Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KAJIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI KALANGAN PELAJAR MADRASAH ALIYAH Soimah Lailah; Ulfa Fifi Ulan Safitri; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i2.15317

Abstract

Abstrak Ketidakmampuan remaja untuk mengatur emosinya berkontribusi terhadap kenakalan remaja, yang mengakibatkan tindakan agresif yang ditujukan kepada teman sebayanya dan anggota masyarakat lainnya. Perilaku remaja dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Dukungan keluarga dapat meningkatkan kecerdasan emosional remaja sehingga dampak keluarga sangat besar. Dukungan keluarga dan kecerdasan emosional pada remaja Madrasah Aliyah Provinsi Bengkulu dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 85 sampel deskriptif korelasi dengan menggunakan strategi cluster sampling cross-sectional. Tes non-parametrik Spearman digunakan. Studi menunjukkan bahwa 31,2% remaja yang didukung keluarga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, sedangkan 27,1% remaja yang tidak didukung tidak memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan pendampingan orang tua berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional remaja Madrasah Aliyah. Penelitian ini member implikasi pentingnya mempromosikan psikologi remaja dengan meningkatkan kesehatan keluarga, kesehatan, dan sekolah. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kecerdasan Emosional, Pelajar   AbstractTeenagers' inability to effectively regulate their emotions contributes to juvenile delinquency, resulting in aggressive acts directed at their peers and other members of the community. Emotional intelligence is a crucial determinant of teens' actions and behaviors. Adolescent conduct is influenced by emotional intelligence. Family support can boost teens' emotional intelligence, therefore family impact is significant. Family support and emotional intelligence in Bengkulu Province Madrasah Aliyah teenagers are examined in this study. This research used 85 descriptive correlation samples using a cross-sectional cluster sampling strategy. Spearman non-parametric tests were used. Studies show that 31.2% of supported teens have high emotional intelligence, whereas 27.1% of undupported teens do not. Moreover, this research find parental assistance significantly affects Madrasah Aliyah = teens' emotional intelligence. This study gives implication the importance of promoting teenage psychology by improving families, health, and school health. Keywords: Family Support, Emotional Intelligence, Student
KEBAHAGIAAN DOSEN DITINJAU DARI KONFLIK KERJA-KELUARGA: PERAN MINDFULNESS SEBAGAI MEDIATOR Rusmalia Dewi; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga; Tatas Transinata; Yudi Kurniawan
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v9i2.26581

Abstract

Kebahagiaan dosen adalah saat merasakan tubuh dan jiwanya sehat. Banyak permasalahan pekerjaan dan keluarga pada dosen karena kurangnya pengelolaan konflik yang baik sehingga bekerja tidak fokus. Support sistem pada dosen penting, agar mampu mengelola konflik yang terjadi dan menjalani aktivitasnya di pekerjaan dan keluarga dengan fokus dan bahagia. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara empiris kebahagiaan dosen yang ditinjau dari konflik kerja-keluarga melalui peran mindfulness sebagai variabel mediator. Metodenya adalah kuantitatif, dengan menggunakan responden Dosen yang ada di kota Semarang sebanyak 120 orang. Menggunakan Teknik pengambilan sampel purposive sampling dan metode analisis data dengan Regresi simple mediation model  SPSS by Hayes. Hasil penelitian mennjukkan ada pengaruh konflik kerja-keluarga terhadap kebahagiaan dosen melalui mindfulness sebesar RSquare=.515 p<0.05. Konflik kerja-keluarga berpengaruh lebih besar secara langsung terhadap kebahagiaan dosen dibandingkan melalui mindfulness. Penelitian ini memiliki implikasi agar dapat dijadikan acuan tentang pengaplikasian pengelolaan konflik di pekerjaan dan keluarga.
Studi Literature Review: Perilaku Bullying terhadap Teman Sebaya pada Remaja di Sekolah Leny Marlina; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 12 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i12.31873

Abstract

Latar Belakang: Perilaku bullying di kalangan remaja merupakan masalah sosial yang memerlukan perhatian serius karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban dan pelaku. Bullying melibatkan tindakan menyakiti secara fisik, mental, dan emosional yang dilakukan secara berulang dengan tujuan mendominasi. Fenomena ini semakin meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tercatat memiliki tingkat bullying yang signifikan. Kasus-kasus ini seringkali terjadi di lingkungan sekolah, tempat yang seharusnya menjadi ruang belajar yang aman dan nyaman. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Perilaku bullying di kalangan remaja Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius.  Metode: Artikel ini mengulas faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh teradap perilaku bullying serta dampaknya pada remaja di sekolah. Data-data dikumpulan dari berbagai sumber yaitu artikel jurnal, tesis dan hasil penelitian lainnya yang relevan. Selanjutnya dilakukan analisis dan didiskripsikan.   Hasil: Hasil review menunjukkan dampak negatif bagi pelaku bullying seperti sikap empati yang rendah, impulsif, dominan, dan tidak bersahabat. Faktor-faktor yang mendukung perilaku bullying adalah, keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah, kepribadian, kontrol diri dan media sosial. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi diantaranya adalah fisik, mental, dan verbal. Kesimpulan: Faktor-faktor tersebut saling memengaruhi dan memerlukan pendekatan komprehensif untuk mengurangi kejadian bullying di sekolah. Implikasinya, intervensi yang melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja.
Studi Literature Review: Perilaku Bullying terhadap Teman Sebaya pada Remaja di Sekolah Leny Marlina; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 12 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i12.31873

Abstract

Latar Belakang: Perilaku bullying di kalangan remaja merupakan masalah sosial yang memerlukan perhatian serius karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban dan pelaku. Bullying melibatkan tindakan menyakiti secara fisik, mental, dan emosional yang dilakukan secara berulang dengan tujuan mendominasi. Fenomena ini semakin meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tercatat memiliki tingkat bullying yang signifikan. Kasus-kasus ini seringkali terjadi di lingkungan sekolah, tempat yang seharusnya menjadi ruang belajar yang aman dan nyaman. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Perilaku bullying di kalangan remaja Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius.  Metode: Artikel ini mengulas faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh teradap perilaku bullying serta dampaknya pada remaja di sekolah. Data-data dikumpulan dari berbagai sumber yaitu artikel jurnal, tesis dan hasil penelitian lainnya yang relevan. Selanjutnya dilakukan analisis dan didiskripsikan.   Hasil: Hasil review menunjukkan dampak negatif bagi pelaku bullying seperti sikap empati yang rendah, impulsif, dominan, dan tidak bersahabat. Faktor-faktor yang mendukung perilaku bullying adalah, keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah, kepribadian, kontrol diri dan media sosial. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi diantaranya adalah fisik, mental, dan verbal. Kesimpulan: Faktor-faktor tersebut saling memengaruhi dan memerlukan pendekatan komprehensif untuk mengurangi kejadian bullying di sekolah. Implikasinya, intervensi yang melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja.
Motivasi Intrinsik sebagai Faktor Penentu Disiplin Kerja Karyawan PT Family Aurora Nusantara Syarifatul Wahidah; Fitria Khoirun Nisa; Rini Sugiarti; Fendy Suhariadi
EduInovasi:  Journal of Basic Educational Studies Vol. 5 No. 1 (2025): EduInovasi:  Journal of Basic Educational Studies
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/edu.v5i1.6502

Abstract

This study aims to analyze the relationship between intrinsic motivation and work discipline among employees of PT Family Aurora Nusantara, a company operating in the food and beverage (FnB) sector. Using a quantitative descriptive approach, data were collected through Likert-scale questionnaires from a total sample of 43 employees. The analysis revealed that intrinsic motivation positively and significantly influences work discipline, contributing 24.9% (R² = 0.249), with the remaining variance explained by other factors outside this study. A regression coefficient of 0.595 indicates that a one-unit increase in intrinsic motivation corresponds to a 0.595-unit increase in work discipline. The data also highlighted that higher levels of work discipline are correlated with adherence to company regulations and enhanced employee responsibility. This study emphasizes the crucial role of intrinsic motivation in fostering work discipline within the FnB sector. Companies are recommended to implement strategies such as rewards, training, and individual counseling to enhance intrinsic motivation, thereby improving operational effectiveness and employee well-being.
Peran FOMO (Fear of missing out) dalam Meningkatkan Kecemasan Terhadap Media Sosial pada Generasi Z Muhamad Oldy Royantara; Agung Wijaya; Rini Sugiarti; Fendy Suhariadi
EduInovasi:  Journal of Basic Educational Studies Vol. 5 No. 1 (2025): EduInovasi:  Journal of Basic Educational Studies
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/edu.v5i1.6503

Abstract

This study aims to analyze the role of Fear of Missing Out (FOMO) in increasing anxiety towards social media in Generation Z. FOMO, which is defined as an excessive fear of missing out on experiences or information felt by others, is one of the significant factors influencing the digital behavior of the younger generation. This study uses a qualitative approach with a phenomenological study method to explore in depth the experiences and perceptions of Generation Z related to Fear of Missing Out (FoMO) and its impact on anxiety in using social media. The results showed that Generation Z has a high level of FOMO, with the majority of respondents reporting excessive use of social media to follow trends, friends' activities, and viral content. This high FOMO has been shown to be positively correlated with increased anxiety, which includes feelings of excessive anxiety, difficulty focusing, and dependence on social validation through social media. These findings confirm that FOMO is a significant psychological challenge for Generation Z in the digital era. Therefore, efforts are needed to improve digital literacy, develop time management strategies in using social media, and create awareness about the impact of FOMO on mental health. This study makes an important contribution to understanding the impact of social media on Generation Z and provides a basis for more effective interventions.
ANALISIS PEMAHAMAN ANAK BERBAKAT ISTIMEWA MELALUI STUDI KASUS IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF Khairani Khairani; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024 (Special Issue)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.31218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pemahaman anak berbakat istimewa melalui studi literatur, dengan fokus pada implementasi model pembelajaran yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berbakat istimewa memiliki karakteristik unik seperti kemampuan kognitif di atas rata-rata dan kreativitas tinggi, yang memerlukan pendekatan pendidikan khusus. Tantangan utama dalam pendidikan mereka termasuk kurangnya pengenalan formal dan pelatihan bagi guru. Model pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran berbasis proyek terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kolaboratif anak berbakat. Guru yang terlatih khusus dan dukungan dari lingkungan sekolah serta orang tua sangat penting dalam mengembangkan potensi anak berbakat istimewa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan holistik dan kolaboratif diperlukan untuk memastikan perkembangan optimal anak berbakat istimewa.
ANALISIS FAKTOR KUALITAS BELAJAR ANAK AUTIS SDLB SUNAN KUDUS Muhammad Shobirin; Rini Sugiarti; Erwin Erlangga
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 No. 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i1.42578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas belajar anak autis di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Sunan Kudus. Dalam konteks ini, kami akan membahas tiga faktor utama: strategi pembelajaran, metode Applied Behavior Analysis (ABA), dan gaya belajar. Anak autis memiliki kebutuhan yang unik dalam proses pembelajaran, sehingga penting untuk memahami bagaimana faktor-faktor tersebut dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas belajar mereka. Melalui pendekatan kualitatif dan analisis data dari berbagai sumber, termasuk wawancara dengan guru, serta pengamatan langsung di kelas, penelitian ini menemukan bahwa penerapan strategi pembelajaran yang tepat, penggunaan metode ABA yang efektif, dan penyesuaian gaya belajar dapat secara signifikan meningkatkan hasil belajar anak autis. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pengajaran yang lebih baik di SDLB dan institusi pendidikan lainnya.