Claim Missing Document
Check
Articles

PENGUJIAN KARAKTER NANOPARTIKEL METODE GELASI IONIK EKSTRAK DAN TABLET DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) Wirasti Wirasti; St. Rahmatullah; Slamet Slamet; Yulian Wahyu Permadi; Siti Nur Agmarina
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina Del) adalah sediaan kering, kental, cair dengan menyari simplisia daun afrika menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya langsung.Nanopartikel adalah partikel berukuran 10-1000 nanometer berguna untuk memodifikasi sistem penghantaran obat sehingga dapat memperbaiki absorbsi suatu senyawa makromolekul. Pembuatan bentuk nanopartikel diharapkan meningkatkan bioavailabilitas sediaan khususnya tablet ekstrak etanol daun afrika. Tujuan: menguji karakter nanopartikel  ekstrak  dan tablet nanopartikel ekstrak daun afrika yang dibuat menggunakan metode gelasi ionik. Metode: Pembuatan Nanopartikel menggunakan metode gelasi ionik, sedangkan karakterisasi nanopartikel dan tablet  ekstrak etanol Daun Afrika  menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) untuk mengetahui ukuran partikel dan potensial zeta. Hasil:   karakterisasi nanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del)  menghasilkan data yaitu ukuran partikel 111,3 nm, indeks polidipersitas 0,241 dan zeta potensial -1,6 mV, sedangkan karakterisasi tablet nanopartikel  menghasilkan ukuran partikel 245,3 nm, indeks olidipersitas 0,286 dan zeta potensial -1,6 mV. Simpulan: nanopartikel ekstrak dan tablet daun afrika  memenuhi karakteristik nanopartikel.
Karakterisasi Sediaan Suspensi Nanopratikel Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Del.) Wirasti - Wirasti; Farahdina Ulfah; Slamet Slamet
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i2.107

Abstract

Nanopartikel merupakan partikel koloid atau padatan dengan diameter berukuran   10 – 1000 nm. Daun Afrika (Vernonia amydalina Del.) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dalam pengobatan, Penelitian ini bertujuan untukformulasinanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika sebagai zat aktif  dalam sediaan suspensi dan mengevaluasinya. Metode pembuatan nanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika pada penelitian ini yaitu metode gelasi ionik. Nanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika dikarakterisasi menggunakan PSA. Evaluasi sediaan suspensi meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, sedimentasi, volume terpindahan, redispersi, freeze thawcycling dan distribusi ukuran partikelnya. Hasil dari karakterisasi nanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.)yaitu ukuran partikel 340,3 nm, indeks polidipersitas 0,241 dan zeta potensia -36 mV. Evaluasi sediaan pH rentang 4,8-5,5,bobot jenis rentang 1,076-1095,viskoits rentang  6,0035 cP-9,14 cP, volume terpindahkan rentang 96%-100%, volume sedimentasi rentang 0,02 mL-0,1 mL  redispersi 100%, uji freeze-thawcycling  pada uji pH yaitu rentang 4,2-4,9 dan uji kristal menunjukkan bahwa pertumbuhan kristal hanya sedikit dan tidak terlalu banyak. Evaluasi suspensi nanopartikel ekstrak etanol Daun Afrika (Vernonia amygdaina Del.) memenuhi persyaratan, evaluasi meliputi uji pH, uji viskositas dan uji disolusi in-vitro nanopartikel, formuasi yang paling baik dari ketiga formula yaitu formua III.
ABSORBSI AMOXICILLIN PADA TIKUS GALUR WISTAR DAN GALUR SPRAGUE DAWLEY Rizkyana Efendi; Wirasti Wirasti; Ainun Muthoharoh
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 2, No 2 (2018): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.595 KB) | DOI: 10.31596/cjp.v2i2.29

Abstract

Keturunan adalah sebagian besar penyebab dari perbedaan yang nyata dan tersamar diantara individu, termasuk banyak variasi dalam respon obat yang diberikan. Farmakogenetik dapat memberikan dasar untuk pembenaran dosis individual untuk berbagai obat yang memiliki berbagai efek. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui absorbsi amoxicillin pada galur wistar dan sprague dawley dan mengetahui nilai signifikansi absorbsi pada kedua galur tikus yang berbeda. Percobaan ini menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan tingkat absorbsi amoxicillin pada dua galur tikus yaitu galur wistar dan galur sprague dawley. Aqua Pro Injection (API) digunakan sebagai pelarut dalam percobaan ini. Larutan plasma darah terdeteksi pada panjang gelombang 365.5 nm. Hasil dari data yang diperoleh dari spektrofotometri kemudian diolah menggunakan Tes “t” pada sistem SPSS versi 16. Hasil analisis absorbsi amoxicillin pada kedua galur tikus menghasilkan nilai signifikansi 0.000, hasil tersebut menunjukkan bahwa absorbsi amoxicillin pada kedua galur tikus berbeda signifikan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan absorbsi amoxicillin pada kedua galur tikus, dan galur wistar memiliki daya absorbsi lebih baik dibandingkan dengan absorbsi pada galur sprague dawley. Kata kunci : Absorbsi Amoxicillin, Wistar, Sprague Dawley, Genetik,   Farmakogenetik
Penetapan Kadar Kafein Pada Teh Kering Kemasan Produksi Industri Teh di Pekalongan Rina Widhyani; Khusna Santika Rahmasari; Wirasti; Rini Kristiyanti; Slamet
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12 No 1 (2021): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caffeine is one of the main alkaloid compounds in tea. The maximum limit of caffeine compounds in beverage food products based on SNI 01-7152-2006 is 50 mg / serving. Pekalongan has a packaged dry tea industry with a variety of brands, so caffeine content testing is required. This study aims to determine the differences in caffeine content in packaged dry tea produced by the tea industry in Pekalongan which is analyzed and to determine the caffeine content of all brands of tea samples that meet the maximum caffeine content requirements. The method used is the reverse phase High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method with octadecyl silica C18 as stationary phase, methanol for HPLC mobile phase with a flow rate of 1 mL / minute and a wavelength of 274 nm. The results showed that there were differences in caffeine content in packaged dry tea produced by the tea industry in Pekalongan. The level of caffeine is 1.753 mg / g (T1), 4,870 mg / g (T2), 5,157 mg / g (T3), 2,394 mg / g (T4), 3,601 mg / g (T5), 3,275 mg / g (T6), 3,900 mg / g (T7), 3,725 mg / g (T8), 7,048 mg / g (T9) and 5,348 mg / g (T10). The ten brands of tea samples in a dose of 5 grams per serving have a caffeine content that meets the maximum limit requirements according to SNI 01-7152-2006, namely 50mg / serving with the highest caffeine content in sample T9. The ten brands of tea samples are safe for consumption
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS INSULIN PADA PROLANIS BERDASARKAN LITERATUR DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2019 Nadliyatul Umah; Ainun Muthoharoh; Wulan Agustin Ningrum; Wirasti Wirasti
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.251 KB) | DOI: 10.37874/ms.v5i1.159

Abstract

Kasus penyakit diabetes melitus di Kabupaten Batang pada urutan dua setelah penyakit hipertensi. Jumlah prevalensi penyakit diabetes melitus sebanyak 17,53%. Kesesuaian dosis insulin sangat diperlukan, apabila tidak sesuai hiperglikemik tidak terkontrol. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi kesesuaian dosis insulin pada prolanis selama menjalani perawatan diabetes melitus. Metode yang digunakan yaitu deskriptif retrospektif univariat. Kriteria insklusi yaitu data rekam medik pasien yang mempunyai riwayat diabetes melitus yang menjalani prolanis dan menggunakan insulin. Kriteria eksklusi yaitu rekam medik yang tidak lengkap. Hasil dari evaluasi kesesuaian dosis berdasarkan literatur Standard of Medical Care In Diabetes 2018, Drug Information Handbook 19th Edition (Lacy dkk, 2010), The Renal Drug Handbook, MIMS edisi 17, ISO volume 51 yang sesuai sebanyak 100%, kemudian berdasarkan guideline Comparison of 2 intravenous insulin protocols : glycemia variability in critically ill patients yang sesuai sebanyak 34,1% dan guideline Update On Management Of In-hospital Hyperglycemia yang sesuai sebanyak 27,1%. Hasil dari karakteritik prolanis di RS X yaitu pada kelompok usia 60-74 tahun (lansia) sebanyak 49,4%, jenis kelamin lebih banyak laki-laki yaitu 52,9%, hasil diagnosa pasien prolanis yang paling banyak yaitu diabetes militus komplikasi 52,9%, jenis insulin yang sering diberikan untuk pasien prolanis yaitu novomix 30 flexpen sebanyak 84,7%, dan tingkat kepatuhan pasien prolanis yaitu 100%. Bagi pengguna insulin sebaiknya mengikuti anjuran dari program prolanis dan menjaga pola hidup yang sehat agar terapi insulin berhasil.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA (ZIZIPHUS MAURITIANA LAMM) DALAM FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR SEBAGAI ANTISEPTIK TERHADAP BAKTERI STAPYLOCOCCUS AUREUS ATCC 25923 Khoirunnisak Khoirunnisak; Wulan Agustin Ningrum; Wirasti Wirasti; St Rahmatullah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.377 KB) | DOI: 10.37874/ms.v5i1.161

Abstract

Daun bidara (Ziziphus mauritianaLamm) mempunyai senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid dan terpenoid yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan sabun cair  ekstrak daun bidara (Ziziphus mauritiana Lamm) dan menguji efektifitas antibakteri sediaan sabun cair dengan pemberian ekstrak daun bidara pada formula 1 yaitu 0,3%, formula 2 yaitu 0,5% dan formula 3 yaitu 0,7%. Hasil uji  antibakteri pada formula 1 mempunyai daya hambat 5,0003 mm, formula 2 mempunyai daya hambat sebesar 9,0137 mm dan formula 3 memiliki daya hambat sebesar 12,003 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil analisis one way ANOVA pada uji antibakteri dengan nilai sig 0,00< 0,05 menunjukan adanya perbedaan dari masing-masing konsentrasi terhadap pengaruh daya hambat bakteri Staphylococcus aureus.Katakunci : Daun bidara, Sabun cair, Staphylococcus aureus
Penetapan Kadar Fenolik Total, Flavonoid Total, dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Benalu Petai (Scurrula atropurpurea Dans.) Beserta Penapisan Fitokimia Wirasti Wirasti
Jurnal Farmasi dan Ilmu Pengobatan Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : STIFA Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.893 KB) | DOI: 10.32814/jpms.v4i1.73

Abstract

Tumbuhan dalam dunia kesehatan dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan terapi bahan alam yang ampuh untuk pengobatan berbagai penyakit dikarenakan mengandung antioksidan. Antioksidan yang tinggi umumnya berkorelasi dengan kandungan flavonoid ataupun fenolik yang tinggi pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar senyawa fenolik total, flavonoid total, dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun benalu petai (Scurrula atropurpurea Dans.). Fenolik total ditentukan dengan metode folin-ciocalteu, kadar flavonoid total secara kolorimetri menggunakan AlCl3, dan aktivitas antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun S. Atropurpurea memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat (IC50 = 23.48±0.04 µg/ml). Hal ini juga ditunjang dengan tingginya kandungan fenolik total sebesar 198,08±1,44 mg GAE/g ekstrak, dan flavonoid total sebesar 148,05±4,44 mg QE/g esktrak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daun S. Atropurpurea berpotensi sebagai sumber antioksidan alami.
PEMBINAAN PERACIK JAMU DI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Wirasti Wirasti; Wulan Agustin Ningrum
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 3, No 2 (2020) : Juli 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v3i2.88

Abstract

Peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Ramuan yang digunakan oleh peracik obat tradisional/jamu hampir keseluruhannya terdiri lebih dari satu jenis tanaman obat.Tujuan pengabdian masyrakat ini adalah menambah pengetahuan peracik obat tradisional/jamu dalam hal aturan pemerintah tentang obat tradisional/jamu dan meningkatkan kualitas produksi  peracik obat tradisional/peracik jamu.Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah terlebih dahulu pengumpulan data peserta, selanjutnya dilakukan pretes pada hari pelaksanaan, penyuluhan menggunakan metode ceramah dan praktek cara pembuatan obat yang baik dan sesuai aturan pemerintah. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan peracik jamu sebesar 400%  dari nilai yang baik, Nilai cukup menurun 20% dari  sebelum dilakukan kegiatan, untuk nilai kurang menjadi 0% artinya setelah dilakukan kegiatan ini jumlah peserta paracik jamu semua sudah mempunyai pengetahuan yang meningkat.Diharapkan Peracik jamu mempunyai ketrampilan yang meningkat.Kata kunci: Peracik, jamu, ceramah, trampil
Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Domperidone Dengan Amilum Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Sebagai Superdisintegrant Khusnul Milatul Khasanah; Wirasti Wirasti; Dwi Bagus Pambudi Pambudi; ST. Rahmatullah
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 3 No. 01 (2021): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v3i01.493

Abstract

Biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat dikembangkan menjadi amilum biji alpukat (Persea americana Mill.) yang dapat digunakan menjadi bahan eksipien formulasi sediaan farmasi. Akan tetapi informasi terkait manfaatnya dalam tablet masih sangat terbatas penggunaannya, sehingga industri farmasi masih jarang menggunakan amilum biji alpukat sebagai alternatif pengganti bahan eksipien dari bahan sintetis superdisintegrant pada fast disintegrating tablet (FDT). Telah dibuat sediaan fast disintegrating tablet dengan variasi konsentrasi amilum biji alpukat (5%, 10% dan 15%) dan pembanding Sodium Starch Glycolate (SSG) konsentrasi 5%. Data yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan ke uji tukey (Honestly Significant Difference) HSD. Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi amilum biji alpukat terdapat pengaruh pada sifat fisik granul dan sifat fisik tablet, formula III dengan konsentrasi 15% memiliki kriteria yang paling baik sebagai superdisintegrant pada tablet terdisintegrasi cepat. Perlu dilakukan modifikasi lanjutan amilum biji alpukat agar dapat digunakan sebagai superdisintegrant yang lebih efektif dalam formulasi fast disintegrating tablet pada penelitian selanjutnya.
Uji Aktivitas Mukolittik Ekstrak Etanol Daun Talas Senthe (Alocasia Macrorrhiza (L) Schott) Shafira anjelia; Slamet Slamet; Wirasti Wirasti; Dwi Bagus Pambudi
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 3 No. 01 (2021): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v3i01.500

Abstract

Talas Senthe (Alocasia Macrorrhiza (L) Schott) secara tradisional telah digunakan masyarakat Indonesia sebagai pengencer dahak untuk membantu mengobati batuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas mukolitik ekstrak etanol daun talas senthe dengan beberapa konsentrasi ekstrak. Ekstrak etanol diperoleh dengan menggunakan metode maserasi dan uji aktivitas mukolitik dari ekstrak dilakukan secara in vitro terhadap penurunan viskositas dari ekstrak etanol daun talas senthe terhadap mukosa usus sapi dengan menggunakan viskometer. Larutan uji dibuat dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 0,1%; 0,5%; 1%; 1,5%; 1,75% dan 2% dicampur dengan larutan mukus dapar fosfat pH 7. Asetilsistein 0,1% digunakan sebagai kongtrol positif sedangkan mukus tanpa ekstrak digunakan sebagai kontrol negatif. Aktivitas mukolitik ditunjukan dengan penurunan viskositas larutan mukus. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun talas senthe pada konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% memberikan efek mukolitik yang sebanding dengan obat asetilsistein 0,1% sebagi pengancar dahak.