Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Ajaran Cinta dalam Tasawuf Rahmi Damis
Al-Ulum Vol. 14 No. 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.365 KB)

Abstract

Students consider that teaching of love in tasawuf consists of great values of educational character. The teaching of love itself stimulates good character as manifested in the willingness to live in peace which in turn enable to guide one to exercise good speech and deeds that could make other people feel happy,sincere, fair, and honest.On the basis of this reliance, one should realize that love could only be reached by implementing systematic character education because started from purifying self from any sinful deeds and then followed by fulfilling self with good deeds, such as love, patience, and tolerance. The benefit that can be acquired from the concept of love are empathy as well as mutual help among people, harmonious and peaceful life as member of community as well as nation.
FALSAFAH MANUSIA DALAM AL-QUR’AN Rahmi Damis
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 3 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i3.280

Abstract

  It is interesting to examine about human including phylosophy and there various arguments about that. Human Philosophical study on the Qur’an is important to analyse human principles nad its related issue. This study aims to have significant contribution for philosophical science, particularly the concept of human. While the benefit of this study is to explore clearly about human for avoiding the evil doings for achieving a comprehensif person. Manusia merupakan masalah yang menarik untuk dikaji, karena disamping sebagai salah satu obyek kajian filsafat, juga dapat dilihat bahwa segala peristiwa yang terjadi di alam ini pada dasarnya berkaitan dengan manusia. Karena itulah lahir beraneka ragam pendapat. Kajian falsafah manusia dalam al-Qur'an merupakan anilisis terhadap diri manusia dari sudut filsafat guna menemukan hakekat manusia dan hal-hal yang terkait dengannya, sebagai sumber utama dalam pengkajian ajaran agama, sehingga tulisan ini dapat memberi sumbangan dan memperkaya khasanah keilmuan. Disamping untuk mengembangkan konsep tentang manusia. Adapun manfaat yang diharapkan adalah dengan mengetahui misteri manusia dengan jelas, maka dapat dijadikan dasar untuk lebih membersihkan diri dari akhlakul mazmumah dan mengisinya dengan akhlakul karimah, sehingga menjadi insan kamil.
PERAN SOSIAL POLITIK PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM Rahmi Damis
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.237 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i1.284

Abstract

  According to chapter 65 (1) of Indonesian regulation, the proportion of women’s representatives for political parties must be about 30% from the total candidates of2004-2009 general election. However, community is still reluctant to appoint women if there is man. This article describes social roles for women particularly their strategic participation in politic based on Islam. Keterwakilan perempuan sesuai pasal 65 ayat 1 dalam Undang-Undang tersebut mewajibkan setiap partai politik untuk mengajukan calon sebesar 30 % dari jumlah calon yang akan dipilih dari kaum perempuan pada pemilihan umum tahun 2004 dan 2009. Akan tetapi, dalam masyarakat masih terdapat golongan yang tidak menghendaki perempuan tampil di depan umum di mana terdapat laki. Karena itu, tulisan ini akan membahas peran social perempuan menurut Islam dalam arti ketelibatan perempuan dalam meraih jabatan strategi di bidang politik
Dukungan Organisasi Islam “Wahdah Islamiyah” Terhadap Program Makassarta Tidak Rantasa’ Anggriani Alamsyah; Rahmi Damis; Hasan Basri Hamsyah
Sulesana Vol 11 No 1 (2017)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v11i1.3546

Abstract

Jika kita mendengar kata sampah, maka biasa yang terbersit dalam pikiran kita adalah kotor, bau, jijik, dan perasaan tidak menyenangkan lainnya. Namun, sadarkah kita ada saudara-saudara kita di luar sana yang “hidup” dari sampah kita. Mereka yang mengumpulkan sampah dari rumah-rumah kita, memulung sampah plastic yang masih bisa dijual kembali, juga besi-besi tua. Kesadaran akan sampah tengah digalakkan oleh pemerintah, bahwa sampah bukan hanya tanggung jawab mereka, masyarakat harus dilibatkan dalam penanganannya agar mereka tidak seenaknya membuang sampah. Penelitian ini menyorot salah satu organisasi bernuansa Islam ‘Wahdah Islamiyah’ yang menunjukkan dukungan nyata terhadap Program Pemerintah Lihat Sampah Ambil (LISA) dengan membuat program sendiri yang bernama Lisa Dara Apik (Lihat Sampah Ambil, Tidak Rapi Rapikan).
Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Tafsir Maudhu’i Mizna Laila Albaar; Hasyim Haddade; Rahmi Damis
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 10 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.636 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6791748

Abstract

Family education, also known as informal education, plays a very significant role in the process of developing a child's personality. Because it is in this family environment that children first receive a number of values ​​and norms that are instilled in them. Education in the family environment is the first and foremost education, so in family education it is expected to form children who have good personalities which can then be developed in subsequent educational institutions. to find out the thematic analysis of verses and the influence of the application of family education on children. A child has been prepared from the start so that at the age of puberty he is ready to carry out all the taklif that Allah has imposed on him, family education provides an understanding of the concept that the nature of a child must be developed through an Islamic education process.
Al-Qur’an dan Hak Milik: Perspektif Kepemilikan Individu dan Sosial Rahmat; Achmad Abu bakar; Rahmi Damis
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2024): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the concept of property rights in the Qur'an through the perspective of individual and social ownership. The type of research used is qualitative which adopts thelibrary research method. The results show that property rights are the authority given to a person to own, manage, and utilize property with the freedom regulated by sharia. Allah established property rights as a means to fulfill the personal and social needs of humans collectively. True ownership (hakiki) belongs to Allah as the Creator and Ruler of all things, while humans only have majazi rights, namely as managers who are given the mandate to utilize property according to His will. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep hak milik dalam al-Qur’an melalui prespektif kepemilikan individu dan sosial. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang mengadopsi metode penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak milik merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk memiliki, mengelola, dan memanfaatkan harta benda dengan kebebasan yang diatur oleh syariat. Allah menetapkan hak milik sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial manusia secara kolektif. Kepemilikan sejati (hakiki) adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, sementara manusia hanya memiliki hak majazi, yakni sebagai pengelola yang diberi amanah untuk memanfaatkan harta sesuai kehendak-Nya.
Al-Qur’an dan Hak Milik: Perspektif Kepemilikan Individu dan Sosial Rahmat; Achmad Abu bakar; Rahmi Damis
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 8 No. 2 (2024): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the concept of property rights in the Qur'an through the perspective of individual and social ownership. The type of research used is qualitative which adopts thelibrary research method. The results show that property rights are the authority given to a person to own, manage, and utilize property with the freedom regulated by sharia. Allah established property rights as a means to fulfill the personal and social needs of humans collectively. True ownership (hakiki) belongs to Allah as the Creator and Ruler of all things, while humans only have majazi rights, namely as managers who are given the mandate to utilize property according to His will. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep hak milik dalam al-Qur’an melalui prespektif kepemilikan individu dan sosial. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang mengadopsi metode penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak milik merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk memiliki, mengelola, dan memanfaatkan harta benda dengan kebebasan yang diatur oleh syariat. Allah menetapkan hak milik sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial manusia secara kolektif. Kepemilikan sejati (hakiki) adalah milik Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, sementara manusia hanya memiliki hak majazi, yakni sebagai pengelola yang diberi amanah untuk memanfaatkan harta sesuai kehendak-Nya.
Dinamika Jual Beli Dan Potensi Riba Era Digital Perspektif Al-Qur’an Ashabul Kahfi; Achmad Abubakar; Rahmi Damis
Tasamuh: Jurnal Studi Islam Vol. 17 No. 1 (2025): Tasamuh: Jurnal Studi Islam
Publisher : LPPM IAIN Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47945/tasamuh.v17i1.1667

Abstract

This study aims to analyze the concept of buying and selling and the prohibition of usury in the Qur'an and its application to technology-based economics. This type of research is included in the type of qualitative research with a qualitative descriptive model. The analysis technique used in this research is content analysis technique. The results show that the Qur'an allows buying and selling as long as it fulfills sharia principles such as justice and transparency, while usury in its various forms is legally prohibited because it does not fulfill the elements of justice and humanity. The digital economy provides new marketing opportunities through platforms such as e-commerce and fintech, but presents new challenges such as innovative business models that must be assessed for Shariah compliance. Ensuring Shariah compliance requires fatwas from authorized institutions and cooperation among scholars on every new product or service that emerges in today's digital era.
Sejarah Pergerakan Nasional: Melacak Jejak Sarekat Islam (SI) dari Perdagangan Hingga Kemerdekaan Nurwahidah, Nurwahidah; Rahmi Damis; Syamzan Syukur
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 6: Oktober 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i6.10785

Abstract

Penelitian ini membahas perjalanan Sarekat Islam (SI) sebagai salah satu organisasi perintis pergerakan nasional Indonesia. Berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan Samanhudi pada 1905 untuk melindungi pedagang batik Muslim dari dominasi pedagang Tionghoa, organisasi ini berkembang pesat hingga menjadi SI pada 1912. Dalam perjalanannya, SI bertransformasi menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) pada 1923 dan kemudian menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada 1929. SI menjadi pelopor organisasi politik yang secara terbuka menyuarakan aspirasi kemerdekaan, melahirkan banyak tokoh yang kelak aktif di partai besar seperti PNI, PKI, Masyumi, dan kelompok nasionalis lain. Metode penelitian yang digunakan adalah library research dengan data utama berupa buku, literatur klasik, jurnal ilmiah, dan dokumen relevan. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran SI meluas dari isu ekonomi dan agama ke ranah sosial, budaya, dan politik. Islam menjadi unsur pemersatu masyarakat pribumi di tengah minimnya kesadaran nasional pada masa itu. Pada masa Orde Baru, PSII diintegrasikan ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sehingga perannya menurun. Upaya menghidupkan kembali PSII pada era Reformasi tidak berhasil menembus ambang batas pemilu. Meski demikian, SI tetap aktif sebagai kelompok sosial yang berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan negara
Sejarah Pergerakan Nasional: Peran Nahdlatul Ulama dalam Dinamika Sosial-Politik dan Pembentukan Identitas Kolektif Bangsa Indonesia Nana Aprilia; Rahmi Damis; Syamzan Syukur
Jurnal Nirta : Inovasi Multidisiplin Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Nirta : Studi Inovasi
Publisher : Nirta Learning Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61412/jnsi.v5i1.253

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami kontribusi Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga tradisi keagamaan dan memperkuat identitas bangsa di tengah dinamika sosial-politik sejak masa penjajahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan peran strategis NU dalam perjuangan nasional, pembentukan solidaritas sosial, dan konstruksi identitas kolektif bangsa Indonesia. Metode yang digunakan adalah library research dengan pengumpulan data melalui buku, literatur klasik, jurnal ilmiah, dan dokumen relevan. Analisis data dilakukan melalui langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NU, yang lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya atas inisiatif para ulama pesantren seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah, merupakan respon terhadap ancaman praktik keagamaan tradisional akibat pengaruh Wahabi serta kondisi kolonial Belanda. Melalui pembentukan Komite Hijaz dan pendirian NU, para ulama berupaya mempertahankan ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) dan menjaga keberagaman Islam di Indonesia dengan organisasi yang terstruktur. Dalam perjalanannya, NU berperan signifikan dalam pergerakan nasional melalui penolakan Volksraad, keterlibatan di MIAI dan Masyumi pada masa Jepang, serta Resolusi Jihad 1945 yang memotivasi perjuangan kemerdekaan. NU juga berkontribusi pada pembentukan solidaritas sosial, penanaman nasionalisme, penyusunan UUD 1945, dan penguatan Pancasila. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa NU tidak hanya berjasa di bidang keagamaan, tetapi juga menjadi salah satu fondasi penting dalam membangun identitas nasional dan kesejahteraan sosial-politik Indonesia.