Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT SERVER BERBASIS MIKROTIK DENGAN METODE NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE (NDLC) DI GOODDANK.INC KOTA MALANG Muhammad Iqbal Tawakkal Dewanto; Sigit Kusmaryanto; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract—- Hotspot is a system for providing authentication features to users who will use the internet network. So to be able to access the internet network, the client must enter a user name and password on the login page provided. To turn Wi-Fi networks into network hotspots, Mikrotik is installed using Virtual Box. While setting Mikrotik in Grapichal User Interface (GUI) mode is done with. To overcome the blank point because it reduces the number of access points needed by the access point with the initial steps of calculating the link budget. The next step is simulation with the Ekahau Site Survey to analyze and solve blank spot problems. The final step is to survey the site with Netspot to prove the simulation results. The parameter analyzed is the signal strength in units of dBm. Index Terms—Mikrotik, Hotspot, COST-231 Multi Wall, Ekahau Site Survey, NetSpot
Analisis Pengaruh Frequency Synchronization terhadap Performansi Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing Berbasis Telecommunication Instructional Modelling System Reno Satyogana; Muhammad Fauzan Edy Purnomo; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.065 KB)

Abstract

Orthogonal Frequency Division Multiplexing merupakan teknik penggabungan data paralel dari data serial berkecepatan tinggi dengan modulasi Phase Shift Keying atau Quadrature Amplitude Modulation (QAM) dengan dengan subcarrier yang overlapping untuk mengefisienkan lebar pita (bandwidth) saat ditransmisikan. Nilai frekuensi subcarrier ditentukan dengan menggunakan Discrete Fourier Transform (DFT).Subcarrier yang overlapping menyebabkan sistem OFDM sensitif terhadap offset yang timbul akibat perbedaan osilator pengirim dan penerima. Hal ini menimbulkan Inter Carrier Interference (ICI) karena sinyal carrier yang berdekatanPenelitian dilakukan dengan memodelkan sistem OFDM berbasis Telecommunication Instructional Modelling System (TIMS) untuk dianalisis pengaruh offset yang timbul terhadap performansi sistem. Performansi diukur dengan menganalisis perhitungan Bit Error Rate (BER) dan Signal to Noise Ratio (SNR) pada kanal pertama OFDM.Dari penelitian ini diperoleh nilai BER sebesar 0,062 dan SNR sebesar 47,7594 dB pada frequency offset bernilai 0 % yang mana memiliki nilai BER terendah dan SNR tertinggi. Nilai BER meningkat pada frequency offset bernilai kurang atau lebih dari 0,1 %. Nilai SNR terjadi penurunan saat frequency offset mendekati nilai – 0,1 % dan 0,2 % akibat perubahan nilai daya noise namun perubahan nilai daya sinyal yang cenderung meningkat. Perbuahan nilai SNR tidak mempengaruhi perubahan nilai BER pada frequency offset yang sama. Sistem OFDM dapat optimal dengan frequency offset yang ditolerir bernilai – 0,1 % hingga 0 % karena memiliki nilai BER dan daya noise pada SNR yang landai serta mendekati nilai BER terendah dan SNR tertinggiKata kunci: frekuensi sinkronisasi, frequency offset, OFDM, TIMS
IMPLEMENTASI JARINGAN ACCESS POINT DENGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS MIKROTIK Ega Odiguna Defri; Sigit Kusmaryanto; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Penelitian ini akan membahas tentang perancangan jaringan access point dengan menggunakan wireless Distribution System (WDS) berbasis mikrotik yang menggunakan metode point to multipoint yang bertujuan untuk merancang dan merealisasikan jaringan access point berbasis mikrotik dengan sistem WDS dalam upaya untuk memperluas cakupan area jaringan serta untuk menganalisa Quality of Service (QoS) pada jaringan tersebut yang tediri dari beberapa parameter diantaranya, throughput, packet loss, dan delay. Mikrotik merupakan sebuah alat yang berfungsi mengubah PC (komputer) menjadi sebuah router pengendali atau pengatur lalu-lintas data antar jaringan. Pada penelitian ini menggunakan 3 buah mikrotik yang berfungsi sebagai server master dan station/slave, jenis mikrotik yang digunakan adalah 1 buah mikrotik RB951UI-2hnd dan 2 buah mikrotik RB941-2nD-TC. Ketiga mikrotik tersebut di bangun menjadi satu kesatuan network dengan SSID, frequency, serta channel yang sama yang disebut dengan Wireless Distribution System (WDS) sesuai protokol standar wireless IEEE 802.11 yang bekerja pada frekuensi 2.4 Ghz. Pada penelitian ini frekuensi yang digunakan adalah 2427 Mhz dengan lebar channel sebesar 20 Mhz. Penggunaan sistem WDS diupayakan untuk memperluas jaringan nirkabel serta mempermudah pengguna dalam mengakses internet. Berdasarkan penggunaanya sistem WDS bekerja dengan cara menginterferensikan ketiga jaringan tersebut menjadi satu kesatuan, agar koneksi internet pengguna ketika berpindah tempat tidak terputus. Kata Kunci : Access Point, Poin to Multipoint, Mikrotik, dan Wireless Distribution System (WDS). ABSTRACT This research will discuss about the design of access point network using a wireless distribution system (WDS) based on microtic that uses a point to multipoint method that aims to design and realize a microtic-based access point network with a WDS system in an effort to expand the coverage of network areas and to analyze Quality of Service (QoS) on the network consists of several parameters including, throughput, packet loss, and delay. Mikrotik is a tool that functions to change a PC (computer) into a router that controls or regulates data traffic between networks. In this study, using 3 microtics that function as master server and station / slave, the type of proxy used is 1 microtic RB951UI-2hnd and 2 microtic RB941-2nD-TC. The three microphones are built into a single network with the same SSID, frequency, and channel called the Wireless Distribution System (WDS) according to the IEEE 802.11 wireless standard protocol that works at 2.4 Ghz frequency. In this study the frequency used was 2427 Mhz with a channel width of 20 Mhz. The use of the WDS system is strived to expand wireless networks and facilitate users in accessing the internet. Based on its use the WDS system works by interfering all three networks into one unit, so that the user's internet connection when moving is uninterrupted. Keywords : Access Point, Poin to Multipoint, Microtic, dan Wireless Distribution System (WDS).
Simulasi Pengaruh Phase Noise pada Kinerja Sistem Komunikasi Nirkabel Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Ali Mustofa; Wahju Adi Priyono
Jurnal EECCIS (Electrics, Electronics, Communications, Controls, Informatics, Systems) Vol. 1 No. 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.793 KB) | DOI: 10.21776/jeeccis.v1i1.356

Abstract

Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) merupakan salah satu alternatif terbaik dalam mengurangi pengaruh lintas jamak pada komunikasi bergerak. OFDM mempunyai kelemahan, yaitu sensitivitas tinggi terhadap perubahan waktu pada kanal disebabkan efek Doppler, frekuensi offset carrier, dan phase noise. Penelitian ini menganalisis kinerja sistem OFDM terhadap phase noise dengan perbedaan jumlah subcarrier menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Hasil simulasi menunjukkan, dengan varians phase noise yang berbeda, phase noise dapat menyebabkan penurunan rasio sinyal terhadap noise (SNR) dan penurunan laju transmisi.
Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan Oktriza Melfazen; Harry Soekotjo Dachlan; Ali Mustofa
Jurnal EECCIS Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.662 KB)

Abstract

Takaran makan yang tepat, penting untuk menjaga kestabilan glukosa darah penderita diabetes mellitus (DM). Carbohydrate counting merupakan suatu cara perencanaan makan penderita DM dengan terapi insulin agar memperoleh jumlah asupan makan optimal sesuai kebutuhan. Untuk merealisasikan serving karbohidrat, takaran energi dan nutrisi makro yang optimal dalam makanan, dilakukan penelitian dengan menerapkan algoritma koloni lebah buatan.Penelitian secara eksperimental, mendesain dan merealisasikan sistem penentuan kadar asupan makanan optimal. Sistem dibuat menggunakan program Borland Delphi 7, dijalankan pada sistem operasi Windows. Data uji didapatkan dari konsultan gizi. Penilaian unjuk kerja sistem dalam menghasilkan nilai optimal serving karbohidrat dan takaran asupan energi dilakukan dengan uji verifikasi bersama ahli gizi.Dalam pengujian, masukan berupa data fisik dan menu makanan yang diinginkan, algoritma koloni lebah buatan dapat bekerja untuk menghasilkan serving karbohidrat dan kadar energi optimal. Proses optimasi serving karbohidrat terbaik didapatkan pada pengaturan parameter populasi 50, iterasi 40, siklus 1000, SPP 100, laju perubahan 0,6. Penggunaan algoritma ini untuk mendapatkan serving karbohidrat dan energi optimal mempunyai tingkat keberhasilan tinggi.Kata Kunci— Carbohydrate counting, Diabetes Mellitus, Serving karbohidrat, Optimasi Koloni Lebah Buatan.
Metode Pengurangan Spektral Tak Linier Untuk Estimasi Amplitudo Spektral Ali Mustofa
Jurnal EECCIS Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.683 KB)

Abstract

Estimasi amplitudo spektral membentuk dasar sistem pengembalian signal, seperti pengurangan derau wicara, dimana distorsi fasa dapat dihilangkan. Bentuk estimasi spektral amplitudo adalah pengurangan spektral.Metode ini adalah untuk pengembalian spektrum daya atau spektrum magnitudo dari sinyal yang diobservasi dalam derau tambahan melalui pengurangan dari estimasi spektrum derau rata-rata dari spektrum sinyal yang berderau.Spektrum yang berderau akan diestimasi dan diperbaharui dalam periode tersebut. Untuk pengembalian dari sinyal dengan domain waktu, estimasi dari spektrum magnitudo sesaat akan dikombinasikan dengan fasa dari sinyal yang berderau dan kemudian ditransformasikan melalui transformasi balik diskret Fourier menjadi domain waktu.Dalam penelitian ini akan membahas pengurangan spektral tak linier. Metode pengurangan spektral tak linier ini untuk mengurangi tingkat derau residu dengan cara dengan mengurangi derau karena terjadi pengurangan yang berlebih (atau over-estimasi dari spektrum derau). Dalam metode ini porsi derau yang dikurangi dari sinyal diatur secara adaptif sesuai dengan rasio sinyal terhadap derau atau signal to noise ratio (SNR). Pada metode ini dapat memberikan hasil yang dapat diperbaiki.Kata Kunci— amplitudo, fasa, fourier, SNR, spektral
HUBUNGAN PENAMBAHAN ELEMEN PERADIASI IDENTIK PADA ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH BINTANG TERHADAP GAIN, BANDWIDTH, DAN SPECIFIC ABSORPTION RATE PADA FREKUENSI 2.4 GHz Trystan Nurrahman; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 8 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam upaya meningkatkan gain, memperlebar bandwidth, dan mengurangi nilai sar, Makalah ini membahas bagaimana cara mengurangi kelemahan antena mikrostrip yang memiliki mendapatkan dan mempersempit bandwidth, sementara pada saat yang sama memecahkan masalah keamanan bagi pengguna mengenai tingkat penyerapan spesifik, beberapa antena array 1x2, dan 1x4 dirancang, untuk bandingkan hasilnya dengan antena 1x1 tunggal. Untuk menguji nilai sar, benda virtual adalah dirancang dan ditempatkan terpisah 4cm dari antena di aplikasi CST Studio Suite, Dari hasil simulasi didapatkan gain, sar, bandwidth, multiple antenna lebih baik dari antena tunggal, dimana hasil simulasi dari susunan antena 1x4 adalah 5.602dB untuk Penguatan, 0,633 W/Kg untuk SAR, dan 746 MHz untuk Bandwidth.Kata kunci : antena, antena mikrostrip, gain, bandwidth, sar.Abstract In an effort to increase gain, widen the bandwidth, and reduce the sar value, this paper discusses how to reduce the disadvantages of microstrip antennas, which have low gain and narrow bandwidth, while at the same time solving the safety problem for users regarding specific absorption rate, multiple antenna array 1x2, and 1x4 is designed, to compare the results to a single 1x1 antenna. For testing the sar value, the virtual body is designed and placed 4cm apart from the antenna in the CST Studio Suite application, the simulation results obtained, the gain, sar, bandwidth, of multiple antennas are better than the single antenna, where the simulation results from 1x4 antenna array are 5.602dB for Gain, 0.633 W/Kg for SAR, and 746 MHz for Bandwidth. Keywords : antenna, microstrip antenna, gain, bandwidth, sar.Abstract In an effort to increase gain, widen the bandwidth, and reduce the sar value, this paper discusses how to reduce the disadvantages of microstrip antennas, which have low gain and narrow bandwidth, while at the same time solving the safety problem for users regarding specific absorption rate, multiple antenna array 1x2, and 1x4 is designed, to compare the results to a single 1x1 antenna. For testing the sar value, the virtual body is designed and placed 4cm apart from the antenna in the CST Studio Suite application, the simulation results obtained, the gain, sar, bandwidth, of multiple antennas are better than the single antenna, where the simulation results from 1x4 antenna array are 5.602dB for Gain, 0.633 W/Kg for SAR, and 746 MHz for Bandwidth. Keywords:antenna, microstrip antenna, gain, bandwidth, sar.
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PATCH GABUNGAN PERSEGI UNTUK APLIKASI WiMAX Septriandi Wira Yoga; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.517 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang antena mikrostrip monopole patch gabungan persegi untuk aplikasi WiMAX. Antena mikrostrip monopole patch gabungan persegi ini dirancang dengan menggunakan feed line sebagai metode pencatuannya. Dimensi antena diperoleh melalui perhitungan dan optimasi serta dilakukan simulasi dengan menggunakan software HFSS AnsoftTM versi 11. Hasil simulasi antena mikrostrip monopole patch gabungan persegi menunjukan frekuensi kerja 2500 MHz dengan frekuensi aman untuk WiMAX yaitu 2500-2690 MHz, juga memiliki polarisasi lingkaran, jenis pola radiasi omnidireksional, dan nilai gain sebesar 4.3 dBi pada frekuensi 2500 MHZ. Bermacam variasi dalam dimensi dan slot pada antena mikrostrip ini dapat mempengaruhi nilai frekuensi kerja dan gain antena itu sendiri.Kata kunci --- WiMAX, Antena, Mikrostrip, Monopole, Slot, Patch Persegi.
EVALUASI KINERJA JARINGAN TRANSMISI SERAT OPTIK ANTAR BTS DI KOTA MATARAM Andang Buana Sutarja; Sigit Kusmaryanto; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract - This research is discuss about performance evaluation of optical fiber transmission network between Base Transceiver Station (BTS) in Mataram, evaluation is done by measuring optical fiber loss value using Optikal Time Domain Reflectometer (OTDR). The OTDR can show the condition of an optical fiber by displaying line graph and event table. From the line graph and event table it can be known the total loss value on a optical fiber line caused by the existence of connector, splicing, cable break and bending. The results of measurements with the OTDR are then compared with the results of theoretical calculations according to the standards of the International Telecommunication Union (ITU) to obtain conclusions. The evaluation was done in 4 different routes in Mataram and on each route were selected 3 samples of fiber optic cores randomly. Based on the results of the research, it is known that from 12 optical fiber cores in Mataram, there is only 1 line that meets the standard, 1 line has broken up and the remaining 10 lines have not met standard because the loss value in each line is still high. This is due to the installation and maintenance of the network that has not been maximized. Keywords : OTDR, serat optik, loss, ITU. Abstrak - Penelitian ini membahas tentang evaluasi kinerja jaringan transmisi serat optik antar Base Transceiver Station (BTS) di kota mataram, evaluasi dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai loss serat optik menggunakan Optikal Time Domain Reflectometer (OTDR), OTDR dapat menunjukkan kondisi dari suatu jalur serat optik dengan menampilkan grafik garis dan tabel event, dari grafik garis dan tabel event dapat diketahui nilai total loss pada suatu jalur yang disebabkan oleh adanya konektor, splicing, kabel putus dan bending. hasil pengukuran dengan OTDR ini selanjutnya dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori menurut standar dari International Telecommunication Union (ITU) untuk mendapatkan kesimpulan. Evaluasi dilakukan di 4 rute berbeda yang ada di kota mataram dan di setiap rute dipilih 3 sampel core serat optik secara acak. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 12 core serat optik sampel yang ada di kota mataram hanya ada 1 jalur yang memenuhi standar, 1 jalur putus dan 10 jalur sisanya belum memenuhi standart karena nilai loss di setiap jalur masih tinggi. Hal ini disebabkan oleh proses penginstalan dan pemeliharaan jaringan yang belum maksimal.   Kata Kunci : OTDR, serat optik, loss, ITU 
PENGARUH KAPASITAS KANAL TERHADAP PERFORMANSI INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) PADA WiMAX IEEE 802.16d Firman Adendro Sasotyo; Wahyu Adi Priyono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IPTV adalah teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol). IPTV sendiri merupakan teknologi yang menggabungkan televisi dan internet. IPTV merupakan sistem transmisi televisi digital menggunakan internet protocol (IP) yang melewati infrastruktur jaringan IP dengan pita lebar. Karena membutuhkan pita lebar salah satu teknologi yang bisa digunakan adalah teknologi WiMAX. WiMAX adalah teknologi transmisi informasi dengan kecepatan tinggi dan efisien. WiMAX dapat mentransmisikan data dengan kecepatan hingga 75 Mbps. Dalam praktiknya banyak sekali pengguna yang mengeluhkan tentang terputusnya koneksi atau keterbatasan sinyal yang ditangkap modem pelanggan. Salah satunya penyebabnya adalah terbatasnya ketersediaan kanal. WiMAX IEEE 802.16d menyediakan kanal yang cukup besar yaitu 0 sampai 40 Mbps. Kapasitas kanal adalah kemampuan kanal untuk mentransmisikan berapa banyak data yang dapat dikirim Besarnya kapasitas kanal akan mempengarui kualitas layanan. Pada penilitian ini akan membahas tentang performansi layanan IPTV terhadap pengaruh kapasitas kanal. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan Redline WiMAX AN-100U yang berada di Laboratorium Telekomunikasi Teknik Elektro Universitas Brawijaya. Parameter dari analisis performansi layanan IPTV yang akan dihitung dalam penelitian ini adalah parameter QoS yaitu delay, throughput dan packet loss. Dimana dihasilkan bahwa Berdasarkan hasil simulasi analisis delay menggunakan packet analyzer Wireshark didapatkan ketika kapasitas kanal semakin besar maka delay yang dihasilkan dari simulasi semakin kecil. Sedangkan pada analisis simulasi throughput didapatkan nilai semakin besar kapasitas kanal maka throughput semakin besar. Pada simulasi Packet loss semakin besar kapasitas kanal maka packet loss akan semakin kecil.   Kata Kunci – IPTV, Kapasitas Kanal, WIMAX IEEE 802.16d, Delay, Throughput, Packet Loss
Co-Authors Adhitama, Arif Putra Ahmad Fauzi Albar Rizka Bahar Alfi Zuhriya Khoirunnisa Alvin Yazlin Andang Buana Sutarja Andri Bangun Raharjo Anggia Rinanti Asmungi, Gaguk Bayu Rahmat Akbar Bravy Dwika Nanda Bravy Dwika Nanda D. Satria Pravira Daffa Ichsan Muhammad Dwi Satria Dimas Anggara Hadiutomo Dio Izqhaq Risky Sasongko Dwi Fadila Kurniawan Dyah Retno Palupi Dzikru Rohmatul Iza Ega Odiguna Defri Endah Budi Purnomowati Fahima Ulfi Tazkia Faizal Reza Fajar Pamungkas Fajar Pramana Fajrul Farooqi Farhan Abdilla Leksananda Fathan, Saiful Fathur Rahman Ferio Rachman Fikri Mentari Firman Adendro Sasotyo Goegoes Dwi Nusantoro Goegoes Dwi Nusantoro Guntur Eka Putro Habib Nurseha Anggradinata Hanif Ahimsa Harry Soekotjo Dachlan Inge Vestika Sari Keynan Haqie Kusmaryanto, Sigit Kusuma, Aditya Angga Labib Ammar Fadhali Lutvy Dwi Pertiwi M. Rendra Perdana Kusuma Djaka Mahendra, Farrel Satya Putra May Lia Khoironisa Merry Tri Nia Mohamad Fatah Amarudin Muhamad Zein Ali Idrus Muhammad Ali Mahdi Muhammad Antony Oktavianto Muhammad Aswin Muhammad Danny Ramadhan Wibisono Muhammad Fathan Romadhon Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fuad Ridhoni Muhammad Iqbal Tawakkal Dewanto Muhammad Yasir Tantana n/a Nurussa’adah Nawang Wulan Siti Nuridha Nia, Merry Tri Nugraha, Bagus Ardiaz Nugraha, Septian Adi Nusantoro, Goegoes Dwi Oktriza Melfazen Pramuda Akariusta Cahyan Primatar Kuswiradyo Priyono, Wahyu Adi R. Dwi Ismat Wicaksono Raden Arief Setyawan Raka Ekananda Rama Whidi Whiska Reno Satyogana Rizky Putra Santosa Rudy Yuwono Rudy Yuwono Rusli Ambarwati Rusmi Ambarwati Sari, Sapriesty Nainy Septriandi Wirayoga Sepvicho Prima Putra P. Talcha Krusbeek Orrilia Trystan Nurrahman Vipkas Al Hadid Firdaus Wahju Adi Priyono Wahyu Adi Priyono Yuwono, Rudy Zikrie Pramudia A.