Permasalahan dismenore pada remaja putri di usia sekolah dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita dismenore di dunia sangat tinggi, lebih dari 50% rata-rata wanita di setiap negara menderita dismenore. Prevalensi dismenore di Indonesia mencapai 60-70% dengan angka kejadian dismenore di Jawa Barat sekitar 54,9% dan di Kabupaten Bogor 53,3% siswi terganggu aktivitas belajarnya akibat dismenore. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore. Metode penelitian menggunakan quasi – eksperimen dengan rancangan two group pre test – post test design. Pemberian intervensi non farmakologi kompres hangat dilakukan dengan botol kaca berisi air panas dengan suhu 45 °C. Populasi dalam penelitian ini yaitu 54 siswi dengan jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 8 responden tiap kelompok, teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan secara univariat yaitu dengan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk dan bivariat dengan uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompres hangat sebelum dan setelah pemberian intervensi 15 menit dan 20 menit didapatkan nilai p-value (0,010 < 0,05) dengan rata-rata penurunan intensitas nyeri pada intervensi 15 menit yaitu 1,5 sedangkan rata-rata penurunan intensitas nyeri intervensi 20 menit yaitu 1,88. Pemberian kompres hangat dapat menurunkan intensitas dismenore terutama kompres hangat yang diberikan selama 20 menit. Diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan tempat dan alat kompres hangat sebagai upaya penanganan dan penurunan nyeri pada siswi dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan.