Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Adaptation Behavior of Mango Farmers to Climate Change Dhany Esperanza; Gilangsari Putri; Elly Rasmikayati; Sara Qanti; Yuyun Yuwariah
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 15 No. 3 (2018): JMA Vol. 15 No. 3, November 2018
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1548.264 KB) | DOI: 10.17358/jma.15.3.268

Abstract

The continuing climate change phenomenon causes disruption to agricultural sector including seasonal fruits such as mangoes. To anticipate the negative effects of climate change, the farmers adapt themselves in order to maintain their mango farming. The dynamics of mango farmers related to the adaptation of agribusiness strategy due to climate change occur at the level of production/cultivation and marketing. The objectives of this study are to: (1) Identify the factors that influence the behavior of mango farmers' adaptation as an effort to minimize the risks due to climate change; (2) Describe the adaptation behavior of mango farmers based on interactions among the factors that influence the adaptation by using causal loop diagrams. The results showed that the adaptation behavior of mango farmers was constructed on 37 variables from 8 categories, namely, climate change, production, marketing, income, financing, productivity, information adoption, and innovation. Adaptation behavior of mango farmers to climate change arises not only as the farmers’ effort to maintain the mango farming they run but also to maintain their lives. The use of growth regulator and pesticides are shortcuts taken by farmers to increase production without realizing the side effects that can arise and accumulate in the long term. The income variable is the leverage point of the behavior pattern that is reflected in the causal loop diagram. Small changes in income will cause major changes in the overall system described.Keywords: climate change, mango farmer, system thinking, causal loop diagram, system archetypes
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ONCOM TERHADAP TENAGA KERJA PEDESAAN GUNA PENGUATAN KETAHANAN PANGAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pandi Pardian; Dhany Esperanza; Eliana Wulandari
Sosiohumaniora Vol 14, No 1 (2012): SOSIOHUMANIORA, MARET 2012
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.07 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v14i1.5477

Abstract

Penelitian ini berjudul Strategi Pengembangan Usaha Oncom Terhadap Tenaga Kerja Pedesaan Guna Penguatan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal strategi pengembangan usaha oncom terhadap tenaga kerja pedesaan, merumuskan strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat tenaga kerja pedesaan dan memberikan rekomendasi strategi guna pengembangan usaha oncom di Desa Pasireungit. Metode survey yang dilakukan adalah dengan purposive sampling method dan analisa pengumpulan data menggunakan matrik IFE dan EFE, sedangkan proses pencocokan data menggunakan matrik IE kemudian pengambilan keputusan strategi yang dipilih digunakan matrik QSPM dan SWOT. Dari hasil analisa dan pengolahan data dapat disimpulkan hasil penelitian strategi pengembangan usaha oncom dilakukan dengan divesifikasi produk, pengembangan produk, pengembangan pasar dan penetrasi pasar yang dilakukan dengan mempertahankan oncom dari kacang tanah dan memperbaiki kualitas, pemberian kredit usaha, adanya pasar yang jelas dan pembuatan sentra pemasaran oncom di gerbang Desa Pasireungit, adanya pelatihan pembuatan aneka produk olahan dari bahan baku oncom, serta adanya legalitas usaha dan produk yang dihasilkan.
ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN BERBASIS MEDIA SOSIAL DI KALANGAN RESTORAN ELIT DAN MENENGAH DI KOTA BANDUNG Dhany Esperanza; Sri Fatimah; Rani A. B. Kusno
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 1, No 2 (2016): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.598 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v1i2.22718

Abstract

ABSTRAKKeberlanjutan sektor pertanian saat ini menjadi isu besar terkait dengan semakin menurunnyaaktivitas sektor pertanian. Kegiatan kuliner sesungguhnya mampu menggerakkan hulu dan hiliragribisnis dalam bentuk produksi input kuliner yaitu bahan-bahan mentah hasil pertanian. Sektorkuliner juga menjadi kegiatan yang dilirik generasi muda sebagai pilihan usaha, namun masihbanyak entrepreneur yang memerlukan pencerahan untuk dapat berkembang. Antara lain dalam halakses ke konsumen melalui promosi dan secara khusus pemilihan media promosi. Pada saat inimedia sosial dipandang dapat mengefektifkan upaya promosi. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui karakteristik konsumen di restoran elit dan menengah Kota Bandung, juga mengetahuidampak media sosial bagi penyedia jasa kuliner. Penelitian ini menggunakan metode kualitatifdengan teknik studi kasus dan analisis deskriptif. Penelitian dilaksanakan di beberapa lokasi restoranyang mewakili klaster elit dan menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran klaster elitdinilai belum cukup intensif menggunakan saluran pemasaran berbasis media sosial, sedangkanrestoran menengah dinilai bahwa penggunaan media sosial tidak berpengaruh terhadap kondisirestoran saat ini. Konsumen dari kedua klaster restoran senang menginformasikan restoran melaluimedia sosial bila memiliki keunikan.Kata kunci: media sosial, kuliner, promosi, agribisnis, studi kasusABSTRACTSustainability of the agricultural sector is currently a major issue due to decline in its activities.Culinary is actually able to move upstream and downstream agribusiness, namely culinary rawmaterials from agricultural products. As well, younger generation sees culinary as the choice ofbusiness, despite entrepreneurs still need awareness to be able to thrive. Particularly access toconsumers through promotions and specific opt for media campaign. At the time being social mediais seen for its superiority to further facilitate and streamline promotional efforts. This study aims tounderstand the characteristics of consumers in elite and medium-class restaurants in Bandung city,also knowing the impact of social media for culinary service providers. The results showed that theelite restaurant cluster was considered not sufficiently using social media as marketing mean, whilethe medium-class restaurants was regarded indifferent to its current condition despite using socialmedia. Consumers of both clusters pleased to inform the restaurant via social media when it isunique.Keywords: social media, culinary, promotion, agribusiness, case study
MODEL BISNIS OLAHAN SINGKONG PADA USAHA PEUYEUM ABBAS SAWARGI KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG Dewi Rengganis; Gema Wibawa Mukti; Yosini Deliana; Dhany Esperanza
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 4, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.181 KB) | DOI: 10.25157/ma.v4i2.1174

Abstract

Commodities of food crops that have an important role for Indonesian people except rice is cassava. Cassava can be utilized into a variety of processed products and become one of the profitable business opportunities. Abbas Sawargi is the largest business in Bandung area that process cassava into peuyeum. Peuyeum is a food product of cassava fermentation with yeast and it is one of traditional food from West Java. This study aims to determine the business model on business Peuyeum Abbas Sawargi. This research is used qualitative design with case study technique. The primary data were obtained from the owner and manager of Peuyeum Abbass Sawargi. Data analysis using Business Model Canvas. The description of business model is obtained through business design process with storytelling technique, visual thinking, and prototyping. The result of the research shows that there is a building block which is the main thing in the formation of Peuyeum Abbas Sawargi business is by looking at Key Resources that already exist, such as using cassava that has been planted so that it can be used as business opportunity. There are several obstacles in business of Peueyum Abbas Sawargi on Key Activity block especially in the promotion, marketing and administration.Keywords : Processed Cassava, Peuyeum, Business Model Canvas.
KAJIAN PERILAKU ADAPTASI PETANI MANGGA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA Gilangsari Rosalina Putri; Dhany Esperanza
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.589 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v6i1.1463

Abstract

Perubahan iklim yang terjadi dan semakin buruk selama beberapa tahun ke belakang sangat mempengaruhi kegiatan agribisnis komoditas pertanian. Mangga, sebagai salah satu komoditas buah-buahan unggulan Indonesia, juga sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Produktivitas mangga seringkali menurun karena kondisi iklim yang tidak mendukung. Fenomena perubahan iklim ini kemudian menimbulkan perilaku adaptasi dari petani mangga dalam rangka mempertahankan usahatani mangga karena perubahan iklim diprediksi akan terus berlangsung hingga periode waktu yang tidak dapat ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku adaptasi petani mangga akibat perubahan iklim dengan causal loop diagram. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan proses analisis data bertumpu pada penggunaan system thinking melalui penggambaran causal loop diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku adaptasi petani mangga terbentuk dari 20 variabel yaitu curah hujan, luas lahan, jumlah pohon, produksi mangga, ketersediaan mangga, mangga berkualitas, harga mangga, permintaan, penerimaan, pendapatan, alokasi uang untuk pembelian sarana produksi dan input pertanian, sarana produksi dan input pertanian, produktivitas pohon mangga, penggunaan ZPT, daya tahan pohon, serangan OPT, penggunaan pestisida, perawatan pohon, biaya perawatan, dan biaya produksi. Variabel perawatan pohon menjadi leverege point karena memiliki pengaruh terbanyak terhadap keseluruhan sistem dibanding dengan variabel lain.
Karakter agronomi beberapa jagung hibrida Padjadjaran dan hubungannya dengan hasil di dataran medium Yuyun Yuwariah; Desri Nursyahbani Putri; Dedi Ruswandi; Fiky Yulianto Wicaksono; Dhany Esperanza
Kultivasi Vol 21, No 2 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i2.34955

Abstract

AbstrakBudidaya tanaman jagung dengan menggunakan varietas unggul baru dapat memenuhi kebutuhan jagung, baik sebagai pangan maupun pakan dan industri. Karakter agronomi yang dimiliki oleh varietas unggul menjadi kebutuhan evaluasi perakitan kualitas benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter agronomi pada jagung hibrida Padjadjaran secara umum maupun masing-masing Jagung Hibrida Padjadjaran yang menentukan hasil. Penelitian ini dilakukan di Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Universitas Padjadjaran di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung yang dilakukan  sejak  20 Februari hingga  20 Juli 2020. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan analisis regresi linear berganda dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 12 genotipe jagung hibrida dengan latar belakang genotipe yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 jagung hibrida Padjadjaran memiliki karakter tinggi tanaman, bobot tongkol dengan kelobot, serta panjang tongkol yang berbeda. Analisis jagung hibrida Padjadjaran secara umum menunjukkan bobot tongkol tanpa kelobot yang menentukan hasil dengan capaian koefisien determinasi 95% sedangkan bobot tongkol tanpa kelobot dan jumlah biji per baris pada beberapa hibrida sebagai penentu hasil.  Kata Kunci: jagung hibrida, karakter agronomi, hasil, regresi AbstractCultivation of maize by using new superior varieties can fulfill the need of maize both for food and feed as well as industry. Agronomic character possessed by superior varieties is important to evaluate during the program of seed quality assembly. This research aimed to determine which agronomic character corresponded to yield for hybrid maize in general and for each hybrid maize. This research was conducted at Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Universitas Padjadjaran, Arjasari, Bandung Regency from February 20 to July 20, 2020. The experiment used Randomize Experimental Design and Multiple Linear Regression Analysis with 12 treatments and 3 replications. Treatments consistsed of 12 genotypes of hybrid maize with different genetic background. The results showed that there was different in character of plant height, cob weight with husk and cob length. In general, Padjadjaran hybrid maizes yield were greatly affected by cob weight without husk (coefficient of determination was 95%), while cob weight without husk and number of grain on some hybrids determined the yield. Keywords: hybrid maize, agronomic character, yield, regression   
ANALISIS PRODUKSI TEH HITAM DI KEBUN TEH SINUMBRA SELAMA PADEMI COVID-19 Pardian, Pandi; Esperanza, Dhany; Renaldi, Eddy; Budiman, Muhammad Arief; Sari, Medi Atikah; Aulia, Reza Melvina; Yubilanti, Laurensia Sri; Adzkia, Yamandita; Erlangga, Muhamad
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i2.10678

Abstract

One of the largest tea producers in Indonesia is the province of West Java, with a percentage of 69.59% of the total national production of 129 thousand tons in 2019 spread across various garden locations with different conditions. This is interesting to be studied, mainly related to the income from the production process of tea shoots in the tea garden of Sinumbra during the COVID-19 pandemic. This research uses a quantitative descriptive method by using data collection, interpretation, and analysis data to describe and explain the actual situation. The result shows that the average production cost of 14 types of tea is RP14,999 / kg. The type (grade) with the highest production results is the quality I type of Dust tea, while the type with the lowest production results is BOP tea 1 (a quality I). The largest income from the type of PF tea (Pekoe Fanning) is Rp. 5,423,673,094, with the biggest profit being the (quality I) type of BP tea (Broken Pekoe) of Rp. 24,499 / kg, and the biggest loss in (quality III) type of FLUFF tea is -Rp. 4,292 / kg.
Persepsi dan Minat Terhadap Penggunaan Green Packaging Pada UMKM Makanan di Kota Bandung Agrifa, Athiya Rahma; Deliana, Yosini; Esperanza, Dhany; Rachmawati, Erna
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 10, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v10i1.13109

Abstract

Peningkatan jumlah UMKM makanan memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah peningkatan jumlah sampah, khususnya sampah plastik melalui kemasan plastik. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah, khususnya sampah plastik adalah dengan menggunakan green packaging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan minat mengenai green packaging pada UMKM di Kota Bandung, khususnya di Kecamatan Buahbatu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan data primer melalui wawancara dan data sekunder berupa jurnal ilmiah dan studi literatur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa UMKM Sosis Bakar Frozen Bandung Kasedep Anjeun, UMKM Nanamo Kitchen, UMKM Kika Food, UMKM Kedai Ayam Curinghak, dan UMKM Dapur Chalmira memiliki persepsi bahwa green packaging merupakan kemasan yang terbuat dari bahan yang mudah terurai sehingga tidak berpotensi untuk mencemari lingkungan dan tidak berbahaya untuk kesehatan manusia. Informan juga menunjukan minat terhadap green packaging yang ditandai dengan menggunakan kemasan green packaging serta menunjukan keterlibatan dalam mensosialisasikan green packaging kepada UMKM yang lain.
Pola Abnormal Return Saham Sektor Pertanian Dalam Indeks IDNONCYC Pada Peristiwa Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak 3 September 2022 Haikal, Muhammad; Esperanza, Dhany; Wiyono, Sulistyodewi Nur; Pardian, Pandi
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 10, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v10i1.11504

Abstract

Kenaikan harga BBM yang diumumkan pada 3 September 2022 berpotensi menghasilkan dampak pada perekonomian berupa inflasi, kenaikan harga faktor produksi, dan income effect sehingga berdampak pada return yang akan diterima oleh investor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui pengaruh kenaikan harga BBM tanggal 3 September 2022 pada pergerakan harga saham indeks sektoral industri primer (IDXNONCYC) dan mengetahui pola return pada sektor industri primer (IDXNONCYC). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara purposive yang berasal dari sub-industri yang sesuai dengan bagian-bagian dalam subsistem agribisnis sehingga didapat 25 sampel dari sub-industri Ritel & Distribusi Makanan, Supermarket, Susu Olahan, Makanan Olahan, Perdagingan, Perkebunan, dan Tembakau yang kemudian dianalisis selama periode pengamatan yang berlangsung selama 21 hari. Proses analisis menggunakan statistik deskriptif menunjukkan sebaran actual return dengan persentase positif sebesar 36%, negatif sebesar 41%, dan actual return nol sebesar 23%. Selain itu, ditemukan pola abnormal return positif sebesar 40% dengan total 209 kali dan negatif sebesar 60% dengan total 316 kali kejadian, serta ditemukan pola abnormal return negatif beruntun selama 17 hari dan pola abnormal return positif yang bervariasi.
MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK INTERNAL HORTIKULTURA SAWI (Studi Kasus: Buruan SAE “Mang Oded”, Kota Bandung, Jawa Barat) Pardede, Legenda Samuel; Perdana, Tomy; Esperanza, Dhany; Djuwendah, Endah
Jurnal Agristan Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v6i1.8118

Abstract

Sawi merupakan tanaman berdaun hijau dan tergolong tanaman musiman yang kerap membawa nilai ekonomis dan turut menunjang pemenuhan kebutuhan pangan lokal. “Buruan SAE” merupakan program pertanian kota terintegrasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk mencapai kemandirian pangan, rantai pasok, dan ketahanan pangan lokal. Buruan SAE “Mang Oded” menjadi salah satu dari ragam kelompok pertanian perkotaan lainnya di Kota Bandung yang menjalankan aktivitas rantai pasok sawi yang turut dibina oleh Dinas DKPP Kota Bandung. Ragam risiko yang kerap ada dalam aliran rantai pasok kelompok tersebut turut membawa ragam persoalan di setiap pelaksanaan rantai pasok internal. Penanganan ragam risiko di setiap pelaksanaan yang ada dapat turut menciptakan efisiensi dan efektifitas di setiap alirannya. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi pelaksanaan manajemen rantai pasok internal sawi, dan menelusur kejadian agen risiko yang ada, serta   menetapkan aksi mitigasi yang relevan dalam meminimalisir ragam risiko yang ada. Penelitian ini mengusung desain kualitatif dengan pendekatan deskriptif berbentuk studi kasus. Penelitian ini mengadopsi analisis data dengan House of Risk (HOR) method.  Hasil penelitian menunjukkan: (i) terdapat 23 kejadian risiko dan 23 agen risiko dalam rantai pasok internal sawi di kelompok tersebut; (ii) terdapat 14 prioritas agen risiko yang harus dikendalikan, (iii) aksi mitigasi yang patut dilakukan ialah meningkatkan intensitas penyuluhan dan pendampingan, serta disusul 13 aksi mitigasi lainnya.