Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : BULETIN OSEANOGRAFI MARINA

Keterkaitan antara Kelimpahan Zooplankton dan Parameter Lingkungan di Perairan Pantai Morosari, Kabupaten Demak Titik Mariyati; Hadi Endrawati; Endang Supriyantini
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.27136

Abstract

Zooplankton berperan sebagai konsumen tingkat pertama, yaitu memindahkan energi dari produsen ke konsumen tingkat dua. Zooplankton dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk mengetahui kualitas dan kesuburan suatu perairan yang sangat diperlukan untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut. Perairan Morosari mengalami degradasi akibat rob dan berkurangnya tanaman mangrove Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parameter kualitas air dengan kelimpahan zooplankton di Perairan Pantai Morosari, Demak. Penelitian menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, analisis data meliputi kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman, dominasi dan analisis hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi parameter kualitas air yaitu 0,799 (DO), 0,928 (suhu), 0,758 (salinitas), -0,019 (pH), -0,318 (arus). Berdasarkan hasil pengamatan parameter kualitas air terutama DO, suhu, dan salinitas mempunyai kaitan yang erat terhadap kelimpahan zooplankton di perairan Pantai Morosari. Zooplankton acts as the first level consumer, i.e. transferring energy from producers to second level consumers, zooplankton can be used as study material to find out the quality and fertility of water that is needed to support the use of coastal and marine resources. This study aims to determine the abundance of zooplankton, the types of zooplankton and the relation of water quality parameters with the abundance of zooplankton in Morosari Coastal Water, Demak. Research using methods of surveying and determining the location was chosen using the purposive sampling method, data analysis includes abundance, diversity index, uniformity, dominance, and relationship analysis. The results showed that correlation value between water parameters and abundance of zooplankton is 0,799 (DO), 0,928 (temperature), 0,758 (salinity), -0,019 (pH), -0,138 (current). Based on the results of the water quality parameters, especially DO, temperature, and salinity have a close relationship to the abundance of zooplankton in the waters of Morosari Beach.
REKAYASA TEKNOLOGI TRANSPLANTASI LAMUN (Enhalus acoroides)DI KAWASAN PADANG LAMUN PERAIRAN PRAWEAN BANDENGAN JEPARA Febriyantoro Febriyantoro; Ita Riniatsih; Hadi Endrawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.291 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i1.6922

Abstract

Lamun adalah sumber makanan bagi beberapa jenis herbivora seperti penyu, dugong dan beberapa jenis invertebrata. Fungsi lamun tidak banyak dipahami, banyak padang lamun yang rusak oleh berbagai aktivitas manusia.Lamun berkurang secara cepat di berbagai belahan dunia akibat dari kegiatan manusia seperti kerusakan secara mekanis (pengerukan dan jangkar), eutrofikasi, budidaya perikanan, pengendapan, pengaruh pembangunan konstruksi pesisir, dan perubahan jaring makanan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat keberhasilan transplantasi lamun berdasar laju pertumbuhan dan tingkat keberlangsungan hidup (SR) dengan dengan penerapan metode Frame tabung bambu, Plugs, Fastening waring di perairan Prawean Bandengan Jepara agar lamun dapat dikembangkan dengan teknologi ramah lingkungan yaitu menggunakan bambu dan keberadaanya masih tetap lestariPenelitian dilakukan dengan observasi lapangan selama 6 Minggu pada tanggal 17 September – 1 November 2012 . Metode yang digunakan untuk analisis  adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan. Berdasarkan hasil One-way ANOVA, diketahui bahwa laju pertumbuhan transplantasi lamun dari ketiga metode tersebut tidak berbeda nyata. Tingkat keberhasilan unit transplantasi lamun untuk metode Frame Tabung Bambu sebesar 95%, metode Plugs sebesar 100%dan metode Fastening Waring sebesar 100%. Laju pertumbuhan unit transplantasi lamun di Perairan Prawean Bandengan Jepara dengan metode Frame Tabung Bambu memliki rata-rata sebesar (0,70 cm/hari ± 0.06), sedangkan untuk metode Plugs sebesar (0,78 cm/hari ± 0.09) dan metode Fastening Waring sebesar (0,71 cm/hari ± 0.05). Kata Kunci : Perairan Prawean Bandengan Jepara, Transplantasi lamun, metode Frame Tabung Bambu, metode Plugs, metode Fastening Waring.
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kromium (Cr) Pada Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Morosari, Sayung, Kabupaten Demak Fadhel Muhammad Juharna; Ita Widowati; Hadi Endrawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i2.41617

Abstract

Logam berat merupakan kelompok unsur logam yang memiliki berat jenis ≥ 5gr/cm3. Sifatnya yang mudah mengendap dan mudah tertransportasikan menyebabkan biota termasuk kerang mudah mengakumulasi logam berat. Kerang hijau (P. viridis) merupakan salah satu biota laut bernilai ekonomis dan banyak dikonsumsi masyarakat. Pencemaran logam berat dalam kerang hijau ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal (Pb) dan kromium (Cr) pada air, sedimen, dan P. viridis serta  mengetahui batas maksimum konsumsi mingguan oleh manusia dalam mengkonsumsi kerang hijau. Penelitian dilakukan bulan Juli-September 2020. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Sampel diambil dari Perairan Morosari Demak dengan metode purposive random sampling. Kemudian, kandungan logam berat sampel dianalisisi menggunakan instrumen AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), dilanjutkan dengan analisa keamanan konsumsi menggunakan rumus MTI (Maximum Tolerable Intake). Hasil menunjukkan bahwa kandungan logam Pb lebih tinggi dibanding logam Cr dalam P. viridis dengan konsentrasi berturut-turut (3,876-4,117) mg/kg untuk logam Pb dan (0,179-0,283) mg/kg untuk logam Cr. Batas maksimal konsumsi kerang hijau yang aman dikonsumsi perminggu dari Perairan Morosari untuk individu dengan berat badan 60 kg yaitu 0,364 kg/minggu untuk logam Pb dan 4,94 kg/minggu untuk logam Cr. Sedangkan konsumsi maksimal untuk individu berat badan 45 kg yaitu 0,273 kg/minggu untuk logam Pb dan 3,705 kg/minggu untuk logam Cr.    Heavy metals are a group of metal elements that have a specific gravity of 5gr/cm3. Its nature which is easy to settle and easy to transport causes biota, including bivalvia, to easily accumulate heavy metals. Green mussel (P. viridis) is one of the marine species that has economic value and is widely consumed by the community. Heavy metal contamination in shellfish can harm human health. This study aims to determine the heavy metal content of lead (Pb) and chromium (Cr) in water, sediment, and P. viridis and to determine the maximum weekly consumption of P. viridis. The research was conducted in July-September 2020. The research method used a descriptive method. Samples were taken from Morosari Demak waters with the purposive random samping method. Then, content of heavy metals anylyzed by AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) instrument, followed by an analysis of consumption safety using the MTI (Maximum Tolerable Intake) formula. The results showed that the heavy metal content of Pb was more than that of Cr. The heavy metals in P. viridis for Pb ranged from (3.876-4.117) mg.kg-1 while the Cr metal had a range (0.179-0.283) mg.kg-1. The limit safe consumption of green mussels per week from Morosari Waters for individuals weighing 60 kg is 0.364 kg/week for Pb metal and 4.94 kg/week for Cr metal. While the maximum consumption for individuals weighing 45 kg is 0.273 kg/week for Pb metal and 3.705 kg/week for Cr metal.
Effect of Silver Nano Particle Microalgae Chlorella pyrenoidosa and Dunaliella salina on Growth and Survival of Penaeus monodon Larvae Hermin Pancasakti Kusumaningrum; Muhammad Zainuri; Indras Marhaendrajaya; Agus Subagio; Widianingsih Widianingsih; Hadi Endrawati; Annisa Fadillah; Muhammad Iskandar Zulkarnain; Yuvita Muliastuti; Imam Misbach
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i2.35483

Abstract

Penaeus monodon is one of the most important farmed crustaceans. Its also known as Asia Tiger Shrimp because its carapace and abdomen are transversely banded with red and white. The use of synthetic antibiotic in aquaculture had caused problems related to health and environmental safety. Chlorella pyrenoidosa and Dunaliella salina are photosynthetic microalgae. Silver nano particle in microalgae C. pyrenoidosa and D. salina had synthesized and showed their growth stability. They offer a potency to be exploited to supported growth and survival of shrimp larvae. The objective of the study was the application of silver nano particle in microalgae C. pyrenoidosa and D. salina on P. monodon larvae. The research methodology was carried out by making microalgae C. pyrenoidosa and D. salina containing silver nano particle and used as feed of shrimp larvae. Observations were made on the growth and survival of shrimp larvae compared to both microalgae and common feed. The results showed that the P. monodon larvae  have the higher growth and survival rate with microalgae C. pyrenoidosa at the beginning of their growth compared to D. salina. However, microalgae without nanosilver and common feed showed a better result for growth and activity of shrimp larvae.
Kadar Pigmen Klorofil dan Karotenoid pada Nannochloropsis sp. dengan Perlakuan Penyinaran Ultraviolet Julia Fransiska; Sri Sedjati; Hadi Endrawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.42285

Abstract

Nannochloropsis sp. merupakan fitoplankton dengan kemampuan memproduksi pigmen klorofil-a, b, dan karotenoid yang berperan dalam fotosintesis. Produksi pigmen Nannochloropsis sp. dipengaruhi utama oleh faktor cahaya. Pemberian sinar UV berpotensi memberikan rangsangan terhadap fitoplankton pada pertumbuhan sel dan produksi pigmen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan upaya yang sesuai untuk peningkatan kadar klorofil dan karotenoid Nannochloropsis sp. menggunakan perlakuan sinar UV.  Rancangan penelitian melalui Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Perlakuan sinar UV yang diberikan meliputi 4 kelompok yaitu; 0 (kontrol), 10, 20, dan 30 menit. Pengamatan kualitas air pada media dan perhitungan kepadatan sel dilakukan setiap hari hingga masing-masing kultur mencapai fase stasioner untuk pemanenan. Kadar pigmen klorofil-a, b, dan karotenoid ditentukan menggunakan metode spektrofotometri dan diuji secara statistika melalui ANOVA One Way. Hasil penelitian didapatkan bahwa kepadatan sel tertinggi terdapat pada kelompok pemberian sinar UV 10 menit sebesar 1017,714x105 sel/mL pada fase stasioner hari ke-24. Kadar pigmen klorofil-a tertinggi pada kelompok sinar UV 20 menit, yaitu sebesar 108,46 µg/g berat basah, klorofil-b tertinggi pada kelompok UV 30 menit, yaitu sebesar 32,93 µg/g berat basah, dan karotenoid tertinggi pada kelompok UV 10 menit, yaitu sebesar 147,88 µg/g berat basah. Namun, berdasarkan uji statistika pemberian sinar UV sampai 30 menit tidak memberi pengaruh nyata (p≥0,05) terhadap kadar klorofil-a,b, dan karotenoid yang dihasilkan.  Nannochloropsis sp. is a phytoplankton with the ability to produce chlorophyll-a, b, and carotenoid pigments that are useful for photosynthesis. Pigment production of Nannochloropsis sp. is influenced mainly by the light factor. The treatment of UV light has the potential to stimulate phytoplankton cell growth and pigment production. This study aims to determine the appropriate efforts to increase levels of chlorophyll and carotenoids Nannochloropsis sp. using UV light treatment. The research design was through a completely randomized design (CRD) with three repetitions. UV light treatment given includes 4 levels, namely; 0 (control), 10, 20, and 30 minutes. Observation of media water quality and cell density calculations were carried out every day until each culture reached a stationary phase for harvesting. The levels of chlorophyll-a, b, and carotenoid pigments were determined using the spectrophotometric method and statistically tested through One Way ANOVA. The results showed that the highest cell density was found at the 10-minute UV light level of 1017,714x105 cells/mL on the stationary phase on the 24th day. The highest levels of chlorophyll-a were at the UV light level of 20 minutes, which was 108.46 µg/g wet weight, the highest chlorophyll-b was at the UV level of 30 minutes, which was 32.93 µg/g  wet weight, and the highest carotenoids were at the UV 10 level. minutes, which is 147.88 µg/g wet weight. However, based on statistical tests, UV light up to 30 minutes did not have a significant effect (p≥0.05) on the levels of chlorophyll-a, b, and carotenoids produced.
Bioakumulasi Logam Berat Pb oleh Chlorella vulgaris Altysia Putriany; Widianingsih Widianingsih; Hadi Endrawati; Retno Hartati
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.39205

Abstract

Usaha untuk menghilangkan logam berat merupakan suatu proses pengolahan air limbah yang sangat penting. Beberapa metode telah dilakukan baik dengan metode kimia maupun fisika, namun perlakuan secara biologi dianggap lebih murah dan aefektif.  Chlorella vulgaris merupakan salah satu jenis mikroalga yang mempunyai kemampuan menyerap dan menghilangkan logam berat seperti timbal (Pb) di air limbah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat timbal (Pb) pada media pemeliharaan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan bioakumulasinya pada C. vulgaris. . Metode eksperimen laboratorium dengan lima perlakuan konsentrasi logam berat timbal (Pb) pada media budidaya C vulgaris yang berbeda, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Setiap perlakuan dengan tiga ulanga. Mikroalga C. vulgaris dikultur selama 7 hari dan pada akhir penelitian kepadatannya dihitung dan kandungan Pbnya dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption SpectrophotometerHasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Pb pada media, semakin menghambat pertumbuhan C. vulgaris. C. vulgaris mampu mengakumulasi logam Pb dengan efisiensi penyerapannya sebesar 0,34% pada konsentrasi 100 ppm. Analisis varian memperlihatkan konsentrasi Pb memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) pada pertumbuhan, dan kemampuan akumulasi Pb pada C. vulgaris.  In the wastewater treatment process, the removal of heavy metals is very important. The process has applied various chemical and physical methods, and the biological method is believed to be the most efficient and cheapest.  Chlorella vulgaris is one species of microalgae that has ability to absorb and accumulate heavy metals such as lead (Pb). Chlorella can grow in extreme environments and withstand outside influences, better than other types of microalgae. This study aims to determine the influence of lead (Pb) in the culture media on the growth and bioaccumulation of C. vulgaris. The laboratory experiment method was applied with several Pb concentrations in the culture media of C. vulgaris, i.e. 0, 25, 50, 75, and 100 ppm. The treatments were triplicated. The C. vulgaris was cultured for seven days, and in the end of the experiment, the density was counted, and the Pb was analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer The results showed that the higher concentrations of Pb in the culture media gave the most inhibiting growth of C. vulgaris. C. vulgaris accumulate Pb at a concentration of 100 ppm in the culture media with an absorption efficiency of 0.34%. It revealed that the difference in Pb concentration give significant effect (p<0.05) on the growth and Pb accumulation capability of C. vulgaris.
Kajian Komposisi Ukuran Rajungan Betina (Portunus pelagicus) di Fishing Ground Perairan Pemalang Ria Azizah Tri Nuraini; Sri Redjeki; Hadi Endrawati; M. Amanun Tharieq
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.51276

Abstract

Rajungan betina memiliki peranan penting dalam keberlanjutan stok sumber daya rajungan di alam. Maraknya rajungan betina yang masih ditangkap oleh nelayan menjadi salah satu ancaman besar terhadap keberlanjutan sumber daya rajungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi rajungan betina berdasarkan kelas lebar karapas, hubungan lebar karapas dan berat tubuh, komposisi tingkat kematangan gonad (TKG), nilai fekunditas dan persentase egg berried female (EBF) pada 20 titik area fishing ground yang dilaksanakan selama bulan Mei – Agustus 2022 di perairan Pemalang. Pengambilan sampel dan penentuan titik fishing ground dilakukan secara purposive sampling dengan menyesuaikan area penangkapan nelayan rajungan Desa Danasari, Pemalang. Distribusi ukuran lebar karapas rajungan menunjukkan modus kelas lebar karapas pada 101 – 110 mm, dimana kondisi tersebut tergolong kurang baik mengingat ukuran minimum rajungan yang boleh ditangkap adalah >100 mm. Hubungan lebar karapas dan berat tubuh menunjukkan pertumbuhan rajungan betina bersifat allometrik negatif, yang berarti pertambahan lebar karapas lebih cepat dibandingkan pertambahan berat tubuh. Komposisi TKG rajungan betina didominasi pada kondisi kematangan tingkat 2 (TKG 2) dengan persentase 78%. Nilai fekunditas rajungan betina bertelur dengan rata-rata pada kisaran 301.202±131.949 butir telur. Nilai EBF tertinggi ditemukan pada titik 12 dengan persentase 1,09% dengan rajungan betina bertelur sebanyak 7 ekor. Keberadaan rajungan betina di perairan menjadi salah satu faktor kunci keberlanjutan sumber daya rajungan, sehingga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penentuan area perlindungan dan kawasan potensial reproduksi rajungan di perairan Pemalang dan perairan lainnya. Female blue swimming crabs have an important role in the sustainability of crab populations of natural resources. The large number of female crabs that are still caught by fishermen is one of the major threats to the sustainability of crab resources. The purpose of this study was to determine the composition of female crab based on carapace width class, carapace width and body weight relationship, composition of gonad maturity level (TKG), fecundity value and percentage of egg berried female (EBF) at 20 spots of fishing ground area during May - August 2022 in Pemalang waters. Sampling and selection of fishing ground points were carried out by purposive sampling by adjusting the fishing area of crab fishermen in Danasari Village, Pemalang Regency. The distribution of carapace width size of crab showed the mode of carapace width class at 101 - 110 mm, where the condition is not quite good considering the minimum size of crab that can be caught is >100 mm. The relationship between carapace width and body weight shows that the growth of female crabs is negative allometric, which means that the increase in carapace width is faster than the increase in body weight. The TKG composition of female crabs is dominated by the condition of 2nd maturity level (TKG 2) with a percentage of 78%. The fecundity value of egg laying female crabs with an average in the range of 301,202±131,949 eggs. The highest EBF value was found at spot 12 with a percentage of 1,09%, with the number of egg berried female crabs are 7 individuals. The presence of female crabs in the waters is one of the key factors for the sustainability of crab resources, so it is expected to be used as a reference in determining protection and potential reproduction areas of blue swimming crabs in Pemalang waters and other waters.
Konsentrasi Nitrat dan Fosfat dan Kandungan Klorofil Thalassia Hemprichii di Perairan Pulau Kemujan dan Perairan Teluk Awur Kirana, Nadia Astrid; Endrawati, Hadi; Nuraini, Ria Azizah Tri
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i3.48042

Abstract

Ekosistem lamun memiliki produktivitas primer yang tinggi sehingga dapat mendukung kelimpahan ikan dan invertebrata serta turut menjaga kelestariannya. Nutrien berupa nitrat dan fosfat merupakan makro nutrien yang sangat penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan lamun. Pembentukan klorofil lamun dapat dipengaruhi oleh nutrien berupa nitrat dan fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrien nitrat dan fosfat pada air dan sedimen serta kandungan klorofil lamun Thalassia Hemprichii di perairan Teluk Awur dan Pulau Kemujan. Sampel daun lamun T. Hemprichii diambil dari perairan Teluk Awur dan perairan Pulau Kemujan bersamaan dengan sampel air dan sedimen perairan. Sampel daun lamun T. Hemprichii dalam keadaan basah digerus kemudian ditimbang sebanyak 100 mg. Sampel dilarutkan menggunakan 10 ml Aseton 90%. Dilakukan sentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit lalu hasil supernatannya dipindahkan ke dalam botol vial. Analisis klorofil menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil yang telah didapatkan menunjukkan bahwa pada lokasi yang berbeda terdapat perbedaan kandungan klorofil. Kandungan klorofil di perairan Pulau Kemujan lebih tinggi apabila dibandingan dengan perairan Teluk Awur. Hasil konsentrasi nitrat dan fosfat perairan dan sedimen ditemukan cenderung memiliki nilai yang lebih baik di lokasi perairan Teluk Awur apabila dibandingkan dengan perairan Pulau Kemujan.  Seagrass ecosystems have very high primary productivity so that they can support the abundance and diversity of fish and invertebrates and contribute to their sustainability. Nutrients in the form of nitrate and phosphate are macronutrients that are very important for the growth and development of seagrass ecosystems. The formation of chlorophyll in seagrass leaves can be influenced by nutrients in the form of nitrate and phosphate. This study aims to determine the consentration of nitrate and phosphate nutrients in water and sediment and the chlorophyll content of seagrass T. Hemprichii in the waters of Teluk Awur and Kemujan Island. Seagrass leaf samples of T. Hemprichii were taken from the waters of Teluk Awur and the waters of Kemujan Island along with samples of water and water sediments. Samples of T. Hemprichii seagrass leaves were ground wet and then weighed as much as 100 mg. The sample was dissolved using 10 ml of 90% Acetone. Centrifuge at 1000 rpm for 5 minutes. Then the supernatant was transferred to a vial. Chlorophyll analysis using UV-Vis spectrophotometer. The results that have been obtained indicate that at different locations there are differences in chlorophyll content. The chlorophyll content in the waters of Kemujan Island is higher when compared to the waters of Teluk Awur. The results of nitrate and phosphate concentrations in waters and sediments were found to have a better value in the waters of Teluk Awur when compared to the waters of Kemujan Island.
Kemampuan Degradasi Mikroplastik Polycaprolactone oleh Bakteri Asosiasi Karang Keras di Pantai Kartini Jepara Azizi, Muhammad Faris; Endrawati, Hadi; Sabdono, Agus
Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v14i1.42550

Abstract

Jutaan ton sampah plastik global akan berakhir ke laut setiap tahunnya. Dampak adanya mikroplastik telah menjadi ancaman bagi organisme laut, salah satunya karang keras yang merupakan penyusun ekosistem terumbu karang. Penelitian ini bertujuan memperoleh bakteri asosiasi karang keras yang berpotensi mendegradasi mikroplastik dari dari perairan Pantai Kartini, Jepara. Sampel karang diambil dari tiga macam life form yaitu branching, massive, dan submassive  pada kedalaman 5 – 10 meter. Sampel karang selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat, kemudian diinokulasi pada media agar laut zobell 2216E. Skrining uji potensi degradasi mikroplastik dilakukan menggunakan substrat tributyrin sebagai tahap awal untuk mengetahui aktivitas enzim lipolitik, dilanjutkan dengan uji polycaprolactone untuk mengetahui potensi adanya enzim poliesterase yang dapat memecah partikel mikroplstik. Tahapan analisa molekuler dilakukan meliputi ekstraksi DNA, amplifikasi DNA gen 16S rRNA, elektroforesis, dan analisa filogenetik. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 37 isolat bakteri asosiasi karang keras dari berbagai life form. Delapan bakteri diketahui berpotensi memiliki aktivitas enzim lipolitik pada media tributyrin. Dilanjutkan pada uji polycaprolactone dihasilkan satu isolat bakteri dari karang massive degan kode PK-KM-1.1 yang berpotensi mendegradasi polimer polycaprolactone. Analisa molekuler menunjukkan isolat PK-KM-1.1 memiliki kemiripan dengan Bacillus aerius hingga 99,71%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri yang berasosiasi dengan karang keras berpotensi mendegradasi senyawa mikroplastik polycaprolactone dan dapat dijadikan sebagai sumber inang di dalam eksplorasi bakteri pendegradasi mikroplastik.
Laju Pertumbuhan dan Kandungan Fikosianin Spirulina sp. pada Konsentrasi Urea yang Berbeda Arrosyd, Muhammad Azam; Santosa, Gunawan Widi; Endrawati, Hadi
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.47667

Abstract

Spirulina sp. adalah mikroorganisme autotrof dari kelas Cyanophyta yang berbentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix), dan merupakan salah satu sumber pangan dan pakan yang potensial. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta kandungan pigmen salah satunya adalah nutrien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi urea yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan kandungan pigmen fikosianin pada Spirulina sp. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Mikroalga Spirulina sp dikultur dengan 4 taraf perlakuan yang berbeda yaitu pemberian urea 90 mg/L, 105 mg/L, 120 mg/L, 135 mg/L dan 1ml/L pupuk Walne sebagai kontrol dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan tertinggi pada perlakuan kontrol walne sebesar 0,697 dan terendah pada perlakuan 90 mg/L sebesar 0,447. Kandungan pigmen fikosianin tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol walne sebesar 0,272 mg/mL disusul dengan perlakuan 120 mg/L, 105 mg/L dan 135 mg/L dengan masing-masing 0,095 mg/mL; 0,068 mg/mL dan 0,046 mg/mL. Berdasarkan hasil penelitian diproleh hasil bahwa perbedaan konsentrasi urea memiliki pengaruh terhadap laju pertumbuhan Spirulina sp. P< 0.05, namun tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan pigmen fikosianin mikroalga Spirulina sp. P> 0.05.   Spirulina sp. is an autotrophic microorganism from the Cyanophyta class which is in the form of a spiral-like twisted filament (helix), and is a potential source of food and feed. One of the factors that affect growth and pigment content is nutrients. This study aims to determine the effect of different urea concentrations on the growth rate and content of phycocyanin pigments in Spirulina sp. The research method used was experimental laboratory using the Completely Randomized Design. Spirulina sp microalgae were cultured with 4 different levels of treatment, namely urea 90 mg/L, 105 mg/L, 120 mg/L, 135 mg/L, and 1ml/L Walne fertilizer as a control with three replications. The results showed that the highest growth rate was in the Walne control of 0.697 and the lowest was in the 90 mg/L treatment of 0.447. The highest phycocyanin pigment content was found in the Walne control of 0.272 mg/mL, followed by the 120 mg/L, 105 mg/L, and 135 mg/L treatments with 0.095 mg/mL, 0.068 mg/mL and 0.046 mg/mL,respectively. Based on the results of the study, it was found that the difference in urea concentration had effect to the growth rate of Spirulina sp.(P < 0.05), but did not have an effect on the phycocyanin content of microalgae Spirulina sp. P≥ 0.05.  
Co-Authors AB Susanto Abdino Putra Utama Adi Santoso Agus Indarjo Agus Sabdono Agus Subagio Aini, Firly Nur Altysia Putriany Ambariyanto Ambariyanto Anandita, Assifa Yusan Anantya Setya Perdana Andreas Nur Hidayat Anindya Wirasatriya Annisa Fadillah Antik Erlina Antonius Budi Susanto Ardita Elok Mahendra Putri Ardyatma, Via Jeanieta Berliana Argina Dewi S Aris Ismanto Arrosyd, Muhammad Azam Azhari Nourma Dewi Azis Rifai Azizi, Muhammad Faris Baidhowie, Lutfil Hakim Baskoro Rochaddi Bifa Aulia Manuhuwa Budhy Wiyarsih Cannavaro, Syahrial Varrel Cantik Sitta Devayani Cantika Elistyowati Andanar Chandra Nicolas Sihaloho Chrismanola, Verena Chrisna Adhi Suryono Christian Jimmy Christin Manulang Cristiana Manullang Cristiana Manullang Delianis Pringgenies Desy Lasri Ana Dewi Nugrayani Dinda Monita Dwi Saniscara Wati Dyahruri Sanjayasari Dzakwan, Ardhatama Zafron Endang Kusdiyantini Endang Supriyantini Evi Lutfiyani Fadhel Muhammad Juharna Fauzan, Rianda Febrianto, Sigit Febriyantoro Febriyantoro Firil, Nis Aura Sadida Frijona Fabiola Lokollo Gentur Handoyo Gunawan Widi Santosa Handhikka Daffa Wira Pradhana Hermin P Kusumaningrum Hermin Pancasakti Kusumaningrum Heryoso Setiyono Hilal M Hilyati Fajrina Ibnu Pratikto Ida Noventalia Ida Noventalia Imam Misbach Indras Marhaendrajaya Ira Kolaya, Ira Irwani Irwani Irwanto, Eko Ita Riniatsih Ita Widowati Ivan Riza Maulana Jihadi, Muhammad Shulhan Julia Fransiska Ken Suwartimah Kiki Pebli Ningrum Kirana, Nadia Astrid Lilik Maslukah Lutfil Hakim Baidhowie M. Amanun Tharieq Maharani, Galung Dhiva Manuhuwa, Bifa Aulia Maulana Cahya Widhiatmoko Monita, Dinda Muhamad Ravian Wiraputra Muhammad Iskandar Zulkarnain Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Mumtaz, Fathiyah Ningrum, Kiki Pebli Nirwani Soenardjo Nor, Muhammad Muallifin Nugrayani, Dewi Nugroho Agus D Nur Taufiq Nur Taufiq Nur Taufiq SPJ Nur Taufiq-Spj Nurul Latifah Octo Zainul Ahmad Perdana, Anantya Setya Pradhana, Handhikka Daffa Wira Primaswatantri Permata Putri Sakinah Mayani, Putri Sakinah Putri, Ardita Elok Mahendra Raden Ario Raka Pramulo Sophianto Rana Hadi Shafani Ranny Ramadhani Yuneni Retno Hartati Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Tri Nuraini Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Rodhiyah Patmawati Rose Dewi Rose Dewi Rose Dewi Rudhi Pribadi Sihaloho, Chandra Nicolas Sophianto, Raka Pramulo Sri Amini Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Sedjati Sri Sedjati Sugeng Widada Sugiyanto, Nenden Rose Sunaryo Sunaryo Sunaryo Sunaryo Suryani, Oda Gracia Ariela Suryanti - Suryono Suryono Susilo Dwi Cahyanti, Susilo Dwi Sutrisno Anggoro Taufiq-Spj, Nur Theresia Claudia Lasmarito Tiara Finishia, Tiara Titik Mariyati Tjahjo Winanto Tony Hadibarata, Tony Utama, Abdino Putra Valentina R Iriani Via Jeanieta Berliana Ardyatma W.L. Saputra Widhiatmoko, Maulana Cahya Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widya Paramudhita Wilis Ari Setyati Wiraputra, Muhamad Ravian Yopie Anggara Putra, Yopie Anggara Yuniar Andri Sulistiyanto Yuniar Andri Sulistiyanto Yuvita Muliastuti