Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Manajemen Pelayanan Kefarmasian terhadap Kualitas Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Beberapa Puskesmas Kota M Ismail, Asrul; Gemy Nastity Handayany; Nurshalati Tahar; Auliah Aliah Pertiwi
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Edisi Desember: on Progress
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v10i2.51051

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Pelayanan Kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas TM, Puskesmas JY, Puskesmas BR dan Puskesmas MS. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Domain diamati berdasarkan lima aspek kualitas pelayanan, yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti langsung. Data dianalisis dengan SPSS 22 dan SEM AMOS 22. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa di Puskesmas TM pelayanan paling berpengaruh adalah empati dengan loading factor 1.09, Puskesmas JY yang pelayanan paling berpengaruh adalah kehandalan dengan loading factor 1.10, Puskesmas BR pelayanan yang paling berpengaruh adalah bukti langsung dengan loading factor 1.04 dan Puskesmas MS pelayanan yang paling berpengaruh adalah bukti langsung dengan loading factor 1.26. Kesimpulan: Manajemen pelayanan kefarmasian di Puskesmas TM, Puskesmas JY, Puskesmas BR dan Puskesma MS memiliki bagi kualitas kepuasan pasien Kata kunci: Pelayanan Kefarmasian, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien, Puskesmas.
IDENTIFIKASI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TOBO-TOBO (Ficus septica Burm) TERHADAP BAKTERI ULKUS DIABETIK Wahyuddin, Munifah; Rauf, Afrisusnawati; Nurshalati Tahar; Nurfitrah Syamsuddin; Huriyah Fadhilah
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15 No 2 (2024): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/cerata.v15i2.1103

Abstract

People in Indonesia have long used tobo-tobo leaves (Ficus septica Burm). The ingredients contained in these leaves consist of alkaloid compounds, saponins, flavonoids, and tannins, which are compounds that are antibacterial, so they have the potential to be developed as plants. drug. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of tobo-tobo leaves against diabetic ulcer bacteria, namely Pseudomonas aeruginosa, Providencia stuartii, Citrobacter freundii, Pseudomonas luteola, Burkholderia cepacia, Acinetobacter baumannii, and Proteus merabilis. For this kind of research, a quantitative experimental method is used. The ethanol solvent is used for extraction, and the agar diffusion method on NA medium is used to test for bacteria. The test showed that the tobo-tobo (Ficus septica Burm) leaf extract made of ethanol had alkaloids, saponins, flavonoids, and tannins in it. In the antibacterial activity test on each extract with a concentration of 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%, it was found that the ethanol extract of tobo-tobo leaves at a concentration of 100% gave the greatest antibacterial effect on bacterial growth with an average diameter value of flat. average: Pseudomonas aeruginosa 12.8 mm (strong), Providencia stuartii 9.33 mm (medium), Citrobacter freundii 11.83 mm (strong), Pseudomonas luteola 11 mm (strong), Burkholderia cepacian 10.16 mm (strong), Acinetobacter baumannii 9.5 mm (moderate), and Proteus merabilis 6.5 mm (moderate).
Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Kabupaten Larantuka NTT Nurshalati Tahar; Afrisusnawati Rauf; Nur Syamsi Dhuha; Fatima Abdurrahman
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Farmasi Edisi Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v12i2.51045

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Penderita penyakit kronis khususnya penyakit diabetes melitus tipe 2 cenderung menggalami penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup diharapkan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik, status psikologik, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan lingkungan yang mereka tempati. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup penderita DM tipe 2 rawat inap di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Kabupaten Larantuka. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment, dengan mengisi kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire (DQLCTQ). Sampel yang digunakan 34 pasien dengan teknik Consecutive Sampling. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 26. Hasil: Dari hasil penelitian ini diperoleh skor rata-rata dari masing-masing aspek kualitas hidup penderita pasien rawat inap penyakit diabetes melitus RSUD dr. Hendrikus Fernandez sebagian besar dapat dikatakan memiliki kualitas hidup yang baik dan buruk dilihat dari bebrapa aspek untuk kualitas hidup yang baik yaitu kepuasan pengobatan dengan kategori puas sebanyak 34 orang (34%), kesehatan mental puas dengan hubungan pribadi dan keluarga sebanyak 24 orang (24%) dan kepuasan diet kategori tidak pernah memakan maknan yang tidak seharusnya sebanyak 19 orang (19%). Adapun kualitas hidup yang buruk yaitu aspek kesehatan fisik dengan kategori penyakit diabetes selalu mempengaruhi aktifitas dan sosial sebanyak 26 orang (26%), ketahanan fisik dengan kategori penyakit diabetes selalu membatasi kegiatan sebanyak 25 orang (25%), kesehatan umum dengan kategori kesehatan responden kurang sebanyak 23 orang (23%), gejala penyakit dengan kategori selalu merasa haus, lapar, dan buang air kecil sebanyak 25 orang (25%), kekhawatiran keuangan dengan kategori mahal biaya pengobatan penyakit dm tipe 2 sebanyak 24 orang (24%). Kesimpulan: Kualitas hidup pasien rawat inap dengan diabetes melitus di RSUD dr. Hendrikus Fernandez sebagian besar dapat dianggap baik berdasarkan beberapa aspek, termasuk kepuasan terhadap pengobatan, kesehatan mental, kepuasan terhadap hubungan pribadi dan keluarga, serta kepuasan terhadap pola makan (menunjukkan bahwa mereka tidak pernah mengonsumsi makanan yang tidak sesuai). Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas hidup pasien diabetes tipe 2 meliputi kesehatan fisik, daya tahan fisik, kesehatan umum, kepuasan terhadap pengobatan, gejala penyakit, kekhawatiran finansial, kesehatan mental, dan kepuasan terhadap pola makan. Kata kunci: Diabetes Mellitus; Kualitas Hidup, Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire (DQLCTQ)
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Penggunaan Obat Keras Dan Obat Bebas Terbatas Tanpa Resep Di Apotek 77 Farma Kabupaten Luwu Utara Nimas Mulan Cahyani; Khaerani; Nurshalati Tahar; Dwi Wahyuni Leboe
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v13i1.58251

Abstract

Pendahuluan: Adanya penjualan obat keras dan obat bebas terbatas pada konsumen tanpa resep dokter di apotek diakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat terkait regulasi, jenis serta golongan obat merupakan salah satu alasan terjadinya transaksi jual beli obat keras dan obat bebas terbatas tanpa resep dokter pada apotek. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan obat keras dan obat bebas terbatas tanpa resep dokter di apotek 77 Farma dan gambaran obat keras dan obat bebas terbatas yang diperjual belikan tanpa resep dokter di apotek 77 Farma. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling dengan sampel yang digunakan sebanyak 73 responden. Data diambil dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tingkat pengetahuan dengan sikap penggunaan obat keras dan obat bebas terbatas tanpa resep yang telah valid dan reliabel. Data di analisis secara univariat dan bivariat dilanjutkan dengan menggunakan uji spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terbanyak yaitu 42 responden memiliki pengetahuan “baik” dengan persentase 57,5%. Sikap masyarakat terbanyak yaitu 52 responden memiliki sikap “baik” dengan persentase 71,2%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap penggunaan obat keras dan obat bebas terbatas tanpa resep dokter dengan nilai signifikansi uji korelasi spearman rank dengan nilai p-value (0,016 < 0,05).