Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi

Peningkatan Peran Pemanfaatan Pekarangan dan Kader Posyandu dalam Membantu Penurunan Masalah Gizi Terutama Stunting Balita di Desa Krisik (Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar) Saati, Elfi Anis; Andriawan, Sony; Indratmi, Dian; Harini, Ririn
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v8i1.5617

Abstract

There are 67 out of 340 toddlers will experience stunting in 2022 in Krisik village, Gandusari subdistrict, Blitar district. This service aims to reduce cases of stunting through activities: Education about balanced nutrition for families; Assistance in the use of aquaponic-based Sustainable Food Houses/RPL in the yard; Training on the creation of healthy food processing to meet the nutritional needs of toddlers and families and support family food security. Activity stages: 1) Survey of village potential locations and nutritional problems, especially stunting; 2) Survey of potential locations for land use of yards; 3) Socialization activities for stunting solutions in Krisik village; 4) BIMTEK on the creation of processed food, use of yards or RPL (Sustainable food home). ). The results of the activity were an increase in nutritional knowledge, healthy food for stunting solutions, the importance of balanced nutrition in children's growth, and Posyandu cadre mothers were able to adopt BIMTEK for healthy food creations, namely fruit/vegetable jelly (dragon fruit skin), flowers (roses), and Pigmented vegetable nuggets (spinach/mustard greens) as a natural coloring are high in antioxidants. This program has been proven to help reduce the stunting of toddlers in Krisik-Blitar village by around 15 percent. The results of the food creation training have become PMT products when the monthly Village Posyandu takes place. The trained Posyandu cadres take part in a menu competition for stunted toddlers. Utilizing the yard through the RPL application can help change people's behavior in meeting the nutritional needs of families, especially children, by providing healthy, nutritious food and maintaining their family's food security. ABSTRAKTerdapat 67 dari 340 balita yang mengalami stunting pada tahun 2022 di desa Krisik, kecamatan Gandusari, kabupaten Blitar. Pengabdian ini bertujuan mengurangi kasus stunting melalui kegiatan: 1) Edukasi tentang gizi seimbang kepada keluarga, 2) Pendampingan pemanfaatan Rumah Pangan Lestari/RPL berbasis akuaponik di pekarangan, 3) Pelatihan kreasi pengolahan pangan sehat bagi pemenuhan kebutuhan gizi balita dan keluarga, serta mendukung ketahanan pangan keluarga. Tahapan kegiatan: 1) Survey lokasi potensi desa dan permasalahan gizi terutama stunting, 2) Survey lokasi potensi lahan pemanfaatan pekarangan, 3) Kegiatan sosialisasi solusi stunting di desa Krisik, 4) BIMTEK kreasi pangan hasil olahan, pemanfaatan pekarangan atau RPL (Rumah pangan lestari). Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan gizi, pangan sehat bagi solusi stunting, pentingnya gizi seimbang dalam pertumbuhan anak, serta Ibu-ibu kader Posyandu dapat mengadopsi BIMTEK kreasi pangan sehat, yaitu jelly buah/sayuran (kulit buah naga), bebungaan (mawar), dan nuget sayuran (bayam/sawi) berpigmen sebagai perwarna alami tinggi antioksidan. Program ini terbukti membantu menurunkan stunting balita di desa Krisik-Blitar sekitar 15 persen. Hasil pelatihan kreasi pangan sudah menjadi produk PMT saat Posyandu Desa bulanan berlangsung, Kader Posyandu binaan ikut lomba menu bagi Balita stunting. Memanfaatkan pekarangan melalui aplikasi RPL dapat membantu mengubah perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga terutama anak, melalui penyediaan makanan sehat bergizi dan menjaga ketahanan pangan keluarganya
Peningkatan Keterampilan Batik Organik dengan Pewarna Alami Lokal Plus Ekstrak Rumput Laut, di Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Saati, Elfi Anis; Siskawardani, Devi Dwi; jamroji, Jamroji
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 9, No 1 (2025): EDISI JUNI 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v9i1.6815

Abstract

Pasuruan Regency has become a tourist destination due to its high natural potential and the inspiration for its distinctive Batik motifs. KUBA (Komunitas Berkaidah Amanah) artisans are among the artisans who have persisted in developing Batik. The Segiri motif is a type of selected flora, becoming a specialty of their product, Segiri Batik. Currently, KUBA-Batik Segiri is engaged in its business in Pasuruan and already has an extensive marketing network, is passing on its branding experience to Tosarian Batik in Tosari Village and District, which is also trying to utilize local natural pigments (datto flowers, strawberry leaves) as its batik dyes. This is hampered by weak color pigments and a relatively long process, because it is a natural dye. The use of pigments results in a higher price. So, it is necessary to modify the mordanting to help improve the stability of its natural color, namely by using seaweed extract as a coloring adhesive. Tosarian batik makers develop typical Tengger/Bromo motifs and udeng. Community service is carried out by socializing the understanding of Pigments Alginates, and their functions. Then, there was a socialization session on "The Importance of Product Branding" and training on proper organic batik production methods using seaweed extract. This activity added various natural colors from locally extracted materials to enhance creativity in batik design.ABSTRAKKabupaten Pasuruan menjadi satu tujuan wisata karena potensi alam yang tinggi dan menjadi inspirasi motif Batik yang Khas. Pengrajin KUBA (Komunitas Berkaidah Amanah) merupakan salah satu pengerajin yang masih bertahan dalam mengembangkan Batik. Motif Segiri adalah jenis flora yang dipilih, menjadi spesialisasi produknya yaitu Batik Segiri. Saat ini KUBA-Batik Segiri menggeluti usahanya di Pasuruan dan sudah memiliki banyak jaringan pemasaran, sedang menularkan pengalaman brandingnya kepada batik Tosarian di Desa dan Kecamatan Tosari, yang juga berupaya memanfaatkan pigmen alam lokal (bunga kecubung, daun strawberry) sebagai pewarna  batiknya. Hal ini terkendala pigmen warna yang masih lemah dan proses yang cenderung lama, karena merupakan pewarna alami. Penggunaan pigmen mengakibatkan harga lebih mahal. Sehingga perlu modifikasi mordanting membantu meningkatkan stabilitas warna alaminya, yaitu penggunaan ekstrak rumput laut sebagai perekat pewarnaan. Pebatik Tosarian mengembangkan motif dan udeng khas Tengger/Bromonya.  Pengabdian dilakukan dengan sosialisasi pemahaman tentang Pigmen Alginat, serta fungsinya. Lalu sosialisasi “Pentingnya Branding Produk” dan pelatihan cara produksi batik organik yang baik dengan menggunakan ekstrak rumput laut. Kegiatan ini dapat menambah variasi warna alami yang bisa digunakan dari ekstraksi bahan lokal untuk meningkatkan kreativitas pembuatan corak batik.