Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kelayakan usaha tani Hutan Kemasyarakatan (HKM) pola monokultur dan agroforestri di Desa Air Terjun Kabupaten Kerinci Putri, Adela Salsabila; Ahyauddin, Ahyauddin; Fazriyas, Fazriyas; Nurmansah, Rahmad
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.14535

Abstract

The Community Forest Area (HKm) of Air Terjun Village is an area that provides direct real benefits for farmers who are located around the community forest area and has natural wealth that can be developed to provide farmers with income for the family economy. This research was conducted in Air Terjun Village, Siulak District, Kerinci Regency. This research aims to determine the feasibility of a cinnamon monoculture business and a potato, coffee and cinnamon agroforestry business from the use of areas within community forests. Data collection was carried out using structured interviews using questionnaires. Determination of respondents was carried out using the Snowball method with data analysis using cost analysis, revenue analysis, income analysis, internal analysis of return and payback period analysis. The results of the research showed that the cultivation of cinnamon monoculture planting patterns and cinnamon, coffee and potato agroforestry in Air Terjun Village, Kerinci Regency had decent/profitable results. However, the profits and return on capital are faster in agroforestry planting patterns because the agroforestry planting pattern relies on 3 types of plants, whereas the monoculture planting pattern only relies on 1 type of plant.
AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI Nursanti, Nursanti; Fazriyas, Fazriyas; Albayudi, Albayudi; Wulan, Cory
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.04 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v1i1.3724

Abstract

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Provinsi Jambi menjadi salah satu komoditas perkebunan yang memiliki trend pertumbuhan positif. Pada tahun 2015 luas areal kelapa sawit di Jambi sudah mencapai 559.697 ha dengan jumlah produksi 1.963.197 ton. Hal ini didukung oleh peningkatan konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit di Jambi sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi laju konversi dengan mengembangkan sistem agroforestri kompleks. Sistem agroforestri ini mampu menjadi alternatif yang prospektif untuk menyeimbangkan tujuan ekonomi sekaligus ekologi. Lahan kebun kelapa sawit sangat potensial untuk pengembangan tanaman sela (intercropping) sebagai tanaman campuran dalam pola agroforestrymisalnya dicampur dengan pohon tembesu (Fagraea fragrans).Tembesu merupakan salah satu jenis kayu andalan yang populer diSumatera Bagian Selatan (Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung), memiliki nilai ekonomi dan nilai budaya yangtinggi bagi masyarakat lokal.Jenis tanaman hutan yang dipilih untuk kegiatan pengabdian ini adalah tembesu (Fagraea fragrans) dan kelapa sawit (Elaeis guinensis). Tembesu merupakan pohon penghasil kayu untuk tujuan kayu pertukangan dengan karakteristik kayu yang memiliki kelas kuat I-II dan kelas awet I sehingga bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan kelapa sawit sebagai primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas. Kelompok Tani Sumber Rejeki dan Kelompok Tani Bintang Muda di Desa Mudung Darat, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi memiliki tanggapan positif terhadap kegiatan pengabdian ini. Hal ini terlihat dari sikap kebersamaan dalam mengambil keputusan dan mengkoordinasikan anggota untuk mempersiapkan kelancaran dalam kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan.
Pemanfatan Limbah Hasil Pengolahan Sumber Daya Alam Pesisir untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Sekitar Hutan Mangrove Pangkal Babu T, Rike Puspitasari; Paiman, Asrizal; Achmad, Eva; Fazriyas, Fazriyas; Anggraini, Riana
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.303 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v2i2.6085

Abstract

Salah satu sentra pengahasil kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah di Dusun Bahagia, Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir. Di Desa Tungkal I khususnya di Dusun Bahagia, sebagaian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani kelapa. Besarnya potensi kelapa yang dihasilkan, membuat limbah batok dan sabut kelapa tersedia melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah kelapa ini bisa diolah melalui teknologi sederhana menjadi produk briket arang dan cocopeat, sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu tambahan kegiatan dan penghasilan dari masyarakat sekitar hutan mangrove Pangkal Babu. Kegiatan pengabdian ini diberikan kepada dua mitra yaitu kelompok tani bakau lestari dan kelompok tani wanita RT.08 Dusun Bahagia. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan, demonstrasi, praktek dan evaluasi. Dari hasil kegiatan mitra telah memahami manfaat dari briket arang dan cocopeat serta mitra sudah terampil mengolah limbah batok dan sabut kelapa ini menjadi briket arang dan cocopeat. Kuantitas dan kualitas briket arang dan cocopeat yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan lagi agar dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan rumah tangga mitra.
PPM Budidaya Lebah Madu Pada Wilayah KPHP Unit XIII Kabupaten Muaro Jambi Tamin, Rike Puspitasari; Fazriyas, Fazriyas; Hamzah, Hamzah; Albayudi, Albayudi; Anggraini, Riana
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.926 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v4i1.9834

Abstract

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah sumberdaya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan paling bersinggungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan. Beberapa jenis HHBK mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, antara lain: rotan, madu, kemiri, gaharu, sutera alam, gondorukem, buah-buahan tropis dan lain-lain. Potensi HHBK yang ada dalam suatu kawasan hutan merupakan peluang usaha bagi masyarakat dalam pengelolaan hutannya, selain pemanfaatan kayu. Kawasan KPHP Unit XIII Muara Jambi memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan hasil hutan bukan kayu salah satunya madu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan melibatkan mitra yaitu KPHP Unit XIII Kabupaten Muara Jambi, dimana lokasi kegiatan di Desa Danau Lamo Kecamatan Muara Sebo Kabupaten Muara Jambi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mitra dalam teknik budidaya lebah madu sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitara kawasan hutan KPHP Unit XIII Muara Jambi. Tahapan kegiatan ini meliputi : pengurusan izin ke pihak KPHP Unit XIII Muara Jambi, Kepala Desa Dusun Lamo Kecamatan Muara Sebo Kabupaten Muara Jambi dan Kelompok Tani Madu Sejahtera; kegiatan penyuluhan dengan materi berjudul “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Masyarakat Dalam Budidaya Lebah Madu”; pembuatan demplot budidaya lebah madu; dan evaluasi diakhir kegiatan. Hasil dari kegiatan ini yaitu mitra telah memiliki peningkatan ketrampilan dalam budidaya lebah madu.
Pemanfaatan Limbah Organik Untuk Kompos Pada Wilayah KPHP Unit XIII Kabupaten Muara Jambi Tamin, Rike Puspitasari; Fazriyas, Fazriyas; Hamzah, Hamzah; Albayudi, Albayudi
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2020): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1326.56 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v4i3.11586

Abstract

Berdasarkan data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Pangkal Pinang Tahun 2017 bahwa sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal di dalam kawasan KPHP Unit XIII adalah sebagai petani (65,08%), dimana 83% masyarakat tersebut memiliki luas lahan di dalam kawasan hutan seluas 0-2 hektar dan 17% sebesar 2,1-4 Ha. Lahan masyarakat tersebut sebagian besar ditanami kelapa sawit (41%), cokelat (18%), padi (11%), dan sisanya merupakan jenis tanaman pertanian lainnya. Besarnya potensi limbah organik yang dihasilkan dari kegiatan bertani dan berkebun yang dilakukan oleh masyarakat maupun perusahaan (kelapa sawit dan HTI) merupakan satu hal yang dapat dimanfaatkan oleh petani/masyarakat untuk dijadikan pupuk hayati yaitu pupuk kompos. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan melibatkan mitra yaitu KPHP Unit XIII Kabupaten Muara Jambi yang berada di Desa Sungai Gelam. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mitra dalam pembuatan kompos sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan KPHP Unit XIII Muara Jambi. Tahapan kegiatan ini meliputi : pengurusan izin; kegiatan penyuluhan dengan materi berjudul “Pelatihan Pembuatan Kompos”; pembuatan demplot pembuatan kompos; dan evaluasi diakhir kegiatan. Hasil dari kegiatan ini yaitu mitra telah memiliki peningkatan ketrampilan dalam pembuatan kompos.
Enhancing Honey Production and Packaging in Jujun Village: A Strategic Approach to Kickstart Marketing Initiatives Irawan, Bambang; Fazriyas, Fazriyas; Tamin, Rike Puspitasari; Anggraini, Riana; Ulfa, Maria
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkam.v7i1.21740

Abstract

Honey is a valuable non-timber forest product widely consumed by communities, with those living near forests sourcing it both from the wild and cultivation. Jujun Village, supported by the Faculty of Agriculture at Jambi University, received assistance in honeybee farming through the Wira Desa program from the Department of Forestry in 2021. As a new venture, continued support was needed to strengthen its potential as an alternative economic source. This study aims to address the challenges of honey farming in Jujun through three main activities: (1) evaluating and strengthening beehive positioning based on natural forage availability to ensure consistent production; (2) improving group members’ skills in honey production and harvesting; and (3) enhancing packaging to facilitate market access. The program, conducted from March to August 2022, followed three phases: socialization, demonstration, and mentoring. Results showed significant improvements in participants' understanding of honey production, harvesting safety, product quality, and packaging. These advancements are expected to ensure the sustainability of honey farming, providing a stable livelihood for the community, especially honey farmers in Jujun Village
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemulihan Ekosistem Tahura Orang Kayo Hitam Br Ginting, Nurhikmah Mila; Marwoto, Marwoto; Fazriyas, Fazriyas
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 25, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v25i1.5541

Abstract

This study analyzes the factors influencing community perception and participation in the ecosystem restoration program of Orang Kayo Hitam Forest Park (Tahura). Employing a mixed-methods approach, the research combines quantitative surveys (n=300) with in-depth interviews (n=30) of community members surrounding the Tahura. Exploratory factor analysis identified five main factors affecting community perception: ecological knowledge, socio-economic benefits, institutional trust, social norms, and previous conservation experience. Regression and path analyses revealed a significant relationship between perception and levels of community participation. The study underscores the importance of a holistic approach to community-based conservation area management, considering ecological, socio-economic, and institutional aspects. Practical implications include the development of environmental education programs, sustainable economic incentive schemes, and co-management systems that involve communities throughout the entire Tahura management cycle.
Arahan Tata Ruang Pengelolaan Hutan Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi Achmad, Eva; Fazriyas, Fazriyas; Pratiwi, Hutari Ladjusa
Jurnal Silva Tropika Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jsilvtrop.v2i2.5233

Abstract

The research is aimed to provide recommendation on spatial planning of Hutan Desa Lubuk Beringin management. The research was conducted through direct observation, semi-structure interview, visual interpretation and literature review. Based on the interpretation result of Landsat image with acquisition year in 2014, the types of landuse existed over the areas were old jungle rubber, ecotourism potency and environmental services. The analyses for spatial planning of Hutan Desa Lubuk Beringin with the area of 2.602 ha divided by two zones, namely protection zones and utilization zones. The area of Protection zone covered 84% of total area that equal to 2.602 ha. This area has functions to protect the lower areas and to maintain ecological functions contributing the intangible benefits for people around the village forest. Utilization zone has area of 411 ha that equal to 16% of the total area which has been used for mixed garden or old jungle rubber by the villagers. Furthermore, the management of Lubuk Beringin village forest is ruled by the conservation commitment of village (KKD) and managed by the institution called village forest management group (KPHD) Ndendang Hulu Sako Batang Buat.
Faktor yang Berhubungan dengan Perambahan Kawasan Hutan Lindung Gambut (Studi Kasus Desa Bram Itam Kanan Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat) Fazriyas, Fazriyas; Tamin, Rike Puspitasari; Irawan, Dede
Jurnal Silva Tropika Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jsilvtrop.v2i2.5234

Abstract

The purpose of this study is to identify factors that have a relationship with Peat Protected Forest encroachment Bram Itam River. This research was conducted in the village of Bram Bram Itam Itam Kanan District of West Tanjung Jabung Jambi Province. Data collection techniques used is a snowball sampling technique and obtained a sample of 30 farmers encroachers as respondents were then statistically analyzed the data using a dummy variable multiple linear regression. The results showed that the results of the regression analysis obtained a real relationship between the area of arable land in the protected forest area of peat with variable access to forests, legal sanctions and selling land. While the acreage with the permission of the village there is no real relationship. Factors that have a relationship with the encroachment of protected forest areas of peat River in the village of Bram is access to the forest is a factor, the factor of implementation of the sanctions law and land selling factor.
Analisis Pendapatan Petani Getah Pinus KTH Bina Saudara Pada Wilayah KPH XIII Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara : Analysis of Pine Sap Farmers' Income Kth Bina Saudara in the KPH XIII Dolok Sanggul Area, Humbang Hasundutan Regency, North Sumatra Province Fazriyas, Fazriyas; Nababan, Twelvi Aprilita; Ulma, Riri Oktari
Jurnal Silva Tropika Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v8i1.35335

Abstract

ABSTRACT Pinus merkusii is a tree species that produces both timber and non- timber forest products. The abundance of pine potential in the protected forest area of KPH XIII Dolok Sanggul in Parsingguran I Village makes it possible to collect pine sap through tapping carried out by KTH Bina Saudara through a partnership pattern which can contribute to increasing the income of KTH Bina Saudara members. To find out how much pine resin tapping contributes to the income of KTH members, it is necessary to do a cost analysis. This study aims to determine the income from tapping pine resin, to find out income outside of tapping pine resin and to find out the contribution of tapping to KTH income. Data analysis used in this research is descriptive analysis and quantitative analysis by calculating revenue analysis, cost analysis, income and contribution analysis. The results of the research conducted in Parsingguran I Village showed that KTH members' income was greater from tapping pine resin with a total income of 19 respondents in one year of Rp. 950,401,898 and income from a side job outside of tapping pine resin as a farmer, which is Rp. 44,612,646 with 7 respondents out of a total of 19 respondents. Tapping of pine resin contributes 95.52% to KTH Bina Saudara's income.   Keywords: income of farmer, pine sap.   ABSTRAK Pinus merkusii merupakan jenis pohon yang menghasilkan hasil hutan baik kayu maupun non kayu. Melimpahnya potensi pinus pada hutan lindung wilayah KPH XIII Dolok Sanggul yang berada di Desa Parsingguran I memungkinkan dilakukannya kegiatan pemungutan getah pinus melalui penyadapan yang dilaksanakan oleh KTH Bina Saudara melalui pola Kerjasama kemitraan yang dimana dapat memberikan kontribusi meningkatkan pendapatan anggota KTH Bina Saudara. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penyadapan getah pinus terhadap pendapatan anggota KTH maka perlu dilakukan analisis biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dari penyadapan getah pinus, mengetahui pendapatan diluar penyadapan getah pinus dan mengetahui besararan kontribusi penyadapan terhadap pendapatan KTH. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan menghitung analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan dan kontribusi. Hasil Penelitian yang dilakukan di Desa Parsingguran I menunjukkan bahwa pendapatan anggota KTH lebih besar bersumber dari penyadapan getah pinus dengan total pendapatan 19 responden dalam satu tahun sebesar Rp. 950.401.898 dan pendapatan dari pekerjaan sampingan diluar penyadapan getah pinus sebagai petani yaitu sebesar Rp. 44.612.646 dengan jumlah responden 7 orang dari total keseluran responden sebanyak 19 orang. Penyadapan getah pinus memberikan kontribusi sebesar 95,52% terhadap pendapatan KTH Bina Saudara.   Katakunci: getah pinus, pendapatan petani.