Nailul Fauziah
Fakultas Psikoilogi, Universitas Diponegoro

Published : 56 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH KUDUS Karina Ayu Lestari; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Oktober 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.929 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15451

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan motivasi belajar pada siswa SMA Muhammadiyah Kudus. Populasi penelitian ini adalah siswa di SMA Muhammadiyah Kudus sebanyak 294 orang. Sampel penelitian sebanyak 177 orang, sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Motivasi Belajar (40 aitem valid, α = 0,955) dan Skala Konformitas (39 aitem valid, α = 0,941). Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi rxy 0,495 dengan p = 0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan positif antara konformitas dengan motivasi belajar dapat diterima. Nilai koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi motivasi belajar. Konformitas memberikan sumbangan efektif sebesar 24,5% pada motivasi belajar dan sebesar 75,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA SIBLING RIVALRY DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 CILACAP Zelmaiddha Edmirani Dewi; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 6, Tahun 2020 (Desember 2020)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2020.30067

Abstract

Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik agar  tugas perkembangan selanjutnya tidak terganggu. Remaja yang memasuki dunia SMA memiliki lingkungan baru sehingga dibutuhkannya kemampuan penyesuaian social pada diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sibling rivalry dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Cilacap. Sibling rivalry merupakan sikap individu berupa kecemburuan, persaingan, dan perasaan marah terhadap saudara kandung. Penyesuaian sosial ialah kemampuan individu dalam menyesuaian diri dan bereaksi efektif terhadap lingkungan sekitar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Cilacap sejumlah 360 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari 187 siswa yang diperoleh dengan metode cluster random sampling. Metode pengambilan data menggunakan dua alat ukur yaitu skala sibling rivalry (18 aitem, α= 0,851) dan skala penyesuaian sosial (21 aitem, α= 0,854). Hasil pengolahan data menggunakan uji non parametric rank spearman diperoleh rxy= -0,529 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negative antara sibling rivalry dengan penyesuaian sosial. Semakin tinggi sibling rivalry maka akan semakin rendah penyesuaian sosial dan sebaliknya. 
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN EMPATI PADA SISWA SMA BIMA SAKTYO KUSUMA; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 (Oktober 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.108 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.19977

Abstract

Pada era globalisasi ini komunikasi beralih pada sosial media. Hal tersebut mengakibatkan permasalahan yang terjadi saat ini yaitu berkurangnya empati pada remaja. Siswa SMA membutuhkan empati untuk menjaga arah perilaku dan menjalankan peran sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversitas dengan empati pada siswa SMA. Subjek penelitian adalah 274 siswa dari 766 siswa SMA Negeri 1 Bojonegoro dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan Skala Kecerdasan Adversitas (37 aitem valid, α = 0,90) dan Skala Empati (31 aitem valid, α = 0,87). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dengan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan (rxy= 0,49; p <0,005) antara kecerdasan adversitas dengan empati pada siswa SMA Negeri 1 Bojonegoro. Artinya semakin tinggi kecerdasan adversitas yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi pula empati yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Kecerdasan adversitas memberikan sumbangan efektif sebesar 23,6% pada empati.
PENYESUAIAN DIRI WANITA ETNIS JAWA YANG MENIKAH DENGAN PRIA ETNIS CINA Ninis Apriani; Hastaning Sakti; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 4 Tahun 2013 (Oktober 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.527 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7416

Abstract

Perkawinan wanita Jawa denga pria Cina masih menemui kendala yang berat, karena pria Cina akan meneruskan clan keluarga dan melestarikan tradisi keluarga. hal itu yang menyebabkan keluarga pria Cina akan ikut menentukan calon pendamping anggota keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita etnis Jawa yang menikah dengan pria etnis Cina. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologis. Sampel terdiri dari dua subjek dengan lamanya masa perkawinan yang berbeda dan subjek yang ditemukan sudah beragama sama dengan pasangan. Metode utama dalam pengumpulan data adalah Interview menggunakan perekam, sedangkan metode pendukung yang digunakan adalah observasi dan catatan lapangan.Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan pada pasangan sangat penting dalam membantu mengatasi masalah. Lamanya masa pacaran atau bertunangan tidak menjamin pasangan lebih mengenal karakteristik pasangan, Lamanya masa perkawinan tidak menjamin keberhasilan proses penyesuaian diri dalam perkawinan beda etnis. Keluarga pasangan akan menerima pasangan bila pasangan mampu membuktikan bahwa dirinya tidak seperti prasangaka keluarga. Prasangka orang Cina pada wanita Jawa adalah boros dan malas. Salah satu cara mengatasi prasangaka keluarga adalah dengan bekerja membantu suami. Penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor personal (karakteristik pribadi, usia saat menikah, dan Pendidikan), faktor budaya (latar belakang budaya, dan jumlah anak), dan faktor sosial (partisipasi sosial, pengalaman  berhubungan dengan lawan jenis, dan penyesuaia terhadap keluarga pasangan). Penelitian ini diharapkan dapat membantu pasangan beda etnis dalam menyelesaikan masalahnya dan sebagai referensi dari bagi peneliti selanjutnya.
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG Risma Widyakusumastuti; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.329 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15403

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara komunikasi interpersonal yang efektif dengan burnout. Populasi penelitian ini adalah perawat instalasi rawat inap yang berusia dibawah 40 tahun, dengan jumlah sebanyak 181 perawat. Jumlah sampel penelitian berjumlah 119 perawat yang dipilih dengan menggunakan cluster sampling. Metode pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi, yaitu skala burnout dan skala komunikasi interpersonal. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0.705 dengan dengan tingkat signifikan korelasi p = 0.000 (p < 0.01), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan burnout pada perawat instalasi rawat inap. Semakin tinggi efektifitas komunikasi interpersonal maka semakin rendah burnout. Komunikasi interpersonal memberikan sumbangan sebesar 49.7% terhadap burnout, sisanya sebesar 50.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diukur oleh penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 (April 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.552 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.21658

Abstract

 Siswa memiliki kewajiban untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diadakan di sekolah. Adanya berbagai macam kegiatan yang dilakukan siswa secara tidak langsung akan memengaruhi respon siswa dalam menyikapi tugas akademik. Self monitoring merupakan kemampuan individu untuk mengatur tingkah laku sesuai dengan petunjuk yang ada dan merespon dengan tepat situasi di lingkungan sosialnya. Prokrastinasi akademik merupakan penundaan dalam memulai, mengerjakan dan menyelesaikan tugas akademik yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self monitoring dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Purwokerto. Hipotesis penelitian ini yaitu ada hubungan negatif antara self monitoring dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Purwokerto. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Purwokerto, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 180 siswa dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan skala Self Monitoring (25 aitem valid; α = .88) dan skala Prokrastinasi Akademik (36 aitem valid; α = .93). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara self monitoring dengan prokrastinasi akademik, ditunjukkan dengan koefisien korelasi rxy = -.603 (p <.0001). Artinya, semakin tinggi self monitoring maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik, begitu pula sebaliknya. Self monitoring pada penelitian ini memberikan sumbangan efektif sebesar 36.4% terhadap prokrastinasi akademik. 
PENERIMAAN DIRI TERHADAP POLIGAMI PADA ISTRI PERTAMA Ammelita Sari; Yeniar Indriana; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 (April 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.607 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7497

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerimaan diri pada istri pertama yang bersedia dipoligami. Penelitian ini juga berusaha mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerimaan diri istri.Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek berjumlah dua orang dengan karakteristik: perempuan dewasa madya, berstatus sebagai istri yang pertama kali dinikahi, dan memiliki suami yang berpoligami minimal 5 tahun pernikahan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan menggunakan materi audio, observasi digunakan sebagai pendukung data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri istri dipoligami pada subjek didasari oleh pemahaman agamanya. Subjek I sejak awal berusaha untuk menerima dipoligami dan segala konsekuensinya. Subjek II menerima dipoligami dengan didahului fase kemarahan. Namun kedua subjek sama-sama berupaya menerima poligami sebagai ketentuan Allah dan berbaik sangka atas ketentuan tersebut.
PENGALAMAN IBU YANG MEMILIKI ANAK TUNARUNGU Sinta Dewi Parahita; Kartika Sari Dewi; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 (Oktober 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.145 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7619

Abstract

Setiap ibu berharap melahirkan anak yang sempurna. Namun, sebagian anak terlahir mengalami kecacatan. Salah satu kecacatan yang dialami adalah tunarungu. Tunarungu adalah mengalami kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan sebagian atau seluruh alat pendengaran yang mengakibatkan hambatan perkembangan bahasa. Tujuan penelitian adalah menggambarkan dinamika pengalaman ibu yang memiliki anak tunarungu. Subjek berjumlah tiga orang dengan karakteristik adalah memiliki anak lebih dari dua, memiliki anak tunarungu berusia 6-8 tahun, anak memiliki taraf hilangnya pendengaran antara 60 dB sampai lebih dari 100 dB, dan ibu yang tidak bekerja. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan materi audio visual. Berdasarkan hasil penelitian dinamika pengalaman ibu yang memiliki anak tunarungu, yaitu dimulai dari kehamilan pada subjek #1 dan #3 sedangkan subjek #2 diawali dari kelahiran anak. Ketiga subjek melewati tahapan yang sama, yaitu anak dideteksi tunarungu. Ketunarunguan anak memunculkan beragam reaksi seperti sedih, tidak percaya, shock, perasaan ambivalen, terpukul, dan bingung. Ketunarunguan anak memunculkan masalah dalam keluarga dan masyarakat. Masalah yang muncul berdampak munculnya perasaan down, stres, sakit hati, kecewa, putus asa, rasa bersalah, rendah diri, cemas, trauma, ketidakpuasan pernikahan, dan berhenti kerja. Dampak yang muncul diatasi subjek dengan coping. Namun, subjek #3 tidak melakukan coping. Tidak hanya coping, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain agama, hubungan suami dan istri yang baik, dukungan keluarga, dukungan sosial, dan penerimaan sosial. Coping dan faktor-faktor yang mempengaruhi menyebabkan subjek berpandangan positif mengenai anak dan muncul harapan untuk anak.
HUBUNGAN ANTARAKONTRAK PSIKOLOGIS DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN KANTOR POS BESAR SEMARANG Almira Oktaviani; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.475 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.15101

Abstract

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku positif yang berada di luar tanggung jawab formal karyawan dan tidak berkaitan secara langsung dengan sistem reward yang diyakini dapat meningkatkan efektifitas kelompok dan organisasi. OCB karyawan dipengaruhi oleh faktor internal, salah satunya adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan muncul jika terdapat keadilan di dalam organisasi sehingga setiap karyawan mempunyai harapan mengenai hubungan timbal balik yang sesuai dengan organisasi yang yang membentuk sebuah kontrak psikologis. Individu dengan kontrak psikologis tinggi akan menyebabkan semakin besar kecenderungan karyawan untuk meningkatkan kinerja dan melakukan perilaku prososial di lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrak psikologis dengan OCB pada karyawan di Kantor Pos Besar Semarang. Populasi penelitian adalah 116 karyawan tetap dengan masa kerja minimal 1 tahun, dan sampel penelitian sejumlah 70 orang dari berbagai bidang yang didapatkan dengan teknik propotional sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala OCB(29 aitem, α = 0.913) dan Skala Kontrak Psikologis (34 aitem, α = 0,946). Analisa data menggunakan analisis regresi sederhana yang menunjukkan hasil rxy = 0,733 padap = 0.000 (p<0.001), artinya terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan tetap di Kantor Pos Besar Semarang mengalami tingkat OCB yang tinggi karena karyawan memiliki kontrak psikologis yang positif. Kontrak Psikologis memberikan sumbangan efektif sebesar 53,7 %, sedangkan 46,3 % sisanya berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.
KERJA DI GENGGAMANKU KELUARGA DI HATIKU Interpretative Phenomenological Analysis Tentang Work-Family Balance Pada Ibu Bekerja Aditya Yulyan Wijayanto; Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 (Januari 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.735 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.20149

Abstract

Keputusan wanita untuk bekerja akan membawa wanita pada peran ganda. Oleh sebab itu wanita perlu menciptakan harmonisasi diantara peran-peran tersebut sehingga bisa berjalan seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap pengalaman individu dalam menyeimbangkan antara tuntutan peran dalam pekerjaan dan keluarga (work-family balance). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan teknik analisis IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Pemilihan subjek ditentukan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposif. Subjek penelitian berjumlah tiga orang ibu bekerja yang telah bekerja sejak sebelum menikah, usia anak di bawah 18 tahun dan belum bekerja, pernah mengalami konflik peran dan memiliki suami yang bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family balance ditandai dengan tercapainya kepuasan pada setiap peran yang dijalankan yang subjek tunjukkan dengan perasaan bahagia dalam menjalankan peran-perannya tersebut. Usaha subjek untuk menyeimbangkan peran gandanya adalah dengan mengatur waktu, meminta bantuan orang lain, memperpendek jarak fisik ranah peran dan strategi komunikasi. Tercapainya keseimbangan peran dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari tempat kerja, keluarga dan dukungan sosial lainnya. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah pemahaman akan peran yang dijalankan, prioritas, konsep diri, kecerdasan emosi dan religiusitas subjek. Keseimbangan yang dicapai oleh subjek memberikan dampak positif pada kinerja dan loyalitas terhadap pekerjaannya serta terjaganya keharmonisan rumah tangga.