Preparat awetan merupakan bentuk media pemeriksaan dan pembelajaran mikroskopis yang dapat digunakan secara berulang dengan waktu pemakaian yang lama. Kesulitan dalam pembuatan preparat awetan telur Soil Transmitted Helminths (STH) menyebabkan terbatasnya pengadaan preparat awetan. Preparat awetan yang dibuat menggunakan metode wet mount tidak bertahan lama karena dapat mengering dalam waktu yang singkat yaitu kurang dari satu bulan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan fiksasi gliserol terhadap ketahanan preparat awetan telur STH selama 12 minggu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 4 perlakuan dan 6 pengulangan, dengan total sampel sebanyak 27. Sampel yang digunakan adalah suspensi sampel feses positif STH. Analisis data yang digunakan adalah Kruskal Wallis dan Man Whitney U. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara preparat tanpa gliserol dan dengan gliserol 30%, 50%, dan 70% (p = 0.002). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara preparat tanpa gliserol dan dengan gliserol 30%, 50%, dan 70% (p = 0.002) dan didapatkan hasil pada konsentrasi gliserol 50% lebih optimal dalam mempertahankan preparat hingga bulan ketiga.