Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Dyah Widyasasi
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki lebih dari 2.000 jenis kupu-kupu. Hilangnya kupu-kupu dapat menjadi salah satu indikator ketidak seimbangan ekosistem, karena selain menghisap nektar, mengambil zat besi dalam tanaman, menghisap mineral dari tanah, kupu-kupu juga menjadi pengantar bertemunya putik dan kepala sari pada beberapa tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis kupu-kupu dan tumbuhan pakannya di areal Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu dan tumbuhan pakannya di areal Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Metode yang digunakan dalam penangkapan kupu-kupu adalah dilakukan langsung dengan menggunakan jaring serangga. Kupu-kupu yang ditemukan dibawa ke laboratorium Konservasi untuk diawetkan dan diidentifikasi dengan cara menyamakan atau membandingkan kupu-kupu yang ditemukan dengan buku literature kupu-kupu, sedangkan untuk tumbuhan pakan kupu-kupu diambil sampel dan gambarnya secara langsung di lapangan dibawa ke Laboratorium Silvikultur dan diidentifikasi dengan cara menyamakan atau membandingkan pakan yang ditemukan dengan buku literatur tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di areal Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ditemukan sebanyak 27 jenis, dimana kupu-kupu yang dapat diidentifikasi sebanyak 21 jenis yang termasuk dalam 3 suku (famili) yaitu suku Pieridae 3 jenis, Papilionidae 6 jenis, Nymphalidae 12 jenis dan yang belum dapat diidentifikasi 6 jenis adalah kupu-kupu A, B, C, D, E, dan F. Terdapat 5 jenis tanaman yang dijumpai menjadi pakan berbagai jenis kupu-kupu yaitu Anystasia intrusa, Bunga Pagoda (Clerodendrum japonicum), Tembelekan (Lantana camara.), Asoka (Ixora stricta Roxb) dan Bunga jenis A/berwarna ungu (belum dapat diidentifikasi).
Pemetaan Fasilitas Kesehatan BPJS Kota Samarinda Studi Kasus Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Pratama Arsya Farky Fadjuani; Dyah Widyasasi; Nia Kurniadin; F. V. Astrolabe Sian Prasetya
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.674 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.885

Abstract

Sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Timur Samarinda memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. BPS (Badan Pusat Stastistik) Kota Samarinda menunjukan jumlah penduduk pada tahun 2020 mencapai 886.806 jiwa. Jumlah tersebut tersebar dalam 10 Kecamatan dan 59 Kelurahan. Besarnya populasi manusia di Kota Samarinda mengakibatkan besar pula kebutuhan akan pelayanan fasilitas kesehatan khususnya Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Pratama di wilayah ini. Demikinan pula kebutuhan akan ketersediaan fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta kemudahan akses informasi jenis layanan yang dicover oleh BPJS Kesehatan. Tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk memetakan lokasi Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik yang menyediakan layanan BPJS Kesehatan di Kota Samarinda. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang terdapat pada website BPJS Kesehatan, yang selanjutnya dilakukan pengambilan data koordinat dan data mengenai jenis layanan, informasi serta ketersediaan layanan BPJS yang terdapat pada fasilitas Kesehatan di Kota Samarinda. Data selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak SIG dengan hasil akhir berupa layout peta. Hasil pada penelitian ini menunjukan terdapat 12 dari 15 Rumah Sakit melayani pasien BPJS, 14 Puskesmas seluruhnya menyediakan layanan BPJS, serta 40 dari 49 Klinik melayani BPJS.
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 untuk Studi Prakiraan Kerapatan Vegetasi di Kota Samarinda Menggunakan Metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Dwi Agung Pramono; Dyah Widyasasi; Oscariza Aristyas; Dwinita Aquastini
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.267 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.910

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui tingkat kerapatan vegetasi di Kota Samarinda dan membuat peta kerapatan vegetasi di Kota Samarinda dengan memanfaatkan citra Sentinel-2. Teknologi satelit berupa citra satelit Sentinel diolah menggunakan metode matematis Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) guna mendapatkan luasan dan rentang kerapatan vegetasi berupa wilayah tidak bervegetasi, wilayah dengan vegetasi sangat rendah, wilayah dengan vegetasi rendah, wilayah dengan vegetasi sedang, serta wilayah dengan vegetasi tinggi di wilayah Kota Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa citra Sentinel-2A dengan menggunakan band 8 dan band 4 serta metode matematis Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) mampu untuk mengetahui tingkat kerapatan suatu vegetasi. Kota Samarinda memiliki total nilai rentang klasifikasi NDVI seluas 71.738,19 Ha dengan tingkat kerapatan wilayah yang terdapat vegetasi seluas 66.355,89 Ha dengan persentase 92,48% dan wilayah tidak bervegetasi seluas 5.382,30 Ha dengan persentase 7,50% serta diperoleh peta kerapatan vegetasi Kota Samarinda.
PEMANFAATAN WAHANA DRONE TIPE QUADCOTER DJI PHANTOM 3 ADVANCE UNTUK PEMETAAN AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Musa Kun Firdaussy; Dyah Widyasasi
JURNAL AGRIMENT Vol 2 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.275 KB)

Abstract

This research is motivated because currently remote sensing technology continues to develop, both in terms of data collection and processing. This is indicated by the existence of data collection techniques using unmanned aircraft for mapping aerial photographs. The advantage of using this technology is that it is effective and efficient in terms of both time and human resources for mapping in areas that are not too large. Another advantage is that it can produce clearer photos, because the plane's flying height is below 400 meters above ground level so that the shooting process does not experience cloud disturbances. The purpose of this research is to make an aerial photo map at the State Agricultural Polytechnic of Samarinda, to validate objects in aerial photographs and in the field, and to provide information about the area, boundaries, and topography in the area of ​​the Samarinda State Agricultural Polytechnic campus. The implementation of activities and research objects is the area of ​​the Samarinda State Agricultural Polytechnic campus. In this study, a small format aerial photo mapping method with a Quadcopter was used, making it easier to determine the place to start flying (take off) and landing (landing). With Quadcopter rides, runway problems are no longer an obstacle. The results showed that the shooting carried out with a Quadcopter vehicle at an altitude of 200 m above the ground resulted in an area of ​​28.17 ha and a spatial resolution of 8.40 cm / pixel. The results of validation in aerial photographs and in the field using drones have a small difference between 0-4 cm with an average of 1.625 cm / photo. From the results of digitizing campus objects, there are 30 objects on campus with a total area of ​​2.67 hectares. As for the topography results in the campus area, the highest point is 107.5 meters above sea level and the lowest point is 60 meters above sea level.
Pemetaan Tutupan Lahan Di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Menggunakan Citra Sentinel 2A Agum Gumelar; Dyah Widyasasi; Suparjo; Dwi Agung Pramono; Nia Kurniadin
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.238 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.956

Abstract

The purpose of this study was to make a land cover map and determine the condition of land cover in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District.The method used in this study is the use of remote sensing Sentinel 2A for land cover mapping with a guided method using sample digitization on the screen for sampling in the land cover classification process. After using the supervised classification data obtained in the form of vector data that must be combined first before being used as a layout map.Results Based on the research, information was obtained about the process of making land cover maps in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District and Land Cover Maps in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District. The result of the area of ​​each land cover class is Agricultural Land with an area of ​​426.9 Ha,Air with an area of ​​138.2 Ha, Urban with an area of ​​176.1 Ha, Forest Land with an area of ​​391.7 Ha, Barren land with an area of ​​2 Ha, Industry 49.7 Ha, Transportation 59 Ha.
VALUASI JASA LINGKUNGAN HUTAN TROPIS: STUDI KASUS BEBERAPA KAMPUNG DI KALIMANTAN TIMUR Nuzula Elfa Rahma; Erna Rositah; Dwi Agung Pramono; Dyah Widyasasi; Fariyanti Fariyanti
JURNAL RISET PEMBANGUNAN Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36087/jrp.v2i2.58

Abstract

ABSTRAKDalam perumusan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup, khususnya terkait ekosistem hutan hujan tropis di Kalimantan Timur, perlu didasarkan pada kajian yang berbasis sains. Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini dilaksanakan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai manfaat jasa lingkungan dari keberadaan ekosistem hutan hujan tropis yang berada di kawasan beberapa kampung di Kalimantan Timur. Empat kampung yang menjadi area studi meliputi Bea Nehas, Merabu, Dumaring, dan Long Duhung. Valuasi dilakukan dengan metode benefit transfer, dengan memanfaatkan database TEEB (The Economics of Ecosystems and Biodiversity) sebagai acuan. Hasil studi menunjukkan bahwa TEV (Total Economic Value) untuk kampung Bea Nehas adalah sebesar 1,25 milyar USD/tahun atau setara dengan 18,2 triliun rupiah/tahun; TEV untuk kampung Merabu adalah sebesar 314,1 juta USD/tahun atau setara dengan 4,6 triliun rupiah/tahun; TEV untuk kampung Dumaring adalah sebesar 325,9 juta USD/tahun atau setara dengan 4,7 trilyun rupiah/tahun; sedangkan, kampung Long Duhung memiliki TEV sebesar 202,8 juta USD/tahun atau setara dengan 2,9 trilyun rupiah. Dari nilai TEV kampung-kampung tersebut, proporsi nilai jasa pendukung adalah sebesar 0,1%, jasa penyediaan sebesar 45,2%, jasa pengaturan sebesar 17,3%, dan jasa kultural sebesar 37,4%. Kata kunci: jasa lingkungan, hutan hujan tropis, Kalimantan Timur, valuasi, TEEB database ABSTRACTPolicy formulation for environmental management needs to be founded by science-based evidence, particularly in regard of East Kalimantan tropical rainforest ecosystem. Thus, the establishment of this research. Moreover, the research aims to estimate the value of tropical rainforest ecosystem services in several kampongs within the boundary of the East Kalimantan province. The study takes into account four kampongs, Bea Nehas, Merabu, Dumaring, and Long Duhung. The valuation employs the benefit transfer method by using the TEEB (The Economics of Ecosystems and Biodiversity) database as reference. The result shows that the TEV (Total Economic Value) for Bea Nehas amounts to 1,25 billion USD/year, 314,1 million USD/year for Merabu, 325,9 million USD/year for Dumaring, and 202,8 million USD/year for Long Duhung. In term of TEV proportion, for all kampongs, supporting services take 0,1%, provisioning services take 45,2%, regulating services take 17,3%, and cultural services take 37,4%. Keywords: ecosystem services, tropical rainforest, East Kalimantan, valuation, TEEB database
Valuasi Jasa Ekosistem Hutan Tropis di Kalimantan Timur dengan Metode Benefit Transfer Nuzula Elfa Rahma; Erna Rositah; Dwi Agung Pramono; Dyah Widyasasi; Fariyanti
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.64 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.73

Abstract

Ekosistem hutan hujan tropis merupakan sumber kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat Kalimantan Timur. Sayangnya keberadaan hutan di Kalimantan Timur sering hanya dilihat dalam perspektif ekonomi saja. Untuk itu perlu adanya studi untuk mengetahui nilai manfaat jasa ekosistem yang dimiliki oleh hutan tropis di Kalimantan Timur secara menyeluruh bukan hanya aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek ekologis dan sosial. Dengan tujuan itulah, penelitian ini dilakukan. Metode valuasi yang digunakan adalah metode benefit transfer dengan memanfaatkan database valuasi jasa ekosistem TEEB (The Economics of Ecosystems and Biodiversity), serta data luasan hutan Kalimantan Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai total ekonomi (Total Economic Value/TEV) ekosistem hutan tropis di Kalimantan Timur adalah sebesar 90.806.238.765 USD/tahun. Nilai TEV tersebut mencakup nilai manfaat jasa pendukung sebesar 0,24%, jasa penyediaan sebesar 45,11%, jasa pengaturan sebesar 17,31%, dan jasa kultural sebesar 37,34%.
Studi Pergeseran Hasil Rekontruksi Batas dalam Kepentingan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan Dyah Widyasasi; Dwi Agung Pramono; Hasanudin; Yoga Pratama; Nia Kurniadin
Buletin Loupe Vol 19 No 01 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v19i01.2091

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya kasus mengenai sengketa batas yang timbul di suatu wilayah dimana di wilayah tersebut telah ditemukan sumber daya alam yang menguntungkan, misalnya pertambangan. Oleh karena itu diperlukannya rekonstruksi batas dan ditambah dengan proses pengukuhannya merupakan salah satu persyaratan teknis untuk mengajukan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui dan mengumpulkan data informasi tentang pergeseran batas dengan wilayah studi di PT. Alamjaya Bara Pratama. Metode yang digunakan adalah RTK untuk stake out areal jalan dan pit terbuka. Untuk menuju titik awal menggunakan GPS handheld selanjutnya stake out untuk areal tertutup, proses pengolahan data menggunakan software ArcGIS. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh orientasi rekonstruksi pal batas terdapat 281 pal batas terdiri dari 130 dengan kondisi bagus, 6 rusak, 138 hilang dan sisipan sebanyak 7 buah. Panjang batas yang direkonstruksi seluruhnya adalah 27.146,62 m (segmen A 5.800,11 m dan segmen B 376,68 m, segmen I dan 20.969,84 m).
Analisis Deformasi Jalan Penghubung Antara Kelurahan Sanga-Sanga Dalam dan Kelurahan Pendingin Tahun 2015 dan 2021 Menggunakan Metode Interferometry Synthetic Aperture Radar Muslim, Taufan Yanuar; Kurniadin, Nia; Widyasasi, Dyah; Wumu, Romansah
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Science Vol. 2 No. 1 (2023): September 2023
Publisher : P3KM Politani Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v2i1.28

Abstract

The rise of coal mining in the East Kalimantan area which is close to public road access is thought to affect the quality and sustainability of surrounding public road access. The aim of this research is to determine the use of remote sensing data to analyze land subsidence or deformation that occurs on the connecting road between Sanga-Sanga Dalam Village and Pendingin Village, Sanga-Sanga District, Kutai Kartanegara Regency. The method used in this research is quantitative descriptive, namely determining ground deformation on roads obtained by analyzing Sentinel-1 imagery in 2015 and Sentinel-1 imagery in 2021. Ground deformation can be identified using a satellite-based remote sensing method through interferometry of two SAR images (interferometry synthetic aperture radar or InSAR) uses the Sentinel application platform (SNAP) which is an open source software (FOSS) application. Interferometry can represent changes in the line of sight between the ground and satellites in general. Changes in line of sight can be interpreted as signals of ground deformation. The results of this research can provide adequate information regarding comparative data on land elevation on the Sanga-Sanga Dalam - Pendingin road from several points experiencing land subsidence or deformation on average of 161.3 cm with an average land subsidence rate of 23.04 cm/year . Thus, remote sensing technology using the InSAR technique can be used to determine changes that occur in a short time and at low cost.
Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan pada Sub DAS Karang Mumus Provinsi Kalimantan Timur Jannah, Miftahul; Fadlin, Feri; Widyasasi, Dyah; Suparjo, Suparjo
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Science Vol. 2 No. 1 (2023): September 2023
Publisher : P3KM Politani Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v2i1.33

Abstract

This research is motivated by the growth of population and its activities. The increasing population and the more intensive activities of people in a place have an impact on changes in land use. One thing shown is changes in the Karang Mumus River Watershed (DAS) sub-area in Samarinda. Samarinda is one of the cities that is developing with a population that is increasing every day and has a variety of urban activities which are not small, causing the need for space is also not small. This research aims to identify land use and land use changes in the Karang Mumus sub-watershed. The method used in this research is the Geographic Information System (GIS) method, to process and analyze data so as to obtain information, types of land cover, area and changes in land use in the Karang Mumus sub-watershed in 1990, 2000, 2011 and 2020. Results from this research, over the past three decades, there has been a significant decrease in the area of dry land forests, while residential areas and the mining sector have seen rapid growth. The loss of dry land forests potentially disrupts ecological functions, including carbon absorption and serving as habitats for various species, which can impact ecosystem health and biodiversity. The expansion of residential areas and mining without proper management and planning poses environmental risks, including erosion, pollution, and potential degradation of water resources and air quality.