Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa pada konten promosi media sosial yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik kuliner tradisional di pasar lama Kota Tangerang. Pasar Lama adalah kuliner populer yang menyajikan berbagai makanan tradisional dengan nilai budaya yang tinggi. Namun, karena industri kuliner menjadi semakin kompetitif, strategi periklanan yang efektif, termasuk pemilihan kata-kata yang menarik, akan menjadi faktor kunci dalam menarik perhatian konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisis isi. Data dikumpulkan melalui pengamatan konten media sosial, wawancara dengan pedang masakan atau makanan khas Tradisional dan tinjauan pustaka. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi pola penggunaan bahasa persuasif, emosional, dan deskriptif dalam berbagai postingan iklan. Penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang mengungkapkan cita rasa, keunikan, dan nostalgia masakan tradisional dapat memiliki daya tarik emosional yang besar. Postingan yang menggunakan kata-kata yang menekankan “asli”, “legendaris”, dan “tradisi” akan mendapat respon lebih tinggi dari konsumen dibandingkan postingan yang sekadar bersifat informasional. Selain itu, visualisasi makanan yang didukung oleh cerita menarik merupakan kombinasi kunci untuk meningkatkan keterlibatan penonton video pada sosmedia Tiktok dan Instagram. Kesimpulan penelitian ini adalah pemilihan bahasa pada saat mempromosikan produk kuliner tradisional berperan penting dalam menciptakan daya tarik dan mempengaruhi minat konsumen. beberapa penelitian lain yang relevan, penggunaan diksi yang menggugah selera, menyertakan elemen lokalitas, dan menceritakan kisah di balik kuliner dapat memperkuat citra positif dan meningkatkan minat konsumen. Pengusaha kuliner di Pasar Lama Tangerang sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini untuk menciptakan konten promosi yang menarik, komunikatif, dan autentik, serta memperhatikan aspek kredibilitas dalam penyampaian informasi.Kata kunci: diksi, promosi, media sosial, kuliner tradisional, Pasar Lama