata sosial sebagai bagian dari perubahan sosial dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Kata Kunci: Pembangunan Infrastruktur, Perubahan Sosial, Taraf Hidup, Masyarakat Pedesaan
Hubungan Perubahan Sosial Pasca Pembangunan Infrastruktur Jembatan Suramadu dengan Taraf Hidup Masyarakat Pedesaan Sulaisiyah Sulaisiyah; Fredian Tonny Nasdian; Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.1.71-88

Abstract

ABSTRACTDevelopment is a planned process that can inflict to social change. There is in Madura Island Development are Suramadu (Surabaya-Madura) which would mark a change on both sides of the region, especially on the island of Madura which be one of development target. The purpose of this research is to analysis the relationship of social change post development with rural communities living standard. This research will use a quantitative approach with survey method and supported by qualitative data at West Sukolilo village, Labang Sub-district, Bangkalan District, East Java. Respondents consist of 46 from fishermans, farmers, non fishermans and non farmers. The respondent selected by stratified random sampling method. The result of this study indicate that there is a significant relationship between social stratification as part of social change with living standard of rural community.Key Words : Infrastructure Development, Social Change, Standard of Living, Rural Community------------------ABSTRAKPembangunan merupakan suatu proses terencana yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan sosial. Khususnya di Pulau Madura terdapat Pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang akan menjadi tonggak perubahan pada kedua sisi daerah khususnya di Pulau Madura yang menjadi target pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode survei yang didukung dengan data kualitatif di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Jumlah responden 46 orang yang terdiri dari nelayan, petani, non petani dan non nelayan. Pemilahan responden melalui metode pengambilan acak stratifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara strata sosial sebagai bagian dari perubahan sosial dengan taraf hidup masyarakat pedesaan.Kata Kunci : Pembangunan Infrastruktur, Perubahan Sosial, Taraf Hidup, Masyarakat Pedesaan
E-Voting Kepala Desa dan Modal Sosial Khaulah Afifah; Lala M Kolopaking; Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 6 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.6.759-772

Abstract

Head of a village election with e-voting system is a new thing for community The success level of e-voting system can be reached by fulfil several principles in order to the implementation going effective and the result of the election can be accepted by all. The objectives of this research is to analyze the relation between the success level of e-voting system with social capital of the community. This research is carried out with the quantitative approach and supported by qualitative data. This research takes 60 respondents using simple random sampling technique. The results showed that the success level of e-voting has a correlation with the level of social capital of the community. Based on the field study, the social capital of the community is classified as high. The high social capital makes the implementation of e-voting successful and the success level is also high, because in the election ten years ago occurred a conflict. The community considers e-voting easier and more practical, cost effective and time-saving, and the results of e-voting are also reliable. A practical and fast of e-voting system can be a solution especially for “rural-urban” community who are busy or work outside the village.Keywords: E-voting, the success level of the system, social capital Pemilihan kepala desa dengan sistem e-voting merupakan hal yang baru bagi masyarakat. Keberhasilan penerapan sistem e-voting dilihat dari terpenuhinya beberapa prinsip agar penerapannya berlangsung efektif dan hasilnya dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat keberhasilan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa dengan tingkat modal sosial masyarakat. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang didukung oleh analisis data kualitatif. Penelitian ini mengambil enam puluh responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan e-voting memiliki hubungan dengan tingkat modal sosial masyarakat. Berdasarkan kajian di lapang, modal sosial masyarakat tergolong tinggi. Tingginya modal sosial tersebut membuat pelaksanaan e-voting berhasil dan tingkat keberhasilannya juga tergolong tinggi karena pada pemilihan sepuluh tahun silam sempat terjadi konflik. Masyarakat menganggap sistem evoting lebih mudah dan praktis, hemat dalam segi biaya dan waktu, serta hasil dari pemilihan juga dapat dipertanggungjawabkan. Sistem e-voting yang praktis dan cepat dapat menjadi solusi khususnya bagi masyarakat daerah “desa-kota” yang memiliki kesibukan atau pekerjaan di luar desa.Kata Kunci: E-voting, keberhasilan sistem, modal sosial. 
Analisis Peran Kelembagaan Lokal terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Pedesaan Multietnis di Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.2.147-154

Abstract

Indonesia is famous for its diverse ethnicity. This ethnic diversity affects the diversity of community values in building interactions. People build interaction one of them to meet the needs of his life, so that people in general use institutional as a container to interact with each other in accordance with prevailing norms and values. The most primary needs of the community is to meet the needs of food and board clothing. Institutions that meet this need are economic institutions. The formulation of the problem of this research are (1) How is local institution developing in multiethnic rural community in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? (2) What is the economic condition of multiethnic rural community in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? and (3) How is the Institutional Role local in improving the economy of multiethnic rural communities in Bonegunu Sub-district of North Buton Regency ? This research is a qualitative research with purposive informant selection technique. The result of this research is the local institution that developed in Bonegunu Sub-district that is Customary Institution. Bonegunu Sub-district generally has high potential of rice fields. However, this potential has not been utilized properly due to the absence of adequate irrigation channels. Therefore, people use social capital and kinship relationships that exist between them. In addition, the consensus is built between ethnic groups also make multiethnic communities can together to solve economic problems without losing their identity.Keywords: Ethnicity, Poverty, Social Capital---------------------------------ABSTRAKIndonesia terkenal dengan keragaman etnisnya. Keragaman etnis ini mempengaruhi keragaman nilai-nilai masyarakat dalam membangun interaksi. Orang membangun interaksi salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang pada umumnya menggunakan kelembagaan sebagai wadah untuk berinteraksi satu sama lain sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Kebutuhan utama masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan papan. Lembaga yang memenuhi kebutuhan ini adalah lembaga ekonomi. Kabupaten Buton Utara merupakan kabupaten baru yang mekar dari kabupaten induknya yaitu kabupaten buton pada tahun 2007. Adanya kebijakan transmigrasi di Kabupaten Buton, membuat kabupaten ini memiliki masyarakat yang sangat heterogen. Terkait dengan keberagaman masyarakat Buton Utara akibat adanya kebijakan transmigrasi maka menarik untuk melihat bagaimana peran kelembagaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Merujuk hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana institusi lokal berkembang di masyarakat pedesaan multietnis di Bonegunu Kecamatan Kabupaten Buton Utara?, (2) Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat pedesaan multietnis di Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara ?, dan (3) Bagaimana Peran Kelembagaan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan multietnis di Bonegunu Kecamatan Kabupaten Buton Utara ?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pemilihan informan purposive. Hasil dari penelitian ini adalah institusi lokal yang berkembang di Kecamatan Bonegunu yang merupakan Lembaga Adat. Kecamatan Bonegunu umumnya memiliki potensi sawah yang tinggi. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena tidak adanya saluran irigasi yang memadai. Karena itu, orang menggunakan modal sosial dan hubungan kekeluargaan yang ada di antara mereka. Selain itu, konsensus yang dibangun antar kelompok etnis juga membuat komunitas multietnis dapat bersama-sama memecahkan masalah ekonomi tanpa kehilangan identitasnya.Kata Kunci: Etnisitas, Kemiskinan, Modal Sosial