Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH SUHU QUENCH DAN TEMPER PADA PROSES PENGERASAN PERMUKAAN BAJA AISI 1045 Miftah Azizi; Helmy Purwanto; Muhammad Dzulfikar
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v14i2.2510

Abstract

Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan yang terkontrol dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat- sifat tertentu pada baja. Salah satu metode perlakuan panas yaitu proses quenching dan tempering dengan mesin pemanas induksi. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kekerasan, struktur mikro dari pin track link bulldozer dan untuk mengetahui pengaruh temperatur tempering pasca quenching dengan media air pada baja AISI 1045 terhadap struktur mikro dan kekerasan menggunakan mesin pemanas induksi dengan variasi temperatur quenching dan tempering. Hasil pengujian kekerasan spesimen pin track link bulldozer dari tepi ke tengah spesimen mengalami penurunan. Nilai rerata pada tepi spesimen jarak 1 mm adalah 50,5 HRC, pada jarak 14 mm dari tepi spesimen memiliki nilai kekerasan 28 HRC, struktur mikro memperlihatkan martensit pada tepi ferrite dan pearlite pada tengah spesimen. Sedangkan pada baja AISI 1045 kekerasan maksimum setelah mengalami proses quenching adalah 61,5 HRC dan setelah proses tempering mengalami penurunan yaitu sebesar 49 HRC, struktur mikro memperlihatkan martensit ditepi spesimen uji dan ferrite-pearlite pada tengah spesimen uji.Kata kunci: perlakuan panas, pemanas induksi, uji kekerasan, struktur mikro
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TIG (TUNGSTEN INERT GAS) TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADA STAINLESS STEEL HOLLOW 304 Mohamad Lasno; Helmy Purwanto; Muhammad Dzulfikar
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v15i2.3079

Abstract

ANALISIS AERODINAMIKA PADA BODI MOBIL HEMAT ENERGI LINTANG SAMUDRA MENGGUNAKAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Bagus Wahyu Prastyo; Imam Syafa’at; Muhammad Dzulfikar
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i1.3366

Abstract

Aerodinamika kendaraan merupakan bentuk pergerakan aliran udara yang memberi pengaruh atau menyebabkan gaya kepada benda saat bergerak dengan kecepatan tertentu. Ada beberapa cara untuk mengetahui bentuk aerodinamika kendaraan. Pertama yaitu melakukan eksperimen dengan memasukkan kendaraan pada terowongan angin. Cara kedua yaitu menggunakan software CFD (Computational fluid dynamic). Dengan metode CFD peneliti dapat membuat berbagai bentuk desain tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aerodinamika serta nilai Drag coefficient (CD) dan Lift coefficient (CL) pada bodi mobil Lintang Samudra. Simulasi dilakukan pada 4 kecepatan aliran udara yaitu 40, 50,60 dan 70 km/h. Simulasi menggunakan model turbulensi k-ɛ dengan intensitas 5%, model tersebut dipilih karena memiliki tingkat error terkecil terhadap validasi dari jurnal simulasi Bammidi dan Murty (2014) sebesar 0,13 %. Didapatkan hasil bodi Lintang Samudra 1 memiliki nilai CD = 0,07598 - 0,07025 dan CL=(-0,00800) – (-0,00837) Pada bodi Lintang Samudra 2 memiliki nilai CD = 0,072451 - 0,067020 dan CL = 0,001395 – 0,000949. Terdapat perbedaan bentuk aliran fluida pada bodi Lintang Samudra 1dan bodi Lintang Samudra 2. Jadi bodi kedua lebih aerodinamis dari bodi pertama. Kata kunci: aerodinamika, bodi, CFD, drag, lift.
Analisis Sifat Mekanis Baja Karbon Menengah Akibat Proses Austenisasi Tempering Nyoto Lestari; Helmy Purwanto; Muhammad Dzulfikar
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v17i2.5613

Abstract

Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai kombinasi proses pemanasan dan pendinginan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu pada baja atau paduan lainnya. Salah satu proses perlakuan panas tersebut dengan proses quenching dan tempering. Proses ini dilakukan pada temperatur austenite 700 oC, 800 oC, 900 oC dengan media pendingin celup oli, kemudian di lanjutkan proses tempering pada temperatur 100 oC, 200 oC, 300 oC, dan 400 oC dengan waktu penahanan 15 menit. Hasil pengujian pada uji struktur mikro memperlihatkan bahwa fasa yang banyak terlihat adalah fasa perlit, sedangkan fasa martensit jarang ditemukan. Hasil pengujian kekerasan memperlihatkan bahwa nilai tertinggi adalah 591 HVN terdapat pada temperatur austenite 900 oC dan di tempering pada temperatur 200 oC. Hasil pengujian tarik mendapatkan Maksimal Stress tertinggi pada temperatur austenite 900 oC dan temperatur tempering 100 oC dengan nilai 961 MPa. Pengujian impak mendapat nilai 0,40J/mm2 yang terdapat pada temperatur austenite 900 oC dan temperatur tempering 400 oC. Proses tempering dapat menurunkan nilai kekerasan dan kekuatan tarik dan pada uji impak nilai kekerasan meningkat. Sementara hasil mikro struktur memperlihatkan bahwa jumlah fasa-fasenya hampir sama dengan  raw material.   
Analisis Kekuatan Fisik Komposit Karbon Sandwich Honeycomb Chasis Mobil Hemat Energi Tipe Prototype Muhammad Dzulfikar; Ryando Lumban Raja
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v18i1.6536

Abstract

Bahan konstruksi seperti untuk sasis dibutuhkan bahan yang ringan setara dengan aluminium atau lebih ringan daripada aluminium tetapi tetap kuat dan kaku seperti komposit.Sifat bahan demikian diperoleh dengan struktur sandwich.Konstruksi ini diterapkan ketika diharapkan kekauan bending yang memadai dengan berat yang relatif ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui densitas, nilai tegangan tarik, nilai tegangan bending, patahan makro untuk diterapkan pada sasis mobil KMHE tipe prototype dengan beban tekan 0,005 N/. Metode penelitian dengan menggunakan tiga jenis spesimen dengan perbedaan jumlah lapisan karbon, densitas dan variasi ketebalan, dimana spesimen 1, 2, 3 berturut-turut mempunya 1 lapisan; densitas 0,26 g/; tebal 0,9 cm, 2 lapisan; densitas 0,27 g/; tebal 1,1 cm, 3 lapisan; densitas 0,25 g/; teba1 1,3 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen 1 dan 3 memiliki densitas yang sama namun nilai tegangan tarik dan bendingnya berbeda. Hasil pengujian tarik menunjukkan nilai tegangan tarik spesimen 1, 2, 3 berturut-turut adalah 359 kg/; 620 kg/; 634 kg/. Hasil penguijan bending spesimen 1, 2, 3 berturut-turut adalah 71 kg/; 120 kg/; 159 kg/. Hasil pengambilan foto makro menunjukkan bahwa patahan yang terjadi adalah patahan getas. Dari pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa spesimen yang paling sesuai untuk dijadikan sasis adalah spesimen 3 dikarenakan tingakat densitasnya yang rendah namun dapat menopang beban lebih besar daripada specimen 1 dan spesimen 2.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERIPIK SINGKONG MELALUI ALAT PERAJANG SINGKONG SEMIOTOMATIS DI KELURAHAN PAKINTELAN KOTA SEMARANG Imam Syafa’at; M Dzulfikar; Helmy Purwanto; SM Bondan Respati
ABDIMAS UNWAHAS Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v4i1.2694

Abstract

AbstrakSingkong (Manihot esculenta) merupakan salah satu sumber pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produktifitas panen singkong semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun secara nasional mengalami peningkatan, hal ini kurang didukung dengan teknologi yang handal dalam pengolahan produk pasca panen. Masih banyak ditemui masyarakat yang menggunakan perajang singkong manual. Salah satu diantaranya terdapat di Kelurahan Pakintelan, Kota Semarang. Efektifitas alat perajang masih perlu dikembangkan dengan melalui penerapan teknologi tepat guna. Kegiatan ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat perajang singkong semi otomatis. Alat perajang hasil rancangan berhasil dibuat dan dihibahkan kepada salah seorang pengrajin keripik singkong. Ketebalan hasil perajangan seragam sekitar 1 sampai 2 mm. Kegiatan ini terbatas hanya pada pengujian alat yang telah berfungsi dengan baik, tidak sampai analisa kapasitas produksi setelah penggunaan alat. Kata kunci:  perajang, singkong, semiotomatis.
ANALISIS PENGARUH TEMPERING MENGGUNAKAN PEMANAS INDUKSI PASCA QUENCHING DENGAN MEDIA OLI PADA BAJA AISI 1045 TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN NILAI KEKERASAN SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI PIN TRACK LINK BULLDOZER Muhammad Dzulfikar; Helmy Purwanto; Dwi Setyo Agus
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i1.2140

Abstract

Pemanas induksi adalah proses pemanasan obyek menggunakan metode induksi elektromagnetik, dimana arus yang menyebabkan pemanasan pada logam itu sendiri. Pemanas induksi dapat digunakan dalam berbagai fungsi antara lain pengerasan permukaan. Misalnya roda gigi tranmisi, carrier roller, pin, komponen yang saling bergesekan akan mengakibatkan keausan. Salah satu cara untuk mengurangi keausan adalah meningkatkan kekerasan permukan sehingga material semakin keras tetapi tidak getas. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kekerasan, struktur mikro dari pin track link bulldozer dan untuk mengetahui pengaruh temperatur tempering pasca quenching dengan media oli pada baja AISI 1045 terhadap struktur mikro dan kekerasan menggunakan mesin pemanas induksi dengan variasi temperatur quenching dan tempering. Hasil pengujian pin track link memperlihatkan bahwa nilai kekerasan rata-rata dan permukaan kekerasan inti 28 HRC dan struktur mikro memperlihatkan pada bagian tepi martensite dan bagian dalam ferrite dan pearlite. Sedangkan pada baja AISI 1045 kekerasan maksimum setelah mengalami proses quenching adalah 54,6 HRC dan setelah proses tempering mengalami penurunan yaitu sebesar 49 HRC dan nilai kekerasan inti 26,1 HRC, struktur mikro memperlihatkan martensite dibagian tepi spesimen, dan ferrite-pearlite pada tengah spesimen. Kata kunci: pengerasan permukaan, kekerasan, dan struktur mikro.
ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTREST SEPEDA MOTOR Y DENGAN APLIKASI AUTODESK INVENTOR BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Muhammad Hardiyansyah; Imam Syafa’at; Muhammad Dzulfikar
CENDEKIA EKSAKTA Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v2i2.2081

Abstract

Sepeda motor merupakan salah satu jenis kendaraan yang banyak dipilih masyarakat sebagai moda transportasi di zaman modern saat ini, Salah satu jenis sepeda motor tersebut adalah produk Y. Footrest merupakan komponen pada kendaraan sepeda motor yang terbuat dari material aluminium. Komponen tersebut mempunyai fungsi sebagai pijakan kaki untuk penumpang sepeda motor ditemukan ada kasus retak pada laporan ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tegangan von misses, defleksi, faktor keamanan, dan optimasi pada footrest. Pada pemodelan ini menggunakan aplikasi Autodesk Inventor Professional 2013. Material yang digunakan yaitu Aluminium 6061 AHC, dan pada simulasi dilakukan pembebanan yang terdiri dari pengendara duduk dengan kaki bertumpu pada footrest, pengendara duduk berdiri bertumpu pada footrest, sepeda motor dan pengendara jatuh kesamping, motor tertabrak dari belakang, sepeda motor dan pengendara jatuh kesamping dengan dua pengendara. Hasil simulasi pada pembebanan dengan kondisi footrest tertabrak dari belakang beresiko besar terhadap retaknya footrest dengan ketebalan 3 mm didapatkan tegangan von mises 1009 MPa, defleksi 2,099 mm, faktor keamanan 0,27. Setelah dilakukan optimasi ketebalan menjadi 10 mm pada area yang rawan kegagalan (retak) didapatkan hasil faktor keamanan menjadi 1,04 maka footrest aman digunakan. Kata kunci: footrest, tegangan, defleksi, faktor keamanan
PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL Fajar Sidik Irianto; Muhammad Dzulfikar
CENDEKIA EKSAKTA Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v2i2.2080

Abstract

Alat praktikum merupakan penunjang dalam pembelajaran dan sebagai miniatur dariperalatan yang sebenarnya. Peralatan buatan pabrik tergolong harganya mahal, untukmenghemat biaya tersebutdan menanamkan kreatifitas maka dirancang sendiri alat tersebutdengan tidak meninggalkan dari kegunaan dan fungsi alat tersebut. Tujuan dari perancanganalat praktikum ini adalah untuk mengetahui nilai konduktivitas termal tembaga dengan caraperpindahanpanas konduksi. Hasil dari pengujian, harga konduktivitas termal lebih rendahdari referensi yaitu 385 W/m0C, rata-rata hasil pengujian dengan variasi tegangan 100V,150V, dan 200V. Didapatkan hasil 338,669 W/m0C pada pengujian dengan tegangan 100V,316,06W/m0C pada pengujian 150V, dan 329,687 W/m0C pada tegangan 200V, jadi nilai rata-rata pada semua variasi tegangan adalah 328,138 W/m0C.Kata kunci:alat praktikum, perancangan, konduktivitas termal.
The Effect of Plasma Nitridation on Surface Hardness of Titanium Alloy (Ti-6Al-4V) for Artificial Knee Joint Applications Angga Yunis Prasetya; Darmanto Darmanto; Muhammad Dzulfikar
Journal of Biomedical Science and Bioengineering Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Center for Biomechanics, Biomaterials, Biomechantronics and Biosignal Processing (CBOIM3S)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.203 KB) | DOI: 10.14710/jbiomes.2021.v1i2.49-53

Abstract

Nitriding has been carried out using plasma nitriding techniques for surface treatment of Titanium as a biomaterial component. The purpose of this study was to determine the effect of plasma nitriding on surface hardness that occurs in titanium. The material used is Titanium Alloy (Ti-6Al-4V) Grade 5 which is processed by plasma nitriding by varying nitrogen (N2) and argon (Ar) gases of (100% N2/0% Ar), (95% N2/5% Ar), (90% N2/10% Ar), (85% N2/15% Ar), (80% N2/20% Ar), and (75% N2/25% Ar), and temperature 400ºC, time 5 hours and a pressure of 1.6 bar. The test results show that the optimum hardness is found in the gas composition with a ratio of 95% N2: 5% Ar. Obtained a hardness of 371 HV/VHN or an increase of 159% of the raw material with hardness value of 143 HV/VHN