Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PERAN BIDAN MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER DALAM PELAYANAN KB PADA PUS DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN DIY Wulandari, Amri
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 9 No 3 (2020): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v9i3.542

Abstract

Background: The number of male FP is only 1.81% (Kemenkes RI, 2014). Lacking public knowledge, awareness and concern for gender equality and justice, men are required to increase their participation in reproductive health and family planning. Objectives: The purpose of this study was to determine the role of midwives, inhibiting factors, how to overcome obstacles in realizing gender equality related to family planning services. Methods: Qualitative descriptive, sociological juridical approach, primary data types and secondary data, with qualitative analysis. Respondents 6 midwives PMB, 4 KB acceptors, accidental sampling. Results: In PMK No 1464, midwives play a role in providing counseling and counseling to married couples that not only women are required to use family planning but men need to use family planning. Good counseling and outreach to couples of childbearing age to provide an understanding of gender equality and contraceptive methods are expected to provide better results than without treatment. Conclusion:Based on the result of this research which had done showed that overcome obstacles must involve various sectors in realizing gender equality increasing access to health services, increasing promotion and counseling to increase knowledge and awareness of gender equality and justice issues.
Studi Komparasi Teknik Marmet Dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Primipara Di Rumah Sakit Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Benny Karuniawati; Erma Nur Fauziandari; Amri Wulandari
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 2 No 2 (2014): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.698 KB) | DOI: 10.36577/jkkh.v2i2.44

Abstract

Exclusive breastfeeding is an important but challenging program as it’s associated with varied social issues among Indonesian people. In 2012, only 48% of mothers in Special Distric of Yogyakarta participated in exclusive breastfeeding program showing a decrease compared to previous year achievement. This may be caused by several factors including, baby’s difficulty in sucking the milk, severe nipple pain preventing the mothers to breast feed their babies, and low breast milk production among post partum primipara mothers. Several techniques have been introduced to increase breast milk production including Marmet technique and oxytocin massage, which are shown to be effective among post section caesario mothers. This study aimed to observe the efficiency of the Marmet technique and oxytocin massage among post partum primipara per vagina mothers. A number of 29 participants were grouped into Marmet technique threatment (ten participants), oxytocin massage threatment (ten participants), and control group with no threatment (nine participants). Post test only with non equivalent control group were used in this study to indirectly estimate breast milk production by measuring the newborn babies’ weight at their first week age. Baby’s weight decrease that is less than 10% indicated sufficient breast milk production. The measurement was performed only once at post threatment period. The results shown that 90.9% mothers in the first group (oxytocin massage treatment) have sufficient breast milk production, 100% mothers in the second group (Marmet technique) have sufficient breast milk production, and only 25% mothers in the control group have sufficient breast milk production. Statictical analysis shown no difference (p = 0.496) between Marmet technique and oxytocin massage.
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN TERHADAP KASUS KOMPLIKASI/KEGAGALAN DALAM PEMASANGAN IUD OLEH BIDAN DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA Amri Wulandari
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.71 KB) | DOI: 10.36577/jkkh.v6i2.276

Abstract

Angka kegagalan nasional alat kontrasepsi IUD adalah 0,8 per 100 akseptor,artinya 1 dari 100 akseptor mengalami kegagalan saat menggunakan IUD.Kesehatan reproduksi perempuan merupakan hak asasi manusia bagi setiapperempuan, petugas kesehatan dalam memberikan Pelayanan (health care) harusmemperhatikan persetujuan tindakan medis (informed consent), serta dalam halmemberikan informasi kepada pasien perihal diagnosa, terapi dengan berbagaialternatif, tentang cara kerja, perasaan sakit, kemungkinan penyembuhan,keuntungan dan kerugian terapi, informasi complicatie frequenti, informasi tentangefek langsung atau tidak langsung setelah adanya tindakan.Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahuiperlindungan hukum bagi pasien terhadap kasus Komplikasi/kegagalan dalampemasangan IUD. Metode penelitian Yuridis Sosiologis, dengan spesifikasipenelitian deskriptif analitik. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala BagianKesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kepala Cabang IBI KotaYogyakarta, Bidan, Pasien. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah upaya untukmengurangi risiko komplikasi atau kegagalan dalam pemasangan IUD adalahdengan mengikuti pelatihan CTU atau pasang cabut IUD Implant, peningkatanpengetahuan melalui seminar-seminar, adanya supervisi vasilitatif dari Puskesmaske Bidan Praktik Mandiri, dengan Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi IkatanBidan Indonesia, kemudian diadakannya Audit Pelayanan Medik KeluargaBerencana jika terdapat kasus kegagalan. Perlindungan hukum bagi pasien terhadapkasus kegagalan pemasangan IUD, secara prinsip akibat dari pelaku perbuatanmelawan hukum baik disengaja maupun tidak disengaja, wajib menggantikankerugian (moril maupun materiil) terhadap pihak-pihak yang dirugikan, dilaporkanke Puskesmas setempat dan dilaporkan ke BKKBN untuk diberikan penjelasan danganti rugi terhadap kegagalan yang terjadi.
Hubungan Berat Badan Bayi Lahir Dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Wilayah Kabupaten Sleman Murti Krismiyati; Amri Wulandari
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Ruptur perineum merupakan robekan yang terjadi sewaktu persalinan dan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan dan berat badan bayi baru lahir. Pada saat ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak. Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan bayi baru lahir, umur ibu dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasar kriteria inklusi dan ekslusi. Pengujian hipotesis yang telah diajukan adalah Paired T-Test. Responden sejumlah 199 orang. Kesimpulan dalam penelitian ini Bayi yang dilahirkan sebagian besar dengan berat badan bayi baru lahir cukup (2500-4000 gram) sebanyak 94 % dan paling sedikit berat badan bayi baru lahir besar (> 4000 gram), yaitu sebanyak 0,5 %. Dan sebagian besar responden berusia 20-35 tahun (82,4 %), serta mayoritas dengan luka perineum rupture derajat 2 (85,9%). Hasil uji paired Samples 0,001 < 0,005 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perineum. Hasil uji statistik menunjukkan juga memperkuat adanya hubungan antara umur ibu dengan kasus ruptur perineum pada persalinan normal. Hasil uji paired Samples 0,000 < 0,005 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan ruptur perineum.
UPAYA DETEKSI DINI CA SERVIKS OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI SEBAGAI PERWUJUDAN HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM DAN HAM Amri Wulandari
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ca Serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara. Di seluruh dunia dialami oleh 1,4 juta wanita. Data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui terdapat 493.243 jiwa per-tahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak 273.505 jiwa per-tahun. Mayoritas perempuan yang telah terdiagnosa kanker serviks sebelumnya tidak melakukan deteksi dini (skrining) atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan adanya hasil abnormal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) pasien dan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam perwujudan hak reproduksi. Penelitian ini merupakan deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis sosiologis, jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder, dengan analisis kualitatif. Pemenuhan HAM pasien dalam pelaksanaan deteksi dini Ca serviks oleh bidan praktik mandiri belum tercapai dengan maksimal. Sedangkan pelaksanaan deteksi dini kanker serviks oleh bidan praktik mandiri sebagai perwujudan hak kesehatan reproduksi perempuan ditinjau dari aspek hukum dan Hak Asasi Manusia belum terselenggara dengan baik meskipun sudah menjadi program rutin pelayanan di tempat praktik. Faktor penghambatnya belum adanya Peraturan Pemerintah daerah tentang IVA, sedikitnya jumlah tenaga kesehatan yang terlatih, masih minimnya sosialisasi kepada masyarakat, kesadaran masyarakat yang kurang untuk melakukan deteksi dini Ca Serviks, serta faktor ekonomi masyarakat. Faktor pendukung adanya komitmen bidan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pemeriksaan IVA mengingat dampak dan resiko tidak melakukan deteksi dini Ca Serviks cukup berbahaya. Kata Kunci : Deteksi dini Ca Serviks, Hak Reproduksi Perempuan, Hukum dan Hak Asasi Manusia
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SCREENING PENYAKIT GOUT DENGAN PEMERIKSAAN ASAM URAT PADA LANSIA DI DESA MAJASEM YOGYAKARTA Berlina putrianti; Amri Wulandari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH) Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.687 KB)

Abstract

Latar Belakang :Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme purin di dalam tubuh. Dimana akan terjadi peningkatan produksi asam urat dan penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga menyebabkan penumpukan kadar asam urat di sendi dan saluran ginjal. Gout adalah hasil dari metabolisme tubuh oleh salah satu protein (purin) dalam ginjal. Dalam hal ini, ginjal berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni (urin).Tujuan: Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Gout dalam kegiatan penyuluhan dan screening penyakit Gout dengan pemeriksaan Asam Urat.Metode : Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan pemeriksaan asam urat.Hasil: Hasil dari pemeriksaan asam urat pada lansia yaitu Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lansia di Desa Majasem memiliki kadar asam urat normal yaitu sebesar 72,32% sedangkan sebagian kecil memiliki kadar asam urat tinggi yaitu sebanyak 27,68%
PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK TANAMAN SAYUR DAN BUAH SEBAGAI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Benny Karuniawati; Erma Nur Fauziandari; Amri Wulandari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH) Vol 1 No 2 (2019): JUrnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.595 KB)

Abstract

Latar belakang: Upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit memiliki karakteristik yangberbeda dengan upaya kuratif, karena manfaatnya tidak didapatkan dalam waktu dekat. Promosikesehatan dan pencegahan penyakit merupakan investasi utama untuk mengurangi beban negaradalam membiayai layanan kesehatan bagi masyarakat. Pencegahan penyakit dan promosikesehatan merupakan upaya esensial di saat masih tingginya kejadian penyakit menular jugadiiringi dengan semakin meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Banyak studi yangmenemukan bahwa upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang bersifat top-downdari pemerintah, kurang efektif bila dibandingkan dengan program yang berbasis. Oleh sebabitu, untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang baru dicanangkanoleh pemerintah, perlu dilakukan mobilisasi masyarakat dalam membiasakan hidup sehat sesuaidengan tujuan program GERMAS. Program pengabdian masyarakat ini merupakan salah satudari fungsi tri darma perguruan tinggi yang harus dilaksanakan oleh seorang dosen. Program inimerupakan suatu proses dan dalam bentuk kegiatan profesional terhadap program pembangunanyang berwawasan kesehatan sesuai dengan paradigma sehat dengan cara partisipasi dalammenggerakkan seluruh komponen secara proporsional dalam suatu kerja nyata sebagai bentukpengabdian pada masyarakat dari para dosen. Tujuan: Mengajak masyarakat sadar Gizi danmenerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Metode: kegiatan ini dilakukandidusun Gedongan pada ibu-ibu Pasangan usia subur (PUS) sebanyak 25 orang. Kegiatandilakukan selama 2 bulan yang diawali dgn pemeriksaan kesehatan, dilanjutkan denganpenyuluhan gizi, PHBS, pemanfaatan pekarangan dengan menanam sayur dan buah, diakhiridengan lomba menyusun menu sehat. Hasil : adanya peningkatan pengetahuan peserta yangdapat ditunjukkan dengan kemampuan menyusun menu sehat keluarga, menurunnya jumlahangka hipertensi (dari 38% menjadi 19%), adanya pemanfaatan pekarangan rumah denganpenanaman sayur dan buah di rumah masing-masing PUSKesimpulan: peningkatan pengetahuan tentang GERMAS yang dapat dilihat dari peningkatanstatus kesehatan, menurunnya angka hipertensi, adanya pemanfaatan pekarangan untuk tanamansayur dan buah.
USAHA PENINGKATAN KESEHATAN REMAJA MELALUI PEMBENTUKAN POSBINDU REMAJA DI DUSUN CANDISINGO KELURAHAN MADUREJO PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA Amri Wulandari; Murti Krismiyati; Berlina Putrianti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riskesdas tahun 2018 menunjukkan terjadi peningkatan pada indikator PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019: tekanan darah tinggi usia 18 tahun keatas meningkat 25,8% menjadi 34,1%; obesitas 18 tahun ke atas meningkat 14,8 % menjadi 21,8%; merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat 7,2%. menjadi 9,1%. Pendeteksian dini untuk penyakit tidak menular (PTM) perlu dilakukan mulai dari usia remaja. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah remaja di Dusun Candisingo, Madurejo. Metode yang digunakan dengan metode ceramah, tanya jawab tentang sosialisasi posbindu penyakit tidak Menular (PTM) dan simulasi kegiatan Posbindu PTM. Pertemuan pertama koordinasi, Kedua sosialisasi tentang posbindu, ketiga pelatihan kader remaja dan keempat peresmian serta pemeriksaan, didapatkan hasil dari 36 remaja bahwa 4 remaja (11,11%) merokok, 15 remaja (41,67%) kurang aktifitas fisik, 30 remaja (83,33%) kurang sayur dan buah 36 remaja (100%) tidak mengkonsumsi alkohol, 2 remaja (5,56%) mengalami stress, berat badan kurang IMT < 18,5yaitu 7 (19,4%), dan obesitas I IMT 25-29,9 yaitu 2 orang (5,56%). Remaja perempuan lingkar perut normal dan laki-laki lingkar perut ≥ 90 yaitu 1 orang (6,67%). Prehipertensi 8 orang (22,22%), Hipertensi derajat 1 yaitu 1 orang (2,78%), 36 orang (100%) kadar gula darah normal. Evaluasi beberapa kali kegiatan bahwa remaja, kader dan pihak puskesmas merasa senang, antusias dengan adanya kegiatan posbindu remaja, bersedia mengikuti secara aktif setiap bulannya dengan tujuan melakukan deteksi dini dan kesadaran pada kesehatan individu maupun masyarakat.
PEMBERIAN SEMBAKO DAN PROMOSI KESEHATAN PADA WARGA TERDAMPAK COVID-19 DI DUSUN CENGKEHAN DESA WUKIRSARI KABUPATEN BANTUL Benny Karuniawati; Erma Nur Fauziandari; Berlina Putrianti; Amri Wulandari; Murti Krismiyati; Siti Mahmudah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Karya Husada (JPMKH)
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Cara penularan COVID-19 ialah melalui kontak dengan droplet saluran napas penderita. Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berstatus siaga Cocid-19. Pandemic Covid-19 ini yang setiap harinya pasien terus bertambah, maka besar sekali dampak Covid-19 kepada perekonomian masyarakat. Tujuan Kegiatan ini adalah Meningkatkan pengetahuan, tentang pencegahan COVID-19 dan Tersalurkannya bantuan sembako bagi masyarakat terdapak COVID-19. Dengan metode Pendidikan kesehatan tentang pencegahan COVID- 19 dan perilaku PHBS serta pembagian sembako. Sasaran warga masyarakat Dusun Cengkehan sejumlah 100 peserta. Setelah mengikuti pendidikan kesehatan dan pembagian sembako, peserta mengetahui tentang cara mencegah COVID-19 dan PHBS serta mendapatkan bantuan pangan berupa sembako. Evaluasi dari kegiatan bahwa Hasil kegiatan seluruh peserta hadir sebanyak 100 orang, akan tetapi masih banyak yang belum menerapkan PHBS yaitu tidak menggunakan masker pada saat mengikuti kegiatan.
PERAN BIDAN MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER DALAM PELAYANAN KB PADA PUS DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN DIY Amri Wulandari
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 9 No 3 (2020): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v9i3.542

Abstract

Background: The number of male FP is only 1.81% (Kemenkes RI, 2014). Lacking public knowledge, awareness and concern for gender equality and justice, men are required to increase their participation in reproductive health and family planning. Objectives: The purpose of this study was to determine the role of midwives, inhibiting factors, how to overcome obstacles in realizing gender equality related to family planning services. Methods: Qualitative descriptive, sociological juridical approach, primary data types and secondary data, with qualitative analysis. Respondents 6 midwives PMB, 4 KB acceptors, accidental sampling. Results: In PMK No 1464, midwives play a role in providing counseling and counseling to married couples that not only women are required to use family planning but men need to use family planning. Good counseling and outreach to couples of childbearing age to provide an understanding of gender equality and contraceptive methods are expected to provide better results than without treatment. Conclusion:Based on the result of this research which had done showed that overcome obstacles must involve various sectors in realizing gender equality increasing access to health services, increasing promotion and counseling to increase knowledge and awareness of gender equality and justice issues.