Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)

Efektivitas Buerger Allen exercise dibandingkan dengan Rendam Kaki Air Hangat terhadap Nilai Ankle Brachial Index dan Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Donny Richard Mataputun; Dewi Prabawati; Dwi Hapsari Tjandrarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 3 No. 3: SEPTEMBER 2020 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.847 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v3i3.1330

Abstract

Peripheral Arterial Disease (PAD) merupakan penyempitan pembuluh darah arteri perifer yang disebabkan karena aterosklerosis akibat komplikasi dari Diabetes Mellitus (DM). Akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas yang bila  tidak ditangani akan menyebabkan klaudisio intermiten, luka gangrene hingga berisiko amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Buerger Allen exercise (BAE) dibandingkan dengan Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan Gula Darah Sewaktu(GDS) pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah Quassy Eksperimen prepost test and between two groups. Total sampel 54 penderita diabetes melitus di Rumah Sakit Sumber Waras yang diperoleh secara random dengan blok permutasi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu BAEdan Rendam kaki air hangat. Perlakuan diberikan selama 5 hari berturut-turut dengan pelaksanaan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore selama 15-20 menit. Alat yang digunakan untuk mengukur nilai ABIadalah Vascular Dopler. Berdasarkan uji paired T test di temukan ada perbedaan yang bermakna nilai ABI sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok BAE (p=0.00), dan pada kelompok Rendam kaki air hangat (p=0.00); namun tidak ada perbedaan bermakna pada nilai GDS sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok perlakuan (p>0.05).Uji statistic Ancova di temukan ada pengaruh BAE terhadap nilai ABI dan Gula Darah Sewaktu yang dikontrol oleh variabel confounding dengan Corrected Model 0,000; namun tidak ada pengaruh rendaman kaki air hangat terhadap nilai ABIdan GDS yang dikontrol oleh variabel confounding dengan Corrected Model 0,065. BAE merupakan intervensi yang efektif dalam meningkatkan nilai ABI dibandingkan rendam kaki air hangat, namun Rendam kaki air hangat  lebih efektif dalam menurunkan nilai GDS.
Efektivitas Edukasi Self-Care Terhadap Perilaku Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas Sukapura Jakarta Lenny Erida Silalahi; Dewi Prabawati; Sutanto Priyo Hastono
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 1: JANUARI 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.004 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v4i1.1385

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang membutuhkan pengontrolan status metabolik untuk meminimalkan terjadinya komplikasi multi organ. Diperlukan edukasi yang terarah untuk meningkatkan perawatan diri dan indeks glikemik yang terkontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas edukasi Self-care terhadap perilaku manajemen diri dan Gula Darah Sewaktu (GDS) pada pasien DM. Penelitian ini dilakukan bulan Juni-Juli 2020 diwilayah kerja Puskesmas Kelurahan Sukapura Jakarta. Desain penelitian adalah quasy eksperimental dengan pre-test dan post-test one group. Sampel dalam penelitian sebanyak 25 responden dipilih secara purposive sampling. Variabel GDS dan perilaku manajemen diri dinilai pada minggu 1 dan 4 dengan menggunakan kuesioner Diabetes Self-Management Instrument (DSMI). Berdasarkan uji Paired T-test ditemukan ada perbedaan bermakna pada perilaku manajemen diri sebelum dan sesudah diberikan edukasi Self-care (p 0,000 < 0,05 ), namun, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna pada GDS sebelum dan sesudah diberikan edukasi Self-care (p 0,956 > 0,05). Berdasarkan uji multivariate ditemukan bahwa lamanya menderita DM dan kadar GDS sebelum intervensi berpengaruh secara parsial terhadap variabel GDS setelah intervensi (p<0.05), sedangkan variabel usia dan lamanya menderita DM berpengaruh secara parsial terhadap perilaku manajemen diri (p< 0.05). Edukasi Self-care merupakan program efektif untuk memperbaiki perilaku perawatan diri dan GDS sebagai kontrol glikemik. Penelitian ini merekomendasikan perlunya menerapkan edukasi Self-care secara berkelanjutan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM. 
Hubungan Self-awareness Pola Makan terhadap Kejadian Prediabetes di wilayah Kerja Puskesmas Johar Baru: The Relationship between Self-awareness Eating Pattern towards Prediabetes in the work area of Johar Baru Health Center Dewi Ratih; Dewi Prabawati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 4: APRIL 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.816 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i4.2240

Abstract

Latar belakang: Tingginya kejadian obesitas menjadi salah satu pemicu terjadinya prediabetes, dan banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka menderita prediabetes. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-awareness pola makan terhadap kejadian Prediabetes di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru. Tujuan: Penelitian yang bertujuan untuk menganalisa hubungan Self-awareness pola makan terhadap kejadian Prediabetes pada responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru. Metode: Penelitian menggunakan Kuantitatif-non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 64orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Self Awareness Pola Makan dan Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) untuk mengukur prediebetes. Analisa data menggunakan uji statistic Kendall Tau-C. Hasil: Analisis univariat menunjukkan mayoritas responden memiliki self-awareness rendah (62.5%) dan responden memiliki risiko prediabetes sedikit meningkat (34.4%) diikuti dengan risiko prediabetes tinggi (26.6%). Analisis bivarat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara self-awareness pola makan terhadap kejadian prediabetes (p <0.05). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat bahwa self-awareness pola makan berhubungan dengan kejadian prediabetes di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru, Jakarta.
Dischagre Planning terhadap Self Management dan Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus: Literature Review: Discharge Planning on Self Management and Blood Glucose Levels in Patients with Diabetes Mellitus: Literature Review Jon Parulian Simarmata; Dewi Prabawati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 4: APRIL 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i4.4960

Abstract

Latar belakang: Kejadian re-admission pasien DM cenderung meningkat karena kurangnya edukasi dari tenaga kesehatan. Salah satu edukasi yang dapat diberikan pada pasien DM dapat dilakukan pada discharge planning. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menelaah lebih dalam mengenai penerapan discharge planning terhadap self management dan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Metode: Metode penulisan Literatur reviewe artikel ini menggunakan metode pendekatan narative review. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapatkan dari beberapa database seperti Google Schoolar, Pubmed, Science Direct, Proquest dan Research Gate. Pencarian literatur dalam penyususnan artikel menggunakan kurun waktu tahun penerbitan mulai dari tahun 2018 hingga 2023. Hasil: Hasil yang didapat dari keseluruhan artikel yang sudah ditelaah menunjukkan bahwa discharge planning memiliki pengaruh terhadap kehidupan pasien diabetes melitus setelah pulang dari rumah sakit, baik dari segi self management, self care, kontrol kadar glokosa darah. Self management dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tidak hanya dipengaruhi oleh discharge planning, namun dapat dipengaruhi oleh faktor lain salah satunya pemberian diabetes self management education (DSME). Kesimpulan: Discharge planning berpengaruh positif terhadap kesehatan pasien penderita diabetes melitus setelah pulang dari rumah sakit. Hal ini dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat dialami oleh penderita diabetes melitus.
Pengaruh Pemberian Pijat Abdomen dan Pemberian Posisi terhadap Gastric Residual Volume pada Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensive: Literature Review: The Effect of Abdominal Massage and Positioning on Gastric Residual Volume in Patients Admitted to the Intensive Care Unit: Literature Review Dedy Fernandes; Dewi Prabawati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 4: APRIL 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i4.4999

Abstract

Latar belakang: Gastric Residual volume (GRV) merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan dari lambung setelah pemberian nutrisi enteral, cairan ini sebagian besar terdiri formula dari nutrisi yang telah diberikan , air maupun cairan yang dihasilkan oleh saluran cerna itu sendiri. Penigkatan Gastric Residual Volume ditemukan pada 10%-63 pasien yang diberikan makanan secara enteral. Tingginya Gastric Residual Volume dapat menyebabkan masalah seperti aspirasi residu lambung, distensi abdomen, dan pneumonia terkait ventilator. Penumpukan residu lambung dapat menyebabkan distensi perut, nyeri, dan mual Serta menempatkan pasien pada risiko aspirasi, dengan tingkat kematian setinggi 70% tergantung pada volume cairan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pijat abdomen dan pemberian posisi Semirecumbent terhadap Gastric Residual Volume. Metode: Penulisan ini adalah menggunakan metode literature review. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari sumber-sumber akademic database seperti Google Scholar, JMCS, IOSR, Pubmed, Science Direct, ASNJ, dan Research Gate. Artikel yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan rentang waktu 5 tahun terakhir yaitu (2018-2023). Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian intervensi pijat abdomen yang dilakukan selama 3 - 5 hari dengan frekuensi pemberian 2 - 3 kali perhari dan dilakukan selama 15 - 20 menit memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan gastric Residual volume pada pasien yang dirawat diruang perawatan intensive. pemberian pijat abdomen dapat meningkatkan gerakan peristaltik sehingga mempercepat pengosongan makanan pada saluran cerna. pijat abdomen dapat meningkatkan suplai darah ke saluran cerna dan membantu menstimulasi gerakan peristaltis pada saluran cerna. selain itu, pijat abdomen juga membantu menstimulasi aktivitas parasimpatis dalam meningkatkan respon saluran cerna dan menstimulus saraf simpatis untuk mengeluarkan gastrin serta mengurangi distensi abdomen. Selain itu, pemberian posisi miring kanan, posisi tengkurap, dan posisi semirecumbent memiliki pengaruh yang signifikan dalam membantu menurunkan gastric residual volume. Pemberian posisi dapat mempercepat pengosongan lambung, Pemberian posisi semirecumbent memiliki manfaat yang sangat baik dalam mencegah terjadinya pneumoni terkait ventilator (VAP), lama rawat dirumah sakit, angka mobiditas dan mortalistas serta mencegah terjadinya aspirasi isi lambung. Pengukuran pada Gastric Residual Volume berdasarkan hasil artikel yang telah ditelaah menunjukan pengukuran Gastric Residual Volume dilakukan menggunakan spuit 20 cc dengan cara memasukan udara sebanyak 20 ml secara cepat kedalam lambung kemudian setelah itu dilanjutkan dengan melakukan aspirasi pada cairan lambung sampai dengan cairan lambung kosong. Pengukuran gastric Residual volume dilakukan 1 jam sebelum pemberian nutrisi enteral untuk memastikan bahwa gastric Residual volume dalam keadaan kosong. Setelah gastric Residual volume benar-benar kosong maka nutrisi enteral mulai diberikan Kesimpulan: Pijat abdomen dan pemberian posisi berpengaruh positif terhadap Gastric Residual Volume pasien yang dirawat di ruang perawatan intensivet. Hal ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat dialami oleh pasien.